Berkah Sholawat

Berkah Sholawat ۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

*الـسَّـلَامُـ عَلَيْڪُمْـ وَرَحْمَةُ اللّٰـٰه وَبَرَڪَاتُهُ**اللهم حببني الى حبيبك سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم**بِسْـ...
12/08/2025

*الـسَّـلَامُـ عَلَيْڪُمْـ وَرَحْمَةُ اللّٰـٰه وَبَرَڪَاتُهُ*
*اللهم حببني الى حبيبك سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم*
*بِسْــــــــــمِـ اللَّـٰهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِـ*🌹

❣️RAHASIA MEMANDANG ORANG-ORANG YANG SHOLEH❣️

Memandang wajah ulama sholeh itu dapat menjadi obat rohani bagi siapapun yang memandang mereka dengan pandangan ta'zhim (memuliakan), husnuzhon (baik sangka), mahabbah (cinta) dan adab.

Bila tidak demikian...
Maka tidak akan ada gunanya.
Jangankan ulama sholeh, bahkan sekalipun berjumpa Baginda Nabi tidak akan ada gunanya bagi mereka yang tidak menjaga hal-hal seperti demikian.

Kita sudah mengetahui dari kitab sejarah Baginda Nabi bahwa pandangan abu Jahal, abu Lahab tidak berguna,
Karena dia memandang Baginda Rasulullah dengan pandangan tak beradab,
Pandangan buruk sangka,
Pandangan hasud,
Pandangan meremehkan,
dimana mereka menganggap Baginda Nabi hanyalah manusia biasa puteranya Abdullah.

Demikian juga kaum yang berjumpa dengan para Nabi sebelumnya,
dimana sebagian dari mereka tidak mendapatkan manfaat karena hal-hal seperti demikian.

Maka jagalah adab kita manakala berjumpa dengan orang sholihin juga para ulama Sholihin.

(Al Imam Al Alim Al Allamah Al Arifbillah Qalbu Tarim Shohibul Firasah Al Habib Hasan bin Abdullah Asy-Syathiri)

اَللّٰهُمَّ حَبِّبْنِي إِلَى حَبِيْبِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ

"Smoga kita kelak di kumpulkan bersama Rasulullah Sholallahu'alaihi wasallam & Orang² yg Sholeh....Aamiin🤲

Mudah-mudahan yang HPnya di lewati foto  Abuya Dimyati Cidahu, tambah berkah tambah lancar Rizkinya di lancarkan usahany...
11/08/2025

Mudah-mudahan yang HPnya di lewati foto Abuya Dimyati Cidahu, tambah berkah tambah lancar Rizkinya di lancarkan usahanya,

Beliau merupakan ayah dari Abuya Muhtadi Cidahu yang saat ini diakui sebagai p4ku atau himayah di Tanah Banten.


11/08/2025
Guru Sekumpul sering berbicara tentang Gus Dur, apalagi saat Gus Dur jadi Presiden dan waktu kunjungan ke Martapura meng...
10/08/2025

Guru Sekumpul sering berbicara tentang Gus Dur, apalagi saat Gus Dur jadi Presiden dan waktu kunjungan ke Martapura menginap di rumah Guru Sekumpul, sehingga Guru Sekumpul menceritakan bagaimana saat mau ke toilet, dan ternyata toiletnya akan diperiksa Paspampres dengan detektor. Malah ada kelucuan-kelucuan saat Gus Dur di rumah Abah guru.

Guru Sekumpul mengatakan: "Gus Dur itu Wali Allah."

Pada suatu ketika, H4bib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, memanggil dua muridnya yang paling senior yaitu KH. Fakhrurrozi Ishaq dan H4bib Idrus Jamalullail. Pemanggilan itu berkenaan dengan penghinaan yang dilakukan kedua mubaligh itu kepada Gus Dur yang pada saat itu telah menjadi Presiden RI ke-4.

Menurut penuturan Ustadz Anto Djibril yang ketika itu hadir di pengajian hari Senin pagi, H4bib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf bertanya kepada jama'ah yang hadir, "Di mana Rozi dan Idrus bin Alwi?"

Dan keduanya yang hadir mengaji sama-sama menyahut, "maujud ya H4bib."

