22/07/2025
Namanya Nurdalilah Putri. Seorang ibu yang beberapa bulan terakhir jungkir balik memperjuangkan nasib balitanya yang masih berusia 4 tahun.
Putranya dileceehhkan oleh bocah yang masih berusia 8 tahun. Ya ... 8 tahun. Kamu gak salah baca. Usianya memang masih delapan tahun, tapi dia sudah melakukan peleceehhan kepada 9 teman mainnya. 1 di antaranya balita.
Si ibu, ke sana kemari mencari keadalin. Tapi pada akhirnya dia berhenti berjuang. Karena tidak ada hukum yang bisa menjerat anak di bawah umur meski dia adalah PENJAHATT.
Anak ini bukan melakukan kejahatan biasa seperti memukul, mencuri, berkelahi. Tapi dia melecehhkan. Memperkaos temannya. Dia PENJAHATT kecil yang suatu saat bisa menjadi lebih ganas, lebih kejam dan lebih beringas.
Tapi hukumannya cuma pembinaan selama 6 bulan. Keluarganya masih bisa ketawa-ketiwi merasa gak bersalah. Menganggap perbuatan anaknya hanyalah kenakalan biasa. Kabarnya pelaku dibina dengan cara diungsikan ke rumah neneknya. Lebih terdengar seperti liburan dari pada pembinaan.
Dinlingkungan tempat tinggal, mereka hanya diusir, disuruh pindah. Enak banget ya hukumannya. Siapa yang menjamin di tempat baru anaknya gak nyari mangsa? Siapa yang bisa memastikan pembinaan dari Pemda membuat anak itu berubah?
Sayangnya p**a, lingkungan sekitar gak semuanya mendukung. Bahkan ada yang membully ibu korban. Ada juga orang tua korban yang gak mau speak up dan melapor dengan alasan aib bagi anaknya.
FYI, Ibu pelaku adalah buruh cuci gosok, ayahnya tidak bekerja. Ada kemungkinan bahwa pelaku ini dulunya juga korban yang dibiarkan begitu saja. Hingga dia p**a mencari mangsa.
Kemarin saya baca postingan ibu korban. Tentang dia yang harus berhenti melapor sana sini karena gak ada gunanya. Usahanya terbentur oleh UU perlindungan anak. Hukuman bagi pelaku ya mentok hanya dibina-bina saja.
Saya bisa bertaruh, setelah 2 kali pertemuan pembinaan, pelaku p**a dibiarkan kembali ke lingkungan. Bukankah ini namnya kita sedang menyemai bibit penjahat untuk masa depan?
Ah entahlah, dada saya selalu sakit tiap kali membaca kisah-kisah seperti ini. Banyak sekali tugas yang harus saya selesaikan jika jadi gubernur kelak. Eh..
Ralat : ternyata keluarga pelaku gak jadi diusir gaes. Mereka masih tinggal di komplek sana. Kebayang gak sih jadi keluarga korban yang tiap hari ngeliat wajah cengengesan pelaku.
Aih sakit hatikuu😭😡