Aceh Sumatera

Aceh Sumatera Nanggroe Aceh Darussalam

Saat Almarhom kecewa. Saat Hasan Tiro Mengaku Kecewa..By Muhajir Juli ----------19 JANUARI 2016Malam itu, kira-kira pert...
15/04/2025

Saat Almarhom kecewa. Saat Hasan Tiro Mengaku Kecewa..
By Muhajir Juli
----------
19 JANUARI 2016

Malam itu, kira-kira pertengahan bulan Oktober, hujan turun sangat deras. Berkali-kali aku menatap jarum jam yang kugunakan. Aku sanksi, apakah lelaki yang beberapa hari lalu berjanji akan bertemu,bakal datang? Bersebab hujan disertai halilintar, seringkali janji yang sudah dibuat bakal tidak dipenuhi.

Kira-kira setengah jam menunggu, aku hendak berangkat pulang. Namun sekali lagi aku mencoba melihat keluar jendela. Berharap dia datang.

Lamat-lamat dari jarak 50 meter aku melihat seorang lelaki tua bermantel tebal serta memakai payung berjalan mendekat.

Itu dia sudah datang. Sungguh lelaki yang tidak ingkar janji.

Kami kemudian berjabat tangan.

“Peumeuah ulon, ujeun di nanggroe nyoe sureng meuno. Cuaca Kota Stockholm nyoe memang susah bak ta kira-kira,”ujarnya dengan nada penuh penyesalan.

Lelaki itu berperawakan kecil. Usianya 84 tahun. Di usianya yang senja, dia masih tetap bersahaja. Tatapan matanya yang bersinar membuat dia nampak gagah dan perkasa. Dia memakai baju jas serta berdasi. Penampilannya rapi dan necis. Fashionable.

“Puhaba Aceh? Pakon gata ka jareung that teumuleh tentang kondisi bansa teuh?,” tanyanya setengah menggugat.

Aku diam. Kharismanya memuat diriku kehilangan nyali untuk menjawab. Menatapnya saja aku agak sungkan.

Sejenak dia menatap keluar jendela.

“Saya rindu tanah Aceh. Saya ingin kembali ke Alimon.Ada sebuah rasa yang sampai saat ini menyiksa batin saya,” ujarnya sambil menunduk.

“Kenapa Wali tidak pulang saja?,” tanyaku menyela. Kali ini aku terpaksa bicara, agar dia tidak bermonolog.

“Saya sudah pulang. Tapi waktu yang tidak memberikan saya kesempatan untuk berlama-lama di tanah yang sangat saya cintai itu,” jawabnya sembari meneguk minuman berkarbonasi.

Kemudian dia membuka tas kulit berwarna hitam. Dia mengambil sebuah map lusuh.

“Ini kliping-kliping berita tentang Aceh pasca damai yang berhasil saya kumpulkan. Simpan ini baik-baik. Alfatihah ke Almarhom

nyoe ureung han lut tak le dumpeu jeut takheun,muka tubai
18/02/2025

nyoe ureung han lut tak le dumpeu jeut takheun,muka tubai

Suatu hari, Tengku Hasan Muhammad di Tiro berdiri di tepi danau Geneva atau Lac Lèman di Switzerland. Tengku dengan penu...
10/02/2025

Suatu hari, Tengku Hasan Muhammad di Tiro berdiri di tepi danau Geneva atau Lac Lèman di Switzerland. Tengku dengan penuh rindu kepada Aceh, mengatakan kepada beberapa orang yang berdiri di sebelahnya, bahwa danau Lut Tawar di Takengen, lebih indah dari danau Geneva.

Memang ada dua tempat yang sering Tengku sebutkan, Takengen dengan Lut Tawarnya dan Pulo Weh, Sabang, dengan danau Aneuk Laot. Keindahan yang terekam jelas dan dengan bangga dikenalkan kepada relasinya.

Sepulang ke Aceh pada 2006, saya berencana untuk mendatangi kedua tempat yang indah yang disebutkan Tengku dan belum pernah saya kunjungi sejak kecil.