Lalu H4bib Abdurrahman berkata, "Kamu berdua jangan p**ang dulu ya, saya ada perlu."

Setelah jama'ah pengajian Senin pagi sudah p**ang semua, H4bib Abdurrahman pun menasihati kedua muridnya yang dipanggil itu:

"Ya Rozi, Ya Idrus, kalian berdua kalau jadi mubaligh tidak usah berkata-kata kotor sama orang, apalagi sama cucunya KH. Hasyim Asy'ari itu (Gus Dur). Kalian tahu yang namanya Gus Dur itu siapa? Biar kalian paham ya?. Seluruh Waliyullah dari timur sampai barat bumi itu kenal dengan Gus Dur dan kalian ini siapa? Berani-beraninya mencela-cela Gus Dur. Dan saya sangat malu kalau ada murid atau orang yang pernah belajar sama saya menghina Gus Dur dan juga menghina lainnya. Kalau kalian belum bisa jadi seperti Gus Dur, diam itu lebih baik. Tapi, kalau sudah bisa menjadi seperti Gus Dur, terserah kalian mau ngomong apa saja."

Maka, sejak mendapat teguran dari H4bib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf itulah, KH.Fakhrurrozi Ishaq dan H4bib Idrus bin Alwi Jamalullail bungkam kalau pas bicara masalah Gus Dur. Wallahu A'lam Bishawab

KIAI HASAN GENGGONGUjar Abah Guru Sekumpul, "Jika tidak ada murid Syeikh Hasan Genggong yang uzlah ke gunung-gunung dan ...
09/08/2025

KIAI HASAN GENGGONG

Ujar Abah Guru Sekumpul, "Jika tidak ada murid Syeikh Hasan Genggong yang uzlah ke gunung-gunung dan hutan, maka hancur Indonesia, sebab banyak maksiat. Cuma yg uzlah itu jadi tongkat-tongkat ke langit".

Siapakah Syekh Hasan Genggong?

Dulu, dalam suatu majelis, Habib Ali Kwitang pernah berjumpa dengan Kyai Moh. Hasan Genggong. Sejenak Habib Ali Kwitang tertegun.

Lalu dipeluknya Kyai Hasan sepuh dengan penuh keharuan. Air mata mengaliri p**i Habib Ali Kwitang. Saat itu ada seorang yang menemani Habib Ali Kwitang dan bertanya :

“Bib, siapakah orang tua yang sangat sepuh ini yang engkau peluk tubuhnya..?” tanya lelaki itu.
Sambil menyeka air mata, Habib Ali Kwitang berkata : “Ketahuilah anakku, aku sering bermimpi berjumpa dengan Rasulullah. Dan aku sering mendapati orang sepuh ini ikut mengiringi Rasulullah sambil memegangi tangan Rasulullah…” jawab Habib Ali sambil menunjuk kepada Kyai Hasan Genggong.

Beliau Kiai Hasan Genggong adalah Seorang Sholihin Beliau Pendiri Pesantren Genggong Daerah Kraksan Probolinggo...

Jika Kiai Hasan akan kedatangan tamu dari ahlul bait (keturunan Rasulullah), beliau langsung keluar sambil berlari dan berkata "ada rahatul Mustofa/wangi Nabi Muhammad Padahal cucu Rasul tadi masih belum sampai ke tempat Kiai Hasan.

Di antara keramat Kiai Hasan Genggong adalah cerita datangnya seorang tamu yang menyewa sebuah mobil dengan seorang sopir habib. Cuma, ceritanya, tamu yang menyewa itu tidak mengetahui kalau supir tersebut adalah seorang habib.

Kiai Hasan berkata kepada anak-anaknya, Ayo rapikan kamar, kita mau kedatangan habib

Setelah orang itu datang ke rumah Kiai Hasan, beliau bertanya, "mana sopirmu?"

Sopir saya tidur, Kiai

Di mana tidurnya

Di mobil, Kiai

Saya mau dekati sopir itu boleh minta izin

Setelah mendapatkan izin, Kiai Hasan Genggong mendekati mobil sang tamu.

Habib, bangun bib!" Pinta Kiai Hasan.

