Bola Itu Bulat

Bola Itu Bulat Berita Seputar Olahraga

21/01/2025

Parade 10 Gol Terbaik Fifa World Cup Prancis 1998. 😎

MENGENAL JORGE CAMPOS, KIPER NYENTRIK ASAL MEKSIKO PENCETAK 38 GOL.Jorge Campos merupakan pemain yang cukup populer di t...
14/01/2025

MENGENAL JORGE CAMPOS, KIPER NYENTRIK ASAL MEKSIKO PENCETAK 38 GOL.
Jorge Campos merupakan pemain yang cukup populer di tahun 1990-an hingga 2000-an.
Pemain kelahiran Acapulco de Juarez, Meksiko, ini menarik perhatian karena kerap tampil dengan pakaian nyentrik dan juga karena dia memiliki peran ganda. Ya, Jorge Campos bisa menjadi striker maupun menjadi kiper. Tak heran jika sepanjang kariernya Campos berhasil mengoleksi 38 gol.
Lantas, seperti apa Jorge Campos? Berikut mengenal Jorge Campos, kiper nyentrik asal Meksiko pencetak 38 gol.
Mantan kiper Timnas Meksiko ini memulai karier profesionalnya di dunia sepakbola dengan bergabung bersama Pumas UNAM pada 1988. Kala itu Pumas UNAM masih memiliki kiper utamanya, yakni Adolfo Rios.
Meski demikian, Campos tetap dimainkan secara reguler namun dalam posisi sebagai striker. Campos memang seorang kiper, namun perannya sebagai striker juga tak main-main. Selama menjadi striker di UNAM-Pumas selama semusim ia berhasil mengoleksi 14 gol.
Namun di musim selanjutnya ia kembali lagi ke posisi yang seharusnya, yakni sebagai kiper. Campos bahkan menjadi pilihan pertama bagi Pumas UNAM saat meraih gelar juara 1990/1991 dan juga saat meraih Cruz Azul 1997.
Tak sampai di situ saja, petualangan Campos terus berlanjut. Kiper yang tak pernah memakai seragam tim dan lebih memilih memakai pakaian rancangannya sendiri ini juga pernah bermain di beberapa klub besar di Meksiko, seperti Atlante, UANL-Tigres, dan Puebla.
Salah satu momen paling menarik perhatian adalah saat Campos membela Atlante. Di mana saat itu striker klub gagal mencetak gol, akhirnya pelatih Atlante meminta Campos yang saat itu berada di posisi kiper berubah menjadi striker dan posisi kiper diganti kiper lain.
Benar saja, saat dirinya menjelma menjadi striker ia berhasil mencetak satu gol untuk Atlante dengan tendangan salto yang memukau.
Jorge Campos juga tidak hanya merumput di Meksiko, namun ia juga bermain di klub Amerika Serikat, seperti Los Angeles Galaxy dan Chicago Fire. Campos juga dipanggil untuk membela Timnas Meksiko di Piala Dunia 1994 dan 1998. Ia bahkan telah mengoleksi 130 caps bersama Meksiko.
Hingga akhir kariernya di 2004, Jorge Campos diketahui telah mengoleksi 38 gol. Namun gol tersebut tercipta saat ia bermain di level klub saja.*****

KISAH PETER SHILTON: KIPER LEGENDARIS INGGRIS YANG UKIR AIB DI PIALA DUNIASampai saat ini, Peter Shilton masih menjadi p...
14/01/2025

