Andalan BABA

10/09/2025

Banyak beud berita hari ini🥹🥲

09/09/2025

“Gelombang panas politik Indonesia kembali bergemuruh. Presiden Prabowo Subianto akhirnya mengambil langkah berani dengan melakukan reshuffle kabinet besar-besaran. Langkah ini bukan sekadar pergantian kursi, tapi respon cepat terhadap suara rakyat yang memuncak dalam demonstrasi beberapa waktu lalu—demo yang bahkan menelan korban jiwa, dipicu oleh isu tunjangan fantastis anggota DPR yang bikin publik geram.

Beberapa nama besar resmi diberhentikan, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko Polhukam Budi Gunawan. Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Ketua LPS, kini resmi menjadi Menkeu baru. Harapannya jelas: mengembalikan kepercayaan dan menggerakkan ekonomi yang sedang terseok.

Namun, di balik langkah tegas ini, pasar bereaksi dingin. Rupiah melemah, IHSG merosot, dan para investor mulai bertanya-tanya: ke mana arah fiskal Indonesia ke depan tanpa sosok Sri Mulyani yang selama ini dianggap ‘penjaga stabilitas’?

Prabowo mencoba menenangkan publik: tunjangan DPR dicabut, perjalanan dinas luar negeri anggota dewan dibekukan, dan wajah-wajah baru dimasukkan ke kabinet. Tapi, apakah langkah ini cukup untuk meredakan gelombang kekecewaan rakyat dan memulihkan kepercayaan pasar?

Satu hal pasti, reshuffle kali ini adalah titik balik penting. Indonesia kini sedang berada di persimpangan: apakah akan mampu bangkit lebih cepat, atau justru semakin terjebak dalam badai ketidakpastian?”

04/09/2025

Nyok kite bahas tentang Cahaya Tubuh Manusia

Apa itu?
Tubuh manusia ternyata memancarkan cahaya alami yang disebut biophoton emission. Cahaya ini dihasilkan oleh reaksi kimia dalam sel tubuh ketika oksigen berinteraksi dengan molekul tertentu, terutama saat metabolisme.

Kenapa kita nggak bisa lihat?
Cahaya itu 1.000 kali lebih redup daripada kemampuan mata manusia untuk mendeteksi cahaya. Jadi meski kita “bersinar”, kita tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang.

Kapan tubuh paling bersinar?

Cahaya tubuh manusia berfluktuasi.

Penelitian menemukan bahwa puncak cahaya terjadi pada siang hari sekitar pukul 4 sore, dan paling redup di malam hari.

Menariknya, wajah kita memancarkan lebih banyak cahaya daripada bagian tubuh lain.

“Setiap manusia membawa cahaya di dalam dirinya. Bukan sekadar metafora, tapi benar-benar nyata. Tubuh kita memancarkan kilau samar, hasil dari kehidupan yang terus berdenyut di dalam sel. Cahaya itu begitu redup, hingga tak kasatmata. Namun, kamera super sensitif bisa melihatnya: cahaya kehidupan, yang membuat kita semua… diam-diam bercahaya dalam gelap.”

03/09/2025

Sekitar 400 juta tahun yang lalu, hiu sudah berenang bebas di lautan purba. Sementara itu, pohon pertama baru muncul 50 juta tahun kemudian, yaitu sekitar 350 juta tahun yang lalu. Jadi, sebelum ada hutan hijau di daratan, laut sudah dipenuhi predator kuno ini.

Hiu Purba: Hiu pertama tidak persis seperti yang kita lihat sekarang. Mereka punya bentuk tubuh lebih sederhana, beberapa bahkan punya duri besar di punggung.

Pohon Pertama: Pohon tertua yang tercatat bernama Archaeopteris. Ia bukan pohon berbunga seperti sekarang, tapi semacam tumbuhan mirip pakis raksasa yang bisa tumbuh sampai 30 meter.

Kenapa Bisa Begitu? Laut adalah habitat yang lebih stabil daripada daratan. Evolusi hewan laut, termasuk hiu, terjadi lebih cepat. Sementara daratan butuh waktu lama untuk membentuk ekosistem hutan.
Bayangkan bumi ratusan juta tahun lalu. Daratan masih kosong, hanya dihuni tumbuhan kecil seperti lumut dan pakis. Belum ada pepohonan yang menjulang tinggi. Tapi kalau kita menyelam ke laut pada masa itu, kita sudah akan berhadapan dengan hiu purba yang siap memangsa mangsa mereka.