Sang sopir itu jelas kaget karena selama ini tidak ada yang memanggilnya habib.

Bila Kiai Hasan ditanya oleh orang lain tentang bagaimana cara mengetahui kalau sopir itu adalah habib, beliau selalu menjawab begini, "Saya tahu karena bau keringatnya adalah bau keringat Kanjeng Nabi Muhammad Saw
Subhanallah

Beliau Kiai Hasan Genggong juga memiliki taalluq batin dengan Habib Ali bin Muhammad alHabsyi sohibul maulid.

Diceritakan ketika zaman Alhabib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi Seiwun (Pengarang Maulid Simthud Durar). Ada seorang Auliya Allah bernama Al habib Abdul Qadir bin Quthban Assegaf. Habib Abdul Qadir bin Quthban adalah seorang ‘alim yang sangat gemar bersilaturrahim kepada para ‘alim ulama’ para waliyullah yang masih hidup di zaman tersebut. Kegemaran Beliau bersilaturrahim bukan hanya terbatas di wilayah Hadramaut Yaman saja. Tapi juga sampai ke p**au Jawa Indonesia.

Bahkan juga sampai ke kediaman Hadratussyaikh KH. Mohammad Hasan Sepuh Genggong Probolinggo. Ketika tiba dikediaman Kiai Hasan Sepuh Genggong, Habib Abdul Qadir disambut dengan ramah. Beliau berdua pun berbincang bincang. Tentunya dengan bahasa arab.

Sampai pada akhirnya kiai Hasan sepuh bertanya, yang kalau diterjemahkan:
“Habib, bagaimana kabarnya Habib Ali Habsyi Seiwun (pengarang Simtudhurar)??

Ditanya seperti itu, Habib Abdul Qadir terkejut dan terheran-heran. Bagaimana bisa Kiai Hasan Sepuh Genggong mengenali Habib Ali Habsyi Seiwun. Sedangkan Kiai Hasan secara dzahir tidak pernah ke Hadramaut Yaman, dan Habib Ali Habsyi Seiwun juga tidak pernah ke Indonesia.

Seolah mengetahui apa yang ada di hati Habib Abdul Qadir, Kiai Hasan kembali berkata,
Habib Ali Al Habsyi Seiwun itu kulitnya seperti ini (menyebutkan), wajahnya begini (menyebutkan), kalau duduk seperti ini (disebutkan), jalannya seperti ini (disebutkan) di kediaman Habib Ali rumahnya seperti ini (menyebutkan), di depannya ada masjid bernama Masjid Riyadh dan tiangnya ada (menyebutkan)

Dan bertambah kagumlah Habib Abdul Qadir bin Quthban. Takjub oleh Kiai Hasan Sepuh Genggong yang menyebutkan secara detail seolah-olah beliau sangat akrab dengan Habib Ali Al-Habsyi dan mengetahui keadaan rumahnya di kota

un Hadramaut Yaman. Padahal Kiai Hasan tidak pernah sampai ke sana. Lalu setelah cukup berbincang-bincang, tak lama kemudian, Habib Abdul Qadir bin Quthban pun berpamitan p**ang.

Ketika sekembalinya dari tanah Jawa ke Yaman. Habib Abdul Qadir bin Quthban mengunjungi kota Seiwun, untuk bertemu dengan Al Imam Al ‘Arifbillah Al Habib Ali Al Habsyi Seiwun. Ketika sudah sampai di kediaman Habib Ali Habsyi dan berhadapan dengan beliau, di tengah-tengah perbincangan, Habib Ali Al Habsyi bertanya : Wahai Sayyid Abdul Qadir, apakah di Jawa engkau bertemu dengan seorang syekh bernama Hasan Jawi (Jawa maksudnya)

Habib Abdul Qadir teringat pertemuannya dengan Kiai Hasan Sepuh Genggong. Beliau mengangguk meng-iyakan. Lalu Habib Ali Al Habsyi berkata : Syekh Hasan itu kulitnya seperti ini (menyebutkan), wajahnya seperti ini (menyebutkan), duduknya begini (mencontohkan), jalannya seperti ini (menceritakan), dan di rumahnya begini (menjelaskan)

Hingga Habib Abdul Qadir takjub dengan detailnya penjelasan Habib Ali Seiwun tentang Kiai Hasan seolah keduanya adalah sahabat karib yang akrab. Padahal Habib Ali Seiwun tidak pernah ke Indonesia.
Subhanallah

Kiai Hasan Genggong meninggal dunia dalam usia 115 tahun. Semoga Allah Swt. meridhoi beliau dan mengumpulkannya bersama Rasulullah dan para Nabi di surgaNya yg tertinggi... Amin.

