25/08/2025
PERJUANGAN KH. ZAINAL MUSTHAFA DALAM MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI TASIKMALAYA TAHUN 1927-1944
KH. Zainal Musthafa merupakan seorang ulama dan pahlawan nasional Indonesia yang sangat dihormati. Beliau lahir di Bageur, Cimerah, Singaparna, Tasikmalaya, pada tanggal 1 Januari 1899 dengan nama Umri, yang kemudian berganti nama menjadi Hudaemi. Sejak kecil, beliau menunjukkan kecerdasan dan kegemaran mendalami ilmu agama. Beliau juga dikenal sebagai pendiri Pesantren Sukamanah, Tasikmalaya, dan pelopor perlawanan santri di Jawa Barat. KH. Zainal Musthafa dibesarkan di lingkungan pesantren. Beliau bukan seorang keturunan Kiai, orang tuanya hanya orang biasa. Ibunya bernama Ratmah, dan ayahnya bernama Nawafi. Mereka berdua petani, menjalani kehidupan yang sederhana. Satu-satunya sekolah yang diikuti KH Zainal Musthafa adalah Sekolah Rakyat (SR). Beliau kemudian membuat keputusan untuk membantu orang tuanya dalam menggembalakan bebek di sawah sebelum kemudian mendaftar di sebuah pesantren.
Di beberapa pondok pesantren di Jawa Barat, ia mencari pendidikan Islam. Beliau melanjutkan pendidikannya di berbagai pesantren ternama di Jawa Barat. Pada tahun 1919, di usia yang masih muda, KH. Zainal Musthafa mendirikan Pesantren Sukamanah di kampung halamannya. Pesantren ini berkembang pesat dan menjadi salah satu pusat pendidikan Islam ternama di Jawa Barat. Beliau tidak hanya mengajar ilmu agama, tetapi juga menanamkan semangat nasionalisme dan kemerdekaan kepada para santrinya. Bahkan setelah belajar di bawah banyak kiai dan diberbagai pesantren, Zainal Musthafa bukanlah orang yang bisa berpuas diri.
Pada sekitar tahun 1922-1927, beliau membuat keputusan untuk menyelesaikan pendidikannya di Mekkah. Pada tahun 1927, beliau menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Kemudian kembalinya ke Indonesia, beliau mulai aktif dalam kegiatan dakwah dan perjuangan melawan penjajah. Dari situlah gelar Kiai Haji diperoleh, termasuk nama yang melekat sampai saat ini yaitu KH. Zainal Musthafa. Beliau menentang keras kolonialisme Belanda dan Jepang, dan menyerukan perlawanan rakyat untuk meraih kemerdekaan. Pada tahun 1941, beliau memimpin perlawanan rakyat Singaparna melawan penjajah Jepang, yang dikenal sebagai Peristiwa Singaparna.
Peran K.H. Zainal Musthafa dalam Kemerdekaaan Indonesia
K.H. Zainal Mustafa mendirikan Pesantren Sukamanah di Cipatujang, Tasikmalaya pada tahun 1927. Pesantren ini menjadi pusat pendidikan Islam dan pengembangan semangat nasionalisme di Tasikmalaya. Beliau menggabungkan pendidikan agama dengan pendidikan umum, menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kemerdekaan kepada para santrinya. Pada tahun 1927-1944 K.H. Zainal Mustafa aktif dalam berbagai organisasi pergerakan nasional, seperti Sarekat Islam (SI) dan Persatuan Umat Islam (PUI). Beliau menggalang persatuan umat Islam dan rakyat Tasikmalaya untuk melawan penjajahan Belanda. Beliau berceramah dan berkhutbah untuk membangkitkan semangat juang rakyat dan menentang kebijakan kolonial.
Saat penjajahan Jepang, K.H. Zainal Musthafa memimpin perlawanan rakyat Tasikmalaya melawan penjajah. Beliau menentang kebijakan Seikerei yang mewajibkan rakyat Indonesia untuk menyembah Kaisar Jepang. Pada tanggal 25 Februari 1943, beliau memimpin Peristiwa Singaparna, perlawanan rakyat bersenjata melawan Jepang. Meskipun gagal, perlawanan ini membangkitkan semangat juang rakyat dan menjadi simbol perlawanan di Jawa Barat. K.H. Zainal Musthafa adalah sosok pahlawan yang dedikasi dan pengorbanannya untuk kemerdekaan Indonesia di Tasikmalaya tidak ternilai. Beliau adalah pemimpin yang berani, inspiratif, dan visioner yang mengabdikan hidupnya untuk melawan penjajahan dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Keberanian dan kegigihan KH. Zainal Musthafa dalam melawan penjajah Jepang menjadikannya simbol perlawanan bagi rakyat Indonesia. Beliau dihormati dan disegani oleh banyak orang, pengorbanannya juga menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang demi kemerdekaan. KH. Zainal Mustafa ditangkap oleh Jepang pada bulan September 1944 dan dipenjara di Penjara Banceuy, Bandung. Beliau disiksa dengan kejam, namun tetap teguh pendiriannya. Pada tanggal 25 Oktober 1944, beliau dihukum mati di Penjara Glodok, Jakarta. KH. Zainal Musthafa adalah pahlawan nasional Indonesia yang patut dikenang dan diteladani. Semangat juangnya dan pengorbanannya untuk bangsa patut diwariskan kepada generasi penerus.
KH. Zainal Musthafa seorang ulama kharismatik dan pahlawan nasional Indonesia yang memberikan pengaruh besar dalam perjuangan kemerdekaan di Tasikmalaya. KH. Zainal Musthafa melalui ceramah, khutbah, dan kepemimpinannya di Pesantren Sukamanah berhasil membangkitkan semangat nasionalisme dan perlawanan rakyat Tasikmalaya terhadap penjajah. KH. Zainal Musthafa memiliki pengaruh yang sangat besar sebagai tokoh pejuang di Tasikmalaya. Beliau bukan hanya seorang ulama yang disegani, tetapi juga pemimpin yang berani dan inspiratif. Semangat juangnya dan pengorbanannya untuk bangsa telah menginspirasi banyak orang di Tasikmalaya dan sekitarnya untuk melawan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
KH. Zainal Musthafa menanamkan nilai-nilai patriotisme dan kemerdekaan kepada para santri dan masyarakat, mendorong mereka untuk melawan penindasan dan memperjuangkan hak-hak mereka. Keberanian dan kegigihannya dalam memimpin perlawanan menjadi inspirasi bagi banyak orang di Tasikmalaya. Beliau berhasil menyatukan umat Islam di Tasikmalaya untuk melawan penjajah. Persatuan ini menjadi kekuatan yang besar dalam perjuangan kemerdekaan, menunjukkan bahwa Islam tidak hanya agama, tetapi juga kekuatan pemersatu bangsa. KH. Zainal Musthafa bukan hanya seorang motivator, tetapi juga pemimpin yang berani dalam aksi. Beliau memimpin berbagai aksi perlawanan terhadap penjajah, seperti demonstrasi, pemogokan, dan sabotase. Keberanian, kegigihan, dan pengorbanan beliau menginspirasi generasi penerus untuk terus berjuang demi kemerdekaan dan keadilan. Beliau menjadi teladan bagi para pejuang kemerdekaan di seluruh Indonesia. K.H. Zainal Mustafa meninggalkan warisan yang abadi dalam bentuk semangat juang, nilai-nilai patriotisme, dan rasa persatuan. Beliau dikenang sebagai pahlawan nasional yang berjasa besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Semangat dan pemikiran beliau terus menginspirasi masyarakat Indonesia untuk membangun bangsa yang lebih baik.