28/11/2025
Presiden Megawati tampak murung saat ia keluar dari Ruang Oval Gedung Putih Amerika Serikat. Ia baru saja berdiskusi dengan Presiden Bush di tanggal 19 September 2001.
Pembicaraan antara Bush & Mega adalah memastikan sikap Indonesia soal peristiwa penabrakan Gedung WTC pada 9 September 2001 atau sepuluh hari sebelumnya.
Sebagai presiden negara Islam terbesar di dunia, saat itu Mega memastikan terorisme yang marak terjadi didunia ini bukan berakar dari Islam.
Sehingga pada saat berpidato di Sidang Umum PBB di 28 September 2001, Mega mengatakan pada Bush "bahwa dirinya tetap akan membela wajah Islam karena bagi Mega akar dari terorisme adalah perebutan sumber daya alam dan imperialisme".
Dan benar, pada saat berpidato di PBB, Mega memang menyatakan demikian.
Bush pusing. Pasalnya Ia tahu Mega adalah anak Sukarno yang pernah menghimpun banyak negara di KAA 1955 Bandung.
Beberapa bulan setelah kunjungan Mega ke AS, seperti unggahan sebelumnya Bush sempat mengirimkan agen CIA menemui Mega. Tetap deadlock.
Puncaknya, ketika AS melakukan serangan ke Irak di tahun 2003. Mega mengutuk tindakan AS itu karena bertentangan dengan prinsip Pancasila dan Dasa Sila Bandung 1955.
Badan Pertahanan AS bernama Pentagon mulai gusar. Pasalnya penolakan Mega ini bisa menginspirasi lahirnya penolakan negara-negara lain terhadap AS.
Pada 22 Oktober 2003, Bush akhirnya memutuskan berkunjung ke Indonesia, yang agendanya melakukan kunjungan pasca terjadi Bom Bali di tahun 2002. Di momen itu Bush juga bilang agar Mega tidak ribut soal Invasi AS ke Irak.
Mereka bertemu di Bali. Keduanya sempat berdebat. Tapi Mega tetap bertahan bahwa dia menolak perang Irak.
"Kamu selalu membela Sadam Husein (Pemimpin Irak" ucap Bush ke Mega.
"Saya enggak pernah bela Sadam Husein, saya bela rakyat Irak yang menderita karena perang" jawab Mega ke Bush.
Pembelaan Mega soal Irak saat itu juga bersandar pada pengetahuannya soal geopolitik yang mempengaruhi relasi negara-negara Islam di Timur Tengah.
Bagi Mega, invasi AS ke Irak juga berpengaruh pada pergolakan di Timur Tengah: Sunni di Irak, Syiah di Iran & Wahabi di Arab Saudi yang dampaknya bisa mempengaruhi situasi di Indonesia.