17/05/2024
Muliakanlah Seorang Guru
Guru adalah seseorang yang memiliki ilmu dan mampu menyampaikan tentang kebenaran. Guru juga merupakan salah seorang yang harus dihormati, karena jasanya. Tak hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga menjadi panutan.
Sehingga, terdapat larangan meremehkan guru yang mana dijelaskan dalam hadits berikut.
โุฑูู ุนู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุงูู ูุงู : [ู
ู ุงุณุชุฎู ุจุฃุณุชุงุฐู ุงุจุชูุงู ุงููู ุชุนุงูู ุจุซูุงุซุฉ ุฃุดูุงุก : ูุณู ู
ุง ุญูุธ ููู ูุณุงูู ูุงูุชูุฑ ูู ุขุฎุฑู] "Barang siapa meremehkan gurunya, maka Allah Ta'ala akan memberikan 3 ujian berat kepadanya:
1. Lupa akan apa yang telah ia hafal.
2. Tumpul lisannya (dalam menyampaikan ilmu).
3. Hidup faqir di akhir hayatnya.
Maka, keburukan yang dilakukan seorang guru janganlah diumbar, meski hanya kepada orang tua. Jadikanlah sebagai pelajaran saja, bisa jadi guru menguji kita dengan memahami arti kesabaran maupun keikhlasan.
kemudian,
Pernah mungkin ada dalam benak fikiran kita bahawa guru yang kita jadikan ikutan adalah guru yg terbaik, namun sedarkah kita bahwa perkataan tersebut adalah bentuk sebuah kesombongan?.
Boleh kita mencintai guru kita, namun jangan sampai kecintaan kita terhadap guru kita membutakan kemuliaan guru-guru yang lain. Karena hal itulah muncul kefanatikan dalam hati kita dan membuat diri kita meremehkan yang lain.
Boleh kita mencintai guru kita, yang mendidik ruhani kita, yang mengenalkan kita kepada Allah dan rasulNya, namun jangan memaksa orang lain untuk mempunyai perasaan yang sama seperti kita, sebab perasaan cinta itu bukan kerana sebuah keterpaksaan.
Jangan sampai kita memaksakan pendapat guru kita kepada orang lain karena itu dapat menimbulkan permusuhan diantara saudara kita yang lain.
Pendapat guru kita adalah milik peribadi kita dengan tanpa menafikan pendapat yg lain, hargai pendapat guru-guru yg lainnya.
Seorang guru ruhani adalah milik peribadi kita, apa yg dinasehatkannya kepada kita adalah untuk kita, karena belum tentu cocok untuk orang lain.
Cintai guru kita tanpa ada fanatik dan merendahkan yang lain.
Wallahu A'lam
(Sedikit Kutipan dari nasihat Guru Mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz)