Kita Orang Mongondow

Kita Orang Mongondow SEMUA PERIHAL TENTANG ORANG MONGONDOW

09/07/2025

Merayakan tahun ke-9 saya di Facebook. Terima kasih atas dukungan berkelanjutan. Saya tidak mungkin berhasil tanpa Anda semua. ๐Ÿ™๐Ÿค—๐ŸŽ‰

๐™‹๐‘ฌ๐™๐‘ฐ๐™Ž๐‘ป๐™„๐‘พ๐˜ผ ๐™‹๐‘ถ๐™‡๐‘ฐ๐™๐‘ฐ๐™† ๐™๐‘จ๐™ƒ๐‘ผ๐™‰ 1950๐— ๐—˜๐—œ-๐—๐—จ๐—ก๐—œ ๐— ๐—˜๐—ก๐—–๐—˜๐—ž๐—”๐— , ๐—๐—จ๐—Ÿ๐—œ ๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—˜๐—ก๐—ง๐—จ ๐— ๐—”๐—ฆ๐—” ๐——๐—˜๐—ฃ๐—”๐—ก ๐—•๐—ข๐—Ÿ๐—”๐—”๐—ก๐—š ๐— ๐—ข๐—ก๐—š๐—ข๐—ก๐——๐—ข๐—ช๐™†๐™ค๐™ข๐™ž๐™ฉ๐™š ๐™‰๐™–๐™จ๐™ž๐™ค๐™ฃ๐™–๐™ก ๐™„๐™ฃ๐™™๐™ค๐™ฃ๐™š๐™จ๐™ž๐™–Awal bu...
16/06/2025

๐™‹๐‘ฌ๐™๐‘ฐ๐™Ž๐‘ป๐™„๐‘พ๐˜ผ ๐™‹๐‘ถ๐™‡๐‘ฐ๐™๐‘ฐ๐™† ๐™๐‘จ๐™ƒ๐‘ผ๐™‰ 1950
๐— ๐—˜๐—œ-๐—๐—จ๐—ก๐—œ ๐— ๐—˜๐—ก๐—–๐—˜๐—ž๐—”๐— , ๐—๐—จ๐—Ÿ๐—œ ๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—˜๐—ก๐—ง๐—จ ๐— ๐—”๐—ฆ๐—” ๐——๐—˜๐—ฃ๐—”๐—ก ๐—•๐—ข๐—Ÿ๐—”๐—”๐—ก๐—š ๐— ๐—ข๐—ก๐—š๐—ข๐—ก๐——๐—ข๐—ช

๐™†๐™ค๐™ข๐™ž๐™ฉ๐™š ๐™‰๐™–๐™จ๐™ž๐™ค๐™ฃ๐™–๐™ก ๐™„๐™ฃ๐™™๐™ค๐™ฃ๐™š๐™จ๐™ž๐™–
Awal bulan Mei tahun 1950 aksi massa menolak pemerintahan Kerajaan dan Negara Indonesia Timur terus meluas di Bolaang Mongondow terutama Kotamobagu.
Tanggal 4 Mei dilangsung rapat berbagai ormas politik dan pergerakan. Disepakati dalam rapat untuk membentuk panitia pembentukan Komite Nasional Indonesia.
Ketua Panitia terpilih adalah Johan Pontoh, wakil ketua Zakaria Imban, Sekretaris Rubuu Mokoginta dan anggota terdiri dari: C.S Gobel, A.R Gelu, A. Lumowa, B.A.M Pandelaki, F.P Mokodompit, U. Mokodongan, B. Dodoali dan Nurtina Gonibala.
Anggota KNI berjumlah 51 orang dan dibentuk badan pekerja yang terdiri dari: Ketua Zakaria Imban, wakil ketua Johan Pontoh, anggota; C.S Gobel, A.A Mokodompit, F.T Manoppo, H. Thanta, B.A.M Pandelaki, A.R Gelu, Hadjir Imban, M.T Daun dan B. Dodoali. Tuntutan KNI masih sama yakni menolak NIT dan pemerintahan Kerajaan.