KISAH PETER SHILTON: KIPER LEGENDARIS INGGRIS YANG UKIR AIB DI PIALA DUNIA
Sampai saat ini, Peter Shilton masih menjadi peraih caps terbanyak untuk Timnas Inggris. Penjaga gawang kelahiran Leicester itu memiliki 125 caps. Angka itu masih di atas Wayne Rooney (120 caps), David Beckham (115), dan Steven Gerrard (114).
Menimba ilmu di akademi Leicester City, Shilton mengawali karier profesionalnya pada tahun 1966 bersama The Foxes. Shilton dipanggil ke Timnas Inggris asuhan Alf Ramsey pada November 1970.
Uniknya, Leicester saat itu bermain di Divisi Championship. Hal ini jarang terjadi, di mana pemain klub level kedua membela Timnas Inggris.
Kala itu, Shilton membantu Inggris menang 3-1 atas Jerman Timur. Shilton kemudian terus bermain bagi Inggris selama dua dekade, dan akhirnya menjalani pertandingan terakhirnya pada 7 Juli 1990.
Pertandingan terakhir Shilton bersama Inggris, pertandingan ke-125-nya, idealnya adalah sebuah final Piala Dunia. Sayangnya, di semifinal Piala Dunia 1990, Inggris harus kalah adu penalti dari Jerman Barat—yang akhirnya menjadi juara.
Alhasil, Shilton memainkan pertandingan terakhirnya di laga "paling formalitas" dunia: perebutan tempat ketiga. Saat itu, Inggris melawan tuan rumah Piala Dunia, Italia.
Bermain di hadapan 62.628 penonton di Stadio San Nicola (Bari), Inggris dan Italia bermain sangat ketat. Skor baru berubah pada menit ke-71, sayangnya, dari blunder Shilton.
Saat itu aturan backpass belum berlaku. Shilton mendapatkan operan dari rekannya di dalam kotak penalti. Shilton menangkap bola, kemudian menjatuhkan bola itu kembali. Ia tak sadar di situ ada Roberto Baggio yang mengincar dari belakangnya.
Baggio kemudian mencuri bola dan mengopernya kepada Salvatore Schillaci. Di saat Shilton mengejar bolanya, Schillaci mengoper bola kembali kepada Baggio yang kemudian mampu mencetak gol mudah.
Inggris berhasil mencetak gol penyama kedudukan 10 menit kemudian melalui David Platt. Namun, Schillaci mampu mencetak gol kemenangan Italia di menit ke-86 dari titik penalti setelah ia dijatuhkan oleh Paul Parker di dalam kotak penalti.
Itu adalah gol yang mengantarkan Schillaci menjadi top skor, sekaligus memulangkan Shilton dan Inggris tanpa medali dari Piala Dunia 1990.
Sebenarnya tak ada yang tahu jika Shilton sudah merencanakan pensiun dari timnas. Namun sesaat setelah laga perebutan peringkat ketiga tersebut, ia baru mengumumkan kepada dunia jika ia pensiun dari The Three Lions.
Dari 125 pertandingannya berseragam Inggris, 15 di antaranya ia jalani sebagai kapten, termasuk di laga terakhirnya itu.
Meskipun bukan pemain tertua dalam sejarah timnas Inggris, Shilton tercatat merupakan pemain Inggris tertua yang tampil di Piala Dunia. Pada laga terakhirnya bersama The Three Lions itu, ia sudah berusia 40 tahun 292 hari.
Meski menjalani pertandingan terakhirnya dengan blunder, momen yang paling diingat oleh Shilton saat berseragam Timnas Inggris tentu pada edisi Piala Dunia sebelumnya (1986) saat kebobolan oleh "Gol Tangan Tuhan" Diego Maradona.
Saat itu, timnas Inggris menghadapi Argentina di babak 8 besar Piala Dunia 1986. Shilton kebobolan gol kontroversial tersebut yang dilakukan oleh Maradona. Inggris pun harus kalah 2-1 setelah Maradona mencetak brace dan Gary Lineker mencetak gol hiburan.
Blunder di pertandingan terakhir bersama Timnas tentu merupakan momen buruk. Namun bagi Shilton, peraih caps terbanyak Inggris, blunder adalah bagian dari menjadi penjaga gawang.
"Yah, menjengkelkan saat itu terjadi. Menjadi kiper, kadang kamu membiarkan dirimu terbuka untuk diejek. Diejek tidak pernah menyenangkan." ujar Shilton, dikutip dari Mirror.
Sejak pensiun dari timnas, Shilton masih terus bermain di level klub. Ia baru benar-benar pensiun dari sepak bola pada 1997.
Sepanjang karier sepak bolanya, Shilton pernah membela 11 klub berbeda. Semua klub yang pernah ia bela berasal dari Inggris.
Dengan jumlah minimal 100 penampilan saat membela Leicester City, Stoke City, Nottingham Forest, Southampton dan Derby County. Nottingham menjadi klub tersukses yang pernah Shilton bela.
Tak hanya memegang rekor caps terbanyak timnas Inggris. Shilton juga tercatat sebagai pesepak bola dengan penampilan terbanyak di dunia sepanjang sejarah. Total Shilton telah bermain dalam 1.390 pertandingan baik bersama klub maupun timnas.*****

ALESSANDRO NESTAAlessandro Nesta, lahir di Roma 19 Maret 1976, dianggap sebagai salah satu bek terbaik dunia, dengan emp...
13/01/2025

ALESSANDRO NESTA
Alessandro Nesta, lahir di Roma 19 Maret 1976, dianggap sebagai salah satu bek terbaik dunia, dengan empat kali masuk dalam skuad Tim Terbaik Eropa pilihan UEFA.Nesta dibesarkan di area Cinecitta di kota Roma, mengenal sepak bola kali pertama saat bersekolah di sekolah Margherita Bosco. Karirnya dimulai saat ia masuk klub sepak bola lokal mengikuti jejak kakaknya, Fernando.
Bakat Nesta diamati oleh pemandu bakat AS Roma, Francesco Rocca, tapi ayahnya yang fans Lazio menolak tawaran tersebut. Nesta kemudian bergabung dengan akademi Lazio tahun 1985 di mana ia mencoba semua posisi sebelum akhirnya memutuskan menjadi bek. Karir internasionalnya dimulai saat ia bermain untuk tim Italia U-15 dan U-16.
Tahun 1993 Nesta dipromosikan masuk skuad senior Lazio. Bersama Lazio ia memenangkan Coppa Italia edisi 1998, Piala Winners UEFA dan Piala Super Eropa setahun berikutnya. Sukses tersebut berlanjut saat Lazio memenangkan scudetto dan Coppa Italia di musim 1999-2000, juga dua gelar Piala Super Italia.
Sebelum masuk musim 2002-2003 krisis finasial menerpa Biancoceleste, menyebabkan mereka harus menjual Nesta ke AC Milan dengan nilai transfer sebesar 30 juta euro yang dibayarkan selama 3 tahun. Di musim pertama bersama Rossoneri, Nesta membawa klub meraih gelar Liga Champions 2002-2003 dan juga Coppa Italia. Di musim berikutnya Milan dibantunya meraih scudetto dan Piala Super Eropa.
Meski jarang turun sepanjang musim 2006-2007 akhibat cedera bahu, Nesta menjadi bagian penting dari sukses Milan mencapai final Liga Champions di mana mereka mengalahkan Liverpool 2-1. Di musim ini juga Rossoneri kembali meraih Piala Super Eropa.
Di level internasional, Nesta menjadi bagian dari skuad Italia U-21 yang memenangkan Piala Eropa U-21 tahun 1996. Debut pertama bersama timnas senior adalah pada laga melawan Moldova 5 Oktober 1996. Sejauh ini Nesta memiliki 78 caps bersama Gli Azzurri dan telah bermain pada ajang internasional di antaranya Euro 1996, Piala Dunia 1998, Euro 2000, Piala Dunia 2002, Euro 2004 dan Piala Dunia 2006.
Di pentas Piala Dunia, Nesta memiliki nasib kurang beruntung setelah di tiga edisi penyelenggaraan ia selalu mengalami cedera. Pada edisi 1998 Nesta harus mengalami cedera ligamen lutut kala melawan Austria, dan melewatkan laga terakhir Italia di edisi 2002 akibat cedera kaki.
Puncaknya di Piala Dunia 2006 ia harus pulang lebih awal setelah mengalami cedera kala melawan Republik Ceska di fase grup, membuat Nesta memutuskan gantung sepatu setelah turnamen berakhir.
Nesta menikah dengan tunangannya, Gabriela Pagnozzi pada Mei 2007. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai anak perempuan, Sofia yang dilahirkan 19 Oktober 2006; serta anak laki laki, Tommaso yang lahir pada 20 Maret 2008.*****





