West Papua

West Papua Latest News About the Land of West Papua

Permanently closed.
Merry Christmas
26/12/2025

Merry Christmas

Warga kampung Yuguru, distrik Mebarok, kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, terpaksa merayakan hari raya Natal dari tengah...
25/12/2025

Warga kampung Yuguru, distrik Mebarok, kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, terpaksa merayakan hari raya Natal dari tengah hutan tempat mereka mengungsi Dalam goa batu yang sedang berlindung 😒😭
Mata Tuhan ada di segala tempat, karena
Dibalik Air Mata & Penderitaan ada sukacita untuk selamanya,
Kami keluarga pengungsi Nduga mengucapkan Selamat Natal Putra Natal Selalu Menyertai
πŸŒŒπŸŒ πŸ›œβœοΈβœ‘οΈπŸ•Žβ˜ͺοΈπŸš©πŸ””πŸ›ŽοΈπŸ””πŸͺΈπŸ•ŠοΈ
🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲

PARA AKTIVIS PAPUA BARAT MENGAJUKAN PETISI KEPADA PEMERINTAH UNTUK MENDAPATKAN DUKUNGAN YANG LEBIH KUAT  , 10 Desember 2...
11/12/2025

PARA AKTIVIS PAPUA BARAT MENGAJUKAN PETISI KEPADA PEMERINTAH UNTUK MENDAPATKAN DUKUNGAN YANG LEBIH KUAT

, 10 Desember 2025
Pejuang dan pembela kemerdekaan Papua Barat di Vanuatu telah secara resmi mengajukan petisi yang menyerukan Pemerintah untuk mengambil sikap yang lebih kuat dan tegas terhadap masalah penentuan nasib sendiri Papua Barat.

Petisi tersebut menyatakan keprihatinan bahwa Pemerintah Vanuatu tidak berbuat cukup untuk mendukung perjuangan panjang rakyat Papua Barat.

Petisi ini mengingatkan kita bahwa ketika Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) memutuskan pada tahun 1962 untuk menyerahkan Papua Barat kepada Indonesia, negara-negara Melanesia masih berstatus koloni. Petisi ini menyoroti bahwa orang Papua Barat telah memelihara hubungan dekat dengan Belanda, mendukung upaya-upaya selama Perang Dunia II, dan berpartisipasi dalam seminar-seminar yang diselenggarakan oleh Komisi Pasifik Selatan. Pada saat itu, negara-negara Melanesia sedang bergerak menuju kemerdekaan, tetapi penduduk asli Papua Barat tidak menyadari keputusan PBB untuk menyerahkan kendali administratif kepada Indonesia.

Petisi tersebut mencatat bahwa komunitas Melanesia, termasuk di Papua Barat dan Kanaky, telah lama menentang penjajahan. Petisi tersebut menyatakan bahwa kekecewaan para kepala suku belum sepenuhnya disadari atas apa yang mereka sebut sebagai penolakan Pemerintah terhadap hak penentuan nasib sendiri Papua Barat. Namun, para kepala suku mengakui kebanggaan mereka pada tahun 2014 ketika Vanuatu mengambil peran utama dalam menyatukan kelompok-kelompok politik, pemimpin agama dan adat, pemuda, perempuan, dan organisasi masyarakat sipil di bawah resolusi Melanesian Spearhead Group (MSG) yang berujung pada pembentukan Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP) sebagai sayap politik gerakan kemerdekaan Papua Barat.

Menurut petisi tersebut, penyatuan ini memperkuat representasi Papua Barat dan meletakkan dasar bagi status pengamatnya di MSG, yang diajukan pada tahun 2018. Petisi tersebut menyatakan bahwa langkah ini membawa Papua Barat "keluar dari kegelapan dan menuju cahaya terang," diikuti oleh tonggak sejarah pada tahun 2019 ketika Forum Kepulauan Pasifik mengesahkan mosi pertamanya tentang Papua Barat, yang mendesak investigasi terhadap akar permasalahan dan mendorong Indonesia untuk memfasilitasi misi pencari fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dukungan serupa menyusul dari kelompok negara-negara Afrika, Karibia, dan Pasifik.

Petisi tersebut berargumen bahwa meskipun Papua Barat terus mencari dukungan internasional, para advokat dihadapkan pada pertanyaan apakah negara-negara tetangga Melanesianya sepenuhnya mendukung upaya penentuan nasib sendiri. Petisi tersebut mengklaim bahwa MSG masih terpecah belah, menggunakan bahasa diplomatik untuk mempertahankan status pengamat Papua Barat dan menghindari peningkatan statusnya menjadi anggota asosiasi atau anggota penuh. Petisi tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa tanggapan Pemerintah terhadap penentuan nasib sendiri Papua Barat dianggap lemah, yang memungkinkan Indonesia memengaruhi Vanuatu untuk menolak desakan Papua Barat untuk menentukan nasib politiknya sendiri.

Petisi tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan kepala suku, yang digambarkan sebagai penjaga tanah dan sistem pemerintahan tradisional, yang khawatir bahwa dukungan Vanuatu terhadap Papua Barat menurun sementara hubungan diplomatik dengan Indonesia terus menguat.

