Raffii Ahmad Fanss

Raffii Ahmad Fanss Tidak Mengirim Pesan dan Transfer dalam bentuk apapun

Hidup bukan tentang seberapa cepat kita sampai, tapi bagaimana kita bertahan dan tetap baik di tengah kesulitan.————————...
11/07/2025

Hidup bukan tentang seberapa cepat kita sampai, tapi bagaimana kita bertahan dan tetap baik di tengah kesulitan.
————————
“Dibalik Kesabaran Ibu Warung: Kisah Kecil yang Mengajarkan Arti Tegar”
Di sebuah kampung kecil di pinggiran kota, ada seorang ibu paruh baya yang setiap pagi membuka warung kecil di depan rumahnya. Namanya Bu Siti. Warungnya sederhana: hanya ada rak kayu tua, etalase kaca berisi camilan, dan beberapa kursi plastik untuk pelanggan yang ingin ngopi pagi.
Bu Siti bukanlah sosok yang terkenal. Namun bagi warga sekitar, ia adalah lambang kesabaran. Setiap pagi, sejak pukul 5 subuh, ia sudah menyapu halaman, menyiapkan kopi, dan membuka warungnya dengan senyum, meski tubuhnya tak lagi muda.
Namun siapa sangka, di balik senyum hangat itu, Bu Siti menyimpan kisah hidup yang tak semua orang tahu.
Beberapa tahun lalu, suaminya meninggal dunia karena sakit. Ia harus menghidupi tiga anak sendirian, tanpa pekerjaan tetap, tanpa gelar tinggi, dan tanpa modal besar. Warung kecil itu satu-satunya sumber penghasilan. Kadang sepi pembeli, kadang dagangan basi. Tapi Bu Siti tidak pernah menyerah.
Pernah suatu hari, hujan deras membuat atap warung bocor. Dagangannya basah, kopi tumpah, dan pembeli tak ada. Anak bungsunya menangis karena lapar, dan dompetnya hanya berisi lima ribu rupiah. Tapi apa yang dilakukan Bu Siti?
Ia tetap menyeduh kopi untuk pelanggan pertama yang datang, walau harus pakai air hujan yang ditadah bersih. Ia tetap tersenyum sambil berkata,
"Rezeki itu bukan soal jumlah, tapi tentang keyakinan bahwa Tuhan tak pernah tidur."
Kata-kata itu terdengar sederhana. Tapi bagi mereka yang hidup dalam tekanan, itu adalah kalimat yang menguatkan.
Lambat laun, warung Bu Siti mulai dikenal. Bukan karena makanan mahal, tapi karena keramahan dan ketulusannya. Mahasiswa yang kos di sekitar situ sering mampir, bukan hanya untuk beli gorengan, tapi untuk ngobrol. Banyak yang bilang, "Ngopi di warung Bu Siti tuh rasanya kayak pulang."
Salah satu mahasiswa bahkan membuat konten TikTok tentang warung itu. Tak disangka, videonya viral. Warga mulai berdatangan, sekadar beli kopi dan ingin bertemu Bu Siti. Tapi Bu Siti tetap sama, sederhana, sabar, dan rendah hati.
Dari warung kecil itu, Bu Siti bisa menyekolahkan anak-anaknya. Dua di antaranya kini sudah bekerja. Anak bungsunya yang dulu menangis karena lapar, kini membantu mengelola warung yang kini lebih modern, tapi tetap menjaga nilai-nilai ibunya: tulus, sabar, dan jujur.
Pelajaran dari Kisah Bu Siti:
1. Kesabaran bukan kelemahan. Justru, ia adalah kekuatan terbesar yang bisa dimiliki seseorang.
2. Ketulusan dan konsistensi akan selalu menemukan jalannya sendiri.
3. Orang sederhana bisa memberi pengaruh luar biasa.
4. Hidup bukan tentang seberapa cepat kita sampai, tapi bagaimana kita bertahan dan tetap baik di tengah kesulitan.
5. Rezeki datang lewat cara yang tak selalu bisa kita duga, kadang lewat sabar, kadang lewat orang lain yang melihat perjuangan kita.
Untuk Kamu yang Sedang Berjuang
Mungkin kamu sedang lelah, merasa perjuanganmu belum terlihat hasilnya. Tapi percayalah, seperti Bu Siti, kamu sedang menanam. Dan semua yang ditanam dengan sabar dan ikhlas, tak akan pernah sia-sia.
"Kesabaran itu memang diuji, bukan dipuji. Tapi dari ujian itu, kita jadi tahu seberapa kuat kita sebenarnya."
Jadi jangan berhenti. Hari ini mungkin terasa berat, tapi besok bisa jadi hari penuh keajaiban.


