15/09/2025
1 bagian kedua
Gadis yang ia yakini terjaga, suci, dan menurut gurunya terbaik diantara para muridnya, nyatanya meninggalkan cacat yang sangat parah.
Jangan katakan seharusnya dia paham bedanya, jelas, dia lelaki yang belum pengalaman, sehingga ketika memalui petualangan dengan sang istri diartikan bahwa masih sama-sama lugu dan terjaga, belum ada yang ternoda.
Faktanya, Shanum dinyatakan hamil tak lama setelah dia dan sang istri mereguk madu bulan madu. Perempuan itu mengaku sakit perut dan memeganginya karena kram. Mereka pun memutuskan ke rumah sakit karena ada flek, meskipun sebagian orang mengatakan darah itu mungkin darah perawan.
Namun siapa sangka, tenyata darah itu adalah darah konstraksi dari rahim yang telah terisi. Aslan benar-benar merasa dipermainkan, pikirannya kalut dan hari ini dia akan bertanya pada sang paman dari istrinya. Sekaligus bertanya tentang nasib pernikahan mereka.
****
Kembali ke rumahnya, Aslan tak bicara apapun pada orang tuanya. Dia tak ingin ada keributan, ataupun membuat Shanum terpuruk karena hinaan dan amukan orang tuanya. Takut juga dirinya dipersalahkan karena memilih perempuan yang ternyata membawa aib bagi keluarga.
"Duh, Aslan, sehebat apa sih sampe istrinya ke UGD di malam pertama?" goda kerabatnya yang masih ada dirumah.
Semua orang tertawa, meskipun batin Aslan menangis tapi ia juga tertawa dan menunduk.
"Kami ke kamar dulu, Shanum harus istirahat," katanya dengan lemah.
"Iya deh, Libur d**g setelah ini?" canda saudaranya lagi.
Aslan tak menjawab, ia menggandeng Shanumyang sesungguhnya membuat ia kesal dan marah, tapi tak tega membuat kehebohan pasca pernikahan.
Membayangkan keluarganya marah dan mungkin mencaci maki Shanum, atau bahkan memukulnya, dia pun tak tega.
Saat ini yang dia harapkan adalah Shanum buka suara tentang siapa pelaku yang telah menanamkan benih di rahimnya lebih dulu. Andai sudah ketahuan, dia akan mencari pelaku, kalau perlu meminta pertanggung jawaban.
Aslan mulai mencurigai beberapa orang. Mulai dari pamannya Shanum sendiri, Pak Muis, atau bahkan sepupu lelakinya, Rian, atau malah siapa saja yang pernah dekat dengan Shanum tanpa dia ketahui.
Pernikahan mereka adalah dari jalan perjodohan dan ta'aruf melalui seorang guru bernama Ustadz Faisal. Shanum adalah santri yang sering mengaji di pondok gratis ustadz tersebut. Dia adalah murid paling cerdas dan pendiam. Sehingga, saat Aslan datang pada Ustadz Faisal, berniat main karena pernah bertemu di sebuah kajian yang lebih besar, dia terpikat dengan wajah Shanum.
Ustadz Faisal mengatakan Shanum adalah muridnya yang terbaik, pendiam dan tak pernah bertemu dengan lelaki manapun. Ia digambarkan wanita yang terjaga dan shalihah. Namun, faktanya?
Aslan juga mulai curiga, jangan-jangan gurunya bisa dijadikan tersangka. Dia mulai gelisah membakar siapa pelaku sesungguhnya.
Dari perhitungan dokter, kehamilan Shanum memasuki minggu kedua belas, tapi dia benar-benar tak terlihat gemuk seperti orang hamil. Hanya saja, cepat atau lambat perutnya akan terlihat dan itu akan sangat berbahaya bagi dirinya.
Dia pun sudah menyiapkan tempat tinggal yang akan dia tempati dengan Shanum, jauh dari campur tangan keluarga, serta mencari ayah dari janin yang ada di rahimnya.
Sampai detik ini, Shanum membisu dan hanya menangis. Aslan pun tak mampu menekan. Sifatnya yang lembut dan bijaksana, membuat ia tak memiliki amarah untuk dia tumpahkan, padahal hatinya sangatlah sakit.
"Ustadz Faisal bilang kamu adalah santri terbaik," katanya sambil menoleh dan menatap sang istri.
Namun, tak ada kata yang keluar dari bibir perempuan itu. Hanya isakan lembut dan nafas yang cepat.
"Katakan, siapa ayahnya? Aku hanya ingin tahu. Kalau memang ia jelas, aku akan memintakan dia bertanggung jawab. Kalau dia buruk, aku akan mencarikan kamu perlindungan," papar Aslan dengan tangan yang sedikit mengepal.
"Mas, aku minta maaf," isak Shanum pada akhirnya, ia mulai bersuara.
"Ya, katakan siapa ayahnya!"
"Demi Allah aku ga tahu."
"Mustahil! Kamu tahu hukum berbohong?" Aslan menatap tajam.
Membisu, perempuan itu hanya menunduk dan terisak pelan. Jari-jarinya saling menggulung dan gemetar. Kasian, itu yang Aslan lihat. Namun, perih dihatinya.
"Mas, kamu boleh nikah lagi.... Tapi tolong jangan ceraikan aku dulu. Aku takut," isak Shanum sambil berlari ke arah Aslan, lalu memeluk kaki suaminya dengan erat.
Dilematis, kenapa harus seperti ini kisah mereka?
"Aku rela jadi istri yang akan mempersiapkan pernikahansuaminya," ujar Shanum lagi sambil menaruh kening di lutut suaminya.
"Makanya jujurlah, siapa ayah dari bayi ini," tekan Aslan dengan melemah dan merunduk, membangunkan Shanum.
"Mas, aku hanya minta perlindungan kamu. Aku ikhlas kamu menikah lagi, aku ikhlas kamu gak menyentuhku lagi, aku hanya butuh perlindungan, aku hanya butuh status untuk kehamilanku."
"Kalau aku menolak? Aku ungkap ke publik dan memutuskan ikatan kita dengan alasan kamu telah membohongiku?"
Lagi, Aslan menekan Shanum yang terlihat pasrah dan lemah.
"Aku pasrah, Mas." Mata bulat itu menatap lelaki yang semalam begitu manis saat menyentuh bibir dan kulit tubuhnya semalam.
Siapa yang tak terpikat dengan lelaki seperti Aslan? Hanya saja, Shanum pun sadar diri, dirinya telah kotor dan telah mengkhianati dengan menyembunyikan sebuah fakta.
Sebuah rahasia yang tak ingin dia ungkapkan pada siapapun. Karena ia pun tak pernah tau siapa ayah dari bayi yang di kandungnya, meskipun tahu prosesnya hari itu.
Maafkan aku, Mas... aku telah jahat karena kebodohanku di masa silam.
Bagaimana kelanjutannya, tunggu part 2 nya. Baca juga diaplikasi Fizzo dengan judul ISTRI YANG HARAM DISENTUH karya MAJARANI.