
03/10/2025
INFO PM: Siap-Siap Gagal Mengajar Pembelajaran Mendalam Jika Tidak Menerapkan Lima Strategi BAGUS (Bagian 1)
Pembelajaran mendalam (deep learning) adalah tujuan utama dari pendidikan abad 21. Bukan hanya sekadar murid menghafal materi, tetapi bagaimana mereka mampu memahami, mengaitkan, serta mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Namun, sayangnya, banyak guru masih terjebak pada metode mengajar konvensional yang berfokus pada capaian akademik semata. Akibatnya, siswa gagal mencapai pembelajaran yang bermakna.
JPPI melalui Program Merdeka Belajar (PM) menekankan pentingnya strategi yang tepat untuk menciptakan pembelajaran mendalam. Salah satu pendekatan yang diperkenalkan adalah lima strategi BAGUS. Jika strategi ini tidak diterapkan, guru berisiko gagal membawa murid ke arah pembelajaran yang sesungguhnya.
Apa itu Strategi BAGUS?
Strategi BAGUS merupakan akronim yang merangkum lima pilar penting agar pembelajaran mendalam bisa terwujud. Pada Bagian 1 ini, kita akan membahas tiga strategi pertama, yaitu:
1. B – Bangun Rasa Ingin Tahu
Pembelajaran mendalam lahir dari rasa ingin tahu. Guru perlu memantik pertanyaan kritis siswa melalui masalah kontekstual, fenomena sehari-hari, atau isu aktual. Ketika siswa terdorong untuk bertanya, mereka akan lebih terlibat aktif dalam proses belajar.
Contoh: Guru IPA memulai pelajaran dengan pertanyaan, “Mengapa es bisa mencair lebih cepat di luar ruangan daripada di dalam kulkas?”
2. A – Aktifkan Kolaborasi
Belajar tidak bisa hanya berjalan satu arah. Siswa perlu berkolaborasi untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, dan menyelesaikan masalah bersama. Dengan kolaborasi, mereka mengembangkan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, sekaligus empati.
Contoh: Guru Bahasa Indonesia membagi siswa ke dalam kelompok kecil untuk membuat naskah drama lalu memainkannya di kelas.
3. G – Gunakan Sumber Belajar Kaya
Guru perlu memanfaatkan sumber belajar yang beragam: buku, internet, eksperimen, hingga narasumber langsung. Sumber belajar yang kaya akan memperluas wawasan siswa dan membantu mereka melihat satu konsep dari banyak sudut pandang.
Contoh: Guru Sejarah mengajak siswa membandingkan peristiwa sejarah dari buku teks, artikel daring, dan wawancara dengan pelaku sejarah lokal.
---
Penutup (Bagian 1)
Tiga strategi BAGUS di atas menjadi fondasi agar pembelajaran mendalam tidak berhenti sebagai jargon. Dengan membangun rasa ingin tahu, mengaktifkan kolaborasi, serta memperkaya sumber belajar, guru telah membuka pintu menuju pembelajaran bermakna.
Pada Bagian 2, kita akan melanjutkan pembahasan dengan dua strategi terakhir, yakni U dan S, yang menjadi kunci keberlanjutan pembelajaran mendalam.