YANG BELUM DAPAT ( KESEMPATAN ) MERAPAT !!!“Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yan...
11/07/2025

YANG BELUM DAPAT ( KESEMPATAN ) MERAPAT !!!
“Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yang telah menjadi sarang uangku selama ini.
Bangunan luas yang kubeli dari hasil menabung, penjaja barang dagangan selama bertahun-tahun, hingga merambati bisnis online tujuh tahun lalu itu, berdiri megah di depan kami berdua. Dijejeri oleh beberapa motor yang merupakan milik para pekerja. Serta satu unit mobil berjenis Range Rover yang bersembunyi di bagasi.
Khusus kendaraan besi yang besar itu, adalah milikku sendiri. Aku sengaja menyimpannya di gudang agar ibu mertua tidak tahu tentang hal ini. Bukannya bersikap pelit, tetapi satu unit mobil berjenis Jazz yang kubawa pulang, lebih sering dipakai ibu mertua dibandingkan olehku sendiri. Digunakannya untuk pamer kesana kemari, jika dirinya telah berhasil mencapai puncak kejayaan dalam hidupnya.
Tidak apa-apa jika aku dianggap pelit sekalipun. Nyatanya, selama dua tahun menikahi Bang Teguh, aku telah menggelontorkan uang dalam jumlah tidak sedikit semenjak mereka tahu aku adalah pebisnis online yang mahsyur.
Omset perbulan dari tiga toko e-commerce yang kumiliki mencapai satu milyar, dan bisa bertambah saat musim-musim tertentu. Namun semua hal ini tidak kudapatkan dengan satu jentikan jari. Melainkan hasil dari memerah keringat hingga sedikit terlambat menikah.
Aku hanyalah gadis desa, tamatan SMP yang saat itu tidak mampu melanjutkan sekolah karena terkendala biaya. Jangankan sekolah, membeli baju, sepatu atau buku, bisa makan setiap hari saja sudah syukur rasanya.
Dilahirkan sebagai anak pertama dengan delapan bersaudara yang dempet-dempet jarak kelahirannya, membuatku terpaksa mundur banyak. Membiarkan cita-citaku sebagai seorang guru terbang bersama angin di musim panas. Tersapu badai di musim hujan.
Perih, sakit semua bercampur aduk saat kulihat teman-teman seumuranku berangkat sekolah bersama-sama dengan baju putih abu-abu yang megah. Mereka memakai sepatu hitam yang bagus, tas punggung yang juga keren. Sedangkan aku, duduk di pi


JUJUR 💯Semoga beruntung 🤍 “Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yang telah menjadi s...
10/07/2025

