Adel Wita

Adel Wita KOINSLOTS situs taruhan online uang asli Terbaik & Terpercaya dan pilihan game yang sangat lengkap !!

06/12/2024

Pagi itu matahari memancarkan sinar di ufuk timur. Embun menyelimuti dedaunan yang merasakan dinginnya hujan saat fajar tadi. Terang membawa hari baru ke perumahan Nikmat Dunia. Perumahan itu tidaklah mewah bukan juga kumuh. Para penghuni setianya menyematkan Nikmat Dunia sebagai kawasan lama yang ramah kepada satu dan lainnya. Para tetangga saling kenal dan gemar menyapa. Obrolan santai dan basa-basi sering menjadi penghias hari mereka. Hal sederhana itu menjadi perekat hubungan diantara mereka. Setiap isu yang muncul di lingkungan itu selalu diselesaikan bersama dengan ringan tangan. Saking eratnya hubungan mereka, menghormati antar warga menjadi satu hal yang sangat dijaga. Mereka bahkan menyimpan segala rahasia bejat yang dianggap aib oleh orang luar dan sering melayani penduduknya.

Kesepakatan mereka adalah segala masalah yang terjadi dalam daerah Nikmat Dunia menjadi urusan mereka, bukan orang luar. Mereka yang paling tahu apa yang terbaik untuk mereka sendiri. Hal itu membuat perumahan Nikmat Dunia sangat tertutup dalam hal apapun kepada orang diluar sana. Kerap kali hal ini membuat orang luar yang sudah tahu kebiasaan menutup diri mereka menjadi tidak ingin ikut campur apapun yang terjadi didalamnya. Bahkan untuk tinggal atau memiliki hunian disini bukan diutamakan dalam bentuk uang atau materi lainnya melainkan kesamaan nilai yang dipegang. Kekompakan inilah yang bahkan membuat penjahat tidak berani memasuki perumahan Nikmat Dunia. Mereka tahu semuanya dan mereka selesaikan dengan caranya sendiri.

Untungnya, pasangan baru seperti Haryo dan Yulia bisa diterima oleh mereka. Selain faktor Haryo yang memang keluarga dari ketua perkumpulan lingkungan perumahan dan kepala RT disana, mereka berdua memang memiliki visi dan misi yang sama untuk menjaga lingkungan perumahan mereka agar tetap sama. Mereka percaya dengan nilai-nilai pelayanan yang ada disini. Mereka yakin dengan memegang teguh dan percaya untuk terus melaksanakannya tanpa beban apapun. Terlebih, karena mereka juga menikmatinya.

Sejuknya udara pagi membuat Yulia semakin merasa kesepian. Kepergian Haryo dalam rangka perjalanan dinasnya meninggalkan sendu dalam hatinya. Keinginan untuk memanjakan suaminya dan menyambut kepulangannya di sore hari tidak dapat dirasakannya selama seminggu penuh. Hari pertama ini menjadi awal dirinya hanya tinggal berdua dengan anaknya yang masih berumur tiga bulan itu.

Haryo tentu tidak membiarkan isteri dan anaknya tidak terurus. Ia sudah menitipkan pesan pada saudaranya Kusno untuk menjaga dan membantu memenuhi kebutuhan mereka selama dirinya tidak ada. Keluarga adalah orang terbaik. Itu yang menjadi dasar kepercayaan Haryo kepada Kusno untuk urusan ini. Kusno pun tidak menolak dan bersedia. Tentu saja karena saling melayani adalah nilai utama di lingkungan ini.

Di tengah kesunyian pagi, pintu pagar rumah Yulia terdengar diketuk oleh seseorang. Perhatian Yulia yang sedang menyiapkan botol ASI yang penuh dengan susu segar yang baru ia p***a sebelumnya, menjadi tersita oleh suara itu. Yulia dengan sigap memberikan botol tersebut untuk anaknya. Setelah itu, dengan segera ia menuju pintu depan dan membukanya.

Ia melihat Kusno melambaikan tangan, memberikan tanda agar diberikan izin masuk ke dalam rumahnya. Yulia segera membuka pintu pagar rumahnya dan menyambut Kusno.

“Eh Mas Kusno, maaf tadi lagi nyiapin susu buat Evan” Yulia membuka pintu pagar dan mempersilakan Kusno untuk masuk.

“Ngga apa-apa Yul. Aku yang minta maaf jadi gangguin kamu.” Kusno sedikit kaget dengan Yulia yang keluar rumah hanya menggunakan lingerie seksinya.

Mereka berdua masuk sampai ke ruang tamu. Kusno datang dengan membawa amplop dokumen.

“Mas Kusno mau minum apa?”

“Eh ngga usah repot Yul, cuma mau ngecek kamu dan Evan aja. Sama mau kasih selebaran dari Kelurahan tentang kebersihan lingkungan.” Kusno duduk di salah satu kursi sofa yang ada di ruang tamu itu.

“Ngga repot kok, Mas. Teh atau Kopi?” Yulia kembali bertanya pada Kusno.

Tiba-tiba terdengar tangisan bayi dari arah kamar Yulia. Yulia dengan segera mengecek Evan yang ada di kamarnya.

“Bentar ya, Mas. Aku liat Evan dulu.” Yulia pergi setelah berpamitan pada Kusno.

Kusno dengan santai membuka amplop yang ia bawa dan mengeluarkan isinya. Ia letakan kertas selebaran tersebut diatas amplop yang kemudian ditaruhnya di meja.

Lama berselang lima belas menit kemudian, Yulia kembali ke ruang tamu.

“Gimana, Mas?” Yulia duduk disebelah Kusno.

“Ini Cuma mau kasih ini aja. Kamu sama Evan gimana? Aman-aman aja kan? Ntar kalau ada apa-apa ngga enak aku sama Haryo. Hahaha…” Kusno menunjuk selebaran yang ia bawa dan tertawa ringan mencoba membuat rileks Yulia.

“Iya Mas, aku sendirian nih, ngga ada Mas Haryo. Sedih rasanya. Untung ada Mas Kusno yang bisa aku mintain bantuan.”

“Emang apa yang perlu dibantu?”

