
12/08/2025
Puan Maharani Soroti Kasus Kematian Prada Lucky, Desak Evaluasi Menyeluruh di Tubuh TNI
Jakarta — Ketua DPR RI, Puan Maharani, angkat bicara terkait kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga menjadi korban kekerasan oleh seniornya di lingkungan TNI. Insiden tragis yang menyita perhatian publik ini mendorong Puan untuk meminta adanya evaluasi menyeluruh demi mencegah peristiwa serupa di masa mendatang.
Di hadapan awak media di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/8/2025), Puan menekankan bahwa hubungan antara senior dan junior di institusi militer seharusnya dibangun di atas pondasi saling menghormati dan menghargai, bukan pada praktik kekerasan yang membahayakan nyawa.
> “Hubungan antara senior dan junior jangan didasarkan pada perilaku kekerasan, namun saling hormat dan menghormati, saling menghargai,” ujar Puan dengan nada tegas.
Puan juga menyoroti pentingnya penegakan hukum yang adil, transparan, dan memberikan efek jera bagi para pelaku. Ia menegaskan bahwa proses hukum dalam kasus ini tidak boleh berhenti di tengah jalan atau diwarnai intervensi yang bisa merugikan keadilan bagi korban dan keluarganya.
> “Mekanisme yang ada harus dievaluasi, jangan sampai terulang lagi,” pungkasnya.
Kasus kematian Prada Lucky menambah daftar panjang peristiwa kekerasan yang mencoreng citra institusi militer. Dorongan dari Ketua DPR ini menjadi sinyal kuat bahwa lembaga legislatif ikut memantau dan menuntut pembenahan internal TNI, terutama dalam membangun budaya yang lebih manusiawi di antara anggotanya.
Jika seruan ini benar-benar diikuti dengan tindakan konkret, bukan hanya sekadar pernyataan, maka tragedi yang dialami Prada Lucky diharapkan menjadi titik balik menuju perbaikan kultur disiplin di lingkungan militer — disiplin yang mengedepankan rasa hormat, bukan kekerasan.