๐™†๐™š๐™ง๐™ช๐™จ๐™ช๐™๐™–๐™ฃ ๐˜ฝ๐™š๐™ง๐™จ๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™ฉ๐™– ๐™™๐™ž ๐™†๐™ค๐™ฉ๐™–๐™ข๐™ค๐™—๐™–๐™œ๐™ช
Sejak rapat pembentukan KNI digelar massa pro dan anti NIT (dan Kerajaan) saling serang diberbagai jalanan Kotamobagu. Banyak rakyat berbondong-bondong meninggalkan kotamobagu menuju pinggiran kotamobagu.
Massa terkosentrasi diberbagai tempat. Pendukung pemerintahan kerajaan sepihak dengan Negara Indonesia Timur sementara itu massa pro Republik Indonesia (RIS) sepihak dengan massa aksi menolak pemerintahan kerajaan.
Menurut Laporan Wakil raja sekaligus kepala daerah (F.P Mokodompit) kepada H.L Kaligis bahwa kerusuhan mulai memuncak sejak tanggal 3 Mei. 51 pemuda yang dipimpih oleh J Pinontoan melakukan penyerangan ke kantor Polisi. 51 orang ini kemudian berhasil ditangkap namun dibebaskan kembali pada pukul 12 siang hari ini (4 Mei).
Davies (kepala kepolisan NIT Kotamobagu) melucuti seluruh senjata api yang dipegang personil polisi NIT. Para eks polisi NIT ini kemudian meminta kepada H.L Kaligis untuk menjadikan mereka bagian dari laskar rakyat (pendukung Republik).
Tanggal 5 Mei, Damopolii mengabarkan dari Amurang kepada F.P Mokodompit bahwa tentara dari Amurang (pro Repoblik) sedang menuju Kotamobagu. Pembicaraan ini kemudian diketahui oleh Kaligis.
Kaligis bersama seorang tentara bernama Mokodompit dan beberapa polisi pergi ke Inobonto untuk meninjau langsung kedatangan pasukan dari Amurang ini namun di jembatan Mogolaing Kaligis dan Mokodompit bertemu dengan dua jip dan satu bus berisi pasukan bersenjata. Iring-iringan pasukan bersenjata ini kemudian dihadang oleh rombongan kaligis. Rombongan ini nampaknya pendukung Kerajaan (dan NIT). Rombongan ini kemudian dilucuti oleh rombongan Kaligis. Seluruhnya ditawan oleh pasukan pro Republik ini. Tokoh yang turut ditawan itu antara lain Abo Anton Manoppo, F.P Mokodompit dan Mantri kehutanan (Kerajaan).
Aksi saling serang antar dua kubu terus berlanjut hingga memasuki bulan Juni, Kubu pendukung Republik Indonesia mendominasi wilayah Kotamobagu mengalahkan kubu pendukung Kerajaan dan NIT.

๐™…๐™ช๐™ฃ๐™ž 1950
Tanggal 7 Juni, Massa aksi KPI melakukan demonstrasi besar-besaran di Kotamobagu. "agar supaja bentuk susunannja dan sifat-sifatnja pemerintahan ber-Radja didalam daerah ini segera harus di-hapuskan dan dirobah dengan bentuk susunannja 'dan sifat-sifat pemerintahan sesuai dengan tuntutan zaman merdeka dan hasrat rakjat jang njata". Demikian gaung tuntutan massa aksi menjalar ke penjuru Kotamobagu.
Tanggal 11 Juni, ribuan massa Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) melakukan rapat umum di Matali. Tuntutannya masih sama seperti yang dituntut oleh KPI dan KNI. Rapat ini menghasilkan Mosi yang ditujukan kepada:
1. Bapak Ketua Komite Nasional lndonesia Bolaang Mongondow
2. Bapak Kepala Daerah Bolaang Mongondow
3. Panitia Pusat Kesatuan Nasional lndonesia Makassar
4. Perdana Menteri Rl Djokjakarta
5. Pers untuk disiarkan landjut
6. Bapak Komandan Detasement Lasjkar Rakjat Kotamobagu

