Pecinta Ulama Aswaja

Pecinta Ulama Aswaja ▬▭▭▭▭▬⊰✿🌺✿⊱▬▭▭▭▭▬
SILAHKAN SHARE SEBANYAK MUNGKIN
▬▭▭▭▭▬⊰✿🌍✿⊱▬▭▭▭▭▬

SYEIKH MAULANA ISHAQDatang ke tanah Jawa pada tahun 1404 Masehi bersama dengan ayahnya (Syeh Maulana Ahmad Jumadil Qubro...
28/04/2025

SYEIKH MAULANA ISHAQ

Datang ke tanah Jawa pada tahun 1404 Masehi bersama dengan ayahnya (Syeh Maulana Ahmad Jumadil Qubro) dan saudaranya (Syeikh Maulana Malik Ibrahim). Syeh Maulana Ishaq pada awalnya datang di tanah Jawa menetap di Gresik. Kemudian ke Blambangan dan selanjutnya ke Pasai (Singapura) dan beliau wafat di sana. Beliau ahli dalam bidang pengobatan dan beliau sering menolong orang yang sakit hingga sembuh.

Pada saat kerajaan Blambangan diserang oleh wabah, sudah berbulan-bulan rakyat Blambangan dilanda suatu penyakit. Banyak rakyat yang terserang penyakit, bahkan sebagian dari mereka menemui ajalnya. Hampi setiap hari selalu ada saja rakyat Blambangan yang meninggal dunia karena wabah ini.

Dewi Sekardadu adalah putri dari raja Blambangan Prabu Menak Sembuyu ketika itu juga tidak luput dari wabah ini. Sudah berbulan bulan Dewi Sekardadu terserang wabah. Sudah banyak dukun, tabib yang datang untuk menyembuhkannya, namun Dewi Sekardadu belum sembuh juga. Kerajaan dirudung kesedian.

Karena melihat putrinya belum sembuh-sembuh dalam waktu yang cukup lama, kemudian Prabu Menak Sembuyu menyuruh patih Bajul Sengara untuk mengumumkan sebuah sayembara, yang isinya barang siapa yang bisa menyembuhkan penyakit sang Putri serta dapat mengusir wabah penyakit dari Kerajaan Blambangan, maka apabila dia laki-laki akan dijodohkan dengan Dewi Sekardadu, bila ia perempuan maka akan dijadikan saudara Dewi Sekardadu.

Setelah sayembara disebarkan sampai ke pelosok negeri, tidak satupun yang berani mengikuti sayembara itu. Sampailah berita sayembara itu pada seorang Brahmana Resi Kandabaya. Pada suatu hari Resi Kandabaya datang ke Kerajaan Blambangan untuk menghadap Prabu Menak Sembuyu. Resi Kandabaya mengatakan kepada Prabu Menak Sembuyu bahwa yang dapat menyembuhkan sang Putri Dewi Sekardadu dan mengusir wabah penyakit dari Kerajaan Blambangan adalah seorang pertapa yang bernama Maulana Ishaq yang berada di gunung Gresik.

Prabu Menak Sembuyu kemudian mengutus patih Bajul Sengara untuk menemui Syeh Maulana Ishaq guna meminta pertolongan untuk menyembuhkan sang Putri dan rakyat Blambangan. Maka berangkatlah patih Bajul Sengara yang diikuti oleh beberapa prajurit. Mereka melakukan perjalanan dengan berkuda untuk menuju Gunung Gresik.

Setelah melakukan perjalanan berkuda selama enam hari, sampailah kesepuluh prajurit berkuda yang dipimpin oleh patih Bajul Sengara di Gunung Gresik, dan menemui Syeh Maulana Ishaq.

“Apa maksud kisanak sekalian datang ke Gunung Gresik ini” tanya Syeh Maulana Ishaq

“Kami diutus oleh Prabu Menak Sembuyu raja Blambangan untuk menemui Syeh, beliau Prabu menak Sembuyu berkata bahwa Syeh yang dapat menyembuhkan penyakit junjungan kami Dewi Sekardadu putri Prabu Menak Sembuyu, dan Syeh p**a yang sanggup mengusir wabah penyakit yang sekarang ini menyerang Blambangan “, jawab patih Bajul Sengara. “Apabila hal itu terlaksana atau berhasil, maka Syeh akan dijodohkan dengan Dewi Sekardadu oleh Prabu Menak Sembuyu, tetapi apabila Syeh gagal maka akan dihukum mati oleh Prabu Menak Sembuyu”, lanjut Bajul Sengara.

Mendengar hal tersebut, Syeh Maulana Ishaq terdiam sejenak, kemudian beliau berkata kepada tamunya
“Agama Islam adalah agama yang selalu membantu orang yang memerlukan pertolongan, juga agama yang s**a menghormati tamunya, apalagi yang datang dari jauh. Baiklah aku akan memenuhi permintaan Raja kamu sekalian, karena aku tidak sampai hati untuk mengecewakannya, tapi hal ini kulakukan bukan karena iming-iming yang akan dijodohkan dengan Dewi Sekardadu juga bukan karena aku takut untuk dihukum mati oleh raja kalian. Yang kulakukan adalah iklas semata tanpa mengharap imbalan jasa apapun. Nah Sekarang berangkatlah kisanak sekalian terlebih dahulu”

Patih Bajul Sengara kemudian mengajak prajuritnya untuk bergegas kembali ke Blambangan. Untuk sampai di Blambangan kembali merekapun menempuh perjalanan enam hari berkuda.

Ketika rombongan patih Bajul Sengara dan prajuritnya sampai di halaman kerajaan Blambangan, terkejutlah mereka, karena suasana kerajaan tampak meriah sekali. Setelah diselidiki ternyata Prabu Menak Sembuyu sedang merayakan hari ketujuh pernikahan putri Dewi Sekardadu dengan Syeh Maulana Ishaq.

Patih Bajul Sengara semakin terheran, mengenai keterangan yang telah disampaikan oleh para punggawa kerajaan yang ada di sana. Di dalam hatinya mana mungkin Syeh Maulana Ishaq telah sampai lebih dahulu, padahal rombongannya berangkat terlebih dahulu. Diapun segera masuk ke Istana untuk menghadap Prabu Menak Sembuyu.

Setelah patih dihadapan sang raja, raja bertanya, “Kemana saja kalian ini Bajul Sengara”

“Hamba baru datang dari Gunung Gresik Prabu” jelas Bajul Sengara

“Berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke Gunung Gresik” tanya Prabu Menak Sembuyu

“Enam hari Gusti Prabu, jadi kami dua belas hari berada di perjalanan, Gusti Prabu” jawab patih Bajul Sengara. “ Lalu apa sebenarnya yang telah terjadi disini Gusti Prabu”

“Sunguh sangat aneh” gumam Gusti Prabu “Pada hari keenam sejak kepergian kalian ke Gunung Gresik, Maulana Ishaq sudah datang ke istana ini. Dia telah berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu dan sekaligus telah mengusir wabah yang menyerang istana ini. Dan sesuai janjiku, maka kujodohkan dia dengan putriku Dewi Sekardadu, sekarang ini adalah perayaan hari ketujuh atas pernikahan Maulana Ishaq dengan putriku”

Patih Baju Sengara terperanjat mendengar apa yang dikatakan oleh sang raja, karena sewaktu di Gunung Gresik rombongannya disuruh berangkat terlebih dahulu oleh Syeh Maulana Ishaq, tetapi Syeh Maulana Ishaq yang sepertinya tidak membawa kuda atau hanya berjalan kaki, datang lebih dahulu dari rombongan mereka. Ini menunjukkan bahwa Syeh Maulana Ishaq bukan orang sembarangan, orang yang sangat tinggi ilmunya.

Segera patih menemui Syeh Maulana Ishaq karena dia masih belum percaya, jangan-jangan ada orang lain yang mengaku-ngaku sebagai Syeh Maulana Ishaq. Setelah melihat sendiri bahwa pria yang bersanding di pelaminan disamping Dewi Sekardadu adalah benar-benar Syeh Maulana Ishaq baru sang patih merasa yakin.

Sesungguhnya Syeh Maulana Ishaq mempunyai ilmu atau kharomah yang tinggi, bahwa dalam sekejap mata beliau dapat berpindah dari Gunung Gresik ke Blambangan. Hal ini adalah karena kuasa Allah, bila Allah SWT berkehendak untuk menjalankan seseorang ke tempat yang sangat jauh dalam waktu sekejap mata, maka tidak ada satu kekuatanpun di jagad raya ini yang akan mencegahnya. Maha Suci Allah atas segala kekuasaanNya.
Setelah pesta perkawinan selesai, banyak penduduk sekitar istana berdatangan untuk meminta pengobatan kepada Syeh Maulana Ishaq, Syeh Maulana Ishaq menolong mereka dengan sabar dan telaten, banyak dari mereka yang sakit telah disembuhkan. Lama-lama penduduk simpati pada ajaran yang telah dibawah oleh Syeh.

Seiring berjalannya waktu, semakin hari semakin banyak pengikut Syeh Maulana Ishaq, mereka dengan s**arela menjadi pengikut Syah Maulana Ishaq dan masuk agama Islam. Melihat kenyataan ini Prabu menak Sembuyu menjadi kawatir, apalagi Syeh Maulana Ishaq melarang memakan binatang yang tidak disembelih atas nama Allah, melarang makan binatang buas, babi dan beliau melarang menyembah berhala. Padahal hal tersebut adalah kesenangan dan sudah menjadi kebiasaan di Blambangan pada waktu itu.

Prabu Menak Sembuyu menyuruh patih Bajul Sengara untuk menyerang Syeh Maulana Ishaq dan pengikutnya. Berangkatlah patih Bajul Sengara beserta prajurit menuju kediaman Syeh Maulana Ishaq. Setelah rombongan prajurit patih Bajul Sengara sampai di depan kediaman Syeh Maulana Ishaq, beliau (Syeh Maulana Ishaq) berjalan dengan tenang menghampiri patih Bajul Sengara. Tidak ada satupun prajurit yang berusaha menghalangi atau menyerang Syeh Maulana Ishaq.

Seperti kita ketahui bahwa tujuan dakwah agama Islam adalah menyadarkan orang yang berbuat kesalahan dengan sikap dan budi pekerti yang halus yang diwujudkan dalam tindakan seharai-hari, bukan membasmi mereka yang salah. Maka untuk mencegah hal itu Syeh Maulana Ishaq berjanji akan meninggalkan Blambangan.