KABAR GEMBIRA, SHIN TAE-YONG TETAP AKAN LATIH TALENTA MUDA INDONESIA DARI AKAR RUMPUT HINGGA LEVEL ELIT: DENGAN RASA CIN...
13/01/2025

KABAR GEMBIRA, SHIN TAE-YONG TETAP AKAN LATIH TALENTA MUDA INDONESIA DARI AKAR RUMPUT HINGGA LEVEL ELIT: DENGAN RASA CINTA YANG BESAR

Di tengah euforia pengumuman Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia. Shin Tae-yong memastikan dirinya akan tetap melatih talenta-talenta muda sepak bola Indonesia.
Sebagaimana diketahui Shin Tae-yong sudah bukan lagi pelatih kepala Timnas Indonesia. Kepastian itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada Senin (6/1/2025).
Keputusan tersebut praktis mengakhiri kontrak Shin Tae-yong yang seharusnya masih berlangsung hingga tahun 2027. Berdasarkan pantauan tvOnenews.com di sosial media, tidak sedikit dari suporter Timnas Indonesia yang mengaku kecewa.
Namun bagaimanapun, PSSI sudah menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia yang baru dan diperkenalkan pada Minggu (12/1/2025).
Menariknya, hanya beberapa hari setelah pengumuman pemecatannya Shin Tae-yong berjanji akan tetap membina bakat-bakat muda sepak bola Indonesia.
“Sebagai tanggapan atas berbagai pertanyaan yang berkembang di tangan masyarakat, kami ingin memberikan penjelasan yang tegas dan transparan,” kata Shin Tae-yong dalam keterangan resmi Instagram shintaeyong_academy, dikutip Minggu (12/1/2025).
Dengan rasa cinta yang besar terhadap sepak bola Indonesia, Coach Shin Tae-yong tetap berkomitmen untuk mendukung perkembangan sepak bola Indonesia melalui Shin Tae-yong Football Academy.
Akademi yang didirikan Shin Tae-yong ini mempunyai visi yakni "To lead youth football development and strengthen Indonesia's sports culture".
Akademi ini didedikasikan untuk memajukan sepak bola usia muda di Indonesia. Dengan fokus pada menjembatani kesenjangan infrastruktur sepak bola, STY Academy berkomitmen membina talenta dan level grossroot hingga level elite.
Mereka yang dibina akan diajarkan bagaimana budaya olahraga yang kuat serta dipersiapkan sebagai bintang sepakbola masa depan.
“Kami memastikan bahwa Shin Tae-yong Football Academy akan terus berjalan dan berjanji untuk mencetak bibit unggul yang memiliki fundamental kuat demi kemajuan sepak bola Indonesia,” tulis keterangan tersebut.
Menurut Shin Tae-yong sepak bola adalah lebih dari sekadar olahraga, ini adalah harapan, semangat, dan kebanggaan bangsa.
“Bersama mari kita melangkah maju untuk menciptakan generasi baru yang membawa nama Indonesia bersinar di kancah internasional,” ujarnya.
“Terimakasih atas kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan. Mari kita bangun masa depan sepak bola Indonesia, bersama. Salam olahraga,” tutup Shin Tae-yong.
Selama menukangi Timnas Indonesia Shin Tae-yong telah menyumbangkan sederet prestasi membanggakan, berikut ini:
2020: Runner up Piala AFF 2020
2021: Medali perunggu SEA Games 2021
2023: Runner up Piala AFF U-23 2023 dan 16 besar Piala Asia 2023
2024: Semifinalis Piala Asia U-23 2024, lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, lolos Piala Asia 2027, dan mencapai peringkat 127 FIFA.

