12/07/2025
🔰 SEJARAH GENEALOGIS DAN POLITIK SULTAN BANJAR DARI TAHMIDULLAH I HINGGA SULTAN RATU ANOM WIRAKUSUMA
https://snugroup.co.id/2025/07/12/%f0%9f%94%b0-sejarah-genealogis-dan-politik-sultan-banjar-dari-tahmidullah-i-hingga-sultan-ratu-anom-wirakusuma/
📜 Abstrak Historis
Kesultanan Banjar merupakan salah satu entitas politik Islam terbesar di Kalimantan yang memiliki garis keturunan kerajaan panjang sejak masa konversi Islam oleh Sultan Suriansyah (abad ke-16). Jejak dinasti ini dapat ditelusuri melalui artefak sejarah, naskah kuno, dan silsilah istana, yang menunjukkan keterhubungan genealogis antara para sultan dan pemangku adat. Kajian ini secara kronologis memaparkan perjalanan trah sultan dari Sultan Tahmidullah I hingga keturunan ke-21 Mangkubumi Jantam,atau keturunan ke 14 sultan suriansyah yaitu Pangeran Mangkubumi Sultan Ratu Anom Wirakusuma II, yang berperan penting dalam fase akhir Kesultanan Banjar sebelum diserap ke dalam administrasi Hindia Belanda pada awal abad ke-20.
SULTAN BANJAR Sultan Tahmidullah I /Panembahan Tengah adalah turunan ke 14 mangkubumi jantam atau turunan ke 7 sultan suriansyah berputra Sultan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah Panembahan Kuning berputra Sultan Muhammad Aminullah Muhammad /Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah/ Muhammadillah Raja Kusan I berputri Putri Ratu Lawiyah (Ratu Sunan Nata Alam /Ratu Tahmidillah II/Ratu Panembahan Batu /Ratu Tamhidillah) berputra Sultan Sulaiman Rahmatullah berputra Sultan Adam berputra Sultan Muda Abdur-Rahman berputra Pangeran Mangkubumi Seri Sultan Ratu Anom Wirakusuma Alwasjik Billah ia adalah keturunan ke 21 mangkubumi jantam atau keturunan ke 14 sultan suriansyah
🧭 I. Latar Genealogis dan Suksesi Dinasti
1. Sultan Tahmidullah I / Panembahan Tengah (memerintah 1700–1730)
Kematian 1745
Keturunan :
1. ♂ Pangeran Bata Kuning
2. ♂ Pangeran Datu Aria / Pangeran Wirakusuma I dari Banjar / Datu Pangeran Aria / Pangeran Aria Wirakusuma / Datu Aria Sumbawa
3. ♂ Pangeran Amarullah Bagus Kasuma
4. ♂ Pangeran Desa Bumi
5. ♂ Pangeran Mas
6. ♂ Pangeran Tapa Sana
7. ♂ Pangeran Souria Delaga
Sultan ini merupakan generasi ke-14 dari Mangkubumi Jantam (cikal bakal tokoh keramat dalam struktur awal negara Banjar) dan generasi ke-7 dari Sultan Suriansyah, sultan pertama Banjar yang memeluk Islam. Di masa pemerintahannya, Kesultanan Banjar mengalami konsolidasi kekuasaan setelah konflik internal dan ekspansi wilayah.
2. Sultan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah (memerintah 1730–1734)
Kematian 1734
Kampung Dalam Pagar, Martapura
Keturunan :
1.♂ Pangeran Muhammad
2.♂ Gusti Wiramanggala
Putra dari Tahmidullah I, dikenal p**a sebagai Panembahan Kuning. munculya dinasti Raja Kusan, lahirlah generasi penerus yang akan mengokohkan garis keturunan antara dua trah kerajaan.