Mendengar hal ini para pengikut bertanya kepada Syeh Maulana Ishaq, “Jangan pergi Tuan, kalau Tuan pergi meninggalkan kami siapa yang akan membimbing kami mempelajari ajaran agama Islam, siapa yang akan membimbing kami menuju jalan yang benar, dan siapa yang akan memberi contoh kami budi pekerti yang halus”

“Jangan kawatir wahai saudaraku, kelak akan ada penggantiku setelah kepergianku, anakku yang ada di dalam kandungan istriku Dewi Sekardadu yang akan membimbing kalian”

Pembicaraan Syeh Maulana dengan pengikutnya ini memang terdengar oleh patih Bajul Sengara.

Sebelum meninggalkan Blambangan Syeh Maulana Ishaq pamit pada istrinya, “Istriku aku akan pergi meninggalkan Blambangan, bukan aku tidak sayang kepada engkau, akan tetapi demi kedamaian kita semua, dan demi mencegah pertumpahan darah diantara kita, maka relakan aku pergi meninggalkan Blambangan”.

Dewi Sekardadu melepas kepergian suaminya dengan hati lulu menangis, dan cucuran air mata yang membasahi pipinya.

Beberapa bulan setelah kepergian suaminya, Dewi Sekardadu melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat dan ganteng. Sesungguhnya Prabu Menak Sembuyu s**a kepada bayi tersebut dan telah melupakan Syeh Maulana Ishaq, akan tetapi karena hasutan patih yang telah mendengar apa yang dikatakan Syeh Maulana Ishaq pada pengikutnya di saat akan meninggalkan Blambangan, juga pada waktu itu, Blambangan mulai diserang wabah kembali, patih tersebut mengatakan bahwa kelak anak ini akan membawa petaka di Blambangan. Patih Bajul Sengara mengatakan pada Prabu Menak Sembuyu bahwa wabah yang datang kembali ini ada hubungannya dengan lahirnya anak Dewi Sekardadu. Prabu Menak Sembuyu terhasut oleh perkataan Patih Najul Sengara, bayi yang baru lahir tersebut dimasukkan dalam peti mati dan dihanyutkan ke tengah samudra.

Dewi Sekardadu yang baru ditinggalkan suaminya, sekarang mendapatkan kenyataan harus berpisah dari anaknya yang baru dilahirkan, apalagi anak tersebut dihanyutkan ke tengah samudra. Ibu mana yang tidak sedih akan kenyataan ini. Semakin lama kesedihan yang dirasa menggerogoti jiwa dan kesehatannya, akhirnya Dewi Sekardadu meninggal dunia.

RUJUKAN :

Babad Tanah Jawi
Mantan M***i Johor Sayyid `Alwî b. Tâhir b. `Abdallâh al-Haddâd (meninggal tahun 1962) juga meninggalkan tulisan yang berjudul Sejarah perkembangan Islam di Timur Jauh (Jakarta: Al-Maktab ad-Daimi, 1957). Ia menukil keterangan diantaranya dari Haji `Ali bin Khairuddin, dalam karyanya Ketrangan kedatangan bungsu (sic!) Arab ke tanah Jawi sangking Hadramaut.
Al-Jawahir al-Saniyyah oleh Sayyid Ali bin Abu Bakar Sakran
'Umdat al-Talib oleh al-Dawudi
Syams al-Zahirah oleh Sayyid Abdul Rahman Al-Masyhur
Menyingkap Misteri Pulau Besar oleh Ana Faqir

MANIPULASI NASKAH, SIASAT BELANDA HANCURKAN PESANTREN Ketika meneliti sejarah Islam Nusantara, Agus Sunyoto menyimpulkan...
28/04/2025

MANIPULASI NASKAH, SIASAT BELANDA HANCURKAN PESANTREN

Ketika meneliti sejarah Islam Nusantara, Agus Sunyoto menyimpulkan bahwa pesantren adalah elemen bangsa Indonesia yang tidak pernah terjajah oleh kolonial. Pesantren malah melakukan perlawanan.

Ketika sampai akhirnya Belanda tidak mampu mengatasi perlawanan itu, terutama pasca penangkapan Pangeran Diponegoro, kolonial Belanda membuat strategi baru yaitu melalui perang ideologi dengan cara memanip**asi sejarah.

Maka, kata Agus, sejak saat itu Belanda membuat naskah-naskah kuno manip**atif dengan tujuan untuk mengkerdilkan kalangan pesantren.

"Misalnya ada pegawai jabatannya jaksa namanya Mas Ngabehi Purwowijoyo. Dia diberi tugas membikin Babad Kediri,” katanua di hadapan para Mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta Kelas Ciganjur, Jumat (28/11)

Dalam Babad Kediri, Sunan Bonang, Sunan Giri itu dijelek-jelekkan. Dakwah Islam itu jelek karena merusak tatanan masyarakat dan seterusnya. “Naskah kolonial itu yang bikin pegawainya Belanda," tambahnya.

Dari Babad Kediri ini, lanjut Agus, lahirlah naskah-naskah baru buatan Belanda yang cenderung mendiskreditkan Wali Songo, diantaranya adalah Serat Darmogandul, Serat Syekh Siti Jenar, Kronik Klenteng Sam Po Kong.