Dengan kata lain, ketika bumi belum memiliki hutan rimbun, raja predator laut sudah eksis. Itu sebabnya hiu sering disebut sebagai "fosil hidup" karena mampu bertahan melewati lima kali kepunahan massal, termasuk zaman dinosaurus.

Di sebuah dunia purba, ratusan juta tahun lalu, daratan masih gersang. Tidak ada hutan, tidak ada pepohonan menjulang tinggi. Hanya hamparan lumut, pakis kecil, dan rawa-rawa dangkal yang sepi.

Namun, jika kita menengok ke lautan… cerita berbeda sedang berlangsung.
Di kedalaman biru yang misterius, makhluk raksasa telah menguasai perairan. Mereka adalah hiu purba, leluhur predator laut yang sudah ada jauh sebelum pohon pertama tumbuh di daratan.

Dengan tubuh ramping dan gigi bergerigi, hiu-hiu ini memburu ikan dan makhluk laut lainnya. Mereka adalah raja samudra, jauh sebelum dinosaurus menguasai daratan. Evolusi menciptakan mereka sebagai mesin bertahan hidup yang sempurna.

Sementara daratan perlahan mulai hijau oleh pohon pertama yang muncul sekitar 350 juta tahun lalu, hiu sudah lebih dulu berenang selama 50 juta tahun.
Bahkan, ketika pohon-pohon itu tumbuh menjadi hutan purba… hiu tetap ada, beradaptasi, bertahan, dan terus melanjutkan warisan mereka.

Hari ini, setiap kali seekor hiu melintas di lautan, kita seolah melihat potongan sejarah hidup. Sebuah fosil yang masih bernapas.
Mereka bukan hanya predator, tapi saksi bisu perjalanan panjang bumi kita.

01/09/2025

01/09/2025

Di tengah memanasnya situasi politik dan sosial di Indonesia, sebuah simbol tak terduga mencuri perhatian publik, bahkan sampai ke luar negeri: bendera One Piece dengan tengkorak ber-topi jerami. Biasanya hanya dikenal di dunia anime, kini bendera itu berkibar di jalan-jalan, berdampingan dengan bendera Merah Putih, sebagai tanda protes terhadap ketidaksetaraan dan kebijakan pemerintah.

Fenomena ini bermula dari keresahan masyarakat atas kebijakan baru yang dianggap berat sebelah dan tidak berpihak pada rakyat kecil. Alih-alih memakai simbol politik atau partai, para demonstran memilih ikon budaya pop yang akrab dan dis**ai lintas generasi: Straw Hat Pirates.

Bagi sebagian orang, bendera ini hanyalah lelucon kreatif; namun bagi banyak lainnya, ia menjadi wujud nyata kebebasan berekspresi. Sejumlah anggota DPR menilai pengibaran bendera ini sebagai kritik kreatif rakyat, sementara pihak lain menanggapinya sebagai tindakan tidak etis yang bisa merusak makna sakral simbol negara.

Media internasional, termasuk dari Jepang—negeri asal One Piece—ikut menyoroti fenomena unik ini. Mereka melihat bagaimana sebuah karya fiksi mampu menjelma menjadi bahasa perlawanan, menghubungkan kekecewaan rakyat dengan simbol kebebasan yang digambarkan oleh Luffy dan krunya.

Pada akhirnya, bendera One Piece dalam demonstrasi ini bukan sekadar kain bergambar bajak laut, melainkan pesan keras: rakyat menuntut keadilan, kesetaraan, dan didengarkan oleh penguasa. Kritik bisa datang dari mana saja, bahkan dari dunia fiksi yang dulu hanya dianggap hiburan.

01/09/2025

Fakta Menarik Tentang Kertas

Asalnya dari Cina
Kertas pertama kali ditemukan di Cina sekitar tahun 105 M oleh Cai Lun. Sebelum itu, orang nulis di bambu, sutra, atau papirus.

Awalnya dari bahan aneh
Kertas kuno dibuat dari serat pohon murbei, bambu, kain bekas, bahkan jaring ikan yang dibuang. Jadi kertas zaman dulu bisa dibilang “daur ulang tingkat dewa”.

