Guru mengaji versi lansia

Guru mengaji versi lansia Creator Bengkalis, Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

Kumpulan Galeri :
Guru ngaji lansia
Guru ngaji versi lansia
Numpang beteduh

Di sebuah rumah kayu tua yang sunyi, Abah dan Ambu duduk berdampingan. Rambut mereka telah memutih, kulit keriput menjad...
19/12/2025

Di sebuah rumah kayu tua yang sunyi, Abah dan Ambu duduk berdampingan. Rambut mereka telah memutih, kulit keriput menjadi saksi panjangnya perjalanan hidup yang tak pernah mudah.

Dulu, Abah adalah tulang punggung keluarga. Pagi berangkat kerja, sore pulang dengan badan lelah, tapi wajahnya selalu berusaha tersenyum demi Ambu dan anak-anak.
Ambu tak pernah banyak menuntut. Baginya, bisa memasak untuk keluarga dan melihat Abah pulang dengan selamat sudah cukup menjadi kebahagiaan.

Tak ada janji mewah.
Tak ada harta berlimpah.
Yang ada hanya cinta yang setia bertahan sampai uban dan usia renta.

Mereka mungkin tak kaya di mata manusia,
tapi di hadapan Allah,
mereka kaya dengan kesabaran, pengorbanan, dan kesetiaan.

18/12/2025

1000 kebaikan akan datang berkah Al-qur'an

Tidak semua pelajaran penting ada di dalam buku teks. Sebuah sekolah di Jepang membuktikannya dengan memberikan tugas ya...
18/12/2025

Tidak semua pelajaran penting ada di dalam buku teks. Sebuah sekolah di Jepang membuktikannya dengan memberikan tugas yang unik sekaligus menantang bagi sekitar 70 siswanya, termasuk yang laki-laki.

Pertama, mereka diminta memakai rompi khusus seberat 7 kilogram untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi ibu hamil. Lengkap dengan bantalan perut dan dada, para siswa ini mencoba melakukan hal sepele seperti mengambil barang di lantai atau mencoba bangun dari posisi tidur. Hasilnya? Mereka kaget karena tugas yang biasanya gampang ternyata terasa sangat berat dan melelahkan!

Tapi, tantangan sebenarnya baru dimulai. Para siswa ini kemudian diminta merawat bayi sungguhan berusia 2 hingga 6 bulan. Di bawah pengawasan orang tua aslinya, mereka belajar cara menggendong, mengayun, hingga menyuapi bayi-bayi tersebut.

Selama praktik, para orang tua berbagi cerita jujur tentang rasanya kurang tidur setiap malam dan harus siaga 24 jam. Para siswa pun baru sadar: "Ternyata bayi itu berat ya, dan mereka sering sekali menangis!"

Berjalan belasan kilo jauhnya🥹 Pemuda ini membawa hasil pertanian dari kab.Bener meriah menuju kab. Bireun provinsi Aceh...
17/12/2025

Berjalan belasan kilo jauhnya🥹
Pemuda ini membawa hasil pertanian dari kab.Bener meriah menuju kab. Bireun provinsi Aceh.

Masyarakat lokal memanfaatkan moment ini dengan menjadi porter,
kebayang jasa pikul 1 kg di hargai Rp.5000, dan itu beratnya 25-30 Kg.

Desember 2025 air mataku bercampur dengan lumpur, lelah sekali menangis Ya Allah🥀😭

Ya Allah ringankan lah beban saudaraku di Aceh dan Seluruh Sumatera yang terkena musibah,
beri kesehatan kekuatan ketabahan dan Rizki berlimpah🤲🤲

Assalamualaikum, selamat malam semua
17/12/2025

Assalamualaikum, selamat malam semua

Kisah ini menyentuh hati karena menunjukkan bagaimana seorang ibu berduka berusaha menjaga ingatan suaminya tetap hidup ...
17/12/2025

Kisah ini menyentuh hati karena menunjukkan bagaimana seorang ibu berduka berusaha menjaga ingatan suaminya tetap hidup di mata anak-anaknya. Tindakan menggantung baju suaminya dan meletakkan uang di kantongnya adalah cara simbolis untuk menghubungkan anak-anak dengan ayah mereka yang telah tiada.

Dengan meminta anak-anak mengambil uang dari kantong baju ayah mereka, sang ibu secara tidak langsung mempertahankan peran ayah sebagai penyedia nafkah. Tindakan ini memberinya dan anak-anaknya kenyamanan emosional, seolah-ayah masih ada dan berpartisipasi dalam kehidupan mereka.