Dengan semakin intensnya demonstrasi menuntut pembubaran pemerintahan Kerajaan, Tanggal 19 Juni, KNI melakukan sidang pleno dengan hasil sebagai berikut:
1. Membubarkan Daerah Sulawesi Utara yang beribukota Gorontalo
2. Menyatakan Bolaang Mongondow terpisah dari Daerah Sulawesi Utara
3. Memilih kepala daerah Bolaang Mongondow
Sidang pleno ini juga mengambil suara (Voting) untuk status pemerintahan kerajaan. Dari 42 anggota KNI, 41 setuju penghapusan pemerintahan kerajaan dan satu suara mendukung pemerintahan kerajaan.
Hasil sidang pleno ini kemudian disampaikan ke pemerintah Kerajaan Bolaang Mongondow, Kerajaan Bolaang Uki, Kerajaan Bintauna dan Kerajaa Kaidipang Besar. Oleh KNI mulai tanggal 19 Juni 1950 pemerintahan kerajaan dinyatakan Bubar.
Raja Bolaang Mongondow yang berkedudukan di Istana Komalig Kotobangon masih tetap menjalankan pemerintahannya walau pengaruhnya semakin melemah. Aksi jalanan menuntut pembubaran kerajaan terus berlanjut dan kembali memuncak diakhir bulan Juni.

๐™†๐™š๐™ง๐™–๐™Ÿ๐™–๐™–๐™ฃ ๐˜ฝ๐™ค๐™ก๐™–๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ˆ๐™ค๐™ฃ๐™œ๐™ค๐™ฃ๐™™๐™ค๐™ฌ ๐˜ฝ๐™ช๐™—๐™–๐™ง
Tanggal 1 Juli 1950, Paduka Raja Henny Yusuf Cornelis Manoppo mengunjungi massa yang terkonsentrasi di Molinow. Di Gedung Pohohiburan Molinow, didepan massa aksi pro Republik Indonesia, Paduka raja mengumumkan penguduran diri sebagai Raja Bolaang Mongondow dan membubarkan Kerajaan ini (sumber lain menyebut paduka raja juga menyebut pembubaran Kerajaan Kaidipang besar, Bolaang Uki dan Bintauna).
Paduka Raja juga berharap semua tindakan politiknya ini guna menjaga keselamatan dan keamanan rakyat daerah Bolaang Mongondow. Paduka Raja juga menyatakan bergabung dengan pemerintahan Republik Indonesia di Jogyakarta.
Selanjutnya pada tanggal 10 Oktober 1950, KNI Bolaang Mongondow mengadakan sidang pleno di mana diputuskan untuk mernbubarkan diri, kecuati 11 anggota Badan Pekerja KNi yang ada yang dipimpin oleh Zakaria lmban sebagai Ketua Badan Pekerja KNI yang beranggota 11 orang itu, kernudian ditetapkan sebagai DPR Sementara untuk Daerah Bolaang Mongondow. Dengan demikian, maka sejak saat itu yang menjalankan pemerintahan adalah Dewan Pemerintah Harian (3 orang) yang diketuai oleh F.P. Mokodompit selaku Kepala Daerah, dan DPR Sementara (11 orang) yang dipimpin oleh Zakaria lmban selaku Ketua:
F.P Mokodompit selaku kepala Daerah Bolaang Mongondow pertama setelah Bolaang Mongondow terpisah dari Daerah Sulawesi Utara.