JUJUR 💯
Semoga beruntung 🤍
“Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yang telah menjadi sarang uangku selama ini.
Bangunan luas yang kubeli dari hasil menabung, penjaja barang dagangan selama bertahun-tahun, hingga merambati bisnis online tujuh tahun lalu itu, berdiri megah di depan kami berdua. Dijejeri oleh beberapa motor yang merupakan milik para pekerja. Serta satu unit mobil berjenis Range Rover yang bersembunyi di bagasi.
Khusus kendaraan besi yang besar itu, adalah milikku sendiri. Aku sengaja menyimpannya di gudang agar ibu mertua tidak tahu tentang hal ini. Bukannya bersikap pelit, tetapi satu unit mobil berjenis Jazz yang kubawa pulang, lebih sering dipakai ibu mertua dibandingkan olehku sendiri. Digunakannya untuk pamer kesana kemari, jika dirinya telah berhasil mencapai puncak kejayaan dalam hidupnya.
Tidak apa-apa jika aku dianggap pelit sekalipun. Nyatanya, selama dua tahun menikahi Bang Teguh, aku telah menggelontorkan uang dalam jumlah tidak sedikit semenjak mereka tahu aku adalah pebisnis online yang mahsyur.
Omset perbulan dari tiga toko e-commerce yang kumiliki mencapai satu milyar, dan bisa bertambah saat musim-musim tertentu. Namun semua hal ini tidak kudapatkan dengan satu jentikan jari. Melainkan hasil dari memerah keringat hingga sedikit terlambat menikah.
Aku hanyalah gadis desa, tamatan SMP yang saat itu tidak mampu melanjutkan sekolah karena terkendala biaya. Jangankan sekolah, membeli baju, sepatu atau buku, bisa makan setiap hari saja sudah syukur rasanya.
Dilahirkan sebagai anak pertama dengan delapan bersaudara yang dempet-dempet jarak kelahirannya, membuatku terpaksa mundur banyak. Membiarkan cita-citaku sebagai seorang guru terbang bersama angin di musim panas. Tersapu badai di musim hujan.
Perih, sakit semua bercampur aduk saat kulihat teman-teman seumuranku berangkat sekolah bersama-sama dengan baju putih abu-abu yang megah. Mereka memakai sepatu hitam yang bagus, tas punggung yang juga keren. Sedang berat

SEMOGA BERUNTUNG 🤲“Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yang telah menjadi sarang ua...
10/07/2025

SEMOGA BERUNTUNG 🤲
“Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yang telah menjadi sarang uangku selama ini.
Bangunan luas yang kubeli dari hasil menabung, penjaja barang dagangan selama bertahun-tahun, hingga merambati bisnis online tujuh tahun lalu itu, berdiri megah di depan kami berdua. Dijejeri oleh beberapa motor yang merupakan milik para pekerja. Serta satu unit mobil berjenis Range Rover yang bersembunyi di bagasi.
Khusus kendaraan besi yang besar itu, adalah milikku sendiri. Aku sengaja menyimpannya di gudang agar ibu mertua tidak tahu tentang hal ini. Bukannya bersikap pelit, tetapi satu unit mobil berjenis Jazz yang kubawa pulang, lebih sering dipakai ibu mertua dibandingkan olehku sendiri. Digunakannya untuk pamer kesana kemari, jika dirinya telah berhasil mencapai puncak kejayaan dalam hidupnya.

Yudi adalah seorang pemuda sederhana yang tinggal di pinggiran kota. Setiap pagi, ia bangun pukul lima, membantu ibunya ...
10/07/2025