“Apa ya?” Yulia dengan polos kebingungan mencari hal yang ingin

Kusno sedari tadi sudah memandangi Yulia yang masih dengan pakaian dalamnya. Ia bisa melihat dengan jelas lekukan tubuh Yulia yang mengundang nafsu para pejantan yang meliriknya. Mata Kusno mulai memindai leher Yulia, turun ke bagian payudaranya yang membusung dengan kencang, menuju ke bagian perutnya yang langsing dan pinggulnya yang cukup besar sehingga membuat pantatnya terlihat montok.

“Ih, Mas Kusno, liatin apa hayo?” Yulia menyergap gelagat Kusno yang membuyarkan tatapan Kusno dengan segera.

“Eh, ngga Yul kamu cantik banget sih. Padahal masih pagi kayak gini, baru bangun tidur ya?” Kusno berusaha mengalihkan pembicaraan dengan lidah iblisnya.

“Iya, Mas. Eh, jawab dulu liatin apa tadi?”

“liatin kamu lah, masa liatin tembok. Hahaha.”

“Ih, Mas Kusno matanya jelalatan ya. Emang seneng ya liatin aku kayak begini?” Yulia kembali menggoda iman Kusno dengan nada genitnya.

Sisi koin mata uang keelokan hati telah berbalik menjadi kebejatan penuh nafsu. Kusno semakin berani dan menjadi-jadi memainkan gerakan silat lidah iblisnya.

“Iya Yul, eh si Evan udah ngga rewel?”

“Iya tadi abis dikasih botolnya terus tidur lagi dia. Paling bangun lagi sekitar 2 jam. Kenapa emangnya, Mas?”

“Ngga. Loh kok dikasih botol? Ngga kamu susuin aja?”

“Aku udah perah sebelumnya, soalnya udah penuh tadi. Eh sekarang udah penuh lagi rasanya.”

Yulia berdiri dan membuka lingerienya. Dengan menggeser tali penyangga pada bahunya, ia menurunkan kain tipis transparan itu. Kini, tampak jelas seluruh keindahan dan kemolekan tubuh Yulia. Ditambah dengan Kusno yang terkejut karena Yulia tidak menggunakan celana dalamnya.

“Eh, buset. Kamu ngga pake celana dalem?”

“Iya mas, tadi abis perah aku jadi h***y, terus pingin main sendiri. Eh, Evan malah bangun terus Mas Kusno dateng.” Yulia kembali duduk di sebelah Kusno.

“Wah gawat ini. Berarti kita harus taat kode lingkungan nomor satu.”

“Eh, maksudnya Mas?”

“Saling melayani, Yul. Inget kan?”

“Mas Kusno bisa aja. Mau minum apa nih? Kalau mau susu malah lebih bagus, soalnya liat nih. Udah netes-netes begini bentar lagi mancur deh.”

Yulia menyodorkan kedua payudaranya yang sudah meneteskan ASI. Susu segar sudah siap untuk dinikmati mulut yang lapar dengan puting cokelat mudanya yang besar itu.

Secepat kilat Kusno menyambar puting susu kanan Yulia. Diisapnya dengan kuat cairan manis dari buah dada kenyal Yulia yang masih kencang. Setiap sedotan kuat yang dilakukannya memberikan tegukan penuh pelepas rasa dahaga nafsu.

“Aah… terus Mas, isep yang kuat. Abisin aja. Aku masih punya stok buat Evan…”

Kusno mulai memainkan lidahnya untuk merangsang lebih jauh otak Yulia ke alam birahi. Pikirannya hanya terpusat untuk mengosongkan tetek besar Yulia dengan terus menyusu tanpa henti.

“Ukh.., pinter banget sih kamu, Mas. Lebih jago dari Evan ngisepnya…”

Kusno mengangkat kedua tangan Yulia, Ia meremas dengan pelan bagian lengan atas hingga bahunya. Turun ke bagian ketiak yang akhirnya menuju pinggang Yulia. Remasan tersebut ia rubah sesekali menjadi pijatan ke bagian punggung Yulia. Kusno berusaha untuk memberikan sensasi cinta yang berlebih dengan rangsangan menyerupai pijat oksitosin. Ia meyakini dengan memberikan rangsangan tersebut dapat memberikan efek cinta dan ikatan yang kuat antara dirinya dengan Yulia.

Yulia yang menikmati permainan Kusno pada tubuhnya tetap mendesah kenikmatan.

“Akh..Ah…Akhh!!! Terus, Mas. Enak, Mas….”

Desahan Yulia menggema di rumahnya yang hanya dihuni tiga orang saat ini. Napas Kusno yang semakin memburu saat mulutnya sibuk mengisapi payudara Yulia sambil menarikan lidahnya dan memberikan gigitan kecil. Payudara Kanan Yulia yang masih penuh pun kini memancarkan cairan susu ASI dengan deras.

Kusno berpikir untuk mengganti sasarannya kepada toket kiri padat nan kenyal Yulia. Sebelum ia melepas tetek kanan Yulia, Kusno mendongakan kepalanya dan menarik badannya kebelakang sambil menyedot kuat payudara kanan Yulia. Yulia hanya bisa mendesah sambil mencoba meraih pundak Kusno dengan kedua tangannya seiring pijatan dan remasan Kusno yang mulai terhenti.

“Aaaah….Maaaas….”

[PLOP!]

Letupan keras menjadi gong pertanda berakhirnya sesi sebelah kanan. Sambil terengah-engah Yulia mengelus bagian belakang kepala Kusno. Ia sangat menikmati foreplay yang dilakukan Kusno padanya. Mata mereka beradu dengan pandangan tajam. Saling menunggu gerakan lawan mainnya masing-masing. Mencoba menerka dan mengikuti irama dansa pacaran satu sama lain.

Sementara itu, Kusno yang memegang erat pinggang Yulia, memberikan pukulan terakhir dengan memberikan sapuan maut lidahnya kepada payudara kanan yang diikuti dengan cupangan kuat kepada puting kanan Yulia. Tanpa membuang waktu, setelah menarik mulutnya dari payudara kanan Yulia, Kusno kembali menghujamkan sedotannya kepada tetek kiri Yulia. Susu yang berlimpah mulai mengalir memenuhi rongga mulut Kusno.