Sumber:
sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Sulawesi Utara (depdikbud) 1991


๐๐„๐๐„๐‘๐€๐๐€ ๐‚๐€๐“๐€๐“๐€๐ ๐Š๐‘๐ˆ๐Œ๐ˆ๐๐€๐‹ ๐ƒ๐ˆ ๐๐Ž๐‹๐€๐€๐๐† ๐Œ๐Ž๐๐†๐Ž๐๐ƒ๐Ž๐– ๐“๐€๐‡๐”๐ ๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ”๐Ÿ“-๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ”๐Ÿ”๐‘ท๐’†๐’๐’š๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ƒ ๐’…๐’‚๐’ ๐‘ฒ๐’‚๐’“๐’‚๐’Œ๐’•๐’†๐’“ ๐‘ท๐’†๐’“๐’ƒ๐’–๐’‚๐’•๐’‚๐’ ๐‘ฒ๐’“๐’Š๐’Ž๐’Š๐’๐’‚๐’ (๐‘ท๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’–๐’๐’–๐’‰๐’‚๐’)Menur...
14/06/2025

๐๐„๐๐„๐‘๐€๐๐€ ๐‚๐€๐“๐€๐“๐€๐ ๐Š๐‘๐ˆ๐Œ๐ˆ๐๐€๐‹ ๐ƒ๐ˆ ๐๐Ž๐‹๐€๐€๐๐† ๐Œ๐Ž๐๐†๐Ž๐๐ƒ๐Ž๐– ๐“๐€๐‡๐”๐ ๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ”๐Ÿ“-๐Ÿ๐Ÿ–๐Ÿ”๐Ÿ”

๐‘ท๐’†๐’๐’š๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ƒ ๐’…๐’‚๐’ ๐‘ฒ๐’‚๐’“๐’‚๐’Œ๐’•๐’†๐’“ ๐‘ท๐’†๐’“๐’ƒ๐’–๐’‚๐’•๐’‚๐’ ๐‘ฒ๐’“๐’Š๐’Ž๐’Š๐’๐’‚๐’ (๐‘ท๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’–๐’๐’–๐’‰๐’‚๐’)

Menurut Wilken dan Schwarzh, setiap penduduk Bolaang Mongondow yang keluar rumah pasti mempersenjatai dirinya dengan Peda. Di wilayah ini, tindakan criminal yang menyebabkan tewasnya orang tidak selalu dimulai dengan amukan sebagaimana di wilayah lain.

Ketika seorang pria Mongondow berjalan murung sambil kedua tangannya disilangkan ke dada dan mengeluh hatinya sesak (sakit hati) maka saya (Wilken) bisa memastikan bahwa ini pertanda buruk. Semua harus waspada karena pria murung ini pasti akan melakukan pembunuhan.

Nampaknya Wilken ingin menggambarkan bahwa tindakan criminal menyebabkan nyawa melayang di Bolaang Mongondow tidak diawali keributan tapi muncul secara tiba-tiba dalam kondisi yang tak terduga.

๐‘ฉ๐’†๐’ƒ๐’†๐’“๐’‚๐’‘๐’‚ ๐‘ช๐’‚๐’•๐’‚๐’•๐’‚๐’ ๐‘ฒ๐’“๐’Š๐’Ž๐’Š๐’๐’‚๐’ ๐‘ป๐’‚๐’‰๐’–๐’ 1865-1866

Tahun 1865, insiden terjadi terhadap Rombongan raja Bolaang Mongondow yang kembali dari Manado. Seorang pria Mongondow menjadi anggota rombongan menyerang rombongan ini termasuk menyerang pangeran. Peristiwa ini menewaskan satu orang rombongan dan dua orang Bantik. Termasuk pria penyerang ini tewas ditangan pengawal raja. Setelah ditelusuri, pria ini bertugas menumbuk padi untuk bekal rombongan. Merasa lelah dan bosan, dia mengambil sebilah peda kemundian mulai melakukan penyerangan kepada rekan-rekannya.
Motif penyerangan maut ini adalah pelaku merasa ๐—–๐—ฎ๐—ฝ๐—ฒ๐—ธ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—•๐—ผ๐˜€๐—ฎ๐—ป.

