19/11/2024
Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam masih hidup, ada beberapa sahabat yang pandai menulis dan membaca yang ditugaskan Baginda Rasulullah untuk mencatat setiap Al-Qur'an yang diturunkan. Ialah salah satunya Zaid bin Tsabit. Saat itu Mekkah dan Madinah belum mengenal kertas, maka Al-Qur'an ditulis di pelepah kurma, tulang dan kulit hewan.
Saat Rasulullah wafat, dan banyaknya para penghafal Al-Qur'an gugur saat berperang melawan kemurtadan dan nabi palsu, muncullah kekhawatiran akan punahnya Al-Qur'an di benak Umar bin Khattab. Kemudian Umar radhiallahu anhu mengusulkan kepada Abu bakar radhiallahu Anhu sbg Khalifah saat itu untuk membukukan Al-Qur'an.
Kemudian pada masa Khalifah Usman bin Affan radhiallahu Anhu, karena semakin banyak yang tertarik menjadi muslim, namun saat itu banyak versi Al-Qur'an dengan model penulisan yang berbeda menimbulkan kebingungan. Maka agar tidak menimbulkan kebingungan Utsman bin Affan radhiallahu Anhu mengutus Zaid bin Tsabit, Said bin Al ash dan Abdurrahman bin al-harits untuk membukukan Al-Qur'an. Dan hingga saat ini Al-Qur'an yang dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia merupakan Al-Qur'an dengan mushaf Utsmani.