25/10/2025
Perang Senyap Hutan Lingga Melawan Invasi Emas Hijau
Oleh: Merry Dwi Afrillina
Di balik tenangnya udara Lingga, bergema sebuah perang yang tak terdengar. Sebuah pertempuran senyap antara hutan yang bernapas dan kekuasaan ekonomi yang menanam. Hutan Lingga, yang dahulu menjadi peneduh kehidupan dan penyangga keseimbangan alam, kini berjuang bisu melawan invasi yang dijuluki ”emas hijau”—istilah yang megah, namun menyimpan luka mendalam bagi tanah dan masyarakat yang hidup darinya.
Emas hijau itu bernama sawit. Ia datang membawa janji: membuka lapangan kerja, meningkatkan ekonomi, dan menggerakkan pembangunan. Namun, seperti perang yang licik, ia tak datang dengan letusan senjata, melainkan dengan izin dan surat keputusan. Cukup selembar tanda tangan untuk menggusur ribuan hektar hutan, mengubah rimbunnya pepohonan menjadi barisan tanaman seragam yang tak lagi memeluk kehidupan liar.
Hutan Lingga adalah paru-paru terakhir bagi daratan Kepulauan Riau bagian Timur dan Utara. Di sana, air menetes menjadi sungai, udara tersaring menjadi napas, dan tanah dihidupi sebagai sumber kehidupan. Namun kini, hutan itu pelan-pelan kehilangan daun, akar, dan suaranya. Di banyak tempat, kicau burung telah berganti dengung mesin, wangi tanah basah tergantikan oleh bau solar dan debu.
Di balik tenangnya udara Lingga, bergema sebuah perang yang tak terdengar. Sebuah pertempuran senyap antara hutan yang bernapas dan kekuasaan ekonomi yang