Dalam naskah yang disebut terakhir itu diceritakan Wali Songo adalah utusan Kaisar China untuk meruntuhkan Majapahit. Intinya menyebutkan Wali Songo itu pengkhianat.

Menurut Agus, tujuan dibuat naskah-naskah itu adalah untuk memecah belah kalangan pesantren. "Semua bikinan Belanda ini, nggak ada dalam kenyataan. Saya pernah ngejar ini (Kronik Klenteng Sam Po Kong) sampai ke Leiden, Denhaag karena menurut kabar ada di sana, ternyata nggak ada di sana" cerita Agus.

Untuk menelusuri naskah kronik ini, Agus menanyakan ke beberapa Sejarawan, termasuk sejarawan Belanda yaitu De Graaf. Menurut Agus, ketika ditanya tentang naskah kronik, De Graaf hanya tertawa saja karena memang naskah itu adalah fiktif dan tidak ada.

Diceritakan bahwa seorang Residen yang bernama Portman merampas naskah itu dan menurut De Graaf, tidak ada Residen yang bernama Portman. "Saya jadikan kunci itu, saya datang ke Arsip Nasional, saya cari namanya Almanak Van Netherlandsch Indie, 1810 sampai 1942 tiap tahun mengeluarkan almanak yang menceritakan Residen-residen di berbagai daerah,” lanjutnya.

Setelah ia meneliti bupati, wedono, pejabat pemerintah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, ternyata memang tidak ada residen yang bernama Portman.

“Bohong, naskahnya nggak ada. Portman juga tidak pernah ada. Tujuannya untuk menghancurkan Islam, menjelek-jelekan Wali Songo," tukasnya.

Selain itu, tambah Agus, pada tahun 1860 Belanda secara khusus mengeluarkan naskah Kidung Sunda. Setelah diteliti, ternyata yang bikin orang Bali. Isinya menceritakan tentang Peristiwa Bubat, yaitu Gajah Mada membunuh Raja Sunda sekeluarga dan pas**annya.

"Itu cerita fiktif, rekayasa Belanda. Belanda yang bikin pasti tujuannya devide et impera, memecah belah. Jadi kita harus hati-hati sama naskah kolonial, uji dulu, kita harus mengkompilasi dengan data lain," pungkasnya.

"KISAH PERJALANAN SPIRITUAL SYEIKH MUHAMMAD NAZIM ADIL AL-HAQQANI DAN KUNJUNGANNYA KE PONDOK PESANTREN SURYALAYA UNTUK M...
28/04/2025

"KISAH PERJALANAN SPIRITUAL SYEIKH MUHAMMAD NAZIM ADIL AL-HAQQANI DAN KUNJUNGANNYA KE PONDOK PESANTREN SURYALAYA UNTUK MENEMUI SYEIKH MAULANA AHMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFFIN@PENGERSA ABAH ANOM QS

KUTIPAN DARI SALAH SATU KAROMAH ABAH ANOM
💚AL-FATIHAH BUAT ABAH💚

""Kunjungan ke Wali Agung Di
Timur Jauh (Kunjungan ke Pondok Pesantren Suryalaya,Indonesia menemui Syaikh Maulana Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin qs. 05 Mei th.2001)

Syeikh pernah bertanya dalam diri Beliau: siapakah manusia yang paling IKHLAS di dunia saat ini? Allah SWT menjawab pertanyaan beliau dalam mimpinya, manusia yang paling IKHLAS saat ini adalah seorang HAMBAKU yang berada di Timur Jauh (Asia Tenggara) yang bernama Shohibul Wafa.
Sejak saat itu nama dalam mimpi beliau itu tidak dapat beliau lupakan, ada perasaan rindu untuk bertemu dengan seseorang yang bernama Shohibul Wafa, getarannya sangatlah kuat.

Tahun 2001 setelah berkesempatan untuk mengunjungi Jakarta terasa getaran itu semakin kuat untuk bertemu dengan sosok kekasih Allah yang bernama Shohibul Wafa. Bukankah dalam mimpi beliau Shohibul Wafa sudah disebut Allah sebagai hambaKU. Tidak banyak manusia diakui oleh Allah sebenar-benar hambaNya. Beliau dan rombongan akhirnya dari Jakarta menuju Bandung untuk selanjutnya menuju Pesantren Suryalaya mengunjungi dan bersilaturahmi dengan saudara beliau yang bernama Shohibul Wafa.

Berikut ini Pidato Syaikh Nazim Adil al-Haqqani,Mursyid Thoriqah Naqsyabandi Haqqani di Pondok Pesantren Suryalaya tgl.05 Mei 2001
“Banyak para alim ulama dan para cendikiawan muslim memberikan pengetahuan agama kepada umat, pengetahuan itu bagaikan lilin-lilin, apalah artinya lilin-lilin yang banyak meskipun lilin-lilin itu sebesar pohon kelapa kalau lilin-lilin itu tidak bercahaya. Dan cahaya itu salah satunya berada dalam qalbunya beliau ( Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin).
Saya tidak tahu apakah Nur Illahi yang dibawanya akan putus sampai pada beliau saja, atau masih akan berlanjut pada orang lain. Tapi saya yakin dan berharap, sesudah beliau nanti masih akan ada orang lain yang menjadi pembawa Nur Illahi itu.Siapakah orangnya, saya tidak tahu.