Tahun 1865, Di Dumoga penduduk diminta untuk bekerja membuat jalan. Seorang warga kembali pulang kerumahnya mengambil sebilah peda. Ketika ditanya isterinya? Dia menjawab: Aku akan memberikan potongan lehernya (mungkin targetnya mandor kerja)โ€. Ucapan ini ditentang oleh isterinya sambil berkata: jika kamu ingin bertindak seperti itu habisi dulu sayaโ€ kata isterinya dan di iya kan saja oleh suaminya.
Setelah isterinya tewas, dia kembali ke tempat pekerjaan dengan sebilah peda, seorang Bobato menegur pria ini dan menanyakan maksudnya (membawa peda), pria ini kemudian menjawab secara polos apa rencananya dan yang telah dilakukannya, mendengar ucapan pria ini, warga Dumoga langsung menyerangnya hingga tewas.
Motif dari penyerangan ini adalah pelaku merasa ๐—–๐—ฎ๐—ฝ๐—ฒ๐—ธ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—•๐—ผ๐˜€๐—ฎ๐—ป dengan pekerjaan pembuatan jalan.

Masih di tahun 1865. Seorang pria ditangkap berulang kali karena masalah hutang piutang. Pria ini mengeluh kepada ibunya tentang hatinya yang hancur dan malu karena masalah hutang ini. Dia mengatakan tidak ingin hidup lagi. Si Ibu dengan tenang menjawab: jika kamu tidak lagi ingin hidup habisi dulu saya dan keluarga mu baru kamu boleh bertindak semaumu.
Si pria ini mengiyakan permintaan ibunya. Setelah menewaskan ibunya serta seluruh keluarganya, pria ini kemudian bunuh diri.
Motif dari pembunuhan sekaligus bunuh diri ini adalah ๐—ฅ๐—ฎ๐˜€๐—ฎ ๐— ๐—ฎ๐—น๐˜‚ ๐—ž๐—ฎ๐—ฟ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ ๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ต๐˜‚๐˜๐—ฎ๐—ป๐—ด yang tak mampu dibayar oleh pelaku.

Tahun 1866 di Mongkonai. Pangeran Imba mengeluh ke bibinya bahwa ketika dia membaca Quran pandangannya jadi gelap tapi ketika melihat keris ini pandangan jadi terang. Sang putri ketakutan dan berlari keluar. Pangeran Imba pergi mengambil peda dan mulai menyerang penghuni rumahnya. Dia kemudian ditangkap oleh pengawal pangeran dari Bolangitang yang saat itu berada di Mongkonai.
Motif dari penyerangan ini adalah kondisi psikologis pelaku yang diduga mengalami ๐˜€๐˜๐—ฟ๐—ฒ๐˜€ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ฝ๐˜‚๐˜๐˜‚๐˜€ ๐—ฎ๐˜€๐—ฎ.

Juni 1866, seorang Bantik warga Sumoit menyerang dengan pedang saudaranya. Untunglah korban hanya mengalami putus daun telinga. Pelaku kemudian ditangkap polisi Kerajaan. Setelah di interogasi penyebab pertikaian berdarah ini karena masalah perdebatan cara memasang kail ikan. Pelaku kemudian dihukum oleh kerajaan dengan hukuman pembuangan ke Sangkub.
Motif dari saling serang dengan senjata tajam ini adalah ๐—•๐—ฎ๐˜†๐—ผ๐˜„ (๐—ธ๐—ฒ๐—ฏ๐—ถ๐—ฎ๐˜€๐—ฎ๐—ฎ๐—ป ๐—ฑ๐—ฒ๐—ฏ๐—ฎ๐˜ ๐—ธ๐˜‚๐˜€๐—ถ๐—ฟ). Yang diberdebatkan oleh kedua bersaudara ini adalah cara memasang mata kail.

