Angelick Vaulina TV

Angelick Vaulina TV Culture, Folklore, History
Sharing Konten Sejarah Mengagumkan Nusantara

18/09/2025

Astana Gede Kawali, terletak di Dusun Indrayasa, Desa Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat — bukan sekadar makam atau batu tua, melainkan sebuah saksi bisu kejayaan Kerajaan Sunda Galuh abad ke-14–15. Sejumlah prasasti batu (termasuk Prasasti Kawali I sampai VI) ditemukan di situs ini, semuanya ditulis dalam bahasa Sunda kuno dan aksara Sunda kuno.
Prasasti utama, Kawali I, memperkenalkan nama Raja Niskala Wastu Kancana dan menggambarkan pendirian pertahanan, parit proteksi, dan kemakmuran pemukiman di Kawali. Penemuan-penemuan ini tidak terjadi tiba-tiba dalam satu masa penelitian saja, melainkan melalui studi arkeologi, budaya lokal, dan dokumen sejarah—manuskrip seperti Carita Parahyangan. Seiring waktu, wilayah tempat prasasti-praasasti itu berada diakui sebagai C***r Budaya dan dipelihara sebagai situs sejarah. Tak hanya batu prasasti, di sini juga terdapat makam orang-orang penting masa Kerajaan Sunda Galuh, cetakan telapak tangan dan kaki Raja Niskala Wastu, dan elemen-elemen lain yang memperkaya nilai sejarahnya.
Kini, Astana Gede tidak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga simbol identitas budaya masyarakat Ciamis dan Jawa Barat — pengingat akan masa lalu yang harus dilestarikan agar generasi mendatang terus memahami akar sejarahnya.

***rBudaya

17/09/2025

Situs Astana Gede Kawali menyimpan misteri besar sejarah Sunda.
Ditemukan abu yang diduga milik Diah Pitaloka, bukti kuat Perang Bubat benar terjadi.
Tak hanya itu, terdapat prasasti kalender kuno 45 kotak yang membuktikan majunya peradaban Kerajaan Sunda Galuh.

Apa rahasia lain yang terkubur di tanah Kawali? Temukan jawabannya di video ini!

📅 Lokasi: Astana Gede Kawali, Ciamis – Jawa Barat
🏰 Periode sejarah: Kerajaan Sunda Galuh
🔎 Topik: Misteri, Sejarah, Arkeologi, Budaya Sunda


Foto-foto koleksi Tropenmuseum dengan judul “Ruïne in het bos bij de rubber- en theeplantage Goenoeng Manik omgeving Lam...
13/09/2025

Foto-foto koleksi Tropenmuseum dengan judul “Ruïne in het bos bij de rubber- en theeplantage Goenoeng Manik omgeving Lampegan” (nomor inventaris TMnr 60016453, 60016455, 60016456, 60016458) merupakan dokumentasi visual penting mengenai lanskap arkeologis di Cianjur, Jawa Barat, pada awal abad ke-20. Gambar-gambar ini diambil oleh fotografer kolonial G.F.J. Bley antara tahun 1900 hingga 1938, pada masa ketika aktivitas perkebunan karet dan teh di Hindia Belanda berkembang pesat di kawasan Priangan.

Secara visual, foto memperlihatkan bongkahan batuan berbentuk balok yang berserakan di tengah vegetasi hutan, dengan latar kebun karet dan teh yang menjadi simbol ekonomi kolonial. Susunan batu tersebut kini dapat diidentifikasi sebagai bagian dari kompleks megalitik Gunung Padang, situs arkeologi terbesar di Asia Tenggara yang baru diakui kepentingannya secara nasional setelah penelitian intensif pada paruh kedua abad ke-20. Dalam dokumentasi awal ini, sisa-sisa struktur megalitik masih ditafsirkan sebagai “ruïne” atau reruntuhan tanpa pengetahuan kontekstual yang mendalam mengenai fungsi ritual maupun umur arkeologisnya.