Kisah ini menunjukkan betapa kuatnya cinta dan duka yang dialami keluarga tersebut. Setiap orang memiliki cara unik dalam memproses kesedihan dan menjaga ingatan orang yang dicintai. Tindakan ibu ini adalah manifestasi nyata dari keinginannya agar sosok ayah tidak pernah pudar dari ingatan anak-anaknya.

Usia 105th Abah Kardi Masih Jual Kerupuk Demi Untung 300 PerakKatanya kita harus siap-siap nabung karena takut perang du...
17/12/2025

Usia 105th Abah Kardi Masih Jual Kerupuk Demi Untung 300 Perak
Katanya kita harus siap-siap nabung karena takut perang dunia ke-3 bakal pecah tahun 2025 ini.
Banyak orang mulai panik: beli stok makanan, simpan uang darurat, cari-cari investasi paling aman. Tapi… Gimana dengan Abah Kardi? Gimana caranya beliau bisa “save money”, kalau dari satu kerupuk aja untungnya cuma 300 rupiah?
Sehari jualan pun, paling dapat 10 ribu sampai 30 ribu. Itu pun harus Abah cari dari pagi-pagi buta, jam 6 pagi udah keliling puluhan kilometer naik sepeda tuanya yang udah ringkih. Baru sampai rumah lagi jam 5 sore.
Katanya kita harus siap-siap nabung karena takut perang dunia ke-3 bakal pecah tahun 2025 ini.
Banyak orang mulai panik: beli stok makanan, simpan uang darurat, cari-cari investasi paling aman. Tapi… Gimana dengan Abah Kardi? Gimana caranya beliau bisa “save money”, kalau dari satu kerupuk aja untungnya cuma 300 rupiah?
Sehari jualan pun, paling dapat 10 ribu sampai 30 ribu. Itu pun harus Abah cari dari pagi-pagi buta, jam 6 pagi udah keliling puluhan kilometer naik sepeda tuanya yang udah ringkih. Baru sampai rumah lagi jam 5 sore.
Sedih ya… Padahal, Abah udah 105 tahun. Umur segitu, harusnya udah istirahat tenang di rumah. Tapi Abah masih harus keliling jualan kerupuk sambil nahan pusing, sesak napas, belum lagi matanya yang sering perih sampai susah lihat itu nggak pernah sekalipun diobatin.
Kenapa masih kerja di usia setua ini?
Karena Abah harus nafkahi kakaknya, Nek Dama, yang sekarang udah 119 tahun, dan juga keponakannya, Bu Empong, yang mengalami keterbelakangan mental. Mereka cuma bertiga tinggal di rumah kecil itu. Nggak ada siapa-siapa lagi. Kalau Abah nggak jualan… siapa yang kasih mereka makan?
Jalanan yang jauh udah biasa buat Abah. Kadang kalau udah terlalu capek, Abah duduk sebentar di bawah pohon buat istirahatin kaki dan redain sesak nafasnya.
Yang menyayat, Abah pernah ditabrak motor sampai 3x. Kerupuknya jatuh berserakan, sepedanya masuk sawah. Yang nabrak? Kabur. Abah cuma bisa pasrah sambil nungguin ada orang baik yang bantuin bangun.
Tapi Abah nggak pernah ngeluh. Abah bilang, “Capek mah udah biasa, yang penting keluarga bisa makan.”
Satu-satunya keinginan Abah sederhana: Abah cuma pengen sehat dan panjang umur.
Biar bisa terus kuat cari nafkah dan rawat kakak serta keponakannya. Kalau ada rezeki lebih, Abah juga pengen banget benerin rumahnya yang udah rapuh. Atapnya bocor, kayu-kayunya keropos. Kalau hujan, air masuk. Kasur dan lemari terpaksa ditinggikan pakai kayu biar nggak terendam.
"Abah nggak bisa bayangin kalau Abah nggak ada… Kakak Abah sama keponakan Abah nanti gimana? Siapa yang jaga dan kasih mereka makan?”