Dokumen ini menguraikan beberapa tindakan yang didesaknya untuk dilakukan Pemerintah, termasuk mengakreditasi ULMWP sebagai bagian dari delegasi Vanuatu ke forum internasional, meninjau kembali mosi tahun 2010 yang menyatakan dukungan kebijakan luar negeri Vanuatu untuk kemerdekaan Papua Barat, mengeluarkan pengakuan terhadap Pemerintah Sementara Papua Barat, mengadvokasi peningkatan status keanggotaan MSG bagi Papua Barat, mencari dukungan internasional untuk akses PBB ke Papua Barat, membatalkan perjanjian bilateral dengan Indonesia, dan mensponsori kasus Papua Barat di hadapan Mahkamah Internasional.

Seruan tambahannya termasuk mengakui ULMWP sebagai badan perwakilan bagi rakyat Papua Barat, menyatukan para pemimpin MSG dalam mendukung Papua Barat, memastikan pengangkatan pemimpin senior MSG mencerminkan nilai-nilai Melanesia, melanjutkan lobi diplomatik, meninjau kembali perjanjian sebelumnya, dan menghentikan keterlibatan pelatihan keamanan dengan Indonesia, yang dalam petisi tersebut digambarkan sebagai ancaman terhadap Vanuatu terkait dengan aspirasi pemerintahan sendiri Papua Barat.

Petisi ini meminta tanggapan tertulis tentang bagaimana masalah-masalah ini akan ditangani dan meminta untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangannya. Petisi ini memperingatkan bahwa jika tidak ada tanggapan yang diterima sebelum Festival Seni Melanesia di Fiji pada tahun 2026, para pemohon akan memboikot partisipasi Vanuatu. Petisi ini diakhiri dengan mengundang pertanyaan lebih lanjut untuk ditujukan ke kantor Dewan Kepala Suku Malvatumauri.

[email protected]

https://www.dailypost.vu/news/west-papuan-advocates-petition-govt-for-stronger-support/article_ac086677-2de8-5ff6-aa87-aa3c3a609804.html

Di Teruskan Oleh : The Struggle of the Papuan People

West Papuan freedom fighters and advocates in Vanuatu have formally submitted a petition calling on the Government to take a stronger and more decisive stance on the issue of West

Wisudawan/wisudawati Universitas Yapis Wamena Membentang Bintang Kejora sambil Logmar di Jalan Raya Kota Wamena, Provins...
07/12/2025

Wisudawan/wisudawati Universitas Yapis Wamena Membentang Bintang Kejora sambil Logmar di Jalan Raya Kota Wamena, Provinsi Papua Pengunungan

Wamena, 6 Desember 2025

Sebelumnya ada beberapa universitas juga mengalami hal yang serupa kibarkan BK

Free West Papua Campaign MSG Secretariat Pacific Conference of Churches PIANGO Pacific 2030 United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues United Nations UN Geneva United Nations Human Rights West Papua

Warga Intan Jaya Ketakutan Kehadiran Militer Indonesia, Desak Pemerintah Tarik Militer di Papua Operasi Militer di Intan...
07/12/2025

Warga Intan Jaya Ketakutan Kehadiran Militer Indonesia, Desak Pemerintah Tarik Militer di Papua

Operasi Militer di Intan Jaya, Warga Ketakutan dan Desak Penarikan Pasukan | TitaStory https://share.google/k0bLHXAih3KMDWvw9

Free West Papua Campaign West Papua MSG Secretariat Pacific Conference of Churches PIANGO Pacific 2030 United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues United Nations Human Rights United Nations UN Geneva pengikut

Sikap tegas Ketua Komnas HAM, Natalius Pigai, terhadap aparat keamanan di Tanah Papua menunjukkan posisinya yang kritis ...
07/12/2025

Sikap tegas Ketua Komnas HAM, Natalius Pigai, terhadap aparat keamanan di Tanah Papua menunjukkan posisinya yang kritis terhadap berbagai tindakan yang dianggap melanggar hak asasi manusia. Pigai sering menyuarakan kekhawatirannya mengenai perlakuan aparat, terutama di konteks konflik yang sedang berlangsung di Papua.

1. **Kecaman terhadap Kekerasan**: Pigai telah secara terbuka mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat terhadap masyarakat sipil di Papua. Ia menekankan perlunya penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pelaku pelanggaran hak asasi manusia.

2. **Penegasan Hak Asasi Manusia**: Komnas HAM di bawah pimpinan Pigai juga mendorong perlunya pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di Papua. Ia berargumen bahwa pemerintah harus lebih responsif terhadap tuntutan rakyat Papua yang menginginkan keadilan.

3. **Panggilan untuk Pertanggungjawaban**: Pigai menyerukan agar aparat keamanan bertanggung jawab atas tindakan mereka yang membahayakan masyarakat. Ia menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum, terutama dalam konteks yang sering memicu ketegangan antara masyarakat dan aparat.

4. **Desakan Terhadap Pemerintah**: Selain mengecam aparat, Pigai juga mendesak pemerintah untuk memperhatikan kondisi di Papua, termasuk menghentikan segala bentuk tindakan represif yang mengakibatkan jatuhnya korban di kalangan warga sipil.

Sikap Pigai memberikan gambaran jelas tentang komitmennya untuk melindungi hak-hak rakyat Papua dan menunjukkan betapa pentingnya peran institusi seperti Komnas HAM dalam menjaga keadilan dan mengawasi tindakan aparat di daerah konflik.

bagi yang mau langganan silahkan πŸ™πŸ™πŸ’“πŸ€— https://www.facebook.com/wiyaai.mote/subscribenow?surface=pinned_comments

01/12/2025

Address

East Jakarta

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when West Papua posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Category