Satu pohon bisa jadi ribuan lembar
Rata-rata, satu pohon ukuran sedang bisa menghasilkan sekitar 8.000 lembar kertas. Makanya jangan boros ya, biar pohon nggak habis.

Kertas uang beda dengan kertas biasa
Uang kertas sebenarnya nggak 100% kertas. Biasanya terbuat dari campuran kapas dan linen supaya lebih awet dan susah dipals**an.

Kertas terkuat bukan buat nulis
Ada kertas khusus superkuat, bahkan tahan air dan api, dipakai buat dokumen rahasia atau bahan industri.

Origami bikin kertas jadi seni
Di Jepang, kertas bukan cuma buat nulis. Origami bisa bikin kertas jadi burung, naga, bahkan bentuk kompleks kayak robot.

Kertas bisa lebih tajam dari pisau
Serius! Itu sebabnya paper cut alias luka kena kertas rasanya perih banget. Karena tepinya tipis banget sampai bisa “nyilet” kulit. 😬

Sekarang ada kertas ramah lingkungan
Selain daur ulang, ada juga kertas dari bahan unik kayak kotoran gajah, ampas tebu, sampai jerami padi.

29/08/2025

Kalian Pernah denger ga si pohon legend ini...

Namanya Menjebak
Dengar kata tai babal, orang langsung mikir: “Waduh, masa kotoran dijadiin lauk?!”
Padahal aslinya itu bunga jantan nangka. Jadi jangan takut makan, perut aman, WC juga aman.

Bikin Salah Paham
Anak kecil sering teriak: “Mak! Pohon kita boker!”
Terus emak-emak jawab santai: “Bukan, itu justru lauk besok sore!”

Selamanya Jomblo
Kalau gori bisa jadi buah nangka, tai babal nggak bisa. Dia cuma jadi kuncup nangka jantan. Bahasa kerennya: “forever alone”. 🥲

Lauk Darurat Emak-Emak
Kalau nggak ada sayur di rumah, tai babal dipetik, dimasak santan atau pepes. Rasanya enak, bikin nambah nasi sampai 3 kali. Gratis diet gagal.

Bikin Pantun Lucu
Orang Betawi punya pantun klasik:
“Kalau nggak ada gori, tai babal pun jadi lauk nasi.”
Itu bukti bahwa humor dan kenyang bisa jalan bareng.

Nama Keren vs Nama Asli
Kalau dibilang “Bunga Jantan Nangka”, kesannya ilmiah dan elegan.
Tapi begitu disebut “Tai Babal”… langsung pecah ketawa. Cocok buat bahan roasting di tongkrongan.

Jadi intinya: tai babal itu bukan kotoran, tapi sayur kocak yang bikin perut kenyang dan otak ketaw

29/08/2025

Bayangkan jadi siput.
Hidupmu pelan, tiap langkah seperti meditasi panjang. Lalu tiba-tiba… kamu memutuskan untuk tidur. Bukan seminggu, bukan sebulan, tapi 3 tahun penuh.

Di saat manusia sibuk lembur, kejar target, minum kopi literan biar nggak ngantuk… siput memilih jalan hidup lain: tidur panjang dengan damai.

Mungkin siput sedang ingin berkata kepada kita:
"Hidup ini bukan soal seberapa cepat kau melangkah, tapi seberapa tenang kau bisa tidur walau dunia terus ribut di luar."

Tapi ada sisi kocaknya juga. Bayangin kalau siput bangun setelah 3 tahun tidur, terus bilang:
"Eh, udah Senin lagi ya? Aku kira baru Sabtu kemarin." 🐌💤

Dan mungkin di titik itu kita sadar:
Mungkin kita manusia bukan butuh motivasi baru… tapi butuh jadi siput sebentar, biar bisa rebahan tanpa rasa bersalah biar hati tetep waras...

29/08/2025

Pernahkah kamu berpikir bahwa di tengah hiruk-pikuk kota, ada makhluk kecil bersayap yang diam-diam memperhatikanmu? Ya, merpati. Mereka tampak sederhana, hanya burung abu-abu yang mondar-mandir di alun-alun, tapi ternyata mereka punya memori yang luar biasa: mereka bisa mengenali wajah manusia.