“Aahh…Nggaah….Maaass……”

Kini Yulia yang berusaha mendekap erat Kusno mulai kewalahan dengan tiap isapan yang dia rasakan. Yulia mengigit bibir bawahnya dan menutupinya dengan tangan kirinya yang sedikit terkepal. Gairah betinanya mulai memuncak. Tiap p***aan jantungnya membawa darah yang sudah berdesir dengan libido. Endorfin membanjiri seluruh tubuhnya. Menenggelamkan Yulia dalam alam birahi

“Ngghh….mmmhhhh….yeah….”

Kusno yang menangkap sinyal dari Yulia yang semakin meracau kini mengundi gerakannya pada kedua payudara Yulia. Ia meremas kedua buah dada Yulia dengan perlahan. Saat itu juga volume susu yang mengalir ke mulutnya menjadi bertambah banyak. Disaat yang sama payudara kanan Yulia memancarkan susu dengan lebih deras.

“Maaa…..sssss…..Ampuuuu….nnnnn…..”

Yulia mencapai puncaknya. Cairan orgasme mulai membanjiri liang va**nanya. Yulia tersungkur lemas dengan sedikit terkejang. Kusno mengikuti irama Yulia dengan tetap menjaga rangsangannya. Yulia memeletkan lidahnya sambil terengah-engah sementara Kusno tetap asyik menghabiskan susu Yulia.

Kusno yang menyadari Yulia telah sampai pada puncaknya menghentikan isapan dan remasannya. Seperti gerakan khasnya, Kusno kembali mengulang sedotan terakhirnya dengan kuat. Tak lupa ia memberikan sapuan pemungkas dan cupangan kuatnya. Ia perlahan melepas genggamannya pada pinggang Yulia.

“Kamu kenapa? Hehehe….” Kusno bertanya seolah tidak mengerti apa yang terjadi pada Yulia.

“Mas….Mas….” Yulia masih terengah-engah mencoba menjawabnya.

“Ya udah aku pelan-pelan aja ya neteknya…”

Saat Kusno mencoba kembali menikmati payudara Yulia, ia merasakan p***snya sudah keras. Putaran otak bejatnya kembali memberikan ide brilian.

“Yul, kamu kan masih lemes dan aku masih pingin netek, kamu aku gendong aja ya ke kamar. Disini ngga enak kamu baringnya.”

Tanpa menunggu jawaban Yulia yang masih terbaring lemas, Kusno mengangkat Yulia dengan membopongnya ke kamar Yulia. Dengan hati-hati Kusno membawa Yulia ke kamar. Saat memasukinya ia melihat Evan sedang tertidur pulas di baby box nya. Kusno kemudian membaringkan Yulia perlahan diatas kasur dan membuka seluruh pakaiannya.

Yulia hanya tertegun melihat kegagahan Kusno ditambah dengan kontol besarnya yang sudah mengacung tegak. Ia sudah memasrahkan dirinya untuk dijamah dan dijadikan pemuas kenikmatan oleh Kusno. Hal yang juga Yulia sangat dinantikan darinya.

“Yul, kamu kenapa? Kok diem aja?” Kusno terheran melihat Yulia yang seperti orang sedang bengong.

“Pingin Mas…” Yulia menjawab perlahan sambil tetap fokus menatap p***s Kusno.

“Pingin apa?”

“Pingin itu…”

Yulia yang mulai pulih dari kecapaiannya menunjuk ke arah batang pemuas kenikmatan yang ditunggunya. Ia mulai mengubah posisinya menjadi duduk bersandar pada bagian headboard tempat tidurnya.

“Eh, tapi aku boleh netek dulu?”

Yulia menggelengkan kepalanya sambil membuat wajah manja.

“Sini, Mas. Aku pingin emut dulu.” Yulia hanya terlihat tergiur dengan satu hal di depan matanya.

Kusno berjalan perlahan ke arah Yulia. Saat berada pada radius jangkauan Yulia, ia ditarik pada bagian tangan kanannya oleh Yulia. Tarikan yang kuat pada dirinya membuat Kusno sedikit kewalahan menjaga keseimbangan sehingga ia mendarat dengan kontol besarnya tepat di wajah Yulia.

Yulia yang melihat kesempatan itu tentu saja tidak menyiakannya. Penuh nafsu, Yulia melahap kontol besar itu dan menjilatinya. Lidah Yulia mulai menari pada p***s tegang Kusno. Tidak ada satu bagian pun yang luput dari sapuannya. Mulai dari ujung kepalanya hingga ke batang dan pangkalnya. Liur Yulia membasahi seluruh bagian p***s Kusno. Dengan aksen hisapan kecil di setiap gerakan mulutnya, Yulia membuat Kusno yang gagah tidak mampu menghadapi ritme Yulia yang tidak dapat ia baca.

“Uuh…Yul…sekarang aku yang kalah kayaknya.” Ujar Kusno dengan nada perkasa, berusaha untuk tetap menjaga wibawanya.

Serangan mulut dan lidahnya melalui hisapan dan jilatannya sangat acak. Gerakan Yulia seperti betina yang sedang birahi. Yulia hanya ingin menikmati seluruh bagian pejantan yang ada di depannya. Ia sesekali meremas pelir Kusno yang besar sesuai dengan ukuran p***snya. Jilatan Yulia yang semakin liar

“Sluuurp…..cuuuph…..mmmhh….”

Yulia mencoba lebih jauh lagi. Ia memberikan layanan de******at kepada Kusno. Sensasi p***s besar Kusno memasuki kerongkongannya memberikan kenikmatan yang diidamkan seorang ma*****st sejati. Ditambah lagi, Yulia mengarahkan kedua tangan Kusno agar menggunakan kepalanya sebagai lubang pemuas nikmat.

Kusno menganggap yang dilakukan oleh Yulia diluar imajinasinya. Sensasi menghujam p***snya dengan penuh ke mulut Yulia memberikan rasa tersendiri. Seorang Ibu yang terlihat kalem dan feminin kini berubah menjadi wanita egois dan liar. Hal tentang kemandirian wanita yang ia sangat kagumi memberikan efek psikologis sehingga membuat libidonya semakin tinggi.

Namun Kusno tahu akan ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan Yulia. Ia tidak memaksakan dengan menekan kontol besarnya jauh masuk ke dalam. Ia hanya ingin bermain-main untuk menambah gairah Yulia. Kusno mulai menggerakan pinggangnya seirama dengan hisapan Yulia.