Source by tvonenews.com
📷 Pinterest

KISAH OLIVER KAHN, SOSOK PEMIMPIN YANG JARANG SENYUMPiala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang menjadi salah satu page...
12/01/2025

KISAH OLIVER KAHN, SOSOK PEMIMPIN YANG JARANG SENYUM
Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang menjadi salah satu pagelaran sepak bola dunia yang paling dikenang bagi para penggemar timnas Jerman. Der Panzer sukses lolos ke final Piala Dunia 2002 dan menghadapi Brazil di partai final.
Nasib baik tak menghampiri Jerman karena partai final Piala Dunia 2002 dimenangkan oleh Brasil lewat dua gol yang dicetak oleh Ronaldo de Lima di babak kedua. Harapan Jerman untuk meraih gelar keempat Piala Dunia pada tahun 2002 pun kandas.
Meskipun Jerman tak mampu meraih gelar Piala Dunia 2002, ada salah satu nama pemain yang mampu membuat bangga Jerman di Piala Dunia 2002 yakni Oliver Kahn. Penjaga gawang yang dikenal dengan sebutan Si Raksasa ini berhasil meraih Golden Ball atau Pemain Terbaik di Piala Dunia 2002 berkat penampilannya yang impresif.
Oliver Rolf Kahn atau yang lebih dikenal dengan nama Oliver Kahn lahir di Karlsruhe, Jerman Barat pada 15 Juni 1969. Ayahnya adalah mantan pemain tim Karlsruher dan ia memutuskan untuk memasukan Kahn kecil untuk bergabung dengan akademi sepak bola di klub tersebut.
Kahn memulai karir sepak bola profesionalnya ketika ia memperkuat Karlsruher SC II pada 1987. Ia mencatatkan 73 penampilan di klub tersebut dan kemudian ia dipercaya untuk memperkuat tim senior Karlsruher SC pada tahun 1990.
Musim 1993/1994 menjadi kejayaan Oliver Kahn saat membela tim asal kota kelahirannya tersebut. Ia berhasil menjadi motivator dan penyemangat untuk para pemain Karlsruher SC dan membawa timnya ke semifinal UEFA Cup.
Sikapnya yang tegas dan tak mau kompromi membuat Bayern Munich tertarik untuk memboyongnya. Bayern yang saat itu mencari pengganti untuk Raimond Aumann sangat tertarik dengan penampilan Oliver Kahn yang baik di lapangan.
Oliver Kahn pun didatangkan dari Karlsruher SC ke Bayern Munich pada awal musim 1994/1995. Pihak tim yakin Kahn akan menjadi sosok pemimpin untuk rekan setim di lapangan karena sikap dan wajahnya yang jarang senyum.
Penjaga gawang yang memiliki tinggi badan 188cm ini memulai memperkuat timnas Jerman pada tahun 1995 saat masih memperkuat Bayern Munich. Ia menjadi kiper pelapis dari Andreas Kopke bersama Oliver Reck di timnas Jerman saat itu.
Piala Eropa 1996 menjadi gelaran bergengsi pertama bagi Oliver Kahn yang masih menjadi kiper pelapis Andreas Kopke. Jerman pun berhasil meraih gelar Piala Eropa 1996 dengan mengalahkan Republik Ceko 2-1.
Namun nasib kurang baik didapatkan oleh Oliver Kahn setelah ia dipercaya menjadi penjaga gawang utama timnas Jerman. Ia tampil sangat apik menjaga gawang Jerman namun performa timnas Jerman cenderung menurun setelah Piala Eropa 1996.
Jerman gagal mempertahankan gelar juara Eropa pada Piala Eropa 2000. Oliver Kahn dan kolega tak mampu lolos pada fase grup dan menjadi juru kunci di Grup A dengan berhasil meraih satu poin dalam tiga pertandingan.
Jerman dan Oliver Kahn berusaha melupakan Piala Eropa 2000 dan memfokuskan untuk meraih gelar keempat Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Oliver Kahn tampil dengan sangat baik pada Piala Dunia 2002 dengan hanya kebobolan satu gol.
Jerman pun saat itu difavoritkan untuk menjuarai Piala Dunia 2002 karena bermain dengan sangat baik dan Oliver Kahn masih terus membela Jerman hingga final meskipun ia mengalami cedera pada jarinya. Lawan yang dihadapi Jerman di partai final Piala Dunia 2002 adalah Brasil yang saat itu diperkuat oleh pemain-pemain top dunia seperti Ronaldo de Lima, Roberto Carlos, Juninho, Cafu, Rivaldo, dan Ronaldinho.
Oliver Kahn mampu menahan serangan yang dilancarkan timnas Brasil pada babak pertama. Pertandingan semakin seru pada babak kedua karena Brasil sukses mencetak dua gol lewat gol yang dicetak oleh Ronaldo de Lima. Brasil pun sukses mengandaskan Oliver Kahn dan Jerman serta meraih gelar kelima Piala Dunia.
Para penggemar Jerman sangat mengapresiasi penampilan yang sangat apik dari Oliver Kahn pada Piala Dunia 2002. Ia pun mendapatkan gelar pemain terbaik Piala Dunia 2022 berkat penampilannya selama Piala Dunia 2002 yang sangat baik.
Namun setelah Jerman bermain dengan baik pada Piala Dunia 2002, Oliver Kahn dan kolega justru mengalami penurunan performa pada Piala Eropa 2004. Jerman kembali tak lolos dari fase grup dan pulang lebih awal di Piala Eropa 2004 yang dimenangkan oleh Yunani.
Piala Dunia 2006 yang digelar di Jerman ini menjadi harapan besar untuk Oliver Kahn untuk meraih gelar bergengsi tersebut sebelum gantung sepatu. Namun ia tak menjadi pilihan utama Jurgen Klinsmann untuk menjaga gawang timnas Jerman pada Piala Dunia 2006. Klinsmann lebih memilih Lehmann sebagai kiper utama timnas Jerman.
Oliver Kahn yang hanya bermain satu kali pada Piala Dunia 2006 tersebut berhasil membawa Jerman duduk di posisi ketiga setelah mengalahkan Portugal. Ia berhasil membawa negaranya untuk setidaknya duduk di posisi 3 pada Piala Dunia 2006 yang dimenangkan oleh Italia.
Setelah Piala Dunia 2006 berakhir, ia memutuskan untuk gantung sepatu dari timnas Jerman dan memfokuskan memperkuat Bayern Munich hingga tahun 2008. Selama memperkuat Bayern Munich dari 1994 hingga 2008, Oliver Kahn sukses membantu membawa Bayern meraih delapan gelar Liga Jerman dan satu gelar Liga Champions musim 2000/2001.
Oliver Kahn sempat mengalami cedera pada matanya hingga penglihatannya sedikit kabur setelah bola yang ditendang oleh Michael Rensing mengenai mata Si Raksasa pada sesi latihan. Musim kompetisi 2007/2008 menjadi musim terakhir bagi Oliver Kahn sebagai pesepak bola profesional.
Oliver Kahn adalah salah satu penjaga gawang terbaik yang pernah dimiliki oleh Jerman meskipun ketika ia masih aktif menjadi pesepak bola tak memberikan banyak gelar untuk timnas Jerman. Namun ia mampu meraih banyak penghargaan semasa ia menjadi pesepak bola dan setelah ia pensiun karena permainannya yang impresif dan menghibur.*****

