24/06/2025
Investor Panik! Wall Street-Bursa Asia Rontok, Bitcoin Amblas Buntut Serangan AS ke Iran
Ketegangan geopolitik yang semakin panas antara Iran dan Israel, ditambah dengan keterlibatan militer Amerika Serikat, memicu kepanikan di pasar keuangan global.
Membuat sejumlah pasar saham termasuk bursa saham Wall Street ditutup fluktuatif, sementara pasar saham Asia dibuka merah dan langsung berguguran pada awal perdagangan Senin (23/6/2025).
Mengutip dari CNBC International, pada Senin pagi Dow Jones (.DJI) tercatat naik 0,08 persen menjadi 42.206,82 poin.
Disusul saham Nasdaq turun 0,51 persen jadi 19.447,41 poin, dan S&P 500 turun 0,22 persen menjadi 5.967,84 poin.
Sementara Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang mengalami penurunan 1,0 persen. Diikuti saham unggulan China pada Indeks CSI300 juga ringsek 0,2 persen.
Di Indonesia, IHSG juga terjun ke zona merah mencapai level 6.765,061 per pukul 09.05 WIB.
Kemudian Indeks Nikkei Jepang turun 0,6 persen, meskipun survei menunjukkan aktivitas manufaktur di sana kembali tumbuh pada bulan Juni setelah hampir setahun mengalami kontraksi.
Bitcoin CS Amblas
Mengikuti anjloknya pasar saham, harga Bitcoin turut terjun bebas selama akhir pekan di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Melansir laporan CNBC International, harga Bitcoin turun di bawah angka 99.000 dolar AS pada hari Minggu. Ini menjadi level terendah selama lebih dari sebulan.
Tak hanya Bitcoin, penurunan juga dialami kripto lain seperti misalnya Ethereum yang amblas 0,56 persen dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu dalam sepekan ini, harga ethereum sudah terjun bebas hingga 12,65 persen.
XRP melemah 1,09 persen dan Solana amblas 1,05 persen dalam 24 jam terakhir.
Penyebab Pasar Keuangan Merah
Adapun penurunan ini terjadi buntut ketegangan geopolitik yang semakin memuncak antara Iran dan Israel, ditambah dengan keterlibatan langsung militer Amerika Serikat.
Ketika Israel menggempur fasilitas militer Iran dan Amerika Serikat ikut terlibat dalam serangan udara, hal ini langsung menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan investor global.
Situasi ini dianggap bisa memicu perang besar di Timur Tengah, yang berisiko menyebar ke kawasan lain.
Investor umumnya tidak s**a ketidakpastian, terutama yang bersumber dari konflik militer.
Oleh karenanya, ketika ada eskalasi seperti ini, mereka cenderung menarik dananya dari saham dan memindahkannya ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas atau obligasi pemerintah.
Namun upaya tersebut nyatanya bisa menurunkan pendapatan perusahaan, yang berarti nilai saham bisa turun tajam.
Membuat pasar panik hingga pasar saham Asia dan Eropa ikut melemah, dan nilai tukar mata uang di negara berkembang tertekan karena arus keluar modal.
Foto 1: PASAR KEUANGAN AMBLAS - Konflik panas di Timur Tengah akibat serangan AS ke Iran memicu kepanikan di pasar keuangan hingga bursa saham Asia, Wall street dan Bitcoin amblas. (Tangkap layar X)