Keterangan “Goenoeng Manik, omgeving Lampegan” dalam arsip mencerminkan toponimi lokal dan orientasi kolonial yang sering kali menamai situs arkeologis berdasarkan lokasi perkebunan atau pusat transportasi terdekat. Stasiun Lampegan, misalnya, merupakan salah satu simpul kereta api penting pada era kolonial, yang mempermudah akses fotografer dan pejabat perkebunan ke daerah pedalaman Cianjur. Dengan demikian, foto ini bukan hanya rekaman arkeologi, melainkan juga dokumen sejarah ekonomi dan politik yang memperlihatkan bagaimana situs-situs megalitik ditempatkan di dalam lanskap kolonial.

Apakah kamu tahu… bahwa jauh sebelum Prabu Siliwangi memimpin Pajajaran, Sunda pernah memiliki seorang ratu panglima per...
10/09/2025

Apakah kamu tahu… bahwa jauh sebelum Prabu Siliwangi memimpin Pajajaran, Sunda pernah memiliki seorang ratu panglima perang yang digdaya? dalam Sejarah Sunda Kuna tokoh raja laki-laki umumnya dipandang mendominasi, seperti Sri Jayabhupati atau Prabu Siliwangi. Namun, terdapat sosok perempuan luar biasa yang tercatat dalam bukti epigrafis dan tradisi naskah Namanya adalah Batari Hyang Janapati.
Bukan hanya pemimpin di medan perang, ia juga guru kebijaksanaan, leluhur agung yang ajarannya dijadikan pedoman hidup orang Sunda selama berabad-abad. Keberadaannya menjadi bukti bahwa dalam sistem politik Sunda abad XI–XII M, perempuan dapat menempati posisi strategis dalam pemerintahan dan pertahanan negara.
Jejak paling otentik tentang Batari Hyang ditemukan dalam Prasasti Geger Hanjuang (alias Prasasti Rumatak). Prasasti ini berangka tahun 1033 Saka (1111 M). Isi penting prasasti: “… Rumantak disusuk ku Batari Hyang …”
Kata “nyusuk” berarti membuat parit pertahanan (marigi). Dengan demikian, prasasti ini mendokumentasikan bahwa Batari Hyang sendiri secara aktif memimpin pembangunan sistem pertahanan ibukota Rumantak. Fakta ini menegaskan fungsi gandanya: bukan sekadar simbol kerajaan, melainkan juga panglima perang.
Selain prasasti, peran Batari Hyang Janapati juga dikaitkan dengan Naskah Amanat Galunggung (disimpan dalam Kropak 632 Kabuyutan Ciburuy, Garut). Naskah ini merupakan kumpulan wejangan politik dan moral yang dinisbatkan kepada penguasa Galunggung. Batari Hyang Janapati adalah sosok luar biasa dalam sejarah Sunda kuno: seorang perempuan yang memimpin kerajaan, memimpin pasukan, sekaligus menjadi guru spiritual. Ia meninggalkan jejak konkret melalui prasasti dan naskah-naskah, menunjukkan bahwa perempuan di masa lampau bisa memiliki kekuatan dan pengaruh yang mendalam .














09/09/2025

Batu Tukuh: Punden dengan Menhir Penanda Kampung

Batu Tukuh adalah salah satu peninggalan budaya megalitik yang masih dapat dijumpai di beberapa daerah di Jawa Barat, khususnya di wilayah perdesaan Sunda. Wujudnya berupa punden berundak—struktur bangunan bertingkat dari susunan batu—yang biasanya dilengkapi dengan menhir, yaitu batu tegak yang ditancapkan di salah satu sisinya.

Lokasi: Umumnya terletak di tempat yang dianggap suci, seperti di tepi hutan, bukit kecil, atau dekat sumber mata air.

