Dunia Dalam Cerita

Dunia Dalam Cerita Berbagi informasi menarik. Silahkan Like Save and Share .. Semoga Bermanfaat

Masih laku saja dukun pengganda uang Herannn...
20/08/2025

Masih laku saja dukun pengganda uang

Herannn...

Makam Victor Noir di Père Lachaise bukan sekadar tempat peristirahatan seorang jurnalis muda yang ditembak mati pada 187...
17/08/2025

Makam Victor Noir di Père Lachaise bukan sekadar tempat peristirahatan seorang jurnalis muda yang ditembak mati pada 1870, tetapi telah menjelma menjadi salah satu legenda urban paling aneh di Paris. Patung perunggu yang dibuat Jules Dalou pada 1891 menggambarkan Noir seolah baru saja ambruk ditembak: jas tubuh masih rapi, sepatu terikat, topi terjatuh di samping, wajah tenang, dan tonjolan mencolok di area ge***al yang menjadi pusat perhatian. Sejak era 1970-an, muncul kepercayaan bahwa perempuan yang mengusap bagian selangkangan patung, mencium bibirnya, dan menaruh bunga di topi akan memperoleh kesuburan, kehidupan cinta yang lebih memuaskan, atau bahkan segera mendapatkan jodoh.

Keyakinan itu semakin kuat karena bukti fisik tampak jelas: bibir, sepatu, dan area selangkangan patung selalu berkilau tembaga mengilat akibat sentuhan tak terhitung jumlahnya, sementara bagian lain ditutupi patina hijau. Beberapa wanita bahkan kembali ke makam untuk meninggalkan foto bayi atau bunga sebagai tanda syukur setelah hamil. Variasi ritual juga berkembang usap kaki kanan untuk memperoleh anak, kaki kiri untuk kembar menjadikan makam ini tujuan ritual pribadi bagi banyak pengunjung.

Fenomena ini pernah dianggap “terlalu cabul” oleh pengelola Père Lachaise. Pada 2004, sebuah pagar dipasang untuk mencegah pengunjung menyentuh patung, namun protes besar bahkan dipimpin oleh tokoh publik seperti presenter TV Péri Cochin membuat aturan itu ditarik kembali. Hingga kini, meski pihak pengelola sering memperingatkan agar pengunjung tidak menggosok patung secara berlebihan, legenda terus hidup, membuat makam Victor Noir tetap ramai didatangi bukan hanya oleh peziarah sejarah, tetapi juga mereka yang mencari simbol kesuburan, cinta, dan tak jarang sekadar rasa penasaran terhadap salah satu monumen paling “provokatif” di Paris.
*patungnya pun menggoda , gimana aslinya?

Pada 1947, di gua Qumran dekat Laut Mati, ditemukan gulungan kuno berusia lebih dari 2.000 tahun, dikenal sebagai Naskah...
17/08/2025

Pada 1947, di gua Qumran dekat Laut Mati, ditemukan gulungan kuno berusia lebih dari 2.000 tahun, dikenal sebagai Naskah Laut Mati. Gulungan ini berisi hampir seluruh kitab Perjanjian Lama, termasuk seluruh Kitab Yesaya, dan ketika dibandingkan dengan naskah Ibrani jauh lebih muda (Teks Masoretik, sekitar tahun 1000 M), isinya hampir sama persis. Hal ini membuktikan bahwa firman Tuhan telah dipelihara dengan setia selama ribuan tahun.

Kini, gulungan tersebut disimpan di Shrine of the Book, Yerusalem.

Sebuah hari yang bisa menjadi titik balik dalam perlindungan satwa liar di Argentina telah tiba. Untuk pertama kalinya, ...
17/08/2025

Sebuah hari yang bisa menjadi titik balik dalam perlindungan satwa liar di Argentina telah tiba. Untuk pertama kalinya, di Formosa dimulai sidang pengadilan atas kasus kematian seekor jaguar (yaguareté), sebuah peristiwa yang mengguncang provinsi tersebut sekaligus negara. Kasus ini berpotensi menghasilkan vonis hukuman pertama yang benar-benar efektif dalam sejarah untuk tindak kejahatan semacam ini.

