10/09/2020
Profesor Farouk El-Baz, antara NASA dan Star Trek
Bertujuan mendukung untuk lebih meningkatkan kegemaran membaca dan berpikir ilmiah sebagai upaya untuk meningkatkan SDM
(17)
Profesor Farouk El-Baz, antara NASA dan Star Trek
Menyimpulkan batas-batas pada realitas
Mekanika quantum teori yang tidak lengkap
Martin Rees : Exploring Our Universe and Others
Dari sains hingga politik. Perbincangan dengan Lawrence M. Krauss
Spektroskopi untuk analisis tanda kehidupan eksoplanet
Kontroversi dan sejarah Astrobiologi
Kerja otak untuk intuisi
Pemenggalan kepala dan aktivitas otak terakhir
Mencari apa itu sebenarnya M-Theory
Apa itu Teori Evolusi Darwin ?
Mencari tahu bagaimana semesta menyimpan informasi
Kita tinggal dalam suatu fragmen infinitesimal ?
Menjelaskan eksistensi quantum
Neurobiologi Bahasa
Semesta Holografis
Bagaimana mengukur usia dan masa depan semesta ?
Medan quintessence, antigravitasi, dan ekspansi alam semesta
The Self-Organizing Quantum Universe
Memproduksi black hole di laboratorium
Juan Maldacena : The Illusion of Gravity
Lawrence M. Krauss : Cosmological Antigravity
Sejarah Astrobiologi
Menyoal multiverse
Metode Bootstrap
Rekonstruksi pemahaman tatabahasa universal
Faktor Motivasi Kebebasan
Ada apa dengan teori String ?
Akhir evolusi matahari dan nasib sistem tata surya kita
FISIKA STAR TREK - Lawrence M. Krauss [12]
Messier Catalog [5]
Hembusan Kehidupan Baru bagi Gugus Lanjut Usia Messier 5. Bintang-bintang dalam gugus globular Messier 5 diyakini tercipta dari satu “pabrik bintang” untuk kemudian menua bersama. Bintang-bintang paling masif menua lebih cepat, karena sangat boros dan menghabiskan pasokan bahan bakar hanya dalam waktu kurang dari satu juta tahun, dan mengakhiri hidup dalam ledakan spektakuler supernova. Proses ini seharusnya meninggalkan populasi bintang-bintang tua bermasa rendah di gugus purba Messier 5.
Namun, para astronom telah menemukan banyak bintang biru muda di antara bintang-bintang purba di gugus ini. Para astronom memperkirakan bintang-bintang biru yang lahir sangat terlambat ini diciptakan oleh tabrakan antar bintang atau transfer massa antar bintang biner. Peristiwa semacam itu sangat masuk akal, mengingat sistem gugus bintang globular sangat rapat dengan jutaan bintang yang hidup saling berdekatan.
FISIKA STAR TREK - Lawrence M. Krauss [11]
Kesamaan Otak dan Semesta
“Multiverse” - oleh Max Tegmark
Pencarian kehidupan ekstraterestrial tingkat lanjut
Bandar Surabaya
60000
Be the first to know and let us send you an email when Suara Sains posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.
Seri Astronomi Mengunjungi Titan Pada bulan Januari 2005, satelit Huygens menembus langit berkabut Titan, satelit terbesar Saturnus. Satelit Huygens menjadi wahana antariksa pertama dan satu-satunya yang mendarat di alam yang sangat jauh dari Bumi — hal yang tidak mengejutkan, mengingat Huygens membutuhkan waktu 7 tahun untuk bisa sampai di sana! Titan merupakan salah satu tempat di Tata Surya yang paling mirip dengan Bumi. Seperti Bumi, Titan mempunyai atmosfer, tetapi lebih tebal dan lebih tinggi daripada atmosfer kita. Atmosfer tebal ini melingkupi permukaan Titan seperti selimut kabut berwarna oranye, menyembunyikan rahasia-rahasianya dari mata kita. Misi Huygens adalah menguak rahasia-rahasia ini dan dia berhasil! Huygens menyuguhkan ratusan foto bentangan alam Titan yang tidak biasa kita lihat! Kini, hampir 8 tahun lamanya sejak saat itu, para ilmuwan masih meneliti dunia alien ini dengan memanfaatkan informasi dari Huygens sebagai pengganti mata mereka. Butuh waktu 10 detik yang bikin deg-degan sejak tumbukan pertama hingga Huygens melambung, meluncur, dan terguncang hingga akhirnya berhenti sempurna. Para ilmuwan dari Badan Antariksa Eropa (ESA) telah menciptakan simulasi komputer bagaimana pendaratan Huygens ini. Detik-detik setelah tumbukan ini telah menyingkap rahasia permukaan Titan. Pergerakan Huygens ketika mendarat menunjukkan bahwa terdapat lapisan tipis es di tempat pendaratan. Di bawahnya, tanahnya mirip sekali dengan pasir basah yang kita jumpai di pantai. Titan merupakan bulan terbesar kedua di Tata Surya, lebih besar dari Bulan kita, bahkan lebih besar dari planet Merkurius. -------------------- Sumber : http://www.esa.int/Our_Activities/Space_Science/Bouncing_on_Titan
Seri Artikel Sains Upaya Saintifikasi teori Bumi Datar yang gagal ---------------------- Rencananya sudah diatur dengan baik. Mike Hughes sudah memilih lokasi peluncuran, merakit roket bertenaga uap, serta menjadwalkan peluncuran pada Sabtu (26/11) lalu. Tinggal satu langkah lagi, dan ia yakin bisa membuktikan bahwa bumi itu datar. Namun, ada dua masalah yang menghalanginya. Kurang tiga hari dari waktu peluncuran roket, supir limusin dari California ini mendapat kabar bahwa ia tidak mendapat izin yang diperlukan untuk ekspedisinya. "Bencana" yang lebih besar terjadi saat Hughes berangkat ke kota hantu yang dipilih sebagai lokasi peluncuran. "Saat kami sudah siap untuk pergi, peluncur roketnya rusak," kata Hughes melalui Youtube-nya. Pria berusia 61 tahun ini, menarik perhatian masyarakat dunia setelah ia menyatakan keinginannya untuk meluncurkan roketnya sendiri demi membuktikan kebenaran bumi datar. Tak sedikit juga yang mengejek rencana Hughes. Ia sendiri sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun dan uang sebanyak 20 ribu dollar AS untuk membuat kendaraan luar angkasa. Rencana awalnya, roket tersebut akan take off dari Amboy, sebuah kota hantu di Gurun Mojave. Ini adalah uji coba untuk melihat kemampuan terbang roket setinggi 1.800 kaki dengan kecepatan hingga 500mph. "Ide ini memang menyeramkan. Namun, saya senang melakukan hal luar biasa yang tidak bisa dilakukan orang lain. Dalam sejarah manusia, belum ada yang orang yang menaiki roket buatannya sendiri," papar pria yang pernah menerima Guiness World of Record pada 2002 ini. Tujuan utama Hughes dari peluncuran ini adalah ingin menempatkan dirinya jauh bermil-mil di atas Bumi. Hughes berharap bisa memotret bentuk cakram bumi yang dihuni seluruh manusia. "Ini akan menutup semua alasan bahwa bumi itu bulat," katanya. Meskipun tidak sesuai dengan rencana awalnya, Hughes mengaku tidak merasa terganggu dengan kegagalan ini. Kepada Washington Post, ia mengatakan akan menunda peluncuran selama beberapa waktu. "K
Majalah Donatur Al Iman - Radio Suara Al Iman
STAI ALI BIN ABI THALIB, Jl. Sidotopo Kidul 51