12/11/2025
Mengungkap Misteri Gundik Belanda di Aceh yang mereka bawa dari Jawa lewat buku Zentgraf yang berjudul "De Atjeh"
Nusantaranews,net – Catatan mengenai wanita Aceh yang dijadikan gundik oleh para perwira Belanda tercatat dalam buku karya Zentgraf yang berjudul “De Atjeh”.
Gundik adalah istilah untuk istri tidak resmi atau perempuan simpanan, terutama Perlakuan terhadap gundik bisa bervariasi, tergantung status sosial lelakinya atau sikap istrinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata gundik diartikan dengan bini gelap, perempuan peliaraan, dan istri yang tidak pernah dikawin.
Pertama, adalah istri tidak resmi atau selir, dan yang kedua adalah perempuan piaraan (bini gelap). Istilah ini sejatinya turunan kata dari ‘pergundikan’, yang berarti ikatan hubungan di luar perkawinan antara seorang perempuan dan seorang laki-laki dengan alasan tertentu.
Dalam bukunya ia mencatat, bahwa ketika hubungan Sosial Belanda dan Pribumi Jawa kian meningkat seiring ekspedisi Belanda yang menjangkau pedalaman untuk menumpas para Grilyawan, para Perwira Belanda banyak menjadikan wanita Jawa sebagai gundiknya.
Menariknya, dalam buku tersebut juga dikisahkan mengenai tujuan mereka menjadikan wanita Jawa sebagai gundiknya, adapun tujuannya salah satunya adalah “Mempelajari Bahasa dan Budaya Jawa” sementara tujuan puncak dari Praktek pergundikan.
Gundik asal Jawa pang paling terkenal dalam sejarah Aceh adalah wanita yang disebut sebagai Istri simpanan.
Ada juga saat itu suaminya tengah berjuang menjadi tentara marsose wanita tersebut dijadikan sebagai gundik perwira Belanda.
Zuftazani dalam De Atjeh Oorlog (hlm, 438) menyebutkan “Seorang perwira Belanda yang mempunyai gundik dari wanita Jawa.
Gundik itu tidak berkurang hormatnya pada tuannya walaupun tuannya adalah seorang kafir.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa hasil pergundikan antara Perwira Belanda dan wanita Jawa sisa-sisanya masih dapat dilihat sampai sekarang dari sebaran penduduk yang mempunyai darah Belanda.
Orang-orang keturunan Eropa di Jawa biasa umumnya mereka dianggap sebagai keturunan Belanda, tanpa sama sekali menyebut jika nenek moyang mereka merupakan hasil Kawin campur antara Perwira Belanda dengan wanita Jawa yang dijadikan sebagai gundik tuan Belandanya.(*)
Silahkan bagikan