Bayangkan sebentar. Kita sering kali lupa wajah orang yang baru ketemu seminggu lalu, bahkan kadang lupa wajah mantan yang pernah bikin hati porak-poranda (atau pura-pura lupa biar nggak sakit lagi). Tapi merpati? Mereka justru bisa menyimpan wajahmu dengan detail. Jadi kalau suatu hari kamu usir merpati yang lagi makan remah roti, jangan heran kalau besok dia menatapmu dengan tatapan penuh dendam… "Oh, ini orangnya. Aku ingat."

Di balik kelucuan itu, ada sesuatu yang filosofis. Mungkin hidup ingin berbisik lewat merpati: “Kadang, yang kita anggap sepele justru punya ingatan paling dalam.” Kita sering mengabaikan hal-hal kecil, padahal mungkin merekalah yang paling setia mengingat keberadaan kita.

Jadi, hati-hati. Merpati bukan sekadar burung yang berkumpul di alun-alun. Mereka adalah saksi hidup kota, penyimpan wajah manusia. Dan siapa tahu, suatu hari mereka bisa bikin “daftar hitam” sendiri: siapa yang baik ngasih remah roti, dan siapa yang jahat s**a ngusir. Kalau sudah begitu, jangan kaget kalau tiba-tiba kamu merasa diikuti geng merpati yang menatapmu tajam sambil berbaris rapi di kabel listrik.

Mungkin, di masa depan, bukan AI atau robot yang paling pintar mengenali wajah manusia… tapi merpati. Bedanya, mereka nggak butuh kamera CCTV—cukup sepasang mata kecil dan niat untuk mengingat. 🕊️

28/08/2025

Di jalanan ibu kota yang bising, seorang pengemudi ojek online hanyalah titik kecil dalam arus besar kehidupan. Ia mencari rezeki, menembus riuh, tak pernah menyangka langkah terakhirnya akan direnggut oleh besi dingin kendaraan yang seharusnya menjaga keamanan.

Tragedi itu lebih dari sekadar tubuh yang terjatuh dan dilindas. Ia adalah simbol betapa rapuhnya manusia di hadapan sistem dan kekuasaan. Kita sering lupa bahwa di balik seragam, di balik kendaraan taktis, ada jiwa-jiwa yang bisa salah arah, dan di balik jaket hijau ojol ada manusia dengan harapan sederhana: pulang membawa nasi untuk keluarganya.

Kematian di jalan itu mengajarkan ironi: bahwa negara yang seharusnya melindungi rakyatnya, kadang justru menjadi roda besi yang menggilas warganya sendiri. Apakah ini kecelakaan, atau cermin dari betapa kita sering memandang nyawa sebagai angka, bukan sebagai dunia kecil yang penuh cinta dan cerita?

Mungkin dunia ini memang panggung besar yang absurd. Roda raksasa peradaban terus berputar, tak peduli ada yang terinjak di bawahnya. Namun renungan kita hari ini adalah: jangan biarkan tragedi ini sekadar berita lewat. Setiap nyawa yang hilang adalah pengingat bahwa keadilan tidak boleh kalah oleh kebisingan sirine dan dentuman mesin.

28/08/2025

Bayangkan, sebuah gundukan tai lotok di tengah sawah. Di mata manusia, itu cuma kotoran jijik yang ingin segera dihindari. Tapi bagi semut, kumbang, dan cacing, itu adalah surga dunia, prasmanan tanpa batas, bahkan tempat tinggal yang nyaman.

Bukankah hidup kita mirip begitu?
Kadang sesuatu yang kita anggap “sampah” bisa jadi harta karun untuk makhluk lain. Masalah yang kita keluhkan, bisa jadi berkah tersembunyi bagi orang lain. Dunia ini ternyata cuma soal perspektif—apakah kau melihatnya sebagai beban, atau sebagai peluang.

Jadi, mungkin tai lotok itu sedang tertawa:
“Manusia sibuk mengeluh karena aku bau, padahal aku sedang memberi makan ribuan makhluk kecil, menyuburkan tanah, bahkan jadi energi.”

Lucunya, tai lotok lebih konsisten berkontribusi pada alam dibanding sebagian manusia yang hanya sibuk update status: “capek, pusing, bosen hidup.” 🤭 kekekekek