13/07/2016
- Belajar Menjadi Fasilitator -
Experiential Learning: Sebuah Perkenalan Singkat
"we don't receive wisdom, we must discover it for ourselves after a journey that no one can take for us or spare us" – Marvel Proust
Experiential learning (EL) adalah...
> belajar sambil melakukannya, proses di mana individu membangun pengetahuan, memperoleh keahlian, dan meningkatkan nilai dari pengalaman langsung;
> orientasi filosofis pembelajaran yang menghargai dan mendorong keterkaitan antara pengalaman nyata, aktivitas pembelajaran dan pelajaran abstrak untuk memaksimalkan belajar;
> menekankan pengalaman sebagai "central role" dalam proses pembelajaran.
> pembelajaran yang “melekat”, peserta bisa melupakan presentasi yang baik, tapi mereka lebih sering mengingat pengalaman yang menarik. Tidak hanya pengalaman yang menarik tapi juga apa yang mereka pelajari didalamnya.
Mengapa EL sering menjadi pilihan?
> EL bermanfaat untuk mengubah pola pemikiran dan perilaku serta meningkatkan kemampuan terhadap suatu keterampilan melalui transformasi pengalaman.
> EL menanamkan rasa kepemilikan atas apa yang dipelajari. Hal ini menambah minat dan keterlibatan peserta, tetapi yang paling penting memberikan kontribusi signifikan terhadap transfer belajar. Hasil akhirnya adalah bahwa individu menerima tanggung jawab atas pembelajaran dan perilaku mereka sendiri, daripada menetapkan tanggung jawab kepada orang lain.
> EL memfasilitasi peserta untuk terlibat dalam beragam pengalaman belajar, merefleksikan aktivitas dengan kritis, mendapatkan beberapa informasi bermanfaat dari analisis, menggabungkan hasilnya melalui perubahan dalam memahami perilaku.
Efektivitas EL ini berasal dari pepatah, "tidak ada yang lebih relevan bagi kita daripada diri kita sendiri". Salah satu reaksinya, dengan pengamatan, dan pemahaman tentang sesuatu yang lebih penting daripada pendapat orang lain tentang hal itu.
Bagaimana proses pembelajaran EL?
Pembelajaran EL berlangsung dalam sebuah siklus yang terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
# Experiencing
Peserta mengalami atau terlibat dalam aktivitas. Pada prosesnya, peserta mengalami pembelajaran dengan melakukan sesuatu, berbicara, mendengar, mengamati, dan lain sebagainya.
# Publishing atau sharing
Peserta berbagi apa yang mereka dapat dan hasilkan melalui apa yang dirasakan dan
dipikirkan dari aktivitas yang dialaminya.
# Processing dan interpreting
Pada tahap ini, fasilitator membantu kelompok mengeksplorasi dan menganalisis yang terjadi selama proses. Fasilitator membantu peserta untuk mengarahkan mengenai apa makna dari pengalaman yang dialaminya berdasarkan proses berbagi sebelumnya.
# Generalizing
Peserta menghubungkan aktivitas yang terjadi dengan situasi nyatanya. Mereka melakukan eksplorasi makna dari aktivitas tersebut dan bagaimana menghubungkannya dalam situasi nyata. Jadi pada tahap ini, peserta mencapai tingkat yang lebih dalam dari pemahaman dan insight-nya.
# Applying
Tahap terakhir ini membutuhkan peserta untuk berpikir apa yang akan mereka lakukan dengan pembelajaran baru mereka, bagaimana mereka akan mengaplikasikannya kelak.
Catatan untuk Fasilitator EL:
# Partisipan bukan penonton dalam pembelajaran.
# EL terjadi ketika pengalaman dipilih dengan cermat didukung oleh refleksi, analisis kritik, dan sintesis.
# Pembelajaran harus disajikan sesuai dan relevan dengan masa yang akan datang bagi partisipan dan masyarakat di mana mereka akan berpartisipasi nantinya.
# Sepanjang proses EL, partisipan harus telibat aktif dalam mengajukan pertanyaan, investigasi, bereksperimen, memiliki rasa ingin tahu, menyelesaikan masalah, bertanggung jawab, menjadi kreatif, dan membangun makna.
# Partisipan harus terlibat secara intelektual, emosi sosial, dan fisik. Keterlibatan ini membantu menghasilkan sebuah persepsi bahwa tugas belajar itu adalah otentik.
# Individu mungkin mengalami keberhasilan, kegagalan, petualangan, mengambil risiko, dan ketidakpastian, karena hasil dari pengalaman benar-benar tidak dapat diprediksi.
# Peran utama fasilitator: penataan pengalaman yang tepat, bersikap terhadap masalah, menetapkan batas-batas, mendukung partisipan, memastikan keselamatan fisik dan emosional, dan memfasilitasi proses pembelajaran.
# Fasilitator harus mengenali dan mendorong kesempatan spontan untuk belajar
# Rancangan EL termasuk kemungkinan untuk belajar dari konsekuensi alami, kesalahan dan atau keberhasilan.
# Partisipan mengembangkan pemahaman mendalam tentang teori apa dari perkuliahan yang diterapkan dalam praktek yang sebenarnya.
# Hasil belajar berupa personal dan dari dasar pengalaman dan pembelajaran di masa mendatang.
# Hubungan dikembangkan dan dipelihara; belajar untuk diri, belajar untuk orang lain, dan belajar untuk dunia yang lebih luas.
# Fasilitator harus berusaha untuk menyadari bias yang dapat mereka berikan, penilaian, dan prasangka dan bagaimana mereka mempengaruhi pelajar.
# Individu meningkatkan kesadaran mereka tentang bagaimana nilai-nilai pribadi dan makna mempengaruhi persepsi dan pilihan tindakan mereka.
# Fasilitator menggunakan pendekatan multi-disiplin untuk mempelajari masalah kehidupan nyata.
# individu memiliki kesempatan untuk mengenali bagaimana kelembagaan, sosial, dan faktor budaya dapat menyebabkan orang untuk bertindak dengan cara yang bertentangan niat pribadi dan profesional.
Ayo belajar dengan mengalami, belajar dari pengalaman, baik keberhasilan maupun kegagalan.
Referensi:
Mel Sielberman. 2007. The Handbook of Experiential Learning. Pfeiffer.
John L/ Luckner & Reldan S. Nadler. 1997. Processing The Experience: Strategies to Enhance and Generalize Learning. Kendall/Hunt