Fungsi dan Makna
Penanda Pendirian Kampung
Batu Tukuh dianggap sebagai “tanda sah” berdirinya suatu permukiman. Ketika masyarakat membuka lahan baru dan mendirikan kampung, mereka menancapkan menhir di punden sebagai simbol bahwa tempat tersebut telah diakui secara spiritual.

Identitas dan Legitimasi Sosial
Batu Tukuh juga menjadi simbol identitas kolektif suatu kampung. Kehadirannya menegaskan bahwa kampung tersebut bukan hanya tempat tinggal fisik, melainkan juga memiliki legitimasi spiritual dan historis.

Nilai Budaya
Arkeologis: Batu Tukuh menunjukkan kesinambungan tradisi megalitik di Nusantara sejak ribuan tahun lalu.
Sosial: Menjadi pusat kehidupan bermasyarakat, tempat warga berkumpul dalam perayaan adat.
Spiritual: Menjadi simbol kehadiran leluhur yang terus menyertai kehidupan generasi penerus.















Situs Lebak Cibeduk di Banten Selatan merupakan salah satu tinggalan arkeologi penting di Indonesia yang berbentuk punde...
09/09/2025

Situs Lebak Cibeduk di Banten Selatan merupakan salah satu tinggalan arkeologi penting di Indonesia yang berbentuk punden berundak. Situs ini terdiri dari susunan teras bertingkat, menhir, batu bergurat, serta temuan gerabah yang menunjukkan fungsinya sebagai pusat pemujaan leluhur dan ritual kesuburan tanah.

Dalam perspektif arkeologi, Lebak Cibeduk merepresentasikan tradisi megalitik Nusantara, meskipun material yang digunakan bukan hanya batu besar, melainkan batu andesit dan kolumnar joint dari Sungai Cibeduk. Ciri khas ini memperlihatkan keterampilan teknis masyarakat masa lalu dalam memanfaatkan sumber daya alam lokal.

Secara ekologis, situs ini berada dalam sistem hunian tradisional yang lengkap: permukiman lama, aliran sungai, lahan pertanian padi, serta ruang upacara. Keempat unsur tersebut membentuk satu kesatuan kosmologi agraris, di mana punden berundak berperan sebagai pusat sakral.

Makna religiusnya tidak hanya berhenti di masa lalu. Hingga kini, masyarakat sekitar masih menganggap situs ini sebagai “leweng larangan” atau kawasan keramat. Punden berundak tetap menjadi lokasi ritual adat, terutama upacara pra-tanam dan pasca-panen padi, yang menunjukkan adanya kesinambungan tradisi dari masa proto-sejarah hingga era modern.

Namun, Situs Lebak Cibeduk menghadapi berbagai ancaman. Dari faktor alam: erosi, longsor, gempa tektonik, akar pohon yang merusak struktur batu, serta kelembapan yang mempercepat pelapukan. Dari faktor manusia: kurangnya pengawasan, pengambilan artefak, aktivitas pertanian modern, serta praktik ritual yang tidak selalu memperhatikan konservasi.

Dengan demikian, Lebak Cibeduk bukan hanya situs arkeologi, melainkan juga jejak hidup kosmologi Sunda kuno yang masih terhubung dengan masyarakat modern. Ia adalah simbol kesinambungan sejarah, spiritualitas, dan identitas budaya Nusantara.



















29/08/2025

MERINDING !!! TOLERANSI SUNDA WIWITAN DAN HINDU BALI DALAM SATU RUANG.

