Jurnal Warga Depok

Jurnal Warga Depok Kepastian hukum Partisipasi Masyarakat dalam mengawasi penyelenggaraan pemerintahan:
UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Seorang sahabat berkata,"Depok itu auto bergerak sendiri -bahkan tak perlu pimpinan sama sekali."Ya, selama 20 tahun ter...
03/08/2024

Seorang sahabat berkata,"Depok itu auto bergerak sendiri -bahkan tak perlu pimpinan sama sekali."
Ya, selama 20 tahun terakhir Depok bak bergerak tanpa arah...

Margonda memang makin bersinar, tapi ya hanya Margonda sebagai etalase. Itupun, misalnya, separator bongkar pasang.
Yang barangkali memanusiakan manusia adalah trotoar yang dibuat semakin lebar -tapi toh, kembali lagi, cuma memberi keluangan dan pelebaran parkir gratis bagi pemilik resto maupun parkir liar tak jelas.

Kisah Damkar Depok, boleh jadi adalah gambaran nyata bagaimana tata kelola pemerintahan di Depok amburadul.
Empat periode kepemimpinan dari tokoh-tokoh PKS yang mestinya amanah, bisa dipercaya, sesuai jargon mereka yang konon Islami, bagi sebagian masyarakat Depok mungkin cuma bahan candaan dan tawa. Obrolan yang bikin gatal paru-paru tanpa bisa kita menggaruknya dan terasa menyebalkan.
Depok menjadi lelucon nasional.

Petugas Damkar ini saking sudah gatal paru-parunya, memanfaatkan sosial media viral agar Damkar Depok diperhatikan: BUKAN untuk dirinya -melainkan untuk PELAYANAN pada warga Depok. Ia dkk yang berhadapan dengan warga saban hari. Ia dkk yang merasakan, betapa semrawutnya pengelolaan alat-alat Damkar, yang bahkan, dengan gaji para anggotanya yang minim mereka patungan beli sementara atasannya hahahehehe huhuhohoho.

Teriakannya tidak digubris.
Dimusuhi, ditekan, bahkan akan DISUAP!
Pada akhirnya, kasus ini meledak dan viral lagi karena para petugas Damkar hanya bengong, bersedih hati melihat sebuah gereja terbakar tanpa mereka sanggup berbuat optimal -akibat alat-alatnya BUSUK.

Yang paling tolol lagi, hal ini dijadikan konsumsi politis. Si petugas Damkar didekati hanya untuk kepentingan KURSI.
Depok memang lelucon nasional.
Terima kasih untuk 20 tahun pemerintahan yang membuat warga Depok Garis Lurus beristighfar terus.

Ya, sampah tak kunjung bertemu solusinya - mengulangi masalah sama dari tahun ke tahun.
Penerimaan anak didik di tahun ajaran baru sekolah negeri di Depok JUGA selalu bermasalah dari tahun ke tahun.
Katanya ramah anak, tingkat perceraian tinggi -apakah karena promo menikah boleh lagi, lagi, dan lagi yang dipromosikan -sialnya pemilih Depok yang massif justru dari simpatisan partai anu yang doyannya begitu.
Anggota DPRD yang tak percaya pemerintahan versus anggota DPR dari partai anu yang tutup kuping.
Pesta seks, angka LGBT yang diam-diam merayap.
Semua hal terkait klenik.
Semua berbanding terbalik dengan dukungan dan sokongan partai anu pada massanya -silakan cek kantor-kantor barunya, misalnya di Jl. Merdeka, mentereng lass. Dari rumah biasa kini jadi dua lantai mevvah dalam waktu cepat saja.
Dll
Dll
Dll
Buanyak banget.
Kerennya Depok, itu pun... yaaa sudahlah, cuma karena Kak Ayu Tingting dan Ayah Ojak kerap jadi obrolan publik. Jyah!

Bersih dan amanah mestinya terlihat dari output pekerjaannya. Kalau jadi cibiran dan gunjingan Nasional sih -itu sudah menjadi cerminan tata kelola partai ANU saat diberi kepercayaan mengelola satu daerah.
Depok harus berubah teman.
Banyak orang baik dan bener.
Mau ngulang tahun ke-25 hingga ke-30?
Jyaaah....

12/03/2024

..
Kisah dan apa saja yang ada di Pancoran Mas Depok, bisa ditengok di sini.
Konten ini diambil dari .ansori.
Silakan dinikmati.




Beredar rumor Ibu Susi Pudjiastuti ditawari jabatan menteri oleh Kabinet Prabowo-Gibran. Saat ditanya wartawan, Ibu bila...
05/03/2024

Beredar rumor Ibu Susi Pudjiastuti ditawari jabatan menteri oleh Kabinet Prabowo-Gibran. Saat ditanya wartawan, Ibu bilang singkat,"Enggak."
Jawabannya bersayap:
1. Belum ditawari
2. Sudah ditawari tapi tidak mau.

Menurut kawan semua, apakah sebaiknya ibu Susi menerima atau menolak tawaran menjadi menjadi menteri di kabinet mendatang (apabila ternyata benar ditawari)?

