21/02/2025
Akmal Marhali, lahir pada 20 September 1978, adalah seorang pengamat sepak bola terkemuka di Indonesia yang dikenal karena dedikasinya dalam mengawasi dan mengadvokasi perbaikan sepak bola nasional.
Sebagai koordinator Save Our Soccer (SOS), ia aktif mengkampanyekan transparansi dan integritas dalam dunia sepak bola Tanah Air.
Karier Akmal dimulai sebagai jurnalis olahraga, di mana ia mengasah kemampuannya dalam analisis dan peliputan sepak bola.
Pengalamannya sebagai wartawan memberinya wawasan mendalam tentang dinamika dan permasalahan yang dihadapi oleh sepak bola Indonesia.
Kepeduliannya terhadap isu-isu seperti pengaturan skor, manajemen klub, dan kesejahteraan pemain mendorongnya untuk mendirikan SOS, sebuah organisasi yang berfokus pada reformasi sepak bola nasional.
Selain perannya di SOS, Akmal juga pernah menjabat sebagai anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dan kepala eksekutif klub sepak bola Tangerang Wolves FC.
Keterlibatannya dalam TGPF menunjukkan komitmennya dalam mengusut tuntas insiden-insiden yang mencoreng dunia sepak bola Indonesia, sementara perannya di Tangerang Wolves FC mencerminkan dedikasinya dalam pengembangan klub sepak bola lokal.
Dalam beberapa tahun terakhir, Akmal kerap menjadi narasumber utama dalam berbagai diskusi dan pemberitaan terkait sepak bola nasional.
Ia dikenal vokal dalam menyuarakan kritik konstruktif terhadap kinerja tim nasional dan liga domestik.
Misalnya, pada Piala Asia U-23 2024, Akmal menyatakan keyakinannya bahwa Garuda Muda memiliki peluang untuk lolos ke babak perempat final, menunjukkan optimismenya terhadap potensi pemain muda Indonesia.
Selain itu, Akmal juga menyoroti pentingnya edukasi dan penegakan undang-undang keolahragaan sebagai solusi untuk mengatasi perilaku negatif suporter, terutama setelah insiden kerusuhan yang melibatkan klub-klub besar.
Namun baru-baru ini ia sering mendapat kritikan dari netizen karena sikapnya yang dinilai kurang kritis pada kegagalan Timnas U20 di Piala Asia.
Ia menerapkan standar yang berbeda antara Coach Shin Tae-yong dan Coach Indra Sjafri.
Netizen menilai, kritikan Akmal didasarkan pada s**a atau tidak s**a.
Saat performa Timnas dibawah asuhan STY sedang bagus, Akmal seringkali melontarkan kritikan pedas, sementara saat performa Timnas dibawah IS kurang bagus, Akmal justru terkesan memberi pembelaan.