“Mmm….mmmh…hhhh”

Kusno tetap memajumundurkan pinggangnya. Perlahan dan terkendali. Kini ia mulai dapat membaca gerakan mulut Yulia. Mereka berdua mulai menarikan dansa oral dengan permainan yang anggun.

Yulia mulai menurunkan temponya. Sekarang ia hanya memberikan ciuman dan jilatan ke seluruh bagian selangkangan Kusno. Menggodanya dengan memberikan hisapan dan jilatan juga kepada pelirnya.

Ritme keduanya yang pada awalnya tidak cocok mulai menyatu. Harmoni gerakan dengan banyak variasi kecil yang dilakukan Yulia semakin membuat kenikmatan diantara mereka satu sama lain. Sampai akhirnya Yulia menyerah untuk membuat klimaks Kusno dengan mulutnya. Seperti Kusno sebelumnya, Yulia memberikan hisapan kuat sambil memainkan lidahnya untuk menari di ujung kepala p***s Kusno sebelum melepasnya.

[PLOP!]

Mereka berdua terengah-engah. Yulia kecapaian setelah memberikan sepongan terbaiknya. Kusno kelelahan karena menahan klimaksnya untuk semakin menikmati permainan Yulia.

“Mas…” Yulia memulai babak baru.

“Apa sayang? Capek ya?” Kusno mengelus p**i kiri Yulia dengan tangan kananya.

Yulia kembali menggelengkan kepalanya sambil menatap manja Kusno.

“Masukin…” Yulia melanjutkan.

“Apanya yang dimasukin?” Kusno menyadari Yulia yang menginginkannya, bermain dengan kemanjaan yang ditunjukan Yulia dengan menggodanya.

“Kontolnya…” Wajah Yulia menjadi merah merona.

“Masukin kemana?”

“Memek akuh…”

“iya deh,”

Kusno mulai memposisikan dirinya diatas ranjang. Kuda-kuda yang mereka pilih adalah missionary position. Posisi dimana Kusno bisa memimpin jalannya permainan dan Yulia yang ingin menerima kontol besar Kusno dengan pasrah tetapi tetap nyaman dalam baringannya. Tanpa basa basi Kusno memasukan p***snya ke dalam va**na Yulia yang sudah sangat basah.

“Ah…” desah Yulia saat

Setelah memasukan perlahan sebagian p***snya, Kusno tidak bergerak sedikit pun dan menatap Yulia dengan senyum licik. Menggoda Yulia kembali untuk menjadi semakin menunjukan kebinalannya.

“Mas,” Yulia merengek kembali.

“Apa sayang? Kan udah masuk,”

“Entot…”

“Eh, ada Evan loh. Kamu ngga takut nanti dia bangun?” Kusno kembali menarikan lidah iblisnya.

“Entot! Entot! Entotin akuuhh!” Yulia mulai meracau karena setengah sadar berada di persimpangan antara alam nyata dan alam birahi.

“Iya deh…”

Kusno mulai menggerakan pinggulnya. Memajumundurkan kontol besarnya untuk menikmati kencangnya liang senggama Yulia yang memeluk erat batang keperkasaannya. Kusno dengan perlahan memulai gerakannya dari tempo dua kali hujaman per detik, meningkat menjadi tiga dan empat. Semakin kencangnya keluar-masuknya p***s Kusno dalam va**na Yulia membuat Yulia menggelinjang dengan penuh kenikmatan.

“Aaaahh….aaaaaah……Maaas…….”

Kusno dengan seksama memperhatikan Yulia yang sudah dimabuk birahi. Sesekali ia menghentikan p***aan p***snya dan membuat Yulia memuncratkan cairan tanda orgasme klitoris. Gerakan itu ia ulangi beberapa kali. Bahkan, di sela orgasme klitoris yang dirasakan Yulia Ia juga merasakan Yulia mengejang menerima seluruh gelombang kenikmatan orgasme akibat penetrasi.

“Haaah….haaaah…..aaakkhhh!!!!”

Yulia mengulang desahan kenikmatan itu sehingga suara indahnya menggema di kamar tidurnya. Anehnya Evan tidak terbangun karena itu. Mungkin karena ia sudah sangat lelap dan tersesat di alam mimpinya.

Kusno menjaga ritme permainannya. Perlahan, semakin kuat, dan kuat. Tempo hujaman yang ia berikan pada liang kenikmatan Yulia seperti tidak berpengaruh baginya. Hanya membuat memek Yulia semakin basah dan membuatnya terkejang.

“Gimana sayang? Enak?”

“Enaak!!! Entot terus!!!! Entot! Entot!”

Racauan Yulia membuat nafsu Kusno semakin memuncak. Ia dapat merasakan kalau klimaksnya akan segera datang.

“Mau keluarin dimana sayang? Hmmmhhh….” Kusno semakin kesulitan menjaga nafasnya.

“Daleeemm!!!”

Dengan persetujuan yang diberikan Yulia, Kusno menekan dalam-dalam p***snya dan mengeluarkan cairan spermanya di dalam va**na Yulia.

“Haaauu….haaa…hauuuhhhh….”

Yulia merasakan hangatnya lendir kenikmatan Kusno yang mengalir deras beberapa kali dalam memeknya. Yulia kembali mengejang berulang saat ia merasakan desiran orgasme penetrasi dari persetubuhan mereka. Otot va**nanya menjepit p***s Kusno dengan erat. Tidak ingin melepasnya sebentar pun.

“Mas…Mas….”

Kusno memberikan ciuman kuat di bibir Yulia. Di saat yang sama Yulia kembali merasakan orgasme klitoris mendera. Cairan va**nanya kembali dimuncratkan beberapa kali. Ia kemudian menarik p***snya dari dalam va**na Yulia.

[PLOP!]

Letupan dari va**na Yulia yang tidak rela melepaskan genggamannya pada kontol besar Kusno menjadi tanda berakhirnya permainan mereka. Kusno dengan sigap memasukan p***snya ke mulut Yulia. Menempelkan selangkangannya pada wajah cantik Yulia.

“Aku tahu kamu selalu pingin ini.” Kusno memegang kepala Yulia dengan erat.

“mmmh….sluurrp…cup…” Yulia dengan semangat berapi-api menjilati sisa-sisa lendir yang menempel pada kontol Kusno.

