
13/05/2022
Masalahnya, dia sangat tidak percaya diri dengan konsonan “R” yang “bagi-nya” tidak se “R” ucapan orang lain alias “cidal”. Cidal yang dia alami sebenarnya tidak begitu mengherankan, sebab rata-rata orang melayu Komering, yang saya tahu, memiliki pengucapan “R” yang unik.
“Ngulor” atau istilah suara “R” yang disembunyikan ke tenggorokan bagian dalam. Jadi terkesan cidal. Rupanya hal ini menjadi “luka batin” yang disembunyikan suami sejak kecil. Dia akan menghindari acara seremonial yang itu bisa mengekspose “cidal” yang dia punya.
Bagi dia, hal itu sangat memalukan dan tidak ingin dia ekspose dalam kesempatan apapun. Paranoidismenya yang berlebihan itu justru membawanya dalam moment-moment yang ingin ia hindari. Berkali-kali dia selalu menghadapinya dengan gusar, membenci si “R” yang baginya tak pernah mau berkompromi.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Ini tulisan seorang istri yang alumni Nurul Huda tentang perjuangan suaminya yang juga alumni Nurul Huda. Ade Irma Styowati dan Oky Riski. Keduanya adalah alumni Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda. Ade, sang istri, juga lulusan SMK Nurul Huda.
Sesungguhnya, ini tentang perjuangan mereka berdua sesama alumni Nurul Huda dengan perannya masing-masing sebagai istri dan suami untuk saling berbagi dan berkolaborasi agar dapat lebih tunai dalam pengabdian melayani masyarakat dan lingkungan. Semoga menjadi inspirasi bagi alumni maupun yang lain. Salam barkah... 🌷
~~~~~~~~~~~~~~~~~
http://pontrennurulhudaokut.or.id/tentang-berdamai-dengan-diri-sendiri/
Spread the loveOleh: Ade Irma Styowati* Sejak pagi kemarin, suami galau berat karena dapat tantangan dari dinas untuk menjadi pemimpin upacara Hardiknas Disdikbud Kabupaten. Saya tau, dia sangat menyukai kesiap siagaan, hal-hal yang berbau militer, dan segala hal soal keteraturan. Sejak kecil kata i...