Maka Anda sekalian para hadirin, ambillah Nur Illahi itu dari beliau saat ini. Mumpung beliau masih ada, mumpung beliau masih hadir di tengah kita, sulutkan Nur Illahi dari qalbu beliau kepada qalbu anda masing-masing. Sekali lagi, dapatkanlah Nur Ilahi dari orang-orang seperti Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin.

Dari qalbu beliau terpancar pesan-pesan kepada qalbu saya. Saya berbicara dan menyampaikan semua pesan ini bukan dari isi qalbu saya sendiri. Saya mengambilnya dari qalbu beliau. Di hadapan beliau saya terlalu malu untuk tidak mengambil apa yang ada pada qalbu beliau. Saya malu untuk berbicara hanya dengan apa yang ada pada qalbu saya sendiri.” -tamat ringkasan pidatonya

--Pidato Syaikh Nazim diatas juga pernah dimuat di Majalah Sufi “Lilin-lilin tapi tidak bercahaya”

Bagi mereka yang mencintai perjalanan kerohanian, dan berkesempatan berhadapan dengan Abah Anom di Suryalaya, pasti akan terasa kehaibatannya dan getarannya yang mengharukan, kerana beliau ibarat ''bapak'' kita. Ramai yang menangis bila berhadapan dengan Abah buat kali pertamanya samada penziarah itu termasuk dari para pengikutnya mahupun selain mereka. Ketika ingin p**ang ke tanah air sahaja, akan terasa kesedihan yang amat sangat, persis perasaan yang sama ketika meninggalkan 'Ka'batullah '. Alfaqir sendiri mengalami perkara yang sama, walaupun berkali-kali berkujungan ke Surayalaya, yang anehnya, ketika detik-detik ingin p**ang, kita terasa seolah-olah tidak dapat berjumpa dengan Abah lagi..ada yang memeluk Abah dengan eratnya, ada yang menangis tidak terkawal dan sebagainya. Mengikut hemat alfaqir, ini adalah kesan bagi maqam 'ka'batul wasilin' yang pernah diberikan Allah SWT kepada Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani q.s.

Kejadian sama berlaku ketika Syaikh Nazim berkunjungan ke Abah, selepas mengucapkan selamat tinggal kepada Abah yang berkerusi roda di dalam madrasah ketika itu, Sheikh Nazim beserta rombangan meninggalkan madrasah keluar ke mobil-mobil masing-masing untuk berangkat p**ang, anehnya apabila semua sudah berada di dalam kenderaan masing-masing, Syaikh Nazim masih belum menaiki mobilnya, beliau seolah-olah tidak terdaya untuk naik kenderaannya , beliau patah balik masuk ke madrasah mengucapkan selamat jalan buat kali keduanya kepada Abah. Ini berlaku sehingga 3 kali, masuk madrasah keluar balik, masuk madrasah keluar balik,....... Syaikh Nazim 'tidak berdaya menaiki kendaraannya 'mungkin' oleh kerana perasaan cinta dan kasih yang amat sangat mencegahnya untuk berpisah dengan Abah Anom.

Abah mengesan perasaan yang menyelimuti Syaikh Nazim, Abah meminta para pembantunya agar beliau di bawa keluar dari madrasah sehingga mengiringi para tetamu di lapangan perpisahan di hadapan kenderaan mereka masing-masing. Ketika itu Syaikh Nazim berjumpa sekali lagi dengan Abah Anom mengucapkan 'Selamat Jalan'nya yang terakhir. Pada waktu itu satu , Abah mengeluarkan dari sakunya sebentuk cincin permata merah di hadiahkan kepada Sheikh Nazim. Barulah Sheikh Nazim kelihatan kuat untuk meninggalkan tempat itu.

Sebahagian dari karomah Abah yang masyhur , apabila ingin memberi sesuatu kepada orang-orang yang di sayangi, cukup dengan menyeluk sakunya , akan adalah cincin atau tasbih atau apa sahaja yang di tentukan Allah SWT buat ketika itu.

Dari berbagai sumber.
26
Nov
2013
by: Pengelola Bersama
Label: Riwayat Ulama dan Guru Sufi, TASAWWUF

Kisah Kyai Uzairon Thoifur Abdillah Temboro Berguru Kepada Kyai Hamid Pasuruan “Gus…Nanti kalo dakwah..Dakwahnya jangan ...
28/04/2025