๐‘ช๐’‚๐’•๐’‚๐’•๐’‚๐’ ๐‘จ๐’…๐’Ž๐’Š๐’: Kejahatan seringkali terjadi dimasa ini tanpa perencanaan tapi muncul secara tiba-tiba. Ini terjadi ketika keadaan ekonomi yang merosot ditambah banyaknya ketidak adilan yang dirasakan masyarakat dibawah kendali kolonial. Kondisi ini menciptakan moralitas turun sampai pada level bawah sehingga hal sepele bisa berakibat maut.
Hal ini bisa dicegah dengan cara mensejahterahkan masyarakat serta perlakuan adil untuk seluruh masyarakat.

๐—ฆ๐˜‚๐—บ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ:
Allerli over het land en volk van Bolaang Mongondow oleh Wilken dan Schwarz


๐“๐€๐‘๐ˆ๐€๐ ๐Š๐”๐๐Ž ๐Œ๐Ž๐๐†๐Ž๐๐ƒ๐Ž๐–Tarian kuno ini merupakan tarian asli yang bukan kategori kreasi baru. Tarian kuno Telah dipraktekk...
08/06/2025

๐“๐€๐‘๐ˆ๐€๐ ๐Š๐”๐๐Ž ๐Œ๐Ž๐๐†๐Ž๐๐ƒ๐Ž๐–
Tarian kuno ini merupakan tarian asli yang bukan kategori kreasi baru. Tarian kuno Telah dipraktekkan sejak zaman kerajaan lalu.
Ada beberapa tarian yang sering dipentaskan namun kali ini admin akan sedikit mengulas tentang tarian kuno.

๐‘ป๐‘จ๐’€๐‘ถ๐‘ฒ
Tarian tayok merupakan tarian mistis yang digunakan pada upacara pengobatan.
Tarian Tayok ditarikan oleh Borangin (atau Bolian) yang terdiri dari 2 hingga 12 orang. Para Penari adalah perempuan.

Nyanyian-nyanyian tarian ini merupakan bagian mantra pengobatan.

Musik pengiring ditabuh oleh sekelompok pria yang berjumlah 2 hingga 12 orang.

Tarian Tayok ditarikan selama 3 hari 3 malam. Hari terakhir disebut sebagai Tabangan yang berfungsi sebagai penutup pengobatan.

Karena Tarian ini dilakukan sesuai waktu khusus yang ditentukan oleh Borangin,serta prosesnya memakan waktu yang cukup lama sehingga tarian ini tidak pernah dipentaskan diatas panggung untuk hiburan. Saat ini ada beberapa tarian kreasi baru yang terinspirasi dari gerak penari Tayok.

๐‘ด๐‘ถ๐‘บ๐‘จ๐‘ผ/ ๐‘ด๐‘ถ๐‘บ๐‘จ๐‘พ๐‘ผ
Tarian ini awalnya berfungsi untuk menjemput Raja yang akan bepergian atau Raja ketika tiba dari seberang.

Tarian ini awalnya dilaksanakan di dipesisir Bolaang ketika raja tiba dengan kapal atau ketika raja akan berlayar.

Pada saat pusat pemerintahan kerajaan berada di Kotobangon, tarian Mosau dilakukan disekitar istana Komalig.

Setelah kerajaan Bolaang Mongondow bubar, Tarian Mosau beralih fungsi menjadi tarian pejemput tamu atau pejabat tinggi yang berkunjung ke Kotamobagu. Bupati Bolaang Mongondow ketika berkunjung ke daerah sering juga disambut dengan Tarian Mosau.

Jika mengantar raja yang akan bepergian, para penari dominan menggunakan baju dan ikatan kepala (destar) warna merah dan celana hitam sebatas lutut. Jika Mosau untuk menjemput raja, para penari menggunakan pakaian kuning celana hitam sebatas lutut. Celana ini disebut Sinontaatan.