Setelah Yulia membersihkan p***snya. Kusno beranjak dari tempat tidur dan melihat ke arah Evan. Rupanya dia masih tertidur. Kusno hanya menggelengkan kepalanya keheranan.

Yulia mencoba mengambil lendir yang sudah berlumuran di luar va**nanya dengan jari tengah dan telunjuknya. Ia menjilati setiap tetes yang dapat ia dapatkan dari sana.

“Kamu cantik banget sih sayang.” Kusno melihat tingkah Yulia dengan kagum.

Yulia hanya tersenyum sambil melanjutkan menikmati campuran sperma Kusno dengan cairan va**nanya.

“ngeliat kamu aku jadi pingin netek lagi.”

Yulia tersentak kaget. Dia baru ingat kalau Kusno sebelumnya mengincar air susunya.

Sini Mas, yuk baring di pahaku.

Kusno dengan segera memposisikan dirinya seperti bayi yang kehausan.

“Jangan kenceng-kenceng ya, Aku ngga lari kok.”

Yulia menjepit payudara kirinya seperti hendak menyusui Evan. Ia memainkan

“Yul,” Kusno memasang wajah cemberut.

“iih.. ngga sabaran ya? Buka mulutnya sayang, aaa….” Yulia memasukan puting susu dan ar**la kirinya ke mulut Kusno.

Kusno mengisapinya perlahan. Air susu perlahan memenuhi mulutnya. Setelah terasa banyak ia menelannya dengan pelan.

Yulia yang terus merasakan hisapan lembut namun kuat pada putingnya. Ia menikmatinya sambil sesekali menimang Kusno dan menepukan tangan kirinya yang merangkul Kusno.

“kamu belum mandi tapi baunya harum.” Kusno melepas hisapannya untuk berbicara sebentar lalu kembali menyedot susu Yulia.

“hmm… gombal ya… ayo nyusu yang banyak, biar nanti bisa entotin aku lagi.” Yulia mencium kening Kusno.

Waktu berjalan perlahan bagi mereka. Melayani dan dilayani. Inilah hukum yang berlaku bagi mereka yang tinggal dalam hunian di dalam wilayah Perumahan Nikmat Dunia.

05/12/2024

Cerita ini saya ambil dari narasumber langsung, mereka telah berkenan dan telah memberikan izin untuk memposting sebagian cerita kehidupan rumah tangga dan keluarganya kepada saya (Penyusun).
Saya memohon maaf bila ada kesamaan nama dengan nama pembaca dalam kisah ini, semua nama dalam kisah ini adalah nama samaran.

Dia bernama Asep (nama samaran) dan istrinya bernama Yanti (nama samaran).

POV Asep

Aku bekerja sebagai tenaga administrasi di sebuah perusahaan milik negara. Pada tahun 2015, aku menikahi seorang wanita cantik jelita berhijab bernama Yanti (temannya dalam satu divisi), memiliki kulit sawo matang mulus, mata yang tajam yang dihiasi alis mata tebal, hidung mancung dan bibir yg tipis. Dia memiliki tinggi 170 cm (cukup tinggi bagi kalangan wanita) seperti seorang model, sedangkan aku memiliki tinggi 173 cm hanya berbeda 3 cm dengan Yanti, dia dikaruniai pinggang yang elok serta pantat yang sangat ideal. Hal semua inilah yang membuat dia menjadi rebutan teman-temanku di kantor.

Aku sangat beruntung memilikinya dan menikahinya tetapi dikarenakan aturan perusahaan yang melarang suami-istri berada dalam satu kantor maka salah satu harus resign. Akhirnya Yanti istriku yang memilih resign dari perusahaan dan memilih menjadi ibu rumah tangga yang diselingi dengan kegiatan menjadi reseller beberapa produk makanan dan kecantikan.

Istriku berasal dari keluarga yang taat akan ajaran agama, Istriku adalah anak pertama dan memiliki 2 orang adik perempuan, Lina (nama samaran) adik pertamanya dan Rini “bungsu” (nama samaran), perbedaan usia dari ketiga saudari ini hanya terpaut setahun. Semua adik-adiknya berhijab sangat rapi mengikuti kakaknya, Yanti.

Umurku dan istriku sama, kami berusia 28 tahun saat menikah sedangkan Lina berumur 27 tahun dan Rini 26 tahun namun dalam hal pernikahan justru Rini yang pertama menikah pada tahun 2013 lalu diikuti oleh Lina pada tahun 2014 dan terakhir adalah Yanti di tahun 2015. Lina dan Rini dibawa oleh suaminya masing-masing ke kota yang berbeda, kami memaklumi hal tersebut karena Lina dipersunting oleh Dani (nama samaran) yang berprofesi sebagai manajer rumah makan siap saji dan Rini dipersunting oleh Adi (nama samaran) yang berprofesi sebagai manajer di bank swasta.

Kembali ke keluargaku, setahun setelah pernikahan tepatnya tahun 2016, aku akan melakukan resign dari perusahaan karena mengikuti ide istriku, “Yank … daripada gaji perbulan … lebih baik dapat uang perhari” ungkap Yanti kepadaku, lalu aku bertanya, “maksudmu???”, lalu istriku menjawab sambil merangkulku mesra dari belakang “Bagaimana kalau kita buat resto atau cafe? seperti Rini dan Lina, mereka punya cafe dan resto juga”, tampak matanya menatapku tajam namun memancarkan aura seksualitas, aku pun terdiam dan berpikir “ada benarnya juga … ok kita bongkar tabungan kita masing-masing..” sambil ku menoleh ke kanan dan mencium lembut bibirnya yang tipis, lalu tubuhku aku hadapkan ke istriku dan langsung melakukan French Kiss dalam kondisi tubuh kami berdiri, mata istriku terpejam menikmati kelembutan sentuhan bibirku lalu diikuti dengan berpagutnya kedua lidah kami, tangan kanan-ku mengusap lembut kepalanya yang masih lengkap dengan hijabnya sedangkan tangan kiri-ku mengusap lembut pinggang yang masih terbungkus gamis yang masih rapi.

Lalu kudorong tubuh istriku ke dinding sambil kedua bibir kami tidak lepas, dengusan nafas kami kian memburu “mmmmhhh … slllrrrppp … aaaahhh” desah istriku saat punggungnya menyentuh dinding.