Kisah Kyai Uzairon Thoifur Abdillah Temboro Berguru Kepada Kyai Hamid Pasuruan

“Gus…Nanti kalo dakwah..Dakwahnya jangan cuman di jawa timur yaa Gus..Tapi diseluruh indonesia’
Kurang lebih seperti itulah perkataan KH Abdul Hamid Rohimahulloh kepada Almarhum KH Uzairon Thoifur Abdillah Yang tidak lain adalah Guru Kyai Uzairon Sendiri
Waktu itu jauh sebelum usaha dakwah tabligh diamalkan di temboro.
Romo kyai Uzairon masih berumur belasan tahun.Masih kecil,kurang lebih seumuran anak MI atau SD Beliau menimba ilmu di pasuruan kepada KH Abdul Hamid Pasuruan yang akrab dipanggil “Mbah Hamid”.
Siapa yang tidak kenal Kyai Hamid di tanah jawa.Seorang Alim Ulama dan Waliyulloh merupakan salah satu guru dari ulama ulama besar di jawa timur.Memiliki banyak karomah dan juga doa doanya Maqbul di sisi sang maha penerima doa.
Bahkan nama beliau harum sampai tanah hijaz.Pada masa itu,Romo kyai Uzairon belum faham apa maksud perkataan sang guru.
Mungkin karena usia beliau masih belia,namun setelah dewasa Kyai Uzairon baru faham,Ternyata itu adalah sebuah doa dari Sang Guru Mulya.
Dakwah Romo Kyai Uzairon mulai dari sabang sampai merauke.Bahkan sampai di negeri jiran malaysia.
Santri santri beliau pun berdatangan dari seluruh penjuru tanah air.Bahkan dari beberapa negara di asia tenggara.Dan ada juga yang dari mesir,dan afrika selatan.
Mungkin diantara sebab itu,diantara pesan Romo Kyai Uzairon di akhir hayat beliau,sebelum beliau berangkat menemui Yang Maha Pencipta
“Di dalam perjuangan,jangan pernah memisahkan diri dari orang orang sholeh.Terutama guru guru kalian..Ini adalah rahasia suksesnya perjuangan”Allohumma Aafidh Alaina Minbarokaatihiim.😄😄

KISAH KIAI ABDUL ADZHIM, WALIYULLAH SIDOGIRI Kiai Abdul Adzim di Sidogiri, Pasuruan cukup dikenal luas oleh para santri ...
28/04/2025

KISAH KIAI ABDUL ADZHIM, WALIYULLAH SIDOGIRI

Kiai Abdul Adzim di Sidogiri, Pasuruan cukup dikenal luas oleh para santri yang mondok di beberapa pesantren di daerah tersebut. Karena Kiai Abdul Adzim adalah salah seorang ulama kharismatik pengasuh Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur pada 1879-1959.

Nama ulama besar ini terus diingat oleh para santri di Pasuruan, karena kisah mengenai keistimewaan sang kiai ini terus diceritakan.

Bahkan sebagian habaib menilai Kiai Abdul Adzim bukan hanya wali biasa, tapi rajanya para wali.

Abdul Adzim merupakan putra dari KH Abdul Hayyi atau yang dikenal dengan nama Kiai Oerip dengan Nyai Munawwarah Bin KH Noerhasan, adik KH Nawawi bin Noerhasan Sidogiri.

Suatu peristiwa unik terjadi ketika beliau menginjak usia remaja. Di Sladi ketika itu orang-orangnya terkenal mempunyai ilmu kanuragan.

Sehingga ada serdadu Belanda yang penasaran, dia datang kesana dan bertanya kepada Abdul Adzim yang sedang bersama Mbah Syaikh. Kata orang Belanda itu,”Apa benar disini tempatnya orang sakti?”.
Dengan rendah hati Kiai Abdul Adzim mengatakan, kalau orang sakti tidak ada, yang ada hanya gurauan.

Lantas beliau mempraktekan gurauan itu dengan Mbak Syaikh, caranya bergantian menggendong dari barat ke timur tiga kali, dengan jarak yang sudah ditentukan.

Setelah itu, dia menentang serdadu Belanda untuk melakukan hal yang serupa. Serdadu itu mengiyakan saja, karena dilihatnya Kiai Abd Adzim kecil dan kurus. Serdadu itu minta digendong lebih dahulu.

Maka dia digendong sekali putaran dari jarak yang sudah ditentukan, tapi. Kiai Abd Adzim muda tidak tampak kelelahan.

“Kali ini giliran saya,” kata dia. Ketika beliau naik ke punggung serdadu Belanda yang besar dan kekar, tentara Belanda itu tidak bisa melangkahkan kakinya, malah sedikit demi sedikit kakinya terbenam kedalam tanah.

Semakin bergerak kakinya semakin terbenam. Bahkan serdadu itu terbenam ke dalam tanah hingga dadanya. Akhirnya, kata Kiai Abd Adzim muda,”Ini lho, gurauannya orang pesantren,” ujar Kiai Abd Adzim.

Kiai Abdul Adzim juga dikenal sebagai pemimpin dan pengayom yang siap berkorban untuk pesantren dan masyarakatnya, terutama di masa-masa sulit penjajahan Belanda hingga masa revolusi kemerdekaan.

Masyarakat sekitar Pasuruan ketika itu sering mendatanginya untuk meminta doa dan amalan untuk kepentingan latihan spiritual dan kanuragan.

Di masa penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang, masyarakat juga kerap meminta barokah dari sang kiai untuk melindungi diri dari berbagai bahaya dan ancaman.

Selain menjalankan usaha jual-beli kuda, Kiai Abdul Adzim juga dikenal sebagai petani dan memiliki sejumlah tanah sawah dan tegalan.

Ini untuk memenuhi kebutuhan hidup beliau, keluarga dan pesantren. Dalam bercocok-tanam atau berkebun sang kiai menghindari penggunaan pupuk kimiawi.

Sebagai pengantinya beliau menebar gula di sekitar tanaman. Hama akan memakan gula itu, dan tidak akan mengganggu tanaman.

Dengan cara seperti ini beliau bisa menanam tanaman hingga berbuah dua kali dalam setahun. Beliau juga s**a menyayangi binatang.