SYEIKH K.H. MUHAMMAD SYARWANI ABDAN AL BANJARI (GURU BANGIL) : Sang Ahli Hikmah yang Rendah HatiK.H Muhammad Syarwani Ab...
09/08/2025

SYEIKH K.H. MUHAMMAD SYARWANI ABDAN AL BANJARI (GURU BANGIL) : Sang Ahli Hikmah yang Rendah Hati

K.H Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjari atau biasa dikenal Tuan Guru Bangil (lahir di Martapura, Kalimantan Selatan tahun 1915 – meninggal di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, 11 September 1989 pada umur 74 tahun) adalah seorang ulama yang dikenal di Kalimantan Selatan hingga Jawa Timur khususnya Bangil tempatnya mendirikan Pondok Pesantren Datu Kalampayan. Ia merupakan keturunan ke-6 Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Setiap ahad ketiga bulan shafar terlihat pemandangan istimewa dikota Bangil,saat itu ribuan umat islam dari p**au Kalimantan,khususnya suku Banjar berbondong bondong menyeberangi lautan luas dan membanjiri kota kecil di Jawa Timur. Bukan hanya masyarakat biasa,bahkan para pembesarnya pun baik kalangan ulama maupun kalangan pejabat ada diantara mereka,tidak tanggung tanggung ketika hari itu tiba,dari mulai para Bupati di sejumlah daerah di Kalsel hingga orang nomor satu dipemda provinsi tersebut yaitu Gubernur Kalimantan selatan setiap tahunnya selalu menyempatkan diri turut mengunjungi Bangil kota Bordir

Tidak ketinggalan kaum muslimin pecinta ulama dan aulia diseluruh Indonesia bahkan banyak yang datang dari luar negeri turut larut pada hari itu meskipun mereka bukan dari etnis Banjar.barangkali fenomena kecintaan yang begitu besar hingga membuat ribuan orang dari satu p**au menyeberang lautan untuk ikut menghadiri haul tokoh putra daerahnya dip**au lain,hanya ada terhadap sosok Tuan Guru Bangil julukan bagi alm K.H M.Syarwani Abdan bin Haji Muhammad Abdan bin Haji Muhammad Yusuf bin Haji Muhammad Shalih Siam bin Haji Ahmad bin Haji Muhammad Thahir bin Haji Syamsuddin bin saidah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,

Beliau dilahirkan pada tahun 1334 H/1915 M dikampung Melayu Ilir Martapura. Sejak kecil ia memiliki semangat yang tinggi untuk belajar ilmu agama dan tekun belajar sehingga disayangi oleh para gurunya. Ketika masih berdomisili di Martapura guru beliau adalah pamannya sendiri yaitu KH.M.Kasyful Anwar ,Qadhi haji Muhammad Thaha, KH Ismail Khatib Dalam Pagar dan banyak lagi yang lainnya.

Pada usia masih muda beliau meninggalkan kampung halamannya Martapura menuju p**au Jawa dan bermukim di Bangil dengan maksud memperdalam ilmu agama kepada beberapa ulama dikota Bangil dan Pasuruan. Di antara guru beliau adalah KH.Muhdhar (gondang Bangil), KH.Abu Hasan (Wetan Alun Bangil), KH.Bajuri (Bangil) dan KH.Ahmad Jufri (Pasuruan) orang tua beliau sendiri pada saat itu memang sudah lama berdiam di kota Bangil untuk berniaga.

