29/06/2025
Bahaya Seorang Pendidik yang Tidak Mendidik: Ilmu Tanpa Amal adalah Musibah
Dalam Islam, pendidik memiliki posisi mulia. Ia bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga panutan akhlak. Namun, apa jadinya jika seorang pendidik justru berperilaku sebaliknya? Ilmunya tinggi, tetapi akhlaknya rendah. Nasihatnya mengalir, tetapi perbuatannya bertentangan. Ini adalah musibah bagi dirinya dan bahaya bagi umat.
1. Ilmunya Menjadi Tidak Bermanfaat
Ilmu dalam Islam bukan sekadar hafalan dan teori. Ilmu harus diamalkan agar menjadi cahaya bagi hati dan masyarakat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.”
(HR. Muslim)
Seorang pendidik yang tidak mengamalkan ilmunya telah jatuh pada kategori ilmu yang tidak bermanfaat. Ia menyampaikan, tetapi tidak meneladani.
2. Dicela karena Berkata tapi Tidak Melakukannya
Allah Ta’ala dengan tegas mencela orang yang hanya bisa berkata tanpa melaksanakannya:
> يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.”
(QS. Ash-Shaff: 2–3)
Peringatan ini sangat keras. Allah murka terhadap orang yang membicarakan kebaikan, namun hidup dalam keburukan
3. Diancam Siksa Khusus di Neraka
Rasulullah ﷺ menggambarkan keadaan orang yang berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya dengan sangat jelas:
> يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُلْقَى فِي النَّارِ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ، فَيَدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ فِي الرَّحَى، فَيَجْتَمِعُ إِلَيْهِ أَهْلُ النَّارِ، فَيَقُولُونَ: يَا فُلانُ، مَا لَكَ؟ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ، وَتَنْهَانَا عَنِ الْمُنْكَرِ؟ فَيَقُولُ: كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ
“Didatangkan seseorang pada hari kiamat lalu dilemparkan ke dalam neraka. Maka keluarlah usus-usus perutnya, lalu ia berputar-putar dengannya sebagaimana keledai berputar di penggiling. Maka penghuni neraka berkumpul dan berkata: ‘Wahai fulan, bukankah kamu dahulu menyuruh kami berbuat baik dan melarang kami dari kemungkaran?’ Maka ia menjawab: ‘Benar, aku menyuruh kalian kepada kebaikan tapi aku sendiri tidak melakukannya, dan aku melarang kalian dari kemungkaran tapi aku melakukannya.’”
(HR. Bukhari dan Muslim
4. Menjadi Fitnah bagi Agama
Ketika seorang pendidik berperilaku buruk, ia menjadi penyebab orang lain mencibir agama. Masyarakat akan berkata, “Kalau ustaz saja seperti itu, bagaimana kami percaya pada ajarannya?”
> قال الإِمَامُ ابْنُ الجَوْزِي:
"المُعَلِّمُ الفَاسِدُ أَضَرُّ عَلَى الدِّينِ مِنْ إِبْلِيسَ نَفْسِهِ"
“Guru yang rusak itu lebih berbahaya bagi agama dibanding Iblis sendiri.”
5. Tidak Mendapat Syafaat Ilmu
Ilmu seharusnya menyelamatkan. Tapi jika tidak diamalkan, maka ia akan menjadi saksi yang memberatkan di akhirat. Ilmu itu menuntut tanggung jawab.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin berkata:
> "العِلْمُ يَدْعُو إلى العَمَل، فإن أَجَابَهُ وإلا ارْتَحَلَ"
“Ilmu itu menyeru kepada amal. Jika amal tidak menyambutnya, maka ilmu itu akan pergi.”
6. Menjadi Penghalang Hidayah Orang Lain
Seorang pendidik yang buruk dapat menutup pintu hidayah bagi banyak orang. Daripada tertarik pada agama, masyarakat justru menjauh karena perilaku buruk si penyampai ilmu.
Hasan al-Bashri berkata:
“Dahulu, bila seseorang menuntut ilmu, terlihat perubahan pada lisannya, pandangannya, pakaiannya, dan akhlaknya.”
Penutup
Menjadi seorang pendidik dalam Islam adalah amanah yang berat. Ia bukan hanya dituntut untuk menyampaikan kebenaran, tapi juga untuk menghidupkannya dalam diri sendiri.
> "كُونُوا دُعَاةً لِلنَّاسِ وَأَنْتُمْ صَامِتُونَ، قِيلَ: كَيْفَ ذَلِكَ؟ قَالَ: بِأَفْعَالِكُمْ."
“Jadilah kalian da’i (pendakwah) kepada manusia meskipun kalian diam.”
Dikatakan: ‘Bagaimana itu bisa?’
Ia menjawab: ‘Dengan perbuatan kalian.’
(Ibnu Qudamah, Mukhtashar Minhaj al-Qashidin)
Maka, marilah kita berdoa kepada Allah agar diberikan ilmu yang bermanfaat, hati yang tunduk, dan amal yang ikhlas. Karena yang paling berat hisabnya nanti di akhirat adalah ulama dan pendidik yang mengabaikan dirinya sendiri.