
24/08/2025
Tak Diakui Sebagai Anak Oleh Orang Tua, Dimas Terpaksa Tidur di Emperan
Pahitnya ditolak mentah-mentah oleh orang tua pernah dirasakan oleh Dimas. Setelah ayah dan ibu bercerai, keberadaannya seolah tak lagi diinginkan, sampai-sampai dia sempat menjadi tunawisma!
Perjuangan Dimas melawan kerasnya hidup dimulai di usia muda. Langkahnya sangat berat setelah perceraian kedua orang tua.
Baik ayah dan ibu sudah membangun kembali keluarga baru bersama pasangan masing-masing. Tidak ada satupun yang mengajak Dimas ikut serta. Sekedar memberi tempat tinggal layak pun ogah.
βSempat tinggal bersama ayah, tapi diusir,β kata Dimas.
Perlakuan semacam ini juga datang dari sang ibu. Usai diusir dari kediaman ayah, Dimas coba datang pada ibunya. Tapi dia tak disambut baik dan malah ditolak. Begitu p**a sikap saudara-saudara dari pihak ibu, tidak ada yang bersedia menerima.
Hatinya harus tegar, kakinya wajib kuat karena mau tak mau akhirnya dia luntang-lantung di jalanan menjadi tunawisma. Terkadang Dimas tidur di emperan toko, atau menumpang terlelap di masjid. Bagaimana dengan urusan sekolah?
Tidak usah ditanya, sejak kelas 2 SMP, Dimas putus sekolah karena tidak ada biaya.
Urusan pendidikan dia lupakan sejenak, karena masalah perut lebih penting. Sudah lebih dari hitungan jari Dimas menahan lapar karena gak sanggup beli makanan.
Beruntungnya, ada orang baik yang mengizinkannya tinggal di kamar kos sederhana berukuran 2x3 meter. Biaya sewa dalam sebulan hanya Rp 100.000 tapi Dimas tetap tak punya uang tuk melunasi. Meskipun kini menunggak 2 bulan, sang pemilik tidak lantas mengusir Dimas.
Namun, pantang bagi Dimas memanfaatkan kebaikan tersebut. Dia berusaha mencari rupiah demi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri lewat berjualan ikan cupang milik orang lain.
Tanpa kenal lelah kakinya melangkah menjualkan cupang seharga Rp 5.000 / ekor. Setiap ekor yang laku, Dimas diberikan upah Rp 2.000. Sangat minim bukan? Tapi bagi Dimas ini adalah rezeki yang patut disyukuri.
Terkadang, ikannya hanya laku satu buah, atau kalau laris Dimas bisa membawa p**ang uang Rp 10.000. Mirisnya, kalau ada ikan yang mati, dia harus menggantikannya dengan uang pribadi.
Ya Tuhan⦠sekedar makan saja rasanya perlu mengeluark
an seluruh tenaga. Dimas tak pernah memilih untuk dilahirkan di dunia, harusnya beban ini masih jadi bagian dari tanggung jawab orang tua. Tapi kenapa tega-teganya ayah dan ibu bersikap seperti itu?
Dimas, yakinlah Tuhan punya rencana baik. Roda akan selalu berputar.