3. Raja Kusan I → Sultan Muhammad Aminullah (memerintah 1759–1761)
Bernama lengkap Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah atau disebut juga Muhammadillah
Kelahiran ca 1730 Tangi, Kesultanan Banjar
Kematian 16 Januari 1761 (umur 30–31)
Martapura, Kesultanan Banjar
Pasangan
1.Permaisuri Ratu Sultan Muhammad binti Pangeran Mangkubumi Tamjidillah I Sultan Sepuh dari Banjar
2.Ratu Muhammad Adik kandung dari Gusti Kasim Aroeng Trawee
beliau mewarisi tahta Banjar melalui garis paternal dari Raja Kusan I. Masa pemerintahannya singkat, namun penting karena memperkuat hubungan antara Dinasti Banjar dan trah Kusan melalui integrasi simbolik dan politik.
Keturunan:
1 Ratu Lawiyah,anak Permaisuri Ratu Sultan Muhammad binti Pangeran Mangkubumi Tamjidillah I Sultan Sepuh dari Banjar
2 Pangeran Kusin anak Permaisuri Ratu Sultan Muhammad binti Pangeran Mangkubumi Tamjidillah I Sultan Sepuh dari Banjar
3 Pangeran Abdullah Amirul Mukminin anak Permaisuri Ratu Sultan Muhammad binti Pangeran Mangkubumi Tamjidillah I Sultan Sepuh dari Banjar
4 Pangeran Tumenggung Rahmat anak Permaisuri Ratu Sultan Muhammad binti Pangeran Mangkubumi Tamjidillah I Sultan Sepuh dari Banjar
5 Ratu Rabiah anak Permaisuri Ratu Sultan Muhammad binti Pangeran Mangkubumi Tamjidillah I Sultan Sepuh dari Banjar
6 Pangeran Amir Ratu Muhammad Adik kandung dari Gusti Kasim Aroeng Trawee
📖 II. Dinasti Pertengahan: Menuju Era Kolonial
4. Sultan Sulaiman Rahmatullah (memerintah pertengahan abad ke-18)
Berkuasa 19 April 1801 – 3 Juni 1825
(24 tahun, 45 hari)
Pendahulu : Tahmidullah II
Penerus : Adam
Sebagai anak dari Ratu Lawiyah/Ratu Tahmidilah II dan keturunan dari Sultan Aminullah, ia menjadi tokoh transisional menjelang terjadinya penetrasi kolonial Belanda yang lebih agresif di Kalimantan.
Kelahiran 16 Januari 1761
Karang Intan, Kesultanan Banjar
Kematian 3 Juni 1825 (umur 64)
Lihung Langkar, Kesultanan Banjar
Pasangan :
Permaisuri Ratoe Siti Gading (isteri tertua)
Nyai Ratu Intan Sari (ibu suri)
Nyai Rumangi
Nyai Unangan
Nyai Ratna
Nyai Ratu Kencana Kamala Sari
Nyai Sari/Argi
Nyai Minah
Nyai Taesah
Nyai Cina
Keturunan :
Sultan Adam,
Pangeran Mangkoe Boemi Nata
Ratoe Hadji Moesa Salamah
Pangeran Perbatasari
Pangeran Kassir
Ratoe Soengging Anoem
Pangeran Dipati di Mahang (HST)
Pangeran Ahmad
Pangeran Wahid
Pangeran Muhammad
Pangeran Kusairi
Pangeran Hasan
Pangeran Achmid
Pangeran Kasoema Widjaja (Berahim)
Pangeran Tasin
Pangeran Singa-Sarie
Pangeran Hamim
Ratu Kartasari
Ratu Syarif Marta
Ratu Salamah
Ratoe Sjerief
Ratu Hadijah
5. Sultan Adam al-Watsiq Billah (lahir 1782, memerintah 1825–1857)
Kelahiran 1776
Tambak Anyar, Banjar
Kematian 1 November 1857 (umur 80–81) Martapura, Banjar
Sultan Adam dikenal sebagai salah satu sultan terlama yang memerintah dan dianggap bijaksana. Pemerintahannya diliputi oleh tekanan kolonial dan ketegangan politik internal. Ia merupakan ayah dari Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman, yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai calon pengganti.
