
05/06/2025
Mereka sering bilang kalau kelemahan saya adalah terlalu apa adanya dalam mengatakan sesuau. Saya perlu memperhalus cara penyampaian ide atau saran agar terdengar enak di telinga.
Saya sering bertanya dalam hati: Apakah menyampaikan sesuatu dengan jelas dan tegas itu sebuah "kelemahan"?
Akhirnya selama ini saya percaya bahwa itu adalah kelemahan terbesar saya dalam bekerja. Khusus dalam bekerja ya, bukan dalam aspek lain.
Oleh karenanya, jika mengisi form pendaftaran beasiswa atau melamar pekerjaan, saya akan menuliskan itu kelemahan saya.
Namun, dalam wawancara minggu ini utk lamar studi, pewawancara menjelaskan kalau itu bukan kelemahan.
Sikap tegas dan jelas diperlukan dlm konteks tertentu, apalagi jika itu dlm pekerjaan yg berhubungan dg hal teknis & administratif. Ada hal yg harus dikatakan apa adanya.
Pewawancara juga blg kalau saya berasal dari Kupang shgga itu wajar. Berbicara dgn suara keras, intonasi tinggi, dan ritme cepat adalah ciri khas komunikasi budaya setempat. Itu bukan kelemahan.
Dari situ saya mulai teringat beberapa proses wawancara di tempat lain sebelumnya, yg juga menyatakan bahwa sikap itu wajar dan justru perlu dimiliki dlm dunia pekerjaan.
Sampai sini saya mulai berpikir, "wah kemungkinan aku akan tidak lulus karena salah menganalisis kelemahanku sendiri".
Apapun itu, utk kalian yg pernah klaim itu kelemahan, saya mau bilang kalau "Kau kurang bergaul".
Kau perlu perbanyak liburan ke wilayah Timur Indonesia. Jangan bermainnya di seputaran Jakarta / Pulau Jawa aja. Menabunglah utk jalan2 pas liburan kali ini.
Jangan sok-sokan bilang kau ini berwawasan, cinta bangsa dan negara, kalau kau kira semua wilayah harus berkomunikasi seperti orang Solo 🤣
Dan terpenting...
Perasaan kamu, kesehatan mental kamu, itu urusan & tanggung jawab kamu. Sorry saya tidak urus sampai situ. Kerja kok bawa-bawa perasaan. Kau kira kita keluarga? Kerja ya kerja, selesaikan, terima, & pulang. Dasar lemah!
Sekian unek-unek hari ini 😆