Saat beliau berumur 16 tahun pamannya Syekh Muhammad Kasyful Anwar seorang alimul Allamah (seorang yang sangat luas dan mendalam ilmu agamanya) hingga Tuan Guru Syekh Muhammad Zaini bin H.Abdul Ghani Al Banjari (Abah Guru Sekumpul) pernah menyebutnya sebagai seorang Mujaddid (pembaharu). Oleh pamannya, beliau di bawa pergi ke Tanah Suci Mekkah bersama saudara sepupunya yaitu Syekh Muhammad Sya’rani arif yang dikemudian hari juga dikenal sebagai seorang ulama besar di Martapura.

Ia dan sepupunya tersebut melanjutkan pelajaran ilmu agamanya dibawah bimbingan dan pengawasan langsung pamannya ini. Selama berada di Tanah Suci kedua pemuda ini dikenal sangat tekun mengisi waktu dengan menuntut ilmu ilmu agama. Keduanya benar benar mmanfaatkan waktunya dengan mendatangi majelis majelis ilmu para ulama besar Mekkah pada waktu itu,diantara guru guru beliau Sayyid Amin Kutby ,Sayyid Alwi Al-Maliki, Syeikh Umar Hamdan, Syeikh Muhammad al-araby,Sayyid Hasan Al-Masysyath,Syeikh Abdullah Al-Bukhari,Syeikh Saifullah Daghestani, Syeikh syafi’i asal Kedah,Syeikh Sulaiman asal Ambon,dan Syekh Ahyad asal Bogor.

Rupanya ketekunan belajar dua keponakan Syeikh Muhammad Kasyful Anwar ini diperhatikan oleh para guru-gurunya. Diceritakan, para gurunya itu sangat menyayangi keduanya, ketekunan dan kecerdasan mereka sangat menonjol hingga dalam beberapa tahun saja keduanya sudah dikenal di kota Mekkah hingga keduanya di juluki “dua Mutiara dari Banjar.” Tak mengherankan jika keduanya dibawah bimbingan Sayyid Muhammad Amin Kutby bahkan sempat mendapatkan kepercayaan mengajar selama beberapa tahun di Mesjidil Haram.

Selain mempelajari ilmu-ilmu syariat ia juga mengambil bai’at tarekat dari para masyayikh (guru) di sana, di antaranya bai’at Tarekat Naqsyabandiyah dari syekh umar Hamdan dan Tarekat Samaniyah dari Syeikh Ali bin Abdullah Al-Banjari. Setelah kurang lebih sepuluh tahun menuntut ilmu-ilmu agama di Makkah pada tahun 1939 bersama sepupunya iapun kembali p**ang ke Indonesia dan langsung menuju tanah kelahirannya Martapura.

Beliau dikenal sebagai seorang yang hafal Al-qur’an dan di dalam dirinya terkumpul ilmu syariat tarekat hakikat dan ma’rifat namun demikian hal tersebut justru menjadikannya sebagai seorang alim yang semakin tawadhu’, Sep**ang kep**angan beliau dari Mekkah ia menyelenggarakan mejelis ilmu di rumahnya. Beliau sempat juga mengajar di Madrasah Darussalam.

Suatu saat, ia diminta untuk menjadi seorang qadhi namun hal tersebut ditolak karena beliau lebih senang dakwah tanpa terikat dengan lembaga apapun. Tahun 1943 ia pergi ke kota Bangil dan membuka majelis untuk lingkungan sendiri hingga tahun 1944 dan sempat berguru p**a dengan Syeikh Muhammad Mursydi Mesir.

Setahun di Bangil beliau lalu kembali lagi ke Martapura, kemudian pada tahun 1950 ia sekeluarga memutuskan untuk hijrah kekota Bangil, sewaktu menetap di Bangil kali inipun beliau tidak membuka majelis secara terbuka kecuali kalangan sendiri. Ia cendrung mempelajari dahulu keadaan lingkungan penduduk dikota tersebut,dikemudian hari sikapnya ini menjadikan dirinya sebagai sosok yang disegani oleh para ulama di Jawa Timur,

Namun demikian ia selalu berusaha menyembunyikan keunggulan yang dimilikinya pada akhirnya para ulama Bangil pun mengetahui keistemewaan pribadi ulama yang satu ini. Guru Bangil demikian Alm Abah Guru Sekumpul memanggil beliau dimanapun beliau tinggal senantiasa berada dalam keseharian yang sangat sederhana. Tak banyak yang tahu bahwa sekalipun telah menjadi tokoh besar,selain pakaiannya yang sederhana di kamar tidurnya pun ia tidak menggunakan ranjang ia juga tidak mempunyai lemari khusus untuk pakaiannya. Pakaian miliknya diletakkan menumpang pada bagian lemari kitabnya,