Datang ke Pulo Weh pertama diundang oleh pimpinan GAM di sana. Turun kapal, langsung dibawa ke Cot Dama, di mesjid sudah menunggu ratusan orang untuk mendengarkan sosialisasi dari kami tentang perdamaian Aceh.

Kesan pertama, air laut sangat jernih, kita bisa melihat ikan berenang dengan terang. Danau Aneuk Laot sangat cantik dipandang dari atas bukit. Kemudian Paya Seunara yang subur dan tanaman menghijau. Yang paling berkesan dalam diri, masyarakatnya sangat ramah dan bersahabat. Tidak salah Tengku Hasan di Tiro mengagumi Pulo Weh, Sabang.

Perjalanan pertama ke Takengen, mendampingi Irwandi Yusuf, kepala AMM dari perwakilan GAM, untuk proses decommissioning atau pemotongan senjata ke Wilayah Linge, tepatnya di lapangan Musara Alun.

Kami berangkat dengan sebuah pesawat milik Polri, jenis PZL M28 Skytruck. Pesawat yang terbang rendah dan mirip truk ini, turun di bandara Rembele, kemudian dengan kendaraan AMM kami ke lokasi acara.

Di tempat acara, sudah menunggu panglima GAM wilayah Linge, Fauzan Azima dan seluruh jajaran, anggota milisi, polisi, militer dan tokoh-tokoh masyarakat dan perwakilan AMM.

Kesan pertama, negeri ini sangat indah. Hijau dan subur, kemudian danau Lut Tawar, sangat mengagumkan. Tidak salah, Tengku Hasan Tiro mengatakannya lebih indah dari Geneva. Kombatan GAM yang kami temui, kami melihat mereka sebagai petempur yang tangguh dan masyarakat di sana terlihat kegigihan di muka mereka.

Dintara pejuang GAM yang kami temui, ada seorang yang paling gondrong dan banyak senyumnya. Dia dipanggil panglima Syech Sapu Arang.

Orangnya ramah dan santun, berbicara dengan suara yang jelas dan terang. Tetapi ternampak seperti orang yang sangat kelelahan.

Setelah acara selesai, kami kembali ke Banda Aceh. Dalam berbagai pertemuan kemudian, sering sekali berjumpa dengan Syech Sapu Arang ini. Rambutnya sudah rapi, mukanya bersemangat, keramahannya menjadi ciri khas yang tidak pernah hilang.

Beberapa bulan setelah itu, ada tamu seorang pimpinan NGO dari Stockholm datang ke Aceh. Dia ingin berkeliling seluruh pelosok untuk melihat respon kombatan terhadap perdamaian di Aceh. Setelah menyusuri pantai utara, kami bawa ke Takengen, bertemu dengan kombatan laki-laki dan perempuan. Syech Sapu Arang yang turut dalam acara, menjadi sosok yang paling menyenangkan. Banyak bertanya dan berbicara. S**a bercanda untuk mencairkan suasana.

Syech Sapu Arang kemudian terlibat dalam berbagai pelatihan politik baik di Aceh atau di luar negeri. Kami sering bertemu dan menjadi sahabat yang baik.

Kemarin, kami mendengar, bahwa petani kopi yang ulet, pejuang Aceh yang gigih, Syekh Sapu Arang yang bernama asli Ibnu Sakdan bin Mansyur, sudah berpulang ke Rahmatullah.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.

Kami turut berduka atas musibah, semoga Allah memberikan kepada pejuang besar ini pahala syahid dan ditempatkan di syurga yang tinggi.

(Credit Photo: Jalimin Gayo)

generasi ind0nesia tidak akan ingin tau,karna fakta sejarah sudah di hapuskan...
13/01/2025

generasi ind0nesia tidak akan ingin tau,
karna fakta sejarah sudah di hapuskan...

Address

Banda Aceh

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Aceh Sumatera posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share