Tubuh istriku terasa hangat dan terlihat mulai gerah ketika tubuhku memaksa mendorong tubuhnya nempel ke dinding, tampak wajahnya sedikit memerah dan matanya terlihat sangat h***y, lalu ku sambar lagi bibirnya yang seksi dan kami melakukan French Kiss yang lebih panas diiringi dengan sentuhan lembut tangan kanan ku ke payudara istriku sedangkan kedua tangan istriku meremas rambutku dengan gemas, karena hal itu membuat kontolku tumbuh semakin besar dan keras dalam celana hitam panjang ku.

Desahan dan lenguhan kenikmatan istriku menggema di ruang kerja rumahku, “mmmhhh … aaaahhhh … enak ayaaaaank” lenguhan dan desahan istriku saat jari tangan kanan ku memelintir puting payudaranya sedangkan tangan kiri ku mulai berpindah sambil mengusap dari pinggang menuju ke payudaranya lalu meremasnya dengan lembut dari luar baju gamisnya yang masih lengkap,

Tampak istriku mulai bergelinjang kenikmatan ketika jari-jari tanganku meremas lembut dan diiringi dengan memainkan putingnya sambil kedua mulut kami melakukan French Kiss yang sangat panas.

Rupanya libido istriku sudah sangat naik, lalu istriku mendorong tubuhku dengan sekuat tenaga hingga aku pun terduduk di sofa lalu dengan cekatan istriku mulai membuka sabuk celana dan memelorotkan langsung bersama celana dalamku, sehingga otomatis kontolku nampak berdiri tegak.

“mmmhhh …Ini yg sangat ku rindukan… punyamu besar dan panjang” Yanti mengatakan hal itu sambil bersimpuh berdiri dengan kedua lututnya, matanya menatap dengan sayu ke arah selangkanganku dan nampak h***y total, lalu istriku mengelus kontolku dengan kedua tangannya yg lembut sambil mengocoknya pelan walaupun sebenarnya kedua tangannya tidak bisa menggenggam sempurna kontolku karena ukurannya yang besar.

“Aaaaahhh … nikmat banget yank… cium donk kontolku lalu masukkan ke mulutmu sayank” ungkapku sambil kedua mataku terpejam menikmati sentuhan dan kocokan lembut tangannya yang sesekali mengelus kedua biji kontolku.

“ih ayank ngomongnya kok jadi jorok…” bantah istriku,

Lalu aku pun tersenyum sambil bilang “Tenang sayank… kamu itu istriku, gakpapa lah ngomong jorok ke istri sendiri, kamu bukan orang lain sayank… “ sambil ku sentuh kepalanya yang masih lengkap dengan hijabnya, lalu aku dekatkan kepala istriku ke kontolku supaya dia mulai mencium dan mengulum kontol besar dan panjang milikku.

“sllllrrrrppp …. “ lidah istriku mulai menari di sekeliling kepala kontolku lalu kedua tangannya bergerak mengocok lembut kontolku yang nampak dengan urat-urat yang menambah kegagahan dan keperkasaan, lidah istriku mulai menjilati urat besar yg berada di bawah batang kontolku dan mulai menjilati kedua biji kontolku “mmmmmmhhh … sslllrrpppp… aaaahhhh ini kon…mmmmhhh sllllrrrpppp tol …gagah banget” ku dengar dengan jelas istriku untuk pertama kalinya mengatakan kontol.

Istriku dari awal pernikahan memang belum pernah berbicara jorok kepadaku. “naaaah begitu donk sayaaank …. aahhh ayo bilang lagi kontol …biar nambah sensasinya aaaaahhhh nikmaaaat” lenguhku saat mulutnya yang kecil mulai memasukkan kepala kontolku ke mulutnya sambil kedua tangannya tidak berhenti mengocok lembut batang kontolku, terasa lembut dan hangat lalu aku pun menikmatinya dan kupejamkan kembali mataku sambil kedua tanganku meremas sofa.

Kilas balik
Yanti begitu taat kepadaku, di waktu malam pertama pengantin, aku mengajarkan cara pemanasan melalui nonton film dewasa di kamar menggunakan DVD.
Yanti sangat fokus dan menyimak film tersebut dengan baik lalu mulai mempraktekkan dengan benar…

Kembali ke cerita…
“Aaaargggh … nikmat sekali sayaaaank…lidah mu sangat lincaaaaah …” aku terus memuji fe****ionya istriku, dia menjadi sangat mahir dan hebat.

Istriku semakin terlihat bersemangat, lalu istriku mencoba melakukan de******at namun usahanya selalu gagal dan hanya sampai kepala kontolnya saja namun aku terus memuji kerja kerasnya “Aaaaaarrgghhh nikmat sekali sayaaaaank…..”

Ketika istriku sedang sibuk mengocok kontolku sambil berusaha mengulumnya, aku mencoba meraih payudaranya namun ketika mau menyentuh payudaranya, tiba-tiba handphone istriku berdering, seketika istriku menghentikan fe****ionya di kepala kontolku, lalu istriku segera bangkit dan menuju ke meja untuk menerima panggilan yg masuk

“BANGSAT!!!!! Sialan … kentang banget..“ gumamku kesal dalam hati.

Setelah itu, aku melihat perubahan raut muka istriku, nampak wajahnya kaget dan terlihat sangat cemas
“Ada apa yank?” Tanyaku langsung kepada istriku

“Barusan Dani suaminya Lina nelpon, katanya ayah dan ibu kecelakaan lalu lintas” jawab istriku dan terdengar suaranya agak bergetar.

Ternyata mertuaku mengalami tabrakan beruntun di jalan tol saat mereka akan mengunjungi rumah Rini di luar kota

Segera aku telepon balik ke Dani dan menanyakan dimana posisi mertua saat itu, kemudian Dani memberikan alamat rumah sakit dengan jelas dan kami pun segera menuju ke IGD, segera kupakai lagi celanaku lalu kami menuju garasi dan aku mulai mengendarai mobil dengan agak sedikit ngebut.

Ketika dalam perjalanan menuju IGD, aku tak bisa menyembunyikan raut muka kekesalanku karena tadi sangat tanggung, lalu aku melihat istriku duduk di sampingku tertunduk dan aku pun kembali melihat ke depan dan segera menuju ke IGD.