Ia mengambil jalan Khumul (menjauh dari keramaian) dan tak berharap akan kemasyuran, hingga kyai hamid pasuruan (seorang wali ditanah jawa) pernah mengatakan “saya ingin sekali seperti kyai syarwani. Dia itu alim tapi Mastur tidak Masyhur kalau saya ini sudah terlanjur Masyhur,jadi saya sering kerepotan karena harus menemui banyak orang.

Menjadi orang masyhur itu tidak mudah, bebannya berat, kalau Kyai Syarwani itu enak,jadinya tidak banyak didatangi orang. Suatu ketika sejumlah kiai berkumpul dan berinisiatif untuk mendalami ilmu agama dalam halaqah khusus kepada Kyai Hamid Pasuruan. Namun setelah hal tersebut disampaikan kepada kyai Hamid beliau menolak permintaan itu seraya menyarankan supaya mereka hendaknya mendatangi KH Syarwani Abdan.

Berdasarkan arahan Kyai Hamid merekapun mendatangi KH.Syarwani Abdan dan menyiapkan beberapa pertanyaan untuk sekdar mengetahui seberapa dalam ilmu dari KH Syarwani Abdan,ketika mereka datang. Guru Bangil sedang duduk sambil membaca sebuah kitab, diawal pembicaraan sebelum mereka sempat membuka pertanyaan yang telah mereka persiapkan,Guru Bangil mendahului bertanya kepada mereka.

“Antum ke sini ingin bertanya masalah ini dan itu ,kan?..ia menanyakan hal itu sambil menunjuk kitab yang masih terbuka tadi. Kontan hal ini membuat mereka takjub sekaligus kagum kepadanya tak cukup sampai disitu, Ternyata semua pertanyaan yang telah mereka persiapkan dengan tepat terjawab dalam halaman kitab yang masih terbuka di tangan beliau.

Setelah mengalami kejadian tersebut merekapun meyakini keluasan ilmu serta ketajaman batin Guru Bangil pada akhirnya mengertilah mereka mengapa Kyai Hamid pasuruan menganjurkan mereka agar mendatangi KH Syarwani Abdan,setelah yakin akan hal itu mereka akhirnya meminta kepada Guru Bangil untuk membuka majelis untuk mereka, Saat itu beliau tidak serta merta mengabulkan permintaan mereka tetapi terlebih dahulu menanyakan hal tersebut kepada KH Hamid.

Setelah KH Hamid memberi isyarat persetujuan barulah ia bersedia membuka majelis untuk para Kiai ini. Subhanallah kedua kiai besar yang tawadhu’ ini memang saling mencintai dan menghormati satu sama lain.

Kiai Hamid adalah ulama besar yang kharismatis dan menjadi tujuan kedatangan banyak orang karenanya tak jarang orang yang datang kesulitan menemui beliau. Tapi anehnya berdasarkan pengalaman orang orang yang pernah bertemu beliau, mereka akan mudah menemui Kiai Hamid bila sebelumnya orang tersebut menemui KH Syarwani Abdan. Tak jarang baru sampai di depan pintu, Kiai hamid sendiri yang membukakan pintu kepada para tamu. Entah Sirr (rahasia) apa yang didapat oleh para tamu Kiai Syarwani Abdan, hingga kiai hamid selalu menyambut mereka dengan penuh s**a cita padahal pada saat itu belum ada alat komunikasi seperti sekarang.

Akhirnya mulai banyak yang menimba ilmu kepadanya, Dan atas dasar dorongan para ulama serta rasa tanggung jawabnya untuk menyiarkan ilmu ilmu agama sebagai amanah Allah dan Rasulullah maka pada tahun 1970 ia memutuskan mendirikan pesantren yang ia beri nama PP Datuk Kalampayan nama yang diambil untuk mengambil berkah julukan datuknya yaitu Syekh Muhammad arsyad Al-Banjari, para santrinya banyak berasal dari Banjar hingga Pondok Pesantren itu sendiri sering disebut orang Pondok Banjar.

