14/09/2025
Dua tahun yang lalu, seorang pemuda bernama Rahmat (nama samaran) memulai perjalanan hidup yang penuh ujian. Berbekal ponsel sederhana dan jaringan internet seadanya, ia mulai membuat konten YouTube dan Facebook berisi video dakwah singkat. Pesannya sederhana: mengajak anak muda untuk lebih dekat kepada Allah SWT dan menjauhi hal-hal yang merugikan diri sendiri.
Awal perjuangan Rahmat sangat berat. Selama berbulan-bulan, videonya hanya ditonton segelintir orang. Penghasilannya dari media sosial pun sangat kecil — hanya beberapa ribu rupiah per minggu tetapi Rahmat memilih istiqamah, yakin bahwa setiap langkah kebaikan pasti akan berbuah hasil.
Ia terus belajar dan berbenah: memperbaiki kualitas konten, mempelajari teknik editing, memahami algoritma media sosial, dan menyampaikan dakwah dengan bahasa yang hangat dan mudah dipahami. Setelah hampir setahun penuh berjuang, salah satu videonya berjudul “Jangan Takut Memulai Perubahan Hidup” viral. Dalam hitungan hari, jumlah penontonnya melonjak drastis, dan penghasilannya ikut meningkat.
Yang awalnya hanya beberapa ribu rupiah, perlahan naik menjadi ratusan ribu, hingga akhirnya mencapai Rp2 juta per hari. Rahmat terharu — bukan hanya karena rezeki yang ia dapatkan, tetapi juga karena semakin banyak orang yang merasakan manfaat dari dakwahnya.
Alih-alih menghabiskan uang untuk bersenang-senang, Rahmat memilih menabung dan berinvestasi. Dengan tekad yang kuat, ia memutuskan untuk membangun usaha percetakan batako di desanya. Dari hasil dakwah digitalnya, ia membeli cetakan, mesin pengaduk, dan bahan baku. Usaha ini berkembang pesat, bahkan mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi pemuda desa yang sebelumnya menganggur.
Kini, dua tahun sejak ia memulai langkah kecilnya, Rahmat dikenal sebagai pendakwah muda yang menginspirasi sekaligus pengusaha sukses. Dari video dakwah yang ia unggah di media sosial, lahir sebuah usaha nyata yang menggerakkan perekonomian desa.
Rahmat membuktikan bahwa rezeki yang berkah dari Allah SWT akan datang kepada mereka yang ikhlas berjuang, dan bahwa mimpi bisa dibangun seperti batako — satu demi satu, dengan keyakinan, kesabaran, dan kerja keras