🔱 Pura Agung Jagatkarta di Kaki Gunung Salak dipercaya sebagai tempat Prabu Siliwangi moksa, menghilang secara spiritual. Dalam video ini, kita membahas teori menarik mengenai intensitas petir tinggi di Gunung Salak yang diduga menjadi jalur moksa Prabu Siliwangi.
Apakah energi alam di Gunung Salak punya peran penting dalam kisah ini?
Tak hanya itu, video ini juga mengulas hubungan harmonis antara umat Hindu Bali dan penghayat Sunda Wiwitan yang diperbolehkan masuk ke pura untuk berdoa. Sebuah contoh nyata dari toleransi dan harmoni antar budaya. Temukan juga bagaimana budaya Sunda dan Bali saling menghormati, menjaga warisan leluhur, dan bersatu dalam nilai spiritual yang tinggi. Saksikan perjalanan spiritual dan sejarah yang sarat makna, hanya di video ini!

narasumber : Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr
Ketua Pura Agung Jagatakarta










28/08/2025

VIRAL‼ LOKASI MOKSA PRABU SILIWANGI DAN TEMPAT KEHARMONISAN WIWITAN DAN BALI | PURA AGUNG JAGATKARA

🔱 Pura Agung Jagatkarta di Kaki Gunung Salak dipercaya sebagai tempat Prabu Siliwangi moksa, menghilang secara spiritual. Dalam video ini, kita membahas teori menarik mengenai intensitas petir tinggi di Gunung Salak yang diduga menjadi jalur moksa Prabu Siliwangi.
Apakah energi alam di Gunung Salak punya peran penting dalam kisah ini?
Tak hanya itu, video ini juga mengulas hubungan harmonis antara umat Hindu Bali dan penghayat Sunda Wiwitan yang diperbolehkan masuk ke pura untuk berdoa. Sebuah contoh nyata dari toleransi dan harmoni antar budaya. Temukan juga bagaimana budaya Sunda dan Bali saling menghormati, menjaga warisan leluhur, dan bersatu dalam nilai spiritual yang tinggi. Saksikan perjalanan spiritual dan sejarah yang sarat makna, hanya di video ini!

narasumber : Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr
Ketua Pura Agung Jagatakarta










Naskah “Sri Ajnyana” (yang menjadi topik pembicaraan Anda), termasuk dalam kumpulan karya kuno Sunda. Salah satu teks kh...
28/08/2025

Naskah “Sri Ajnyana” (yang menjadi topik pembicaraan Anda), termasuk dalam kumpulan karya kuno Sunda. Salah satu teks khusus tentang Sri Ajnyana disebut "Pendakian Sri Ajnyana", sebuah naskah sastra Sunda kuno yang menggambarkan kisah tokoh tersebut dalam bahasa puisi atau narasi klasik—dengan gaya kultural dan religi yang khas. Dalam naskah Sri Ajnyana (atau sering disebut juga Sanghyang Tatwa Ajñana), tokoh Sri Ajnyana digambarkan sebagai sosok yang turun dari kahyangan (alam dewata). turunnya beliau dari kahyangan bukan semata-mata karena misi mulia, melainkan juga karena ada kesalahan atau kelalaian yang ia perbuat di kahyangan. Sri Ajnyana melakukan kesalahan di kahyangan, biasanya berupa lalai dalam menjaga kesucian diri, atau melanggar aturan kahyangan. Sebagai akibatnya, ia dihukum turun ke dunia fana (marcapada). Turunnya bukan sekadar hukuman, tapi juga proses penyucian diri melalui penderitaan dan perjalanan spiritual.

23/08/2025

Tahukah kamu bahwa Prabu Siliwangi, raja legendaris Kerajaan Sunda, ternyata memiliki tiga orang istri dengan agama yang berbeda?
Fakta mengejutkan ini jarang sekali diungkap dalam sejarah populer, padahal dari kisah tiga istrinya inilah kita bisa melihat keberagaman keyakinan di masa lalu serta bagaimana toleransi hidup berdampingan sudah ada sejak zaman kerajaan kuno.

Dalam video ini kita akan membahas:
✨ Siapa saja tiga istri Prabu Siliwangi?
✨ Apa saja agama yang mereka anut?
✨ Bagaimana pengaruh perbedaan keyakinan ini terhadap kehidupan kerajaan?
✨ Dan benarkah agama Sang Prabu bisa tercermin dari istrinya?