KISAH GILA RENE HIGUITA: KIPER JAGO DRIBBLE PEMILIK SCORPION KICKPenggemar sepak bola tentunya sudah tak asing mendengar...
12/01/2025

KISAH GILA RENE HIGUITA: KIPER JAGO DRIBBLE PEMILIK SCORPION KICK
Penggemar sepak bola tentunya sudah tak asing mendengar nama Rene Higuita. Salah satu momen paling diingat dari kiper nyentrik asal Kolombia ini adalah aksinya ketika melakukan Scorpion Kick atau tendangan kalajengking. Melihat ke belakang, aksi yang melegenda dalam sejarah sepak bola ini terjadi sekitar tahun 1995. Waktu itu, Higuita yang membela timnas Kolombia tampil dalam sebuah laga persahabatan melawan Inggris di Wembley.
Aksinya tersebut mendapat sorotan dari berbagai pihak, khususnya penggemar sepak bola. Sampai saat ini, kisahnya itu bahkan masih sering terdengar dan terus diperbincangkan.
KISAH RENE HIGUITA
Lahir di dekat Medellin, Kolombia, Higuita mengawali karier sepak bola dengan bergabung bersama tim lokal. Menariknya, ia tidak bermain untuk posisi penjaga gawang, melainkan sebagai striker.
Mengutip SportSkeeda, kisahnya menjadi seorang kiper bermula ketika penjaga gawang timnya cedera. Singkat cerita, Higuita dipilih menggantikannya dan langsung memakai sarung tangan. Namun, di luar dugaan Higuita justru tampil apik sebagai kiper. Sejak saat itu, Higuita mulai mengubah posisinya secara permanen.
Pada sepak terjangnya, Higuita meraih era kejayaan saat berseragam Atletico Nacional. Ia sukses membawa klubnya meraih Copa Libertadores (1989) hingga Copa Interamericana (1990). Penampilan fisik Higuita dengan rambut gondrong dan kumis lebatnya menggambarkan gaya permainan yang tak konvensional dan sering membuat jantung berdebar.
Kendati seorang kiper, ia tak ragu menunjukan kepiawaiannya dalam menggiring bola dan mencetak gol. Tak heran, Higuita sendiri dijuluki ‘El Loco’ (Si Gila) oleh teman-temannya.
Terlepas dari sifatnya yang nyentrik, Higuita adalah sosok penjaga gawang yang revolusioner. Ia menjadi salah satu peletak dasar bagi seorang “sweeper-keeper” di era sepak bola modern. Tanpa melepaskan kewajibannya dalam menjaga gawang, Higuita sering mencoba menggiring bola dan berhadapan langsung dengan striker lawan.
Tak hanya itu, ia juga sering berlari keluar kotak untuk membantu membangun permainan. Terlebih, Higuita sendiri ternyata punya kemampuan apik dalam melakukan tendangan bebas dan penalti. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu penjaga gawang dengan gol terbanyak dalam sejarah sepak bola.
Gemilang bersama klub, Higuita juga sering mendapat panggilan dari timnas Kolombia. Sepanjang penampilannya bersama timnas, ada salah satu momen yang melegenda sampai sekarang. Kejadian ini terjadi saat timnas Kolombia menjamu Inggris dalam sebuah laga persahabatan pada 1995. Waktu itu, Higuita melakukan aksi spektakuler ketika bertindak sebagai penjaga gawang Kolombia.
Pada satu momen, salah satu pemain Inggris, Jamie Redknapp, melakukan bola lob ke gawang Kolombia karena melihat posisi Higuita agak maju. Bukannya menangkap bola yang tengah melambung, Higuita justru mengangkat kedua kakinya ke belakang dan melakukan scorpion kick atau tendangan kalajengking.
Aksi unik Higuita ini terus menjadi sorotan, bahkan sampai sekarang. Hingga kini, memang tak banyak pesepak bola yang mampu meniru aksi tendangan kalajengking layaknya Rene Higuita.*****