Macan tutul menyerang seorang tahanan dalam pertunjukan amfiteater, digambarkan dalam mosaik Romawi (akhir abad ke-2 M).
17/08/2025

Macan tutul menyerang seorang tahanan dalam pertunjukan amfiteater, digambarkan dalam mosaik Romawi (akhir abad ke-2 M).

Kreasi bulan agustus
15/08/2025

Kreasi bulan agustus

Tidak ada yang mau bekerja tanpa digaji atau lebih buruk lagi, tak ada orang yang bersedia membayar agar bisa bekerja di...
14/08/2025

Tidak ada yang mau bekerja tanpa digaji atau lebih buruk lagi, tak ada orang yang bersedia membayar agar bisa bekerja di kantor. Namun anggapan tadi tidak berlaku bagi sekelompok warga China.

Dari hari ke hari, semakin banyak pengangguran di negara itu yang justru mengeluarkan uang agar bisa berpura-pura bekerja.

Tren ini terjadi di tengah ekonomi yang lesu dan lapangan kerja yang semakin sempit di China. Di kalangan kaum muda China, pengangguran tergolong tinggi, yakni lebih dari 14%.

Bagi sebagian warga China yang sulit mendapatkan pekerjaan, opsi membayar sebuah perusahaan agar bisa berkantor lebih masuk akal ketimbang berdiam diri di rumah.

Shui Zhou, warga Kota Dongguan berusia 30 tahun, pernah memiliki usaha makanan, tapi dia gulung tikar pada 2024.

Pada April lalu, dia mulai membayar 30 yuan (sekitar Rp67 ribu) setiap hari agar bisa masuk ke sebuah kantor tiruan, yang dikelola oleh perusahaan bernama Pretend To Work Company (Perusahaan Pura-Pura Bekerja).

Di dalam kantor itu, Zhou bergabung dengan lima "rekan" yang melakukan hal serupa.

"Saya merasa sangat bahagia. Rasanya kami seperti bekerja sama sebagai satu kelompok," kata Zhou.

Pemilik Pretend To Work Company di Kota Dongguan adalah Feiyu (nama samaran). Dia berusia 30 tahun.

"Yang saya jual bukanlah meja kerja, melainkan martabat agar tidak dianggap sebagai orang yang tidak berguna," ujarnya.

Tren berpura-pura bekerja di China berasal dari rasa frustrasi dan ketidakberdayaan akibat kurangnya lapangan kerja. Pendapat itu dikatakan Biao Xiang, Direktur Institut Max Planck untuk Antropologi Sosial yang berbasis di Jerman.

"Berpura-pura bekerja adalah solusi yang ditemukan kaum muda untuk diri mereka sendiri. Itu menciptakan sedikit jarak dari masyarakat umum dan memberi mereka sedikit ruang," ujarnya.

Di indonesia ada warnet... hehe

Arsitektur Anti-Tunawisma: Desain yang Mengatur, atau Mengabaikan?Arsitektur anti-tunawisma (hostile architecture) adala...
14/08/2025

Arsitektur Anti-Tunawisma: Desain yang Mengatur, atau Mengabaikan?

Arsitektur anti-tunawisma (hostile architecture) adalah pendekatan desain pada ruang publik yang sengaja dibuat untuk menghalangi orang, khususnya tunawisma, menggunakan area tertentu untuk beristirahat atau mencari tempat berteduh. Contohnya meliputi:

Paku atau tonjolan tajam di trotoar dan bawah jembatan.

Bangku taman yang diberi pembatas di tengah sehingga tak bisa digunakan untuk berbaring.

Permukaan miring atau tidak rata di area yang biasanya dijadikan tempat tidur.

Gagasan di balik desain ini adalah untuk mengendalikan penggunaan ruang publik, menjaga kebersihan, dan mencegah potensi keramaian atau gangguan di area tertentu. Biasanya, pihak kota atau pemilik properti menggunakan metode ini untuk mengurangi kemungkinan orang menetap terlalu lama di lokasi yang dianggap strategis atau rawan.

Pro

Mengurangi penggunaan ruang secara permanen oleh tunawisma, sehingga area publik tetap tersedia untuk lalu lintas umum.

Menekan aktivitas ilegal yang kadang terjadi di area tak terawasi, seperti penggunaan narkotika atau tindak kriminal kecil.