Yudi adalah seorang pemuda sederhana yang tinggal di pinggiran kota. Setiap pagi, ia bangun pukul lima, membantu ibunya berjualan sayur di pasar, lalu lanjut bekerja sebagai kurir motor. Hidupnya biasa saja, penuh perjuangan, tapi ia selalu tersenyum.
Suatu hari Senin, yang dia pikir akan berjalan seperti biasa, berubah total Saat sedang mengantarkan paket ke daerah perumahan elit, Yudi melihat sebuah dompet tergeletak di pinggir jalan. Ia berhenti, mengambil dompet itu, dan melihat isinya. Uang tunai sepuluh juta rupiah, kartu identitas, dan beberapa kartu ATM.
Wah... duitnya banyak banget…” gumamnya.
Tapi Yudi bukan tipe pencuri. Ia buru-buru melihat alamat di KTP dan langsung memutuskan untuk mengembalikannya.
Sesampainya di rumah pemilik dompet, seorang pria paruh baya keluar. Pria itu terlihat panik dan terkejut saat Yudi menyerahkan dompetnya.
Kamu nemu ini di jalan?” tanya pria itu.
Iya, Pak. Saya cuma ingin balikin. Takut Bapak butuh.”
Ternyata pria itu adalah seorang pengusaha sukses bernama Pak Bram. Ia sangat terkesan dengan kejujuran Yudi. Tanpa pikir panjang, ia mengeluarkan selembar cek.
Ini untukmu, sebagai tanda terima kasih. Lima puluh juta rupiah.”
Yudi melongo. “Pak... saya nggak bisa terima sebanyak itu...”
Kalau kamu jujur di saat godaan sebesar ini datang, kamu pantas mendapat lebih,” kata Pak Bram sambil tersenyum.
Tapi cerita belum selesai.
Beberapa hari kemudian, Yudi mendapat telepon dari Pak Bram. Ternyata dia butuh kurir kepercayaannya untuk bisnis ekspedisi yang baru ia bangun.
Kalau kamu mau, saya mau kamu jadi kepala operasional. Saya butuh orang jujur kayak kamu.”
Dalam waktu sebulan, hidup Yudi berubah total. Ia bukan cuma punya tabungan puluhan juta, tapi juga pekerjaan tetap dengan gaji besar, dan bahkan diberi motor baru.
Saat duduk santai di warung kopi langganan, temannya bertanya, “Yud, kok bisa sih, tiba-tiba jadi orang sukses?”
Yudi hanya tersenyum. “Kadang, keajaiban datang dari keputusan sederhana... kayak memilih jujur waktu nemu dompet di pinggir jalan.”
Kalau kamu mau versi yang lebih lucu, fantasi, atau penuh aksi (misalnya Yudi dikejar-kejar preman karena uang misterius) aku juga bisa bantu!

Rejeki Mengalir Deras😇🤲🏻Sukses Tahun 2025🤲 berat Sejarah   🕋dimulai dengan penemuan dua prinsip penting: yang pertama ad...
10/07/2025

Rejeki Mengalir Deras😇🤲🏻
Sukses Tahun 2025🤲
berat
Sejarah 🕋
dimulai dengan penemuan dua prinsip penting: yang pertama adalah kamera obscura memproyeksikan gambar, yang kedua adalah penemuan bahwa beberapa zat terlihat berubah oleh paparan cahaya. Tidak ada artefak atau deskripsi yang menunjukkan upaya untuk menangkap gambar dengan bahan sensitif cahaya sebelum abad ke-18.
Pemandangan dari jendela di Le Gras 1926 atau 1827, diyakini sebagai foto kamera paling awal yang masih ada. [1] Penambahan reoriented asli (kiri) dan berwarna (kanan).
Sekitar 1717, Johann Henry Schulze menggunakan bubur sensitif cahaya untuk menangkap gambar huruf cut-out pada botol. Namun, ia tidak mengejar membuat hasil ini permanen. Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood membuat yang pertama didokumenkan secara andal, meskipun upaya gagal dalam menangkap gambar kamera dalam bentuk permanen. Eksperimennya memang menghasilkan fotogram terperinci, tetapi Wedgwood dan pasangannya Humphry Davy tidak menemukan cara untuk memperbaiki gambar-gambar ini.
Pada tahun 1826, Nicéphore Niépce pertama kali berhasil memperbaiki gambar yang ditangkap dengan kamera, tetapi setidaknya diperlukan pencahayaan di kamera selama delapan jam atau bahkan beberapa hari dan hasil paling awal sangat kasar. Rekan Niépce Louis Daguerre melanjutkan untuk mengembangkan proses daguerretipe, yang pertama diumumkan secara publik dan proses fotografi yang layak secara komersial. daguerretipe hanya membutuhkan beberapa menit pencahayaan di kamera, dan menghasilkan hasil yang jelas dan terperinci. Pada tanggal 2 Agustus 1839 Daguerre mendemonstrasikan rincian proses ke Kamar Teman di Paris. Pada tanggal 19 Agustus rincian teknis dipublikasikan dalam pertemuan Akademi Ilmu Pengetahuan dan Akademi Seni Rupa di Istana Lembaga. (Untuk memberikan hak penemuan kepada publik, Daguerre dan Niépce diberikan anuitas yang murah hati seumur hidup. ) [3][4 [5] Ketika proses daguerretipe berbasis logam ditunjukkan secara resmi kepada publik, pendekatan pesaing caltipe negatif berbasis kertas dan proce cetak garam