KISAH AWAL MULA PETER SCHMEICHEL GABUNG MANCHESTER UNITEDKiper legendaris Manchester United (MU), Peter Schmeichel menge...
12/01/2025

KISAH AWAL MULA PETER SCHMEICHEL GABUNG MANCHESTER UNITED
Kiper legendaris Manchester United (MU), Peter Schmeichel mengenang kunjungan Sir Alex Ferguson pada tahun 1990 yang membuatnya tercengang. Saat itu, Schmeichel masih membela Brondby. Ketika itu, Schmeichel sempat gagal berseragam MU karena tidak adanya kesepakatan antara kedua klub terkait biaya transfer.
Legenda timnas Denmark itu sempat frustrasi karena gagal merumput di Old Trafford.
Bagi Schmeichel, Ferguson adalah sosok yang menginspirasi dalam kariernya sehingga membuatnya fokus meningkatkan permainan. Kemudian, Ferguson juga membuat Schmeichel tertarik karena usahanya yang ingin memboyongnya ke Inggris.
“Dia mengambil penerbangan pagi ke Kopenhagen, pergi ke rumah ini, dan dia berkata, 'Aku hanya ingin memberi tahu kamu bahwa aku telah melihat apa yang kuinginkan, dan aku akan kembali untukmu di musim panas,” kata Schmeichel, dilansir dari laman resmi MU, Sabtu (28/3).
Schmeichel pun sempat kecewa dengan gagalnya memperkuat MU saat itu dan merasa dirinya bodoh. Dia sebenarnya tak ingin mengecewakan Ferguson dan diri sendiri. Namun kejadian itu dijadikan pelajaran dan sumber energi perjalanan di sepak bola.
Drama Schmeichel dengan MU pun berakhir ketika dia akhirnya memastikan pindah ke MU pada musim panas 1991. Sejak saat itulah impiannya menjadi pemain sepak bola besar semakin tumbuh. Dia pun mulai diperkenalkan tentang klub ini oleh petinggi MU waktu itu, Martin Edwards.
“Ini akan menjadi momen besar bagi saya. Dan pada dasarnya kesepakatan sudah dilakukan, oleh Martin Edwards, bos saat itu, dan agen saya,” kenang Schmeichel.
Sebelum menandatangani kontrak, Schmeichel dikenalkan dengan perjalanan klub dan sejarahnya oleh Edwards di museum. Tujuannya agar Schmeichel mengetahui tanggung jawab apa yang diembannya sebagai pemain Setah Merah.*****

JOSE LUIS CHILAVERT, SATU-SATUNYA KIPER YANG CETAK HATTRICK!Sejatinya tugas seorang kiper adalah menjaga gawang agar tid...
12/01/2025

JOSE LUIS CHILAVERT, SATU-SATUNYA KIPER YANG CETAK HATTRICK!
Sejatinya tugas seorang kiper adalah menjaga gawang agar tidak kebobolan dan membawa timnya menuju kemenangan. Namun, bagaimana jika seorang kiper mengantarkan tim menuju kemenangan dengan mencetak gol? Jose Luis Chilavert adalah kiper tersebut.
Kiper berkebangsaan Paraguay tersebut tidak hanya andal di bawah mistar gawang, tapi dirinya juga eksekutor bola mati yang sangat baik dibandingkan pemain lain. Hebatnya, Chilavert adalah kiper pertama yang pernah mencatatkan hattrick dalam sejarah.
Lantas, bagaimana kisah dari Jose Luis Chilavert, seorang kiper yang hobi mencetak gol? Jika kamu penasaran, yuk simak artikel berikut ini!

1. SERING DIPERCAYA SEBAGAI EKSEKUTOR PENALTI
Saat bermain di San Lorenzo, Chilavert sering berlatih penalti sampai dia dipercaya oleh klubnya untuk menjadi eksekutor penalti. Akhirnya, Chilavert membuat gol pertamanya lewat titik putih.
Pasca gol tersebut, Chilavert terus diberi kepercayaan oleh San Lorenzo untuk menjadi algojo penalti selama dia bermain di klub tersebut.

2. MULAI BERLATIH TENDANGAN BEBAS
Tak puas hanya menjadi eksekutor penalti, Chilavert memiliki keinginan untuk menjadi penendang tendangan bebas. Oleh karena itu usai berlatih bersama tim, Chilavert menambah porsi latihannya untuk melatih tendangan bebas.
Melihat perkembangan yang signifikan dari hari ke hari, akhirnya Chilavert diberi kesempatan menjadi penendang tendangan bebas.