Sebagai seorang wali, beliau dikaruniai Allah SWT berbagai karomah, sebagai contoh dalam peristiwa berikut ini.

Suatu ketika Nyai Ramlah, adik Kiai Abd Adzim, sedang membaca Al Qur'an, tiba-tiba Kiai Abd Adzim mendatanginya dan menyuruhnya untuk memperbaiki rumahnya. Sebab besok kata Kiai rumah itu akan roboh.

Usai berkata begitu, lantas Kiai menghilang. Pagi harinya, Nyai Ramlah penasaran akan kejadian yang menimpanya tadi malam.

Akhirnya, dia memutuskan pergi ke Sidogiri untuk menemui kakaknya. Setibanya di Sidogiri, Kiai Abd Adzim langsung berkata kepada adiknya, ”Sudah kamu p**ang saja, perbaiki rumahmu, ini uangnya,”. Maka Nyai Ramlah kembali ke Sladi. Sampai disana, ternyata rumahnya sudah roboh.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa Kiai Abd Adzim tahu sebelum sesuatu terjadi dan bisa berpindah tempat dalam waktu sekejap.

Ada juga suatu cerita menarik mengenai karomah kiai kharismatik ini ketika Belanda menangkap beliau.

Sebelum ditangkap Belanda mengundang kiai-kiai termasuk sang ulama kharismatik ini tapi tidak ada satupun yang datang kecuali Kiai Abdul Adzim.

Andaikan beliau tidak hadir, niscaya seluruh kiai di Pasuruan dibantai Belanda. Namun oleh pihak Belanda kiai ini dimas**an ke penjara sebagaimana ulama lainnya karena dicurigai terlibat penyerangan.

Terjadi keanehan setelah Kiai Abdul Adzim dimasukkan penjara, tiba-tiba langit mendung sangat tebal dan hujan turun sangat deras, disertai angin yang sangat kencang yang mengakibatkan banyak bangunan rusak berantakan dan pepohonan tumbang.

Lalu ada yang melapor pada serdadu Belanda, bahwa diantara ulama yang ditangkap, ada salah satu waliyullah yang tidak bersalah.

Setelah diselidiki, ternyata ulama yang dimaksud adalah Kiai Abdul Adzim. Maka beliau dip**angkan ke Sidogiri. Seketika itu juga hujan menjadi reda dan tidak ada lagi angin.

Konon, Kiai Abd Adzim juga pernah ditahan di Gading, Kraton, Pasuruan yang menjadi markas Belanda pada waktu itu.
Saat masuk waktu salat Dzuhur beliau hendak berwudhu. Namun ternyata tidak ada persediaan air, karena kran air di sana sudah 7 tahun tidak berfungsi.

Ajaibnya, ketika sang kiai memukul kran air itu tiga kali, kran yang sudah berkarat tersebut mengeluarkan air.
Akhrirnya, para tahanan dapat berwudhu semua. Konon, di penjara setiap pagi beliau memberi pengajian pada para tahanan, sedangkan serdadu Belanda duduk mendengarkan.

- pustaka sidogiri

KISAH KAROMAH PETANI YG JADI WALI ALLAHKisah Karomah Petani yang Wali AllahKisah wali Allah kali ini adalah seorang peta...
28/04/2025

KISAH KAROMAH PETANI YG JADI WALI ALLAH

Kisah Karomah Petani yang Wali Allah
Kisah wali Allah kali ini adalah seorang petani salih dari negeri Syiria. Pada Zaman Al-Faqh Al-Muthahhar Muhammad bin Al-sham terjadi sebuah kisah yang aneh dan menakjubkan tepatnya di daerah Al-Humrah negeri Syiria. Di sana tinggal seorang petani yang shalih dan s**a berderma.
Ia membangun sebuah masjid. Bila malam tiba ia senantiasa pergi ke masjidnya untuk sholat dan selalu membawa lampu dan berbekal santap malam. Jika Allah mentaqdirkan ada orang yang membutuhkan sedekah, ia berikan bekal santap malamnya. Jika tidak ada, ia makan sendiri, baru kemudian melakukan sholat. Setiap hari demikian berlangsung terus.
Pada suatu saat Allah takdirkan di daerah ini terjadi krisis air. Banyak sumur yang kering, termasuk sumur miliknya. Petani itu dibantu oleh anak-anaknya bermaksud memperdalam sumurnya agar memperoleh air. Ketika ia sedang berada di dalam sumur tiba-tiba bibir sumur ambrol, sebongkah bibir sumur jatuh dan menguburnya.
Anak-anaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak berani melakukan penggalian mencari jasad ayahnya yang tertimbun, karena resikonya adalah nyawa mereka sendiri. Mereka pasrah, dan menjadikan disitulah kuburan ayahnya.
Enam tahun kemudian… Anak-anaknya sedang memperbaiki sumur tersebut. Ketika penggalian sampai di bagian bawah, antara percaya dan tidak, mereka mendapati ayahnya masih hidup. Berceritalah ayahnya, “Di dalam sumur itu ternyata ada goa, ketika dulu jatuh aku masuk ke dalam goa itu, aku tidak terkubur karena sebatang kayu mendahului jatuh di depan mulut goa sehingga menghalangi bongkahan–bongkahan bibir sumur yang ambruk.
Di dalam goa amat gelap, beberapa saat kemudian Allah memberi pertolongan berupa munculnya sebuah lampu dan makanan yang biasa aku bawa ke masjid setiap malam, sehingga aku bisa bertahan hidup selama enam tahun”.
Tersiarlah peristiwa ini dan menjadi pelajaran yang berharga dan ramai diperbincangkan oleh manusia di pasar-pasar negeri Syiria. Imam Muhammad bin Ali Asy-Syakani dalam Kitab Al-Badru Ath-Tholi’ (I/492) dalam biografi Ali bin Muhammad Al-Bakri berkata, “Penulis Kitab Mathla’ Al-Budur”. Di antara orang yang pernah mengunjungi Petani tersebut ialah Muhammad bin Al-Asham.
Disalin dan diedit seperlunya dari kitab terjemahan berjudul Kisah Karomah Para Wali Allah. Sejak zaman Ibrohim Alaihissalam hingga 1344 Hijriyah, Penerbit PT Darul Falah, Jakarta, hal 500. (kabarindonesia.com)