Di antara salah satu karangan beliau adalah risalah yang sangat terkenal yaitu Adz-Dzakhiratuts Tsaminah li-Ahlil Istiqamah (simpanan berharga) risalah yang berisi masalah Talqin, tahlil dan tawasul, Di samping tulisan tulisan itu beliau juga meninggalkan karya hidup yaitu murid murid beliau diantaranya adalah yang mulia Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari dan melalui lisan beliaulah maka Syekh Muhammad Syarwani Abdan sering disebut Guru Bangil.

Kiai Abdurrahim,Kiai Abdul Mu’thi,Kiai Khairan(daerah Jawa), KH.Prof.Dr.Ahmad Syarwani Zuhri (Pimpinan PP.Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari Balikpapan), KH.Muhammad Syukri Unus (Pimpinan MT sabilal Anwar al-Mubarak Martapura), KH.Zaini Tarsyid (Pengasuh MT Salafus Shaleh Tunggul Irang seberang Martapura) yang juga menantu beliau, KH.Ibrahim bin KH.Muhammad Aini (Guru Ayan) Rantau, KH.AhmadBakeri (Pengasuh PP al-Mursyidul Amin Gambut), KH.Syafii Luqman Tulung Agung, KH.Abrar Dahlan (Pimpinan PP di Sampit Kalimantan Tengah). Safwan zuhri (Pimpinan PP sabilut Taqwa Handil 6 Muara Jawa Kutai Kertanegara) dan banyak lagi tokoh tokoh lainnya yang tersebar dipenjuru indonesia, Guru Sekumpul sendiri datang ke Bangil bersama paman beliau seorang ulama tersohor Syeikh Saman Mulia.

Lantaran menghormati sosok Guru Bangil bahkan Syeikh Saman Mulia menganggap Guru Bangil adalah Gurunya. Padahal Guru Bangil sendiri mengakui ketinggian maqam Syeikh Saman Mulia,dalam suatu kesempatan. Guru Bangil mengatakan bahwa maqam Syeikh Saman Mulia sangat tinggi hingga nasi pun berdzikir di hadapan syeikh Saman.

Namun kebersahajaan hidup Guru Bangil membuat keluarga beliau sendiri tidak banyak mengetahui keistemewaan di balik kebesaran namanya, Mengomentari hal tersebut Guru Saman Mulia mengatakan kepada salah satu putra guru Bangil : kalau kita berdiri di dekat sebuah pohon, kadang kala kita tidak mengetahui tingginya pohon tersebut,tapi kita akan tahu tingginya pohon tersebut ketika kita memandangnya dari jauh.

Di usia senja, ketika berumur 76 tahun malam selasa jam 20.00 bertepatan 12 syafar 1410 H/11-12 september 1989 M di kediaman beliau di jalan Kauman bangil Jawa Timur roh nya yang suci kembali ke rahmatullah. Sementara beliau dimakamkan di pemakaman keluarga dan para habaib berbangsa Al-Haddad di dekat makam habib Muhammad bin Ja’far Al-Haddad di Dawur Bangil kurang lebih 1 km dari kediaman beliau.

Dulu pernah di makam beliau mau dibikin kubah sedemikian rupa, namun para tukang bangunan tersebut bermimpi ketemu beliau agar makam beliau tidak perlu dibangunkan kubah tersebut. Akhir nya pembangunan kubah tersebut di bathalkan.

Berdasarkan wasiat tertulisnya putra tertuanya yang ia beri nama dengan nama gurunya Kasyful Anwar saat ini meneruskan kiprahnya dalam mengasuh Pondok Pesantren Datuk Kalampayan Bangil.

Mudah mudahan rahmat Allah selalu tercurah buat beliau dan seluruh keluarganya dan bagi murid muridnya, pecintanya, penziarahnya, yang hadir dalam haulnya .. Aamin…

Sumber :
SuaraKalimantan .com

Address

Dsn Kembangan Selatan
Grobogan
58181

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Berkah Sholawat posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share


Other Grobogan media companies

Show All