Atau, kita lebih berharap beliau menjadi GUBERNUR JAWA BARAT saja? ☺
Biar Depok lebih satset.

08/12/2023

Menjelang akhir tahun dan Pilpres-Pileg 2024 nanti, Depok khususnya di wilayah Depok 2 serta GDC mengalami banyak perubahan.
Misalnya perbaikan jalan.

Yup, kita mesti memberikan apresiasi karena memang beberapa jalan sudah rusak (selalu tambal sulam), namun seperti di Jl. Terusan Juanda menuju Depok 2, kali ini pembangunannya -sepertinya, mulai menyentuh akar masalah: Drainase.

Tapi mesti kritis juga sih.
Ada nih yaaa, perbaikan jalan RT, dirapikan. Ujung-ujungnya diajak ke rumah Caleg, minta foto bersama, minta KTP, dikasih uang Rp 200 ribu hehehe...
Dari partai apa hayooooo...
Pasti ketebak lah kalau di Depok mah😄

24/10/2023

..
Sejatinya video ini saya buat beberapa waktu lalu. Namun karena adanya tugas ini dan itu, baru diunggah sekarang.

Intinya, saya ingin berterima kasih kepada Warga dan Jajaran RW 16 Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, karena telah berhasil membuat kebun percontohan dan kolam-kolam ikan, di mana setiap panen maka warga p**a yang akan membelinya dan merasakan manfaatnya.
Masyaa Alloh.
Berkah.

Ini sebuah terobosan yang menarik.
Saya ingat betul, saat terjadi pandemi Covid-16 lalu, warga Depok -atau katakanlah, di wilayah saya- agak kesulitan untuk mendapatkan bahan pangan. Di beberapa area di Jabodetabek, bahkan di Teluk Bintuni, Papua Barat, saya menyaksikan sendiri bagaimana keshalihan sosial terjadi. Rumah yang anggotanya terkena covid, akan mendapatkan dukungan dari pemerintahan daerah, warga sekitar, atau kerabat.

Di Teluk Bintuni, tindakan kuratif dilakukan dengan cara keren, yaitu yang positif covid dipindahkan ke Pulau Masina, seberang Dermaga Teluk Bintuni, agar tidak terjadi penularan massal. Dan, Pemkab menyiapkan makanan serta kebutuhan pokok bagi pasien Covid. Itu sebabnya, penanganan Covid di Bintuni termasuk sangat bagus.

Justru di Depok, Pemkot sepertinya tergopoh-gopoh dan telat merespon keadaan -meskipun penderita Covid pertama dan kedua, yang tercatat resmi secara nasional, berasal dari Depok. Di Bintuni, pemberitahuan jumlah penderita baru bisa dilihat hari per hari, di Depok... pyuh, berbilang minggu sempat tak ada pergerakan sama sekali. Padahal Depok hanya berjarak 37 kilometer dari Istana Negara, atau 7 kilometer dari Jakarta!

Tapi yang jadi concern saya saat itu adalah: Dukungan makanan bagi keluarga penderita covid atau mereka yang kehilangan pekerjaan dan tak bisa membeli beras, lauk pauk, akibat perusahaannya terimbas pandemi. Dan saya, mengatakan hal ini kepada banyak tetangga. Perihal pentingnya penanaman tanaman pangan. Karena, pikir saya, warga Depok memang harus melakukan tindakan ketahanan pangan untuk bisa menghidupi dirinya sendiri, agar tidak tergantung pada Pemkotnya yang gagap dan gugup dalam merumuskan orientasi masalah hingga eksekusi penanganannya.

Sejujurnya, ide ini bukan original datang dari kepala saya, melainkan hasil obrolan dengan Ibu Susi Pudjiastuti dan Gubernur Papua Barat, di mana di Papua Pegunungan memang mengalami kemiskinan ekstrem. Tanaman pangan menjadi salah satu solusinya. Sepemahaman saya dari hasil membaca data yang diolah menjadi amplifikasi media dan sosial media, ini adalah instruksi pemerinta pusat melalui Kemendagri. Pengawasannya langsung di bawah Pak Tito Karnavian.

Kembali lagi ke RW 16, Alhamdulillah, akhirnya kebun percontohan ini hadir atas inisiatif warga. Terima kasih banyak.

Ya, barangkali inisiatif dan inspirasi ini mesti kita ikuti di halaman rumah masing-masing, barangkali sebagai antisipasi ancaman krisis pangan pada tahun-tahun ke depan.
Sebuah tindakan preventif.
Sebuah cara berdamai dengan alam.

.. Jika Depok dianggap sebagai Kota Ramah Keluarga, maka menjadi pertanyaan besar mengapa belasan peristiwa pencabulan y...
03/10/2023

..
Jika Depok dianggap sebagai Kota Ramah Keluarga, maka menjadi pertanyaan besar mengapa belasan peristiwa pencabulan yang dilakukan pria sontoloyo ini baru ketahuan saat ada korban yang meninggal dunia?

Secara sederhana, ungkapan Kota Ramah Keluarga yang dibangga-banggakan Depok bisa dipertanyakan karena:

1. Anak-anak -dari kasus ini- terbukti tidak berbicara langsung pencabulan yang dialaminya pada orangtua. Singkatnya, komunikasi di dalam keluarga tidak terjadi.