3. MEMULAI KARIER DI EROPA BERSAMA REAL ZARAGOZA
Melihat potensi Chilavert yang tidak biasa sebagai seorang kiper, pada 1991 dirinya memulai karier di Eropa bersama Real Zaragoza. Saat itu Chilavert memang diberi titel sebagai eksekutor bola mati terbaik dari Amerika Selatan.
Namun, hal tersebut tidak menjadi jaminan Chilavert sukses di Eropa. Bahkan saat bermain di Zaragoza, saat dirinya mengambil penalti atau tendangan bebas, para fans selalu harap-harap cemas karena tidak biasa melihat seorang kiper maju sejauh itu dan meninggalkan gawang yang kosong.
Chilavert hanya bertahan tiga musim saja di Zaragoza dan tidak begitu tampil baik di sana yang membuat dirinya kembali ke Argentina untuk bermain dengan Velez Sarsfield.

4. PERNAH MENCETAK GOL DARI JARAK 60 METER
Saat bermain untuk Velez Sarsfield, Chilavert meraih kejayaannya. Sepuluh musim bersama klub tersebut, dirinya menyumbangkan 4 trofi Liga Argentina, 1 Copa Libertadores, dan 1 Piala Interkontinental.
Hebatnya lagi pada 1996 saat melawan River Plate, Chilavert sukses mencetak gol dari jarak 60 meter. Hal tersebut saat pemain dari Velez Sarsfield dilanggar di tengah lapangan. Tanpa ragu menjadi eksekutor bola mati, hasil tendangan dari Chilavert tak mampu dibendung oleh kiper River Plate.

5. MENJADI KIPER PERTAMA YANG MENCETAK HATTRICK
Tak hanya mecetak gol dari jarak 60 meter saja sensasi yang diberikan oleh Chilavert. Pada 1999, dirinya berhasil mencetak hattrick ke gawang Ferro Carril Oeste yang membuat pertandingan berkesudahan dengan skor 6-1.
Hattrick tersebut membuat Chilavert menjadi kiper pertama dalam sejarah yang berhasil membukukan tiga gol dalam satu laga. Ketiga gol tersebut dihasilkan dari tendangan penalti.*****

KISAH FRANCESCO TOLDO REDAM TOTAL FOOTBALL BELANDA DI PIALA EROPA 2000Pertandingan Timnas Italia kontra Belanda pada sem...
12/01/2025

KISAH FRANCESCO TOLDO REDAM TOTAL FOOTBALL BELANDA DI PIALA EROPA 2000
Pertandingan Timnas Italia kontra Belanda pada semifinal Piala Eropa 2000 menjadi salah satu momen paling berkesan dalam karier sepak bola Francesco Toldo. Ia memang tampil heroik dalam laga tersebut.
Duel kedua negara saat itu merupakan salah satu pertandingan sepak bola yang layak dikenang sepanjang sejarah. Hari itu menjadi sebuah momen ketika Total Football tak berdaya di hadapan Catenaccio.
Sebelum pertandingan, Belanda memang lebih diunggulkan dibanding Italia. Selain tampil di kandang sendiri, performa De Oranje juga sangat mengesankan sepanjang turnamen.
Hal itu seperti akan menjadi kenyataan di lapangan. Belanda tampil mendominasi dan memborbardir gawang Italia nyaris sepanjang pertandingan.
Situasi semakin sulit bagi Italia karena mereka harus bermain dengan sepuluh pemain sejak menit ke-34 karena Gianluca Zambrotta di kartu merah. Belanda semakin di atas angin.
Namun ketangguhan Toldo di bawah mistar Italia membuat Belanda tak kunjung memecah kebuntuan. Dua hadiah penalti yang diberikan wasit juga tak mampu dikonversi menjadi gol oleh Frank De Boer dan Patrick Kluivert.
Belanda tetap tak mampu menjebol gawang Italia meski laga dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Sang pemenang pun harus ditentukan lewat drama adu penalti.
Di babak ini Toldo semakin menunjukkan kelasnya. Ia mampu menggagalkan dua eksekutor penalti Belanda. Italia apun berhak melaju ke final karena menang dengan skor 3-1.
Toldo mengakui saat itu memang berharap laga diakhiri dengan babak adu penalti. Hal itu karena sebelum pertandingan, ia sudah mempelajari para penendang Belanda.
“Saya berpikir pada malam sebelumnya harus menonton video tentang mereka. Saya duduk dan menonton video mereka serta mempelajari arah tendangan yang dilakukan saat menendang penalti,” kata Toldo kepada FCInter1908.it.
Namun Toldo mengakui keberhasilannya tersebut sangat terbantu dengan kegagalan dua eksekutor penalti Belanda di waktu normal. Hal itu membuat para pemain lawan kehilangan rasa percaya diri.
"Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi. mereka benar-benar tersesat," sambungnya.
Sayangnya Toldo gagal menyempurnakan penampilan heroiknya dengan gelar juara. Pada laga final tim Azzurri harus takluk dari Prancis dengana skor 1-2 dalam laga yang tak kalah dramatis.*****

FERNANDO HIERRO, BEK REAL MADRID PALING TAJAM SEPANJANG SEJARAH, PERNAH CETAK 21 GOL SEMUSIMLegenda Real Madrid, Fernand...
11/01/2025

