Clear Kayak Photo Bali

Clear Kayak Photo Bali To Book Drone Photo Video Session
Whatsapp : +62 877 6075 4131

ClearKayakPhotoBali

Experience Bali's beauty with Clear Kayak Adventures! 🛶 Stunning kayak photoshoots, drone videos, and unforgettable adventures in crystal-clear waters.

Judul: "Tanah yang Hilang"Di balik kabut pagi yang lembut, di tengah hutan yang pernah menjadi nadi kehidupan bagi orang...
07/12/2024

Judul: "Tanah yang Hilang"

Di balik kabut pagi yang lembut, di tengah hutan yang pernah menjadi nadi kehidupan bagi orang-orang Papua, bunyi mesin-mesin raksasa menggelegar memecah sunyi. Pohon-pohon tinggi yang selama berabad-abad melindungi tanah mereka, satu demi satu tumbang. Burung-burung beterbangan ketakutan, dan suara alam yang pernah menenangkan berubah menjadi gemuruh yang asing.

Johan, seorang pria tua dari suku Kamoro, berdiri di tepi desa, matanya memandang dengan nanar ke arah hutan yang hancur. Di masa mudanya, hutan itu adalah rumahnya. Ia mengenal setiap pohon, setiap aliran sungai kecil, dan setiap hewan yang pernah hidup di sana. Hutan itu bukan hanya tempat mencari makan, melainkan juga roh dari nenek moyang mereka, tempat yang suci. Namun, kini tanah seluas jutaan hektar telah berubah menjadi gurun kering dan pabrik-pabrik besar yang tak bersahabat dengan kehidupan mereka.

“Untuk apa semua ini?” gumam Johan dalam bahasa ibunya, bertanya pada angin yang membawa debu dari tanah yang kering.

Anaknya, Karel, datang menghampiri. Wajahnya penuh duka, namun ada juga amarah yang terpendam. “Mereka bilang, ini untuk pembangunan. Untuk kemajuan. Tapi lihat, ayah… apa yang kita dapat? Mereka hanya mengambil. Kita kehilangan segalanya.”

Pembangunan tambang emas dan kelapa sawit telah merampas dua juta hektar tanah Papua. Para pemilik modal dari kota-kota jauh telah datang dengan janji-janji kosong tentang kesejahteraan. Mereka membawa alat berat, membangun jalan-jalan besar, dan merobohkan hutan yang menjadi kehidupan orang-orang seperti Johan. Tapi, tak ada hasil yang kembali ke tangan rakyat. Hanya sedikit yang dipekerjakan, dan itu pun dengan upah yang tak sebanding dengan pengorbanan yang mereka hadapi.

Kampung-kampung kecil di sekitar tambang berubah menjadi lahan yang tidak subur. Sungai-sungai yang dulu jernih kini tercemar limbah, tak lagi layak untuk diminum atau digunakan untuk menangkap ikan. Para pemuda yang dulu belajar dari alam, kini kehilangan arah. Mereka hanya bisa melihat kekayaan tanah mereka diangkut ke luar, meninggalkan jejak kemiskinan dan penderitaan.

"Apakah kita salah?" tanya Karel dengan suara bergetar. "Apakah kita salah karena membiarkan mereka datang?"

Johan menggeleng pelan. "Tidak, Nak. Mereka datang dengan janji manis, tapi itu hanya kebohongan. Mereka tidak pernah peduli pada kita, pada tanah ini. Yang mereka pedulikan hanya keuntungan mereka."

Malam itu, di sekitar api unggun, Johan bercerita kepada cucu-cucunya. Ia menceritakan bagaimana hutan dulu menjadi sumber kehidupan, bagaimana nenek moyang mereka berdoa di bawah pohon-pohon besar, meminta perlindungan dari alam. Namun, cerita itu kini terdengar seperti legenda yang jauh, tidak lagi menjadi bagian dari kenyataan mereka.

“Apakah hutan kita akan kembali, kakek?” tanya salah satu cucunya dengan polos.

Johan hanya tersenyum pahit, menatap api yang berkedip-kedip. “Aku tak tahu, Nak. Tapi selama kita masih ingat, selama kita masih menghormati tanah ini, mungkin suatu hari hutan akan bangkit kembali. Tapi, bukan dengan tangan-tangan mereka yang hanya ingin mengambil.”

Pagi berikutnya, Johan dan Karel pergi ke hutan yang tersisa. Di sana, di tengah pohon yang masih bertahan, Johan menanam sebatang bibit pohon kecil. Bagi kebanyakan orang, bibit itu tampak tidak berarti di tengah kerusakan yang begitu luas. Namun bagi Johan, itu adalah simbol harapan.

“Kita mungkin tidak bisa mengembalikan semuanya, Nak,” kata Johan. “Tapi kita bisa mulai dari yang kecil. Dari sini, dari bibit ini.”

Karel mengangguk, merasakan kekuatan dari gerakan kecil itu. Di tengah dunia yang berubah, di tengah tanah yang hilang untuk kepentingan segelintir orang, mereka akan tetap menjaga apa yang tersisa. Meskipun tanah mereka telah dirampas, hati mereka tidak akan ikut hancur. Mereka akan bertahan, dan suatu hari, mungkin tanah ini akan kembali hijau, bukan untuk keuntungan pemilik modal, tapi untuk rakyat Papua, seperti dulu kala.