2. Prihal penyimpangan seksual yang kerap dikeluhkan di Depok memang terbukti: Pesta seks di kolam renang, tingginya angka LGBT, yang bahkan terlihat saat Citayam Fashion Week, dan kali ini, lagi-lagi peristiwa yang menonjol secara nasional terungkap: Pedofilia.

Bisa saja ada yang membela, hal seperti ini terjadi di banyak tempat di Indonesia. Ya, ini betul. Namun tidak semua tempat, daerah, kota, kabupaten mengklaim daerahnya adalah 'Kota Ramah Keluarga'.

Jika memang jargon 'Kota Ramah Keluarga' ada, mari kita lihat seperti apa wacananya, agar kita berimbang dan fairness.

Simak cuplikan beritanya di bawah ini:

- - - - -
- - - - -
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari, hari ini berkesempatan mengupas tuntas upaya menjadikan Depok Kota Ketahanan Keluarga dalam talk show interaktif di Bens Radio 106.2 FM.

Nessi menjelaskan, ada lebih dari 10 program unggulan yang dimiliki Pemkot Depok untuk menjaga ketahanan keluarga masyarakatnya. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua.

"Kami mencoba untuk mempersiapkan dari anak, remaja, sampai jadi orangtua untuk membangun keluarga yang berkualitas," kata Nessi yang didaulat sebagai narasumber talk show interaktif di Bens Radio 106.2 FM, Selasa (08/11/22).

Adapun 10 program itu di antaranya, Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Anak, Sistem Mobil Ramah Anak (Simora), Sekolah Pra Nikah, Pusat Informasi dan Konseling Remaja (P*K Remaja), Sekolah Ayah Bunda, aplikasi perlindungan anak, Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA).

Kemudian, RW Ramah Anak, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak, Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Harmoni, Kampung Keluarga Berkualitas, dan lainnya dalam kegiatan Depok Sahabat Anak Indonesia.
- - - - -
- - - - -

Faktanya:
Apakah ada sosialisasi kepada masyarakat secara langsung? Karena tidak semua warga Depok mendengarkan Bens Radio.
Apa wujud mobil ramah anak? Sekolah Pra Nikah? Sekolah Ayah Bunda? PEKKA? RW Ramah Anak? Dll.

Silakan nilai sendiri.
Nah, jika pun katanya ada -dan kemungkinan jumlahnya tidak massif- Siapakah penerima manfaat ini? Mari kita teliti secara mendalam. Karena bisa jadi, pendukung/kader partai rezim berkuasa di Depok lah yang menjadi target dan penikmatnya. Yang sudah-sudah seperti itu sehingga gabungan partai-partai di DPRD Depok memilih walk out di waktu lalu.

Jadi, warga Depok -belajarlah melihat Depok sebagai Indonesia kecil. Jika mengurusi Depok saja semrawut, apa jadinya mengurusi Indonesia?

Korban peremasan alat kelamin oleh kakek berinisial N alias Engkong (70) yang menewaskan MDF (12) ternyata sudah belasan anak laki-laki. Korban kakek cabul berinisial...

Belum lama ini, Pak RW di lingkungan kami mengajak masyarakat berkumpul untuk bijak memilah sampah: Organik dan non orga...
24/09/2023

Belum lama ini, Pak RW di lingkungan kami mengajak masyarakat berkumpul untuk bijak memilah sampah: Organik dan non organik.
Yang organik nantinya di UPS -salah satunya di Jalan Merdeka dijadikan kompos.

Sejatinya, sosialisasi yang dilakukan melalui Pak RW ini pantas diapresiasi. TAPI, itu dilakukan setelah TPA Cipayung tak lagi sanggup menampung sampah warga Depok.
Pada akhirnya, penarik sampah di tiap RW harus mengambil sampah di rumah warga pada pukul 23.00 hanya agar bisa dapat giliran memasukkan sampah ke UPS. Ya, tidak manusiawi memang.

Persoalan sampah di Depok tak kunjung usai. Tahun 2019 kasus sampah menggunung di Depok juga terjadi. Dan minggu ini, kita sempat melihat di depan Pasar Agung, banyak sampah digeletakkan begitu saja -tepatnya di jalur hijau (taman) sepanjang Jalan Proklamasi.

Bahkan, sejak tahun-tahun sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sudah memberi solusi sampah warga Depok diarahkan ke TPA Nambo. Namun proses administrasinya terhambat.
Depok, di bawah rezim 20 tahun ini, selalu lambat merespon sehingga sampah menggunung seperti gunungan sampah.

Depok selalu memilih untuk bertindak setelah masalah menjadi besar, tanpa berpikir tindakan preventif. Ya, Pemkot Depok lamban berinisiatif dan fokus pada pembangunan kosmetik.

TPST akan dibangun pada 2024 dan berlangsung selama setahun. Karena itu, TPST di TPA Cipayung bakal beroperasi pada 2025.

Address

Cinere

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Jurnal Warga Depok posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share