Mencegah kerusakan fasilitas publik akibat penggunaan yang tidak sesuai peruntukan.

Kontra

Tidak menyelesaikan masalah inti tunawisma, hanya memindahkannya ke lokasi lain.

Memperburuk stigma terhadap tunawisma, seolah keberadaan mereka adalah masalah yang harus “dihapus” dari pandangan.

Mengurangi keramahan ruang publik, membuatnya terasa kaku dan tidak inklusif bahkan bagi warga biasa.

Biaya tinggi untuk membangun dan memelihara desain tersebut, yang bisa dialihkan ke solusi sosial.

Dampak Sosial

Banyak pakar sosial menilai bahwa arsitektur anti-tunawisma adalah simbol dari penyelesaian masalah yang semu. Alih-alih menginvestasikan dana untuk tempat penampungan, program kerja, atau rehabilitasi, dana justru digunakan untuk “mengusir” mereka secara fisik. Hal ini sering menimbulkan perdebatan moral: apakah kota seharusnya fokus pada kenyamanan visual atau pada kesejahteraan semua warganya?

Di sisi lain, desain ini juga mengubah persepsi ruang publik. Area yang tadinya ramah dan terbuka menjadi ruang yang penuh batasan, di mana kenyamanan dan keamanan diutamakan untuk sebagian orang, namun mengabaikan kelompok yang paling rentan.

Cerita "He Taken Off the Stripes" menangkap momen transisi yang tenang namun kuat dan mengenang pembebasan Dachau pada M...
12/08/2025

Cerita "He Taken Off the Stripes" menangkap momen transisi yang tenang namun kuat dan mengenang pembebasan Dachau pada Mei 1945. Levi, seorang yang selamat dari Holocaust, berdiri di ambang batas antara horor masa lalunya dan kebebasan tak pasti di depan. Di tangannya, ia memegang dua simbol yang sangat kontras: seragam seorang tahanan kamp konsentrasi bergaris dan set pakaian warga sipil. Tindakan mengubah pakaian adalah simbolis bukan hanya perubahan fisik tetapi juga pergeseran emosional dan psikologis.

Namun ketika ditawari kesempatan untuk menghancurkan seragam, Levi menolak. Jawabannya tidak. Seseorang harus ingat bagaimana rasanya memakai ini mengungkapkan pemahaman yang mendalam tentang memori, rasa sakit dan tanggung jawab. Ia tidak ingin berpegang pada penderitaan itu, tetapi ia juga tahu bahwa menghapusnya akan berbahaya. Seragam itu bukan hanya kain; ia melambangkan penghinaan, kehilangan, kelangsungan hidup, dan sejarah.

Keputusan Lewi mengingatkan kita bahwa ingatan tidak pasif. Orang-orang yang selamat membawa beban memori sehingga dunia tidak pernah bisa melupakan. Dalam menolaknya untuk membakar garis-garis itu, Levi menegaskan martabat mereka yang hidup dan mati di balik kawat sarang dan kewajiban bersaksi.

Selvanus, seorang anggota Kopassus yang ditugaskan untuk menyergap markas OPM di pedalaman Papua, mengalami kejadian mis...
11/08/2025

Selvanus, seorang anggota Kopassus yang ditugaskan untuk menyergap markas OPM di pedalaman Papua, mengalami kejadian mistis saat tersesat di hutan belantara.

Misi ini mengharuskannya bersama sembilan prajurit lainnya dari Batalyon 752 Sorong untuk menempuh perjalanan darat selama enam hari dari Timika.

Meskipun medan yang mereka lalui berat, mulai dari hutan lebat hingga hujan deras yang tak henti-hentinya, misi awal berjalan sesuai rencana. Namun, di hari kelima, tantangan besar muncul saat mereka harus menyeberangi sungai berarus deras.

Formasi darurat pun dibentuk, dan lima prajurit berhasil menyeberang dengan selamat. Namun, ketika prajurit keenam terseret arus, Selvanus tanpa ragu melompat untuk menyelamatkannya.

Sayangnya, ia sendiri terbawa derasnya sungai dan terpisah jauh dari kesatuannya.

Setelah berhasil menepi, Selvanus mendapati dirinya sendirian di tengah belantara Papua, pada ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut.