Setibanya di lokasi, aku melihat Lina dan Rini menangis memeluk suaminya masing-masing, seketika Yanti langsung berlari dan menuju ke arah mereka dan bertanya dimana mertuaku, tetapi Lina dan Rini hanya menangis dan tidak menjawab pertanyaan Yanti.

Akhirnya aku bertanya ke Adi sambil berbisik tentang keadaan mertua, Adi melepaskan pelukan istrinya lalu menarik tanganku dan menuju ke sudut ruangan sambil berbisik “mereka telah wafat … kakak”

Perasaanku campur aduk saat itu, kesal, marah, kecewa, sedih, bingung. Lalu ku lihat Yanti memeluk erat Rini sambil menangis dan melihat Lina memeluk Dani suaminya.

Lalu aku pun berkata ke Adi, “Di.. Kamu urus administrasi pemakaman, biar aku dan Dani mengurus jenazah mertua kita disini”, setelah mendengar itu maka Adi segera pergi untuk mengurus administrasi tanah pemakaman sedangkan Rini istrinya Adi bersama istriku Yanti.

Aku dan Dani segera mengurus administrasi rumah sakit lalu mengurus jenazah hingga siap menuju tanah pemakaman

Ketika pemakaman berlangsung, para istri kami (Yanti, Lina dan Rini) tidak ikut ke tanah pemakaman karena mereka terlihat sangat bersedih luar biasa.

Setelah pemakaman beres, aku berkata kepada Adi dan Dani bahwa diriku akan resign dari pekerjaanku dan beralih ke bisnis. Ternyata Adi dan Dani juga sama, mereka akan segera resign dan akan bisnis juga, aku berencana akan membuka cafe dan resto, begitu juga dengan Adi dan Dani, mereka juga akan membuka bisnis makanan hewan, tempat cuci kendaraan dan sarana olahraga seperti futsal, basket, badminton, gym dan kolam renang.

Di tengah obrolan kami, tiba-tiba datang paman istriku untuk memanggil kami bertiga bahwa acara pembagian warisan akan segera dimulai. Aku merasa ini masih suasana berkabung tetapi aku berusaha untuk menghormati budaya di keluarga istriku ini.

Dalam acara itu, seorang tokoh agama mulai menjelaskan dan membagikan harta waris sesuai ajaran agama

Yanti, Lina dan Rini mendapatkan harta warisan yg luar biasa besar dan fantastis tapi aku melihat muka mereka masih diselimuti kesedihan.

Setelah beres acara itu, kami pun segera pulang ke kota masing-masing sedangkan rumah peninggalan mertuaku dijadikan villa dan dijaga oleh paman istriku.

Setelah satu minggu dari meninggalnya mertua kami bertiga, kami pun kompak resign dari tempat kerja masing-masing dan memulai merintis usaha mandiri dalam bisnis cafe dan resto

Pada tahun 2017 usaha kami bertiga (aku, Dani dan Adi) maju pesat walaupun kami berbeda kota. Kami saling membantu dan saling support dalam usaha kami, saling melengkapi sehingga kami bisa lebih melebarkan sayap bisnis ke luar kota.

Dalam benakku, aku butuh liburan dan akupun coba mengajak Adi dan Dani untuk berlibur bersama keluarga.

Akhirnya keinginanku disambut dengan baik oleh Adi dan Dani dan akhirnya kami berlibur berenam orang atau tiga pasang suami istri ke wilayah Timur yang terkenal dengan pantai yang indah dan pasir putihnya yang luar biasa bersih.

Kami memesan ruang VIP dalam pesawat itu, supaya kami bebas mengobrol dan beristirahat dengan tenang, ruang VIP tersebut memiliki fasilitas yang lengkap, ada sofa dan dapurnya.

Saat dalam perjalanan ke wilayah Timur, aku melihat tanpa sengaja Rini yg sedang duduk di kursi VIP di depan kami berciuman dengan suaminya lalu aku pun tanpa sengaja melihat Dani bercumbu dengan Lina istrinya dan mereka masih menggunakan hijab dan gamis lengkap, aku pun tersenyum dan melanjutkan tidurku lagi.

Menurutku itu semua sangat wajar karena mereka melakukan itu semua ke istri sahnya masing-masing.

Saat aku benar-benar terbangun dari tidurku, aku melihat Rini dan Adi sekarang sedang tertidur pulas, dengkuran tidurnya Adi rupanya membangunkan tidurku, sedangkan aku tidak melihat Dani dan Lina, kemudian aku pun menceritakan semua hal mesum mereka ke istriku, Yanti malah tersenyum dan berkata “Aa mau? yok maju, mumpung mereka sedang tidur, ada sofa nganggur lho itu” sambil Yanti mencium bibirku tapi aku menolaknya karena perjalanan ini belum tuntas. Terlihat wajah istriku sedikit kecewa sambil berbisik di telingaku, “aku ingin kontol mu” sambil memegang erat kontolku yg masih tertidur di dalam celanaku.

Rupanya istriku bertambah binal dan sudah berani berkata kotor walaupun hanya ke suaminya saja, bagiku ini adalah sebuah kemajuan dalam kehidupan sensasi seks rumah tangga.

POV Dani

Aku berasal dari keluarga yg mampu tapi aku tidak mau membebani orang tuaku walaupun sebenarnya aku bisa membeli apapun dari hasil uang orangtua. “Ya .. aku Dani, .. aku lulusan perguruan tinggi di luar negeri” itulah ungkapanku saat pertemuan dan perkenalan dengan Lina

Menurutku Lina sangat cantik walaupun dia tidak setinggi Yanti kakaknya tapi Lina memiliki pantat yg semok dan aduhai, kulit Lina pun tidak seputih Rini dan Yanti, Lina memiliki kulit yang eksotis, payudara yang lebih besar dibanding milik Rini dan Yanti dan memiliki bibir yang agak tebal bila dibandingkan dengan bibir Rini dan Yanti.

