03/08/2025
VIVA Bogor, Ciampea -- TNI Angkatan Udara berduka atas gugurnya Marsma TNI Fajar Adriyanto dalam insiden jatuhnya pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu 3 Agustus 2025.
Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB untuk latihan terbang dan mengalami hilang kontak pada pukul 09.19 WIB. Pesawat ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana. Kedua awak, termasuk co-pilot sipil Saudara Roni, segera dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar dinyatakan gugur setibanya di rumah sakit.
"Penerbangan tersebut merupakan bagian dari misi pelatihan rutin yang dilaksanakan secara personal dalam kapasitas almarhum sebagai anggota FASI. Pesawat berada dalam kondisi laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI,
I Nyoman Suadnyana dalam keteeangannya kepada VIVA Bogor, Minggu 3 Agustus 2025.
Suadnyana mengatakan, TNI AU bersama aparat terkait telah melaksanakan evakuasi, pengamanan lokasi kejadian, serta memastikan seluruh prosedur penanganan berjalan sesuai standar. Jenazah almarhum telah berada di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi lebih lanjut, sementara lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan dengan garis polisi.
Marsma TNI Fajar Adriyanto adalah lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”.
Dalam kariernya, almarhum pernah menjabat Dan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau.
Marsma Fajar dikenal sebagai sosok berintegritas tinggi dan merupakan salah satu tokoh yang terlibat langsung dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Amerika Serikat di langit Bawean pada tahun 2003.
"Kepergian almarhum menjadi duka mendalam bagi keluarga besar TNI AU. Semangat, keteladanan, dan dedikasinya akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia," pungkas Suadnyana.