
22/07/2025
Menurut data resmi BMKG, jumlah hotspot yang terpantau satelit NASA melalui sistem FIRMS (Fire Information for Resource Management System) menurun tajam, khususnya di Provinsi Riau. Dari semula 586 titik panas yang tercatat pada Minggu, kini tinggal 62 titik pada malam Selasa, 22 Juli 2025.
🔥 Riau Masih Jadi Episentrum Karhutla
Riau tercatat sebagai provinsi dengan konsentrasi titik api tertinggi di Sumatera. Kawasan seperti Rokan Hilir, Rokan Hulu, Kampar, dan Pelalawan menjadi zona merah penyebaran api yang mengancam hutan dan lahan gambut. Sejak awal Juli, kebakaran terus meluas dipicu oleh musim kemarau panjang, suhu tinggi, dan praktik pembukaan lahan dengan cara membakar.
Laporan lapangan menyebutkan bahwa kabut asap mulai terasa di sejumlah kota seperti Pekanbaru, Dumai, hingga Padang Panjang. Kualitas udara sempat menurun ke level tidak sehat, mendorong otoritas untuk mengaktifkan sistem peringatan dini.
🌧️ Hujan Ringan dan Modifikasi Cuaca
BMKG dan BNPB mengonfirmasi bahwa penurunan drastis jumlah titik api dipicu oleh turunnya hujan ringan di beberapa wilayah kunci sejak Senin malam. Selain itu, operasi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan selama dua hari terakhir turut membantu mempercepat pembasahan lahan kering.
“Turunnya hujan di Rokan Hulu dan Kampar menjadi faktor utama penurunan hotspot. Ini perkembangan positif, namun kita tetap waspada,” ujar juru bicara BPBD Riau.
🚁 Operasi Darurat Masih Berlangsung
Pemerintah pusat dan daerah terus mengerahkan berbagai sumber daya, termasuk helikopter water bombing, patroli darat oleh Manggala Agni dan TNI/Polri, serta penegakan hukum terhadap pembakar lahan. Langkah ini diambil guna mencegah kebakaran meluas ke permukiman warga dan memperburuk kondisi udara.