07/08/2025
Suasana haru bercampur amarah mewarnai kedatangan jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (7/8/2025).
Sang ayah, Serma Christian Namo, menuntut keadilan dan meminta agar pelaku penganiayaan yang menyebabkan putranya meninggal dijatuhi hukuman paling berat.
Prada Lucky meninggal dunia pada Selasa (5/8/2025) malam setelah sebelumnya mengalami dugaan kekerasan fisik oleh seniornya di satuan tugas TNI di Kabupaten Nagekeo, NTT. Kejadian penganiayaan diduga berlangsung dalam beberapa waktu sebelum akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit setempat.
"Beta (saya) tidak terima. Jika tentara mau tunjukkan hebat, beri dua hukuman saja: pecat atau hukum mati," kata Christian dengan nada tinggi saat menjemput jenazah anaknya, Kamis siang.
Christian, yang juga merupakan prajurit aktif di Kodim 1627/Rote Ndao, menyatakan siap mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keadilan bagi putranya. la juga berencana menempuh jalur hak asasi manusia (HAM) untuk mengawal proses hukum.
"Ini bukan hanya soal keadilan. Ini sudah nyawa anak saya. Saya akan tuntut dengan semua hak saya sebagai manusia," katanya tegas di hadapan para personel TNI yang turut hadir di lokasi.
Sebelumnya, pihak keluarga mengungkapkan ada sejumlah luka tidak wajar di tubuh Prada Lucky, mulai dari satuan hingga benturan keras, yang memperkuat dugaan adanya kekerasan.
Sejumlah prajurit yang diduga terlibat kini telah diperiksa oleh Subdenpom setempat.