Jangan lewatkan kisah epik ini, karena di balik cerita cinta dan politik, ada sejarah besar tentang toleransi, budaya, dan keyakinan yang jarang dibicarakan.


Tahukah kamu, orang-orang Baduy membawa pintu rumahnya sendiri saat renovasi?Di tengah modernisasi yang merambah ke pelo...
19/08/2025

Tahukah kamu, orang-orang Baduy membawa pintu rumahnya sendiri saat renovasi?

Di tengah modernisasi yang merambah ke pelosok negeri, ada satu komunitas yang tetap teguh menjaga adat leluhur: Suku Baduy. Masyarakat adat ini hidup dengan aturan ketat—salah satunya adalah larangan teknologi. 🚫⚙️

Karena itu, ketika mereka membangun atau merenovasi rumah, tidak ada truk, motor, atau alat berat yang bisa membantu. Semua material dibawa secara manual, termasuk pintu rumah yang harus dipanggul dari terminal hingga lokasi rumah dengan jarak yang bisa mencapai berkilo-kilometer. Bayangkan, di bawah teriknya matahari atau derasnya hujan, mereka tetap melakukannya dengan sabar dan penuh semangat. 🌞🌧️

Mengapa harus berjalan kaki?
1️⃣ Jalanan menuju wilayah Baduy sangat sempit dan kecil, sehingga kendaraan tidak bisa masuk.
2️⃣ Aturan adat melarang penggunaan teknologi modern di dalam wilayah mereka.
3️⃣ Semua aktivitas harus dilakukan dengan tenaga manusia—sebuah bentuk kemandirian sekaligus penghormatan pada alam. 🌏

Yang unik dan patut kita kagumi adalah keteguhan mereka menjaga adat istiadat. Di saat banyak masyarakat beralih ke cara instan, orang Baduy tetap setia pada tradisi leluhur: tidak mencampurkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

👉 Tradisi ini bukan sekadar aturan, melainkan falsafah hidup: menjaga keseimbangan antara manusia, budaya, dan alam. Dari mereka kita belajar bahwa kesederhanaan bisa membawa ketenangan, dan bahwa hidup tanpa teknologi pun tetap bisa berjalan dengan penuh makna.

🌟 Sebuah pengingat untuk kita semua: di tengah dunia yang serba cepat, ada kearifan lokal yang mengajarkan arti keteguhan, gotong royong, dan hidup selaras dengan alam.

17/08/2025

Hingga hari ini, banyak masyarakat Bali masih datang berkunjung ke situs bersejarah Astana Gede Kawali, bekas pusat Kerajaan Galuh yang penuh dengan peninggalan kuno berupa batu tulis dan prasasti.

Mereka datang bukan hanya sebagai wisatawan, tetapi sebagai peziarah. 🙏
Di sini, mereka berdoa, memanjatkan penghormatan, dan mengingat leluhur mereka.
Bagi orang Bali, perjalanan ke Kawali dianggap sebagai ziarah suci menuju tanah asal, tempat leluhur pernah hidup dan berkuasa.

Mereka sering menyebut:
👉 “Kalau umat Islam pergi ke Mekah, maka bagi kami orang Bali, berkunjung ke Galuh adalah kembali ke tanah leluhur.”

Astana Gede Kawali bukan hanya peninggalan sejarah, tapi juga ruang spiritual yang masih hidup hingga kini.
Di balik keheningan batu-batu tua dan rindangnya pepohonan, tersimpan rasa hormat, doa, dan ikatan abadi antara manusia dengan leluhurnya. 🌺👑

📍 Lokasi: Kawali, Ciamis, Jawa Barat.






Address

BANDUNG
Bandung

Telephone

+6285724552050

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Angelick Vaulina TV posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Angelick Vaulina TV:

Share