Para penari Mosau berjumlah 24 orang, pemimpin tarian disebut KAPITA (kapiten). Pemimpin tarian menggunakan destar (ikat kepala) warna kuning atau merah tapi lebih sering menggunakan helm Kuningan kuno (mungkin peninggalan Spanyol). Kapita menggunakan salempang kuning melingkar tubuh dari bahu ke arah pinggang arah berlawanan.
Peralatan yang digunakan adalah Pakow (penangkis) ditangan kiri dan Sumala (pedang) ditangan kanan, kadangkala penari menggunakan Tampejaro (tombak perang).

Gerak dasar tarian Mosau seperti orang berkelahi dengan menggunakan penangkis dan pedang.

๐‘ด๐‘ถ๐‘ป๐‘ถ๐‘ต๐‘ฎ๐‘ฒ๐‘จ๐‘ซ
ini jenis tarian kuno yang sempat tercatat oleh Kaudern. asal usul nama desa Motongkad, berasal dari nama tarian kuno ini.

Admin hingga saat ini belum mendapatkan referensi terkait tarian kuno ini dan sepengalaman admin, hingga saat ini admin belum pernah menyaksikan tarian Motongkad ditarikan.

Adakah diantara follower "Kita Orang Mongondow" yang pernah menyaksikan tarian Motongkad? semoga yang masih tahu atau pernah praktekan tarian ini bisa berbagi informasi lewat beranda atau komentar di postingan ini.


sumber:
1. Budaya suku bangsa Bolaang Mongondow oleh Kementerian kebudayaan dan Parawisata.
2. Catatan Walter Alexander Kaudern (1916-1918)


๐Š๐„๐Š๐€๐…๐ˆ๐‘๐€๐ (๐‡๐„๐“ ๐‡๐„๐ˆ๐ƒ๐„๐๐ƒ๐Ž๐Œ)Wilken dan Swcharz menyebut bahwa urutan agama yang hadir di Bolaang Mongondow adalah Pagan, Kr...
04/06/2025

๐Š๐„๐Š๐€๐…๐ˆ๐‘๐€๐ (๐‡๐„๐“ ๐‡๐„๐ˆ๐ƒ๐„๐๐ƒ๐Ž๐Œ)

Wilken dan Swcharz menyebut bahwa urutan agama yang hadir di Bolaang Mongondow adalah Pagan, Kristen dan Islam. Dalam buku ๐‘€๐‘ข๐‘˜๐‘Ž๐‘‘๐‘–๐‘š๐‘Žโ„Ž ๐ถ๐‘’๐‘™๐‘’๐‘๐‘’๐‘  ๐‘ˆ๐‘ก๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž disebutkan bahwa agama (samawi) yang pertama hadir ditanah Mongondow (Bolaang) adalah Islam yang dibawah oleh Kaicil Guzarate namun demikian agama yang pertama kali dianut oleh raja-raja Mongondow adalah Kristen ditandai pembaptisan Raja Busisi pada tahun 1538 dimasa Antonio Galvan.

Yang dimaksud kafir disini (mengikuti catatan Wilken dan Swcharz) adalah agama pribumi Mongondow (atau selain Kristen dan Islam).

๐‘ซ๐’†๐’˜๐’‚-๐‘ซ๐’†๐’˜๐’‚ ๐‘ฉ๐’๐’๐’‚๐’‚๐’๐’ˆ ๐‘ด๐’๐’๐’ˆ๐’๐’๐’…๐’๐’˜
Maksud dari Dewa-dewa sebagaimana catatan Wilken dan Swcharz adalah entitas yang dipuja oleh orang-orang Mongondow bukan dewa-dewa sebagaimana pengertian sankrit atau Hindu.