Keturunan :
Pangeran Abdur Rahman
Pangeran Ismael
Pangeran Noh
Ratu Aminah Sjarief Hoesin
Ratu Salamah Ratoe Sjarief Ali
Ratu Khadijah Kramat Sjarief Abdoellah Nata Kasoema
Pangeran Soeria Mataram
Pangeran Praboe Anom
Ratoe Djantra Kasoema
Pangeran Nasaroedin
Ratu Idjah Antasari
🏛️ III. Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman dan Pangeran Mangkubumi Ratu Anom Wirakusuma
6. Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman (lahir 1799, memerintah 1825–1852)
Meskipun telah ditunjuk sebagai Sultan Muda atau Raja Muda, ia wafat sebelum naik tahta secara formal, namun kedudukannya tetap penting dalam silsilah, sebab ia adalah ayah dari tokoh besar berikutnya: Sultan Tamjidilah II dan Sultan Ratu Anom Wirakusuma II.
Berkuasa 1825–5 Maret 1852 (Sultan Muda)
Pendahulu : Pangeran Ratu Sultan Adam
Penerus : Pangeran Mangkubumi Sultan Tamjidullah II (1857-1859)
Keturunan : 14 anak
7. Pangeran Mangkubumi Sultan Ratu Anom Wirakusuma Al-Watsiq Billah (memerintah de facto 1859–1862)
Lahir dari trah bangsawan murni, beliau merupakan keturunan ke-21 dari Mangkubumi Jantam dan keturunan ke-14 dari Sultan Suriansyah.
Memegang berbagai gelar penting dalam struktur kekuasaan Kesultanan Banjar: mulai dari Pangeran Ratu Anom (1841–1857), naik menjadi Wali Sultan Pangeran Mangkubumi (1857–1859) Mendamping Sultan Tamjidullah II (1857-1859), lalu sebagai Pemangku Raja/Wali Sultan (1859) semenjak Tamjidilah II di asingkan belanda ke empang Bogor, dan akhirnya memerintah sebagai Sultan Ratu Anom dari tahun 1859 hingga 3 Maret 1862 di asingkan belanda ke cianjur jawa barat.
Beliau dikenal sebagai tokoh spiritual, militeris, dan kharismatik, terutama dalam Perang Banjar (1859–1862). Keris pusaka seperti keris majalapak sijalapak dan keris keris lain nya yang dibungkus kain kafan bertuliskan “Mulawarman” menjadi simbol perlawanan, perlindungan gaib, dan kesinambungan antara warisan Kutai dan Banjar.
Dibuang oleh Belanda ke Cianjur karena dianggap sebagai ancaman besar bagi kolonial. Konon, beliau tidak mempan senjata api, sebuah narasi yang memperkuat karismanya sebagai figur keramat.
Silsilah:
SULTAN BANJAR Sultan Tahmidullah I /Panembahan Tengah adalah turunan ke 14 mangkubumi jantam atau turunan ke 7 sultan suriansyah berputra Sultan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah Panembahan Kuning berputra Sultan Muhammad Aminullah Muhammad /Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah/ Muhammadillah Raja Kusan I berputri Putri Ratu Lawiyah (Ratu Sunan Nata Alam /Ratu Tahmidillah II/Ratu Panembahan Batu /Ratu Tamhidillah) berputra Sultan Sulaiman Rahmatullah berputra Sultan Adam berputra Sultan Muda Abdur-Rahman berputra Pangeran Mangkubumi Seri Sultan Ratu Anom Wirakusuma Alwasjik Billah ia adalah keturunan ke 21 mangkubumi jantam atau keturunan ke 14 sultan suriansyah
⚖️ IV. Analisis Historis dan Kultural
Struktur genealogis ini membuktikan kesinambungan garis trah raja yang memiliki legitimasi spiritual dan politik, terutama ketika menghadapi kolonialisme.