Sewaktu aku pacaran dengan Lina, aku pernah mencium Lina walaupun sebenarnya Lina dan keluarganya adalah taat akan agamanya tapi inilah diriku yang liar yang selalu ingin mencari sesuatu yang berbeda dalam percintaan dan seks

“na.. sini.. aku ada rahasia yg mau ku katakan” ungkapku berbisik, dan Lina pun mulai mendekati wajahku dengan mukanya yg tampak polos dan langsung ku hajar bibir seksinya dan kulumat bibirnya.
PLAK.. wajahkupun ditampar keras olehnya “GAK SOPAN! …“ Lina nampak sangat marah tetapi diriku tetap tenang dan berkata “maaf na.. aku khilaf.. abisnya kamu gemesin sih”

“GEMESIN??? SEENAKNYA AJA MAIN SOSOR-SOSOR.. KITA PUTUS ..ternyata kamu BANGSAT!!!!” Bentak Lina padaku,

Kami berpacaran putus-nyambung sebanyak 3x dan itu semua karena diriku yang memang termasuk lelaki nakal dan liar. Aku salah dan memang aku sangat salah memperlakukan wanita yang terhormat seperti itu, Lina seperti saudarinya yg lain, wanita yg berhijab, selalu memakai gamis dan selalu memakai kaus kaki tapi jodoh memang tidak kemana.

Walaupun aku lelaki nakal tetapi Lina masih tetap mencintaiku dan menyayangiku, bila wanita sudah nyaman hatinya maka dia bakal susah move on, ini pendapatku saja.

Setelah aku menikahi Lina, ternyata Lina lebih binal dan itu semua ternyata diluar dugaanku.

Acara pernikahan kami dilaksanakan di rumah keluarga Lina, lokasinya sangat asri, masih ada pesawahan dan kolam-kolam ikan.

Pada malam pengantin pun dia sangat agresif, full attack hingga aku hampir kewalahan.

Lina duduk di pinggiran kasur malam pertama kami sedangkan aku berdiri di atas kedua lututku bersimpuh menghadap ke selangkangan Lina, lalu aku langsung membuka kedua kakinya, nampak kakinya yg mulus eksotis dibalik belahan kain jarik pengantin yg indah.

“Ouuhhh …mmmhhhh… ssshhhhh… aaaahhh” desah Lina saat ku jilat dan ku emut memeknya yg terlihat tembem yang tersingkap dari pakaian pengantin yg masih lengkap dengan hijab dan aksesorisnya.

Memeknya sangat wangi bunga, mungkin dia melakukan ritual malam pengantin sebelum kusantap malam ini

“Ouuuhhh geliiiiii … itu lidaaaahhhh … aaaahhhh” desah Lina keenakan

Lalu aku coba terobos masuk lidahku ke memeknya “AAAHHHHH …. aduuuuuh ayaaaaaannnk”

Kemudian aku sedot bagian l***a mayoranya

“Ouuuuh nikmaaaaaaat ooouuuhhhh ..lagiiii.. lagiiiiiiiii …. lagiiiii…. aaaahhhhh teruuuuuuussss …” desah Lina menginginkan yg lebih

“Aaaahhhhh … ayaaaank… lidahmuuuuu … masukiiiiiiinnn … ssshhhhh … aaaahhhhh… ayaaaank …ouuuh aku mau p**iiiiiiissss … AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH” desahan Lina sangat keras dan kedua kakinya menghimpit kepalaku lalu dia kelojotan bergetar, rupanya dia orgasme oleh lidahku.

“Aaaaaahhh nikmaaaaaat… kamu kok dah pintar siiiih????” Tanya Lina kepadaku,

“Ayank belajar dari siapaaaa??? …. aaaaahhhh … ssshhhhhh .. ouuuhhhhh “ tanya Lina yg tertahan oleh serangan lidahku yg berikutnya, aku harap dia melupakan pertanyaan itu.

“Mana punyaaa muuuuu …aaaaahhhhh “ desah Lina ingin melakukan 69 style, saat Lina menikmati permainan mulut dan lidahku di memeknya, aku segera membuka kain jarik pengantinku yg terbelit di pinggang dan mulai membuka semua pakaian pengantinku namun permainan lidahku di memeknya masih tetap berlangsung tanpa putus.

Lalu akupun mulai mendorong tubuh Lina terlentang di atas kasur malam pertama kami yg telah dihiasi taburan bunga-bunga berwarna merah yg indah.

Aku posisikan Lina di bawah sedangkan diriku ada di atasnya melakukan gaya 69, “silahkan nikmati sayank…aaaaaaaahhhhhh” desahku saat Lina langsung mengulum kontolku dan mulai melakukan fe****io.

“Mmmh ..punyamu bengkok yaank…ssslllrrrrpp mmmhhhh” ucap Lina dan langsung mengulum dan mengocok lembut kontolku

Kontolku memang agak bengkok tapi inilah keunikan yang dianugerahkan padaku.

Secara tiba-tiba Lina langsung mendorongku ke samping dan dia mulai mengulum kembali kontolku, Lina ingin di atas, lalu akupun mulai kembali dengan serangan lidah dan mulutku.

Ku elus pantat lina yg berisi dan padat, lalu ku elus kedua paha mulus nan eksotis milik Lina, lalu aku regangkan kedua pahanya agar memeknya tidak terlalu jauh dari mulutku.

“Lidahmu ayaaaannnnk … Ouuuuh nikmaaaat….mmmmmhhhh slllrrrppppp…. mmmmmmhhh” desah Lina yg dilanjutkan mengulum dan mengocok kontolku dari atas.

“Linaaaaaa …. aaahhhhhhh… jangan kena gigiiiii …. ouuuhhh sakiiiit” desahku sedikit sakit dan agak linu.

“Maaf sayank, AUUWWWW …. SAKITTTT” Lina sedikit kesakitan saat ku gigit pelan l***a minoranya

“Impas kita hehe…ayo lanjutkan sayank” ungkapku dan langsung aku elus kembali kedua paha dan pantatnya yang sekal dan bahenol ini, PLAAAK … sesekali ku tampar lembut pantatnya menambah sensasi dalam berhubungan intim ini.

Lina nampak kembali menikmatinya dan “Ouuuh nikmaaaat… mmmmhhhh ssssshhhh … ayaaaannk … aku dikit lagiiiiii aaaaaaahhhhhhh … teruuuuuusss … masukin lidahnyaaaaaa AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH” tubuh Lina bergetar untuk yg kedua kalinya, kepalanya menengadah ke atas dan berkelojotan hebat “AAAAAAAaaaahhhhhh …mmmmhhhhh …ssssshhhhhhh”

Address

Maluku Ambon
Ambon
5213223

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Adel Wita posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Adel Wita:

Share