Kisah pilu datang dari seorang bocah bernama Ari, anak berusia belia yang setiap harinya harus menyeret kaki bengkoknya ...
16/12/2025

Kisah pilu datang dari seorang bocah bernama Ari, anak berusia belia yang setiap harinya harus menyeret kaki bengkoknya sejauh 5 kilometer demi membantu ekonomi keluarga. Kakinya yang terpelintir ke dalam membuat ia tidak bisa berjalan seperti anak lainnya. Ia mengandalkan lutut dan kedua tangan sebagai tumpuan. Setiap gesekan dengan tanah dan bebatuan sering menimbulkan luka baru, sementara luka lama yang tak kunjung diobati mulai menunjukkan tanda infeksi. Meski rasa sakit tak tertahankan, Dik Ari tetap memaksa diri berkeliling kampung menjajakan dompet kecil buatan kakaknya, Wina (13), untuk bisa makan hari itu.
Dik Ari adalah anak kedua dari tiga bersaudara, dan ketiganya sama-sama lahir dengan kondisi kaki bengkok akibat kelainan genetik langka. Ayah mereka pergi tanpa kabar, membuat keluarga kecil ini hidup dalam keterbatasan. Ibu mereka berusaha keras menjaga ketiga anaknya, sementara Wina yang juga memiliki kelainan serupa menghabiskan hari-harinya merajut dompet kecil dengan peralatan seadanya. Hasil jualan Dik Ari hanya sekitar lima hingga sepuluh ribu rupiah per hari, jumlah yang jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan susu adiknya yang baru berusia tiga tahun.
Setiap hari, bocah kecil itu berkeliling mengetuk pintu demi pintu dengan dompet tergantung di lehernya, berharap ada yang bersedia membeli dagangan sederhana itu. Namun, nasib belum banyak berpihak; jarang ada warga yang memanggilnya. Meski ibunya sering melarang karena khawatir lukanya semakin parah, Ari tetap ingin membantu. “Ari hanya ingin adiknya bisa minum susu,” ujar sang ibu dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Wina sering menangis dalam diam. Ia merasa iri melihat teman-teman sebaya bisa berlari dan bermain. Namun ia tetap mencoba mengisi harinya dengan membuat dompet kecil, berharap suatu hari bisa memiliki mesin jahit agar dapat memproduksi lebih banyak. Kisah perjuangan tiga bersaudara ini menyentuh hati banyak orang, potret nyata keteguhan dan cinta di tengah keterbatasan hidup.

Ingat dulu ada seorang nenek nenek 92 tahun menebang pohon dipenjara
14/12/2025

Ingat dulu ada seorang nenek nenek 92 tahun menebang pohon dipenjara

Assalamualaikum, Selamat pagi pejuang 0,01
13/12/2025

Assalamualaikum,
Selamat pagi pejuang 0,01

Berita s3dih....Kasihannya nenek ini pulang dari pengungsian pasca b4njir..mendapati rumahnya penuh dengan lumpur..Si Ne...
12/12/2025

Berita s3dih....
Kasihannya nenek ini pulang dari pengungsian pasca b4njir..
mendapati rumahnya penuh dengan lumpur..
Si Nenek hanya terduduk lesu..bingung mau mulai dari mana untuk membersihkan lumpur di dalam rumahnya..
Semoga ada yang men0l0ng.😭😭😭

Di tengah hiruk-pikuk aktivitas Jalan Parangtritis km 13,5, Bantul, terdapat sosok nenek renta yang setiap hari mendoron...
11/12/2025

Di tengah hiruk-pikuk aktivitas Jalan Parangtritis km 13,5, Bantul, terdapat sosok nenek renta yang setiap hari mendorong kursi roda berisi dagangannya. Meski usianya sudah sangat tua, ia tetap berjuang mencari nafkah dengan menjual minuman, rokok, hingga bensin eceran. Setiap pagi, nenek tersebut berjalan kaki sambil membawa kursi rodanya untuk mengisi dagangan sebelum akhirnya membuka lapak kecil di pinggir jalan. Namun, perjuangannya yang tak kenal lelah itu tidak selalu mendapat balasan baik. Menurut kesaksian warga yang dibagikan melalui akun Facebook Indra di grup Info Cegatan Jogja, sang nenek pernah menjadi korban penipuan oleh pembeli yang membayar memakai uang palsu.

Nenek yang tinggal seorang diri di belakang tempat ia berjualan ini dikenal sebagai sosok yang mandiri dan tidak pernah mengeluh. Setiap hari ia buka dari pukul 07.00 sampai 16.30 meski kondisinya semakin renta. Warga sekitar menyebut bahwa perjuangannya sungguh luar biasa, mengingat keterbatasan usia dan mobilitasnya yang sangat terbatas. Masyarakat pun diajak untuk membantu sekadar membeli air mineral, rokok, atau bensin darinya sebagai bentuk dukungan agar ia tetap semangat menjalani hidup. Semoga nenek pejuang ini selalu diberi kesehatan dan kekuatan menghadapi hari-harinya.

Address

Jalan Sudirman Bengkalis
Bengkalis
28711

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Guru mengaji versi lansia posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share