YANG BELUM DAPAT MERAPAT !!!“Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yang telah menjadi...
10/07/2025

YANG BELUM DAPAT MERAPAT !!!
“Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yang telah menjadi sarang uangku selama ini.
Bangunan luas yang kubeli dari hasil menabung, penjaja barang dagangan selama bertahun-tahun, hingga merambati bisnis online tujuh tahun lalu itu, berdiri megah di depan kami berdua. Dijejeri oleh beberapa motor yang merupakan milik para pekerja. Serta satu unit mobil berjenis Range Rover yang bersembunyi di bagasi.
Khusus kendaraan besi yang besar itu, adalah milikku sendiri. Aku sengaja menyimpannya di gudang agar ibu mertua tidak tahu tentang hal ini. Bukannya bersikap pelit, tetapi satu unit mobil berjenis Jazz yang kubawa pulang, lebih sering dipakai ibu mertua dibandingkan olehku sendiri. Digunakannya untuk pamer kesana kemari, jika dirinya telah berhasil mencapai puncak kejayaan dalam hidupnya.
Tidak apa-apa jika aku dianggap pelit sekalipun. Nyatanya, selama dua tahun menikahi Bang Teguh, aku telah menggelontorkan uang dalam jumlah tidak sedikit semenjak mereka tahu aku adalah pebisnis online yang mahsyur.
Omset perbulan dari tiga toko e-commerce yang kumiliki mencapai satu milyar, dan bisa bertambah saat musim-musim tertentu. Namun semua hal ini tidak kudapatkan dengan satu jentikan jari. Melainkan hasil dari memerah keringat hingga sedikit terlambat menikah.
Aku hanyalah gadis desa, tamatan SMP yang saat itu tidak mampu melanjutkan sekolah karena terkendala biaya. Jangankan sekolah, membeli baju, sepatu atau buku, bisa makan setiap hari saja sudah syukur rasanya.
Dilahirkan sebagai anak pertama dengan delapan bersaudara yang dempet-dempet jarak kelahirannya, membuatku terpaksa mundur banyak. Membiarkan cita-citaku sebagai seorang guru terbang bersama angin di musim panas. Tersapu badai di musim hujan.
Perih, sakit semua bercampur aduk saat kulihat teman-teman seumuranku berangkat sekolah bersama-sama dengan baju putih abu-abu yang megah. Mereka memakai sepatu hitam yang bagus, tas punggung yang juga keren. Seda

TULIS WARNA KESUKAAN KALIAN ❤️
10/07/2025

TULIS WARNA KESUKAAN KALIAN ❤️

Kasih sayang membuat hal kecil terasa berarti.---🌱 Langkah Kecil, Impian BesarDi kaki gunung yang sejuk dan jauh dari ke...
10/07/2025

Kasih sayang membuat hal kecil terasa berarti.

---

🌱 Langkah Kecil, Impian Besar

Di kaki gunung yang sejuk dan jauh dari keramaian kota, terdapat sebuah desa kecil bernama Tirta Asri. Desa ini sederhana, jalanannya masih berbatu, sinyal internet hanya muncul bila cuaca sedang baik, dan kehidupan berjalan apa adanya. Namun dari desa kecil ini, sebuah kisah besar dimulai.

Adalah seorang anak bernama Raka, anak sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah petani sayur, dan ibunya membuat kue tradisional untuk dijual di pasar. Meski hidup sederhana, Raka punya sesuatu yang tak dimiliki banyak orang—semangat yang tak pernah padam untuk mengubah nasib.

Sejak kecil, Raka gemar membaca. Ia meminjam buku dari sekolah, dari perpustakaan kecil di balai desa, bahkan dari para guru yang melihat kegigihannya. Buku-buku itu membuka matanya: ia ingin menjadi seorang insinyur sipil, agar bisa membangun jembatan di desanya—jembatan yang bisa menghubungkan mereka ke dunia luar, ke akses pendidikan, ke rumah sakit, dan ke masa depan yang lebih baik.