1001 KISAH DARI BANGKALAN MADURALa-ya'riful wali Illa WaliDi antara karomahnya Syaikhona Kholil Bangkalan seperti ditutu...
28/04/2025

1001 KISAH DARI BANGKALAN MADURA
La-ya'riful wali Illa Wali

Di antara karomahnya Syaikhona Kholil Bangkalan seperti dituturkan dalam kisah ini. Pada suatu hari seorang majikan yang tinggal di Madura Timur memanggil pembantunya bernama Saridin. Makna Saridin berarti inti agama, hakikat agama.

"Saridin, saya akan sowan ke Kyai Kholil besok pagi," ucap sang majikan memerintah.

"Siapkan kuda dan dokar. Jaga baik-baik di rumah selama aku pergi," lanjut sang majikan. Saridin memang kepercayaan sang majikan. Tak ada tanda-tanda mengeluh walau disuruh apapun. Hal inilah yang membuat sang majikan tetap mempertahankan sebagai pembantu. Suruhan apapun selalu diterima dengan senyuman. Menyapu, mengepel lantai, menyuci piring, mengisi bak mandi dan menggendong bayi adalah pekerjaan rutin setiap hari. Pemberian apapun oleh sang majikan diterimanya dengan Ikhlas.

Kelihatannya Saridin menikmati pekerjaannya. Sang majikan yang konglomerat itu puas punya pembantu seperti dia. Keesokan harinya, masih pagi-pagi betul, sang majikan memanggil Saridin.

"Jaga baik-baik dirumah Saridin," pesan sang majikan.

"Mungkin sepekan saya baru p**ang," lanjut sang majikan.

"Ya...ya... majikan, saya akan jaga baik-baik," jawab Saridin sambil membungkukkan badan.

Setelah menempuh perjalanan panjang dari ujung Madura Timur ke ujung Madura Barat, sampailah di kediaman Kyai Kholil.

"Assalamu'alaikum," ucap sang majikan.
"Wa'alaikum salam," jawab Kyai Kholil sambil menatap tajam ke arah tamunya.

"Sampean ada keperluan apa jauh-jauh datang kesini," tegur Kyai masih menatap tajam.

"Mohon barokah do'a Kyai, untuk kelancaran bisnis kami," pinta sang majikan memohon. Tatapan tajam Kyai Kholil yang penuh arti itu membuat sang majikan gugup. Tiba-tiba Kyai Kholil berkata,

"Sampean tidak perlu jauh-jauh datang kesini. Dirumah sampean ada seorang wali," tegas Kyai Kholil.

"Pulanglah, mintalah do'a padanya. Dan, sampaikan salamku," ucap Kyai menutup pembicaraan.

Dengan perasaan yang tidak karuan, sang majikan mohon pamit. Selama perjalanan p**ang sang majikan tak habis-habisnya berfikir, antara percaya dan tidak. Suasana heran, senang, takut, berkecamuk menjadi satu. Siapakah dia. Betulkah dia seorang wali.

Setibanya di halaman rumah, sang majikan semakin berdebar-debar, lalu mengucap salam dengan pelan sekali,

"Assalamu'alaikum," suaranya bergetar. Melihat Saridin datang, sang majikan segera turun dari dokar lalu menghampiri Saridin. Sang majikan menyalami Saridin tidak seperti biasanya, kali ini hormat sekali.

"Saya mohon maaf Saridin, saya tidak tahu kalau kamu kekasih Allah," ucap sang majikan sangat sopan.

"Ada salam dari Kyai Kholil untuk kamu," lanjutnya. Melihat suasana berubah mendadak ini, Saridin tersenyum sambil berkata,

"Wah...wah... pasti ini gara-gara Kyai Kholil, Dia telah membuka rahasia saya," ucap Saridin sambil bergegas meninggalkan sang majikan untuk tidak kembali lagi.


Meneladani sosok KH. KHOLIL BANGKALAN serta perjalanan dakwah para Waliyullah, yang bisa kita jadikan sebagai suri tauladan dalam menjalani kehidupan beragama maupun bermasyarakat, sebagai bekal bagi kita di kehidupan yang akan datang. Semoga barokah dan rahmat selalu dianugerahkan oleh ALLAH swt. Aamiin..

Address

Cirebon

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pecinta Ulama Aswaja posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share