09/05/2024
ADAB DAN ALI BIN ABI THALIB
Ali bin Abi Thalib tergesa-gesa berjalan pada suatu subuh. Dia sedang memburu waktu salat berjamaah dengan Nabi Muhammad SAW di masjid tapi langkahnya terhambat oleh langkah seorang laki-laki tua yang lamban berjalan di depannya.
Ali cemas akan ketinggalan salat berjamaah tapi dia tak punya pilihan. Dia melambatkan langkahnya mengikuti laki-laki tua itu demi menghormati ketuaannya. Hingga menjelang masuk ke masjid, tahulah Ali, orang tua itu tidak masuk ke masjid. Dia adalah seorang Nasrani.
Lalu masuk ke masjid, Ali mendapati Nabi masih memimpin salat subuh dan sedang ruku' pada rakaat yang masih bisa diburu. Terlihat, Nabi memperpanjang waktu ruku' sekitar dua kali waktu ruku' sehingga Ali masih bisa mengejar rakaat terakhir.
Usai salat, para sahabat yang ikut berjamaah segera bertanya kepada Nabi: gerangan apa yang membuat Nabi memperpanjang waktu ruku'. Nabi lantas bercerita bahwa pada saat ruku', dia sebetulnya hendak mengangkat kepala untuk berdiri hingga Jibril datang dan merentangkan sayapnya di atas punggungnya lama sekali. Baru ketika sayap itu diangkat, Nabi bisa mengangkat kepala.
"Mengapa Jibril melakukan hal itu wahai Rasul?" Nabi menjawab dirinya tidak tahu, tapi Jibril segera datang kembali dan menjelaskan kepada Nabi.
"Wahai Muhammad, sesungguhnya aku merentangkan sayap di punggungmu hanya karena Ali tergesa-gesa mengejar salat subuh berjamaah, tapi terhalang langkah seorang laki-laki tua Nasrani yang berjalan di depannya. Ali tidak berani mendahului orang tua itu. Dia menghormatinya karena ketuaannya dan memberi hak orang tua itu berjalan. Maka Allah memerintahkan malaikat Mikail mengekang laju matahari dengan sayapnya agar waktu subuh menjadi panjang. Itu semua dilakukan hanya demi Ali."
Dan, Nabi menjelaskan kepada para sahabat yang berjamaah salat subuh dengannya saat itu bahwa seperti itulah derajat orang yang memuliakan orang tua, kendati orang tua itu adalah seorang Nasrani