FERNANDO HIERRO, BEK REAL MADRID PALING TAJAM SEPANJANG SEJARAH, PERNAH CETAK 21 GOL SEMUSIM
Legenda Real Madrid, Fernando Hierro dikenal sebagai bek tengah yang tampil dengan gaya ofensif.
Dia menjadi pemain bertahan paling tajam sepanjang sejarah Real Madrid bahkan dunia.
Bek tengah Timnas Spanyol ini dikenal sebagai satu di antara central back (CB) paling moncer dalam mencetak gol.
Fernando memecahkan rekor bek sebagai pencetak gol terbanyak dalam satu musim sepanjang sejarah sepakbola.
Bersama Real Madrid, Hierro pernah mencetak 26 gol selama satu musim di semua kompetisi.
Pemain dengan tinggi 186 cm ini telah mencicipi berbagai atmosfer di berbagai liga.
Selain Liga Santander Spanyol, Hierro juga pernah mencicipi suasana di Liga Qatar dan Liga Premier Inggris.
Dilansir dari berbagai sumber Fernando Ruiz Hierro lahir di Velez-Malaga, Spanyol pada 23 Maret 1968.
Sang nomor 4 dapat bermain sebagai bek tengah mau pun gelandang bertahan, yang membuat pelatih mana pun akan menganggapnya berharga.
Selain memenuhi tugasnya sebagai pemain bertahan, kapten Real Madrid, Fernando Hierro, juga tampil sebagai pemecah kebuntuan.
Total dia mencetak banyak gol selama karier seniornya di berbagai klub, mulai dari Real Valladolid, Real Madrid, Al Rayyan, dan Bolton Wanderers.
Puncak kariernya terjadi saat menjadi benteng pertahanan sekaligus mesin gol dalam satu musim yang sama di Real Madrid.
Bersama Los Blancos (julukan Real Madrid), dia pernah mencatatkan 26 gol di berbagai ajang, dengan 21 di antaranya lahir di kompetisi LaLiga Spanyol.
Bersama klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu ini, dia menorehkan 102 gol.
Fernando Hierro pertama kali bermain untuk Real Valladolid sejak 1987 hinggz 1989.
Pemain Timnas Spanyol itu tampil 58 kali dan mencetak 3 gol.
Dia memulai karier di Real Madrid sejak 1989 hingga tahun 2003, tampil 439 kali dan mencetak 102 gol di kompetisi Liga Santander.
Selesai membela Los Blancos, kemudian bermain untuk tim Qatar, Al Rayyan pada musim 2003-2004.
Bersama Al Rayyan, dia tampil 19 kali serta mencetak 3 gol.
Dia menutup karier sepakbola profesionalnya untuk Bolton Wanderers FC, tampil 29 kali serta mencetak hanya 1 gol.
Sepanjang karier profesionalnya di berbagai klub, Hierro menorehkan 133 gol di semua ajang.
Di level timnas, dia tampil 89 kali dengan mencetak 29 gol di level senior, dan tampil 5 kali dengan 2 gol di level U-21 Spanyol.
Dia menjadi benteng yang kuat bagi tim, sekaligus ancaman yang mengerikan bagi rivalnya.
Puncak keganasannya terjadi pada musim 1991-1992 saat membela Real Madrid, di mana dia mencatatkan 26 gol dalam satu musim di semua ajang dari total 53 penampilan.
Dia bahkan masuk dalam daftar pencetak gol terbanyak di La Liga Santander Spanyol musim itu dengan mencetak 21 gol.
Di luar musim itu, catatan mentereng lainnya juga dia catatkan di dua musim selanjutnya, yakni 1992-1993 dan 1993-1994.
Pada 1992-1993, Fernando Hierro mencetak 13 gol di liga dan 18 gol di semua ajang dari total 47 laga yang dilakoni.
Di musim selanjutnya, yakni 1993-1994, produktivitasnya menurun dan hanya menorehkan total 11 gol dari 43 laga, di mana 10 gol diciptakannya di liga.
Sepanjang kariernya, pemain ini telah mempersembahkan sejumlah gelar, baik kepada Timnas Spanyol mau pun klub yang dia bela.
Bersama Real Madrid, dia mempersembahkan 16 gelar sepanjang kariernya.
Fernando Hierro tiga kali menjuarai Liga Champions bersama Real Madrid, yakni di musim 1997/1998, 1999/2000, dan 2001/2002.
Dia juga ikut ambil peran dalam perolehan lima kali juara Liga Spanyol, masih bersama Los Blancos, yakni di musim 1989/1990, 1994/1995, 1996/1997, 2000/2001, dan 2002/2003.
Dia juga ikut menjuara Piala Spanyol pada tahun 1992/1993 bersama Real Madrid.
Selain itu, bersama Los Merengues (julukan Real Madrid) dia menjuarai empat kali Piala Super Spanyol, yakni di tahun 1989/1990, 1992/1993, 1996/1997, dan 2000/2001.
Piala Internasional juga diraih Real Madrid dua kali, saat dia ikut ambil andil di tahun 1998 dan 2002.
Terakhir, Fernando Hierro ikut memenangkan UEFA Super Cup bersama Real Madrid di musim terakhirnya, yakni 2001/2002.
Kini dia melanjutkan kariernya di dunia kepelatihan dengan menjadi bagian dari pelatih Tim Nasional Spanyol.*****

Address

Banjar
46321

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bola Itu Bulat posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share