Dengan harapan anak buahnya selamat, ia berusaha mencari mereka, tetapi pencarian selama dua hari tidak membuahkan hasil. Ia mulai tersesat dan kehilangan arah di tengah rimbunnya hutan, tanpa perbekalan atau perlengkapan komunikasi.

Selama 11 hari ia bertahan hidup dengan mengandalkan keterampilan survival yang diperoleh dari pelatihan Kopassus, seperti mengenali tumbuhan liar yang aman dikonsumsi serta mencari sumber air dari embun.

Namun, memasuki hari keenam, ia mulai mengalami kejadian aneh. Selvanus merasa ada ‘makhluk’ yang mengawasinya dan bahkan menemani perjalanannya. Ia melihat perkampungan kecil yang tampak nyata, lengkap dengan warga yang beraktivitas.

Bahkan, tiga sosok misterius hadir dan tampak merawatnya memijat tubuhnya yang lemah dan bahkan berbagi rokok dengannya. Namun, ketika ia mencoba mendekati perkampungan tersebut, semuanya lenyap begitu saja.

Pada hari ke-11, tim pencari akhirnya menemukan Selvanus dalam kondisi yang mengenaskan—tubuhnya kurus kering, matanya berputar, dan kaki serta tangannya bengkak akibat tertusuk kayu dan duri tajam.

Ia segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis. Anehnya, meskipun fisiknya sangat lemah, dokter tidak menemukan tanda-tanda infeksi cacing tambang atau malaria, sesuatu yang hampir mustahil bagi seseorang yang bertahan di hutan Papua selama itu tanpa perlindungan.

Selvanus selamat, tetapi misteri tentang siapa yang menemaninya selama ia tersesat tetap tak terpecahkan. Hingga kini, kisahnya menjadi salah satu cerita mistis paling terkenal di kalangan pasukan elite Indonesia.

Film animasi Merah Putih One For All siap tayang di bioskopMengisahkan sekelompok anak terpilih menjadi "Tim Merah Putih...
08/08/2025

Film animasi Merah Putih One For All siap tayang di bioskop

Mengisahkan sekelompok anak terpilih menjadi "Tim Merah Putih" untuk menjaga bendera pusaka yaitu bendera yang selalu dikibarkan pada setiap upacara 17 Agustus tiap tahunnya. Namun 3 hari sebelum upacara, bendera itu hilang. Delapan anak dari berbagai latar belakang budaya bersatu dalam misi heroik yaitu menyelamatkan bendera merah putih pusaka yang hilang secara misterius

Setelah 12 tahun pencarian panjang, James Howells resmi menghentikan usahanya menemukan hard drive berisi 8.000 Bitcoin ...
08/08/2025

Setelah 12 tahun pencarian panjang, James Howells resmi menghentikan usahanya menemukan hard drive berisi 8.000 Bitcoin yang kini bernilai lebih dari $950 juta (±Rp15,5 triliun).

Kisah ini bermula pada 2013, ketika pekerja IT asal Wales tersebut secara tak sengaja membuang hard drive saat membersihkan kantor. Sejak itu, ia berulang kali mencoba meyakinkan pemerintah kota Newport untuk mengizinkan pencarian di lokasi TPA tempat hard drive itu diyakini terkubur.

Meski mengajukan berbagai proposal, termasuk teknologi pencarian canggih yang didanai investor, permintaannya selalu ditolak karena risiko lingkungan dan biaya besar yang harus dikeluarkan untuk penggalian.

Kini, James menyatakan menyerah. Setelah satu dekade, liputan media internasional, dan potensi kekayaan yang hilang mencapai ratusan juta dolar, hard drive tersebut dinyatakan mustahil ditemukan kembali.

la masih memiliki alamat dompet Bitcoin itu, namun tanpa hard drive fisiknya, semua koin tersebut terkunci selamanya-tanpa cara untuk diakses.

source: financialexpress,com

Address

Cianjur Regency

Opening Hours

Monday 07:00 - 17:00
Tuesday 07:00 - 17:00
Wednesday 07:00 - 17:00
Thursday 07:00 - 17:00
Friday 07:00 - 17:00
Saturday 07:00 - 17:00
Sunday 09:00 - 17:00
18:00 - 19:00

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Dunia Dalam Cerita posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Dunia Dalam Cerita:

Share