22/11/2025
JAKARTA – Terry Smith, pendiri Fundsmith yang dijuluki “Warren Buffett dari Inggris”, kembali mengambil langkah super-hati-hati.
Pada kuartal III, seperti dikutio dari YahooFinance. Rabu (19/11) ia menjual seluruh kepemilikannya di Mastercard (MA) dan memangkas lebih dari separuh posisi Meta Platforms. Sepanjang 2025, Fundsmith terlihat agresif mengurangi portofolio dengan aktivitas pembelian yang hampir tidak ada.
Langkah ini sejalan dengan manuver Warren Buffett. Perusahaan sang Oracle, Berkshire Hathaway, terus menjual saham dan kini menumpuk kas hingga mencapai US$382 miliar. Sementara itu, Fundsmith juga menurunkan eksposur ekuitas karena menilai valuasi pasar terlalu mahal.
Terry Smith disebut “Warren Buffett dari Inggris” karena pendekatan investasinya yang disiplin dan jangka panjang: membeli perusahaan berkualitas tinggi dengan harga masuk akal, lalu memegangnya selama mungkin. Strategi ini mirip dengan filosofi Buffett.
Sejak meluncurkan Fundsmith Equity Fund pada 2010, ia mencatat kinerja solid dengan portofolio terkonsentrasi berisi saham-saham pertumbuhan global yang tangguh, menghindari sektor berbasis hype, dan fokus pada perusahaan dengan pengembalian modal tinggi serta arus kas yang stabil.
Surat tahunannya yang blak-blakan, gaya investasinya yang sederhana, serta investasi pribadinya dalam fund tersebut turut memperkuat reputasinya. Mengelola dana sekitar US$20 miliar, Fundsmith menjadi salah satu fund aktif paling sukses di Inggris.
Selama 2025, Smith lebih banyak memangkas daripada membeli. Prinsip lama “beli perusahaan bagus, jangan overpay, dan jangan banyak bergerak” berubah menjadi tindakan aktif mengurangi ketika valuasi dirasa terlalu mahal.
Laporan 13F dan pembaruan kuartalan menunjukkan pola penjualan yang konsisten sekaligus menaikkan kas secara tidak langsung.
Puncaknya terjadi pada kuartal ketiga. Smith diketahui:
Menjual seluruh saham Mastercard (NYSE:MA).
Memangkas lebih dari separuh saham Meta Platforms (NASDAQ:META), yang sebelumnya merupakan salah satu posisi terbesar.
Mengurangi hampir setengah kepemilikan Microsoft (NASDAQ:MSFT) — langkah yang menurunkan eksposur pada raksasa teknologi ber-valuasi tinggi, motor utama reli pasar.
Di sisi pembelian, aktivitas sangat minim. Smith hanya sedikit menambah Visa (NYSE:V), kini menjadi kepemilikan terbesar kelima, serta penambahan kecil di Intuit (NASDAQ:INTU), Home Depot (NYSE:HD), dan Procter & Gamble (NYSE:PG).
Namun total alokasi ini tetap kecil dalam portofolio 30 sahamnya, sehingga pembelian hampir tidak mengimbangi penjualan besar-besaran.
Hasilnya, eksposur ekuitas Fundsmith menyusut, sementara posisi terbesar semakin terkonsentrasi pada nama-nama seperti Stryker (NASDAQ:SYK) dan Alphabet (NASDAQ:GOOG)(NASDAQ:GOOGL).
Langkah Smith sangat mirip strategi defensif Buffett. Berkshire terus menjadi penjual bersih, melepas sebagian kepemilikan besar seperti Apple (NASDAQ:AAPL), tetapi belum menemukan peluang baru dengan valuasi menarik.
Keduanya tampaknya sepakat: banyak saham unggulan, terutama di sektor teknologi dan konsumsi, saat ini diperdagangkan pada valuation premium dengan margin of safety yang sangat tipis.
Di tengah euforia AI dan pasar yang terus mencetak rekor baru, harga saham naik jauh lebih cepat daripada proyeksi laba.
Smith sudah lama memperingatkan bahaya membayar terlalu mahal, meski untuk perusahaan hebat. Surat tahunannya juga menyoroti risiko konsentrasi berlebihan pada segelintir mega-cap yang mendominasi indeks.
Dengan menjual ketika harga sedang tinggi dan menunggu kondisi lebih masuk akal, Smith menjaga “amunisi” untuk peluang di masa depan, strategi yang sama dengan Buffett yang memilih menimbun kas daripada mengejar momentum pasar. (YS)