19/08/2025
- CINTA DALAM SETUMPUK SAMPAH -
Malam itu, hujan turun gemricik..
A***k penuh sisa rokok, asap rokok masih melayang. Hujan deras di luar. Laki-laki (30an) berdiri dengan mata berkaca, penuh amarah. Perempuan (akhir 20an) masih di ranjang, setengah telanjang dengan selimut menutupi tubuhnya.
BARA
(suara bergetar, teriak)
Kenapa lo terus dorong gue pergi?! Gue cinta sama lo, ngerti nggak?! Gue rela ninggalin semua, asal sama lo!
LUNA
(tertawa getir, sambil menyeka air mata)
Cinta?! Jangan bikin gue muntah. Gak ada yang bisa “meratukan” gue kecuali dua hal, duit… sama laki-laki ngacengan ketika di ranjang, meski cuma sesaat!
BARA
(terpukul, suaranya pecah)
Jangan ngomong gitu… Lo bukan cuma itu! Gue liat lo lebih dari semua omong kosong lo!
LUNA
(berdiri, menatap tajam, hampir teriak)
Itu masalah lo! Lo jatuh hati ke tempat sampah, terus salahin gue? Gue udah bilang dari awal , jangan bawa hati! Di dunia gue, hati itu cuma beban. Lo yang salah naro, ya lo tanggung resikonya!
BARA
(berusaha menahan air mata, suaranya pelan tapi tajam)
Jadi… buat lo, gue nggak ada bedanya sama semua bangsat yang beli lo?
LUNA
(senyum pahit, menunduk sebentar, lalu menatap dingin)
Bedanya cuma satu… mereka bayar, lo malah bawa hati. Dan itu lebih nyakitin gue daripada semua pukulan hidup.
suasana Sunyi. Hujan makin deras. Bara menatap Luna cukup lama, lalu menendang kursi sebelum keluar dengan pintu terbanting. Luna menjatuhkan diri ke sofa. menangis terisak, menutupi wajahnya dengan tangan. Seperti ada sesal dimatanya..