Tamat

Sayang papuaku 😭😭

BANG UDAH BANG.... 😬Semakin menjadi-jadi nih orang !!! Elon Musk: ''Saya Melepaskan MOTOR LISTRIK BARU Tesla Hari Ini! "...
07/12/2024

BANG UDAH BANG.... 😬

Semakin menjadi-jadi nih orang !!!

Elon Musk: ''Saya Melepaskan MOTOR LISTRIK BARU Tesla Hari Ini! " 👇


Bismillah green house kedua semoga dilancarkan🤲
07/12/2024

Bismillah green house kedua semoga dilancarkan🤲

Senjata makan tuan
07/12/2024

Senjata makan tuan

Sorot mata kamu tajam menembus layar hpku,,,sampai palaku puyeng,setelah aku inget² ternyata aku belum ngopi,, ngopi pag...
05/12/2024

Sorot mata kamu tajam menembus layar hpku,,,sampai palaku puyeng,setelah aku inget² ternyata aku belum ngopi,, ngopi pagi bolo biar ga puyeng,,,JAMUR AJA BERPASANGAN,,,,,

Judul: "Nyanyian Hutan Papua"Di pedalaman hutan Papua, ada sebuah desa kecil bernama Mokwan. Desa ini dikelilingi hutan ...
05/12/2024

Judul: "Nyanyian Hutan Papua"

Di pedalaman hutan Papua, ada sebuah desa kecil bernama Mokwan. Desa ini dikelilingi hutan lebat yang rimbun dan kaya dengan kekayaan alam yang tidak terhitung jumlahnya. Hutan ini adalah rumah bagi masyarakat adat Papua, tempat mereka hidup berdampingan dengan alam selama berabad-abad. Di sini, setiap pohon, sungai, dan hewan memiliki makna mendalam—mereka adalah roh leluhur yang menjaga keseimbangan kehidupan.

Namun, keindahan dan kedamaian ini mulai terancam. Sejak kedatangan para pengusaha dari luar, Mokwan tak lagi seaman dulu. Perusahaan-perusahaan besar yang berafiliasi dengan kapitalis lokal, nasional, dan internasional mulai datang dengan buldoser dan alat berat lainnya. Mereka ingin meratakan hutan untuk perkebunan sawit, tambang emas, dan kayu ekspor yang menjanjikan keuntungan besar.

Bagi Marta, seorang pemuda dari desa Mokwan, hutan adalah segalanya. Ia selalu teringat cerita kakeknya tentang bagaimana leluhur mereka menjaga hutan ini dengan penuh hormat. "Hutan ini bukan sekadar tanah dan pepohonan, Marta," kata kakeknya suatu malam. "Ini adalah kehidupan kita. Jika hutan hilang, maka kita juga akan hilang."

Ketika berita tentang pembukaan lahan semakin mendekat ke desanya, Marta merasa hatinya tersayat. Bersama dengan teman-temannya, ia memutuskan untuk melawan. Mereka tak bisa hanya berdiam diri saat tanah leluhur mereka direnggut begitu saja. Malam itu, di bawah bulan purnama, mereka berkumpul di balai desa. Semua orang hadir, tua dan muda, laki-laki dan perempuan. Mereka tahu bahwa perlawanan ini berisiko, tapi mereka tidak punya pilihan lain.

"Jika kita membiarkan mereka merusak hutan, anak-cucu kita takkan punya masa depan," kata Marta dengan suara tegas. "Mereka takkan bisa lagi mendengar nyanyian burung cenderawasih, atau bermain di sungai yang jernih. Mereka takkan lagi mengenal tanah tempat kita berpijak ini."

Pertemuan itu menghasilkan sebuah keputusan—mereka akan melindungi hutan dengan segala cara yang mereka bisa. Awalnya, mereka mencoba berdialog dengan para pengusaha. Mereka mendatangi kantor-kantor pemerintah, berharap ada keadilan yang berpihak pada mereka. Namun, janji-janji kosong dan tekanan.

***

Papua bukan tanah kosong

Kehidupan sekarang
05/12/2024

Kehidupan sekarang

Dia tampak baik. Meski dia mencuri hakmu.***Pengingat diri tentang hak anak adam, hisab paling berat di akhirat. Jangan ...
05/12/2024

Dia tampak baik. Meski dia mencuri hakmu.

***
Pengingat diri tentang hak anak adam, hisab paling berat di akhirat. Jangan tertipu oleh pandangan baik orang kepadamu. Dirimu paling tahu, adakah hak mereka yang kamu rampas.

Ini adalah prototype 'Sepeda Masa Depan' pada tahun 1946.*Udah keren ya desainnya
03/12/2024

Ini adalah prototype 'Sepeda Masa Depan' pada tahun 1946.

*Udah keren ya desainnya

Makna☆
02/12/2024

Makna☆

Aisarkhale dan fuji ngalahin berita agus sedih
02/12/2024

Aisarkhale dan fuji ngalahin berita agus sedih

Sumpah sih gua baru sadar kalau selama ini perban mata agus pindah pindah mulu🧐Tiap kali mau manggung😲
02/12/2024

Sumpah sih gua baru sadar kalau selama ini perban mata agus pindah pindah mulu🧐Tiap kali mau manggung😲

Address

Pantai Segara Ayu, Sanur
Denpasar

Opening Hours

Monday 08:00 - 18:00
Tuesday 08:00 - 18:00
Wednesday 08:00 - 18:00
Thursday 08:00 - 18:00
Friday 08:00 - 18:00
Saturday 08:00 - 18:00
Sunday 08:00 - 18:00

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Clear Kayak Photo Bali posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share