Kehadiran keris yang dihubungkan dengan Kerajaan Mulawarman memberikan konteks penting tentang ritualisasi pusaka sebagai sarana perlawanan dan identitas.
Pangeran Wirakusuma bukan hanya pemimpin politik, tetapi juga simbol resistensi kultural terhadap dominasi asing.
Dalam konteks arkeologi sejarah, perjalanan pusaka, pengasingan raja, dan identitas trah adalah materi penting dalam studi diaspora kerajaan pasca-kolonial.
Generasi keempat dari Sultan Wirakusuma, yang kini menjadi pengurus Yayasan Pangeran Wirakusumah di Cianjur, menegaskan pentingnya merawat dan menyuarakan sejarah keluarga secara arif dan akademik. Penolakan Pangeran Mangkubumi Sultan Wirakusuma untuk dikuburkan di samping tokoh yang dianggap “mengkhianati amanah leluhur”, yaitu Hidayatullah II, merupakan bentuk perlawanan simbolik terhadap narasi sejarah versi penjajah.
Gagasan Generasi keempat dari Sultan Wirakusuma, yang kini menjadi pengurus Yayasan Pangeran Wirakusumah di Cianjur, untuk membangun kompleks pemakaman khusus keturunan Wirakusuma di Cianjur adalah bentuk resacralisasi ruang sejarah, tempat suci yang bukan hanya fisik, melainkan juga spiritual dan politis. Ini adalah bentuk konkret menolak pelupaan sejarah (historical amnesia) dan penguburan narasi lokal oleh struktur kolonial.
Kesimp**an: Melawan Pelupaan, Merawat Ingatan
Bagi generasi sekarang, sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan fondasi identitas dan arah masa depan. Generasi keempat Sultan Wirakusuma tidak hanya mewarisi darah, tetapi juga tugas sejarah: untuk menyuarakan kembali narasi yang dihapus, membangun arsip alternatif yang hidup melalui ziarah, jurnal, infografik, dan kesaksian lisan.
Sebagaimana diungkapkan oleh redaksi dokumentasi Generasi keempat dari Sultan Wirakusuma, yang kini menjadi pengurus Yayasan Pangeran Wirakusumah di Cianjur, :
“Publikasi ini dapat dijadikan bagian dari jurnal sejarah, penelitian budaya, serta dokumentasi arsip keluarga kerajaan yang sah.”
Mari kita tidak mengubur sejarah, tetapi menanamnya kembali dalam hati, agar ia tumbuh menjadi pohon ingatan yang kokoh di hadapan badai pelupaan.
📚 Penutup
Pangeran Mangkubumi Sultan Ratu Anom Wirakusuma II adalah representasi puncak dari warisan dinasti Banjar yang penuh perjuangan, spiritualitas, dan kompleksitas politik. Narasi sejarahnya menjadi titik pertemuan antara legitimasi darah, pusaka leluhur, dan perlawanan terhadap imperialisme. Dalam kacamata sejarahwan, beliau bukan hanya bagian dari struktur istana, tetapi juga sebagai simbol terakhir dari Kesultanan Banjar yang otonom sebelum ditaklukkan dan dibubarkan secara resmi oleh Hindia Belanda pada awal abad ke-20.
🔖 Untuk keperluan dokumentasi sejarah, artikel ini dapat dijadikan bagian dari jurnal sejarah lokal, profil tokoh kerajaan Nusantara
📌 Catatan Redaksi:
Publikasi ini dapat dikutip untuk keperluan jurnal sejarah, penelitian budaya, serta dokumentasi arsip keluarga kerajaan yang sah, dengan menyebutkan sumber resmi dari Yayasan Pangeran Wirakusumah cianjur jawa barat
📝 Atas nama keluarga besar Pengurus Yayasan Pangeran Wirakusumah Cianjur Jawa barat
Gusti Pangeran Wirakusuma VI – Coach.Antung Henry S
Generasi Keempat dari Sultan Ratu Anom Wirakusuma II
(Trah Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan – Pengasingan Cianjur)
📞 0882-8927-9116