Para dewa ini adalah roh leluhur orang-orang Mongondow yang terbagi dua entitas. Roh-roh para bangsawan disebut Karauwan dan roh-roh rakyat yang disebut Takit. Jadi (menurut Wilken dan Swcharz) sebenarnya orang-orang Mongondow menyembah manusia juga sebab karauwan maupun takit (atau takin?) ini adalah leluhurnya juga.

Karauwan mapun takin ini semuanya dibawah kekuasaan Ompu Duata sehingga Ompu Duata ini adalah entitas tertinggi dari sesembahan Mongondow.

Admin ketika membaca catatan ini, admin menilai Wilken mengalami kebingungan terkait bahasa. Wilken kemudian masih meragukan tentang entitas tertinggi yang disebut Ompu Duata sebab menurut Wilken Ompu artinya ayah sehingga menjadi Ayah Duata.

Tentunya selaku orang Mongondow pasti tahu Ompu bukan ayah tapi cucu. Ayah dalam bahasa Mongondow adalah Ama. Lagian Ompu dan Ompuโ€™ (diakhiri koma ain) punya pengertian berbeda. Ompu adalah cucu dan Ompuโ€™ adalah agung sehingga Ompuโ€™ Duata seharusnya bermakna Duata yang agung bukan Ayah Duata (atau Cucu Duata). Karena dua kata ini akan dicatat menjadi Ama i duata atau Ompu i duata sedangkan entitas yang disembah dicatat menjadi Ompu Duata.

Sesembahan orang-orang Mongondow terdiri dari dua Tipe. Yang pertama, Sesembahan pribadi atau keluarga. Bentuk sesembahan pribadi ini antara lain: mobondit, motajoek atau motarek, motobok, momorapag atau monojontang, mongoendam. Yang kedua adalah sesembahan kerajaan atau negeri. Persembahan negeri disebut Monibi.

Tempat Monibi disebut Ponibian. Pusat Ponibian dipesisir adalah Bolaang sedangkan dipedalaman terpusat di Mogolaing. Kuil Monibi dibuat dari bambu dengan tiang-tiang yang tinggi berbentuk rumah.saat ini bekas Lokasi Ponibian Mogolaing telah berubah menjadi lapangan Mogolaing.

Puncak dari sembahan Monibi adalah ungkapan kalimat permohonan dari Bolian serta nyanyian nyanyian doa mongondow yang dilantunkan oleh para kepala suku. Karauwan yang paling dihormati dan ditakuti adalah Roh Datu Binangkang (Loloda Mokoagow).

Doa yang dilantunkan untuk membujuk Karauwan Loloda Mokoagow adalah sebagai berikut:
Bulalondo ko in indo = Bulalondo kamu tinggal disini
Yaku ka ma mongodo= aku mau pergi dulu
Ko lipuku ko Manado = ke negeri ku di Manado
koni Meka Koni Malo = kepada Meka dan kepada Malo
Bulalondo ko in ampa = Bulalondo sedari lama
Yaku ka Mamonogopa = aku pergi dulu sekarang
Lipuku ko Umuda = ke negeri ku di Umuda (Amurang)
Koni Meka koni Malo = Kepada Meka dan kepada Malo

Setelah upacara sesembahan selesai, diakhiri dengan beberapa tembakan penghormatan untuk menghormati arwah (Loloda Mokoagow) yang telah pergi.

Keterangan gambar:
1. cuplikan catatan Wilken dan Schwarz
2. Eks lokasi Ponibian (sekarang lapangan Mogolaing)
3. Cover buku Mukadimah Celebes Utara

Sumber:
1. Wilken dan Schhwarz; Het Heidendom en de Islam in Bolaang Mongondou
2. Mukadimah Celebes Utara


Address

Dumoga

Website

https://www.kompasiana.com/patra50383, https://m.kumparan.com/patra-mokoginta

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kita Orang Mongondow posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Kita Orang Mongondow:

Share