"Aku ingin membangun jalan bukan hanya untuk desa ini, tapi untuk impian-impian yang selama ini terhalang oleh jarak dan jurang," tulis Raka dalam jurnal pribadinya.

💡 Mimpi itu tidak akan hidup jika tidak diperjuangkan

Namun, jalan menuju impian itu tidak mudah. Keluarganya kesulitan membayar uang sekolah. Tak jarang, Raka harus membantu ayahnya di ladang sebelum berangkat sekolah. Ia juga membantu ibunya membuat dan menjual kue sepulang sekolah. Tapi satu hal yang tak pernah ia tinggalkan adalah belajar.

Dengan gaji pas-pasan, ayahnya akhirnya membelikan sebuah ponsel bekas untuk Raka, agar ia bisa belajar dari internet. Raka pun mulai mengakses YouTube dan situs edukasi gratis. Ia menonton video tentang fisika, matematika, dan konstruksi jembatan.

Dari situlah Raka mulai aktif membagikan semangatnya di media sosial.

📲 Postingan sederhana yang menyentuh banyak hati

Di akun Instagram dan Facebook-nya, Raka membagikan foto dirinya sedang belajar dengan caption:

"Hari ini belajar tentang gaya gesek dan struktur jembatan. Mungkin sekarang aku hanya anak desa, tapi suatu hari nanti aku akan bangun jembatan untuk menghubungkan kami ke masa depan. "

Tak disangka, postingan itu viral. Banyak orang tersentuh dengan ketulusan dan semangatnya. Beberapa guru dari kota bahkan menghubungi dan menawarkan les gratis online. Seorang pengusaha sosial menawarkan beasiswa untuk Raka melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA dan bahkan hingga perguruan tinggi.

Raka tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia belajar lebih keras lagi. Ia tak hanya ingin sukses untuk dirinya sendiri, tapi untuk desanya—dan untuk banyak anak-anak lain yang bermimpi tapi tak tahu bagaimana memulainya.

🎓 Perjuangan yang berbuah hasil

Empat tahun kemudian, Raka lulus dari universitas negeri ternama dengan predikat cumlaude. Saat upacara wisuda, ia mengunggah foto bersama orang tuanya dengan caption:

"Dulu aku hanya anak desa yang belajar di bawah cahaya lampu minyak. Kini aku insinyur yang akan menerangi jalan masa depan. Terima kasih untuk semua yang percaya padaku. "

Setelah lulus, Raka kembali ke desanya. Ia menolak banyak tawaran kerja bergaji tinggi di kota. Baginya, kebahagiaan bukan soal gaji, tapi soal makna. Dengan bantuan pemerintah daerah dan dukungan donatur dari komunitas online, Raka merancang dan membangun jembatan pertama di desanya.

Kini, jembatan itu berdiri kokoh dan diberi nama "Jembatan Harapan". Bukan hanya sebagai akses transportasi, tapi simbol bahwa mimpi, sekecil apa pun, bisa menjadi kenyataan jika diperjuangkan.

💬 Pesan dari Raka:

“Kalau kamu merasa hidupmu penuh keterbatasan, ingat ini: keterbatasan bukanlah tembok, tapi tantangan untuk dilewati. Mulailah dengan apa yang kamu punya. Jangan tunggu sempurna. ”

Poin-Poin Inspiratif dari Cerita Ini:

✅ Konsistensi lebih penting dari bakat.
✅ Media sosial bisa jadi tempat menyebar semangat positif.
✅ Setiap mimpi layak diperjuangkan.
✅ Kesuksesan sejati adalah yang membawa manfaat bagi orang lain.



YANG BELUM KEBAGIAN MERAPAT !!!“Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yang telah menj...
10/07/2025

YANG BELUM KEBAGIAN MERAPAT !!!
“Jadi ini gudangnya, Mbak Gini?” Nita menatap takjub bangunan tiga lantai yang telah menjadi sarang uangku selama ini.
Bangunan luas yang kubeli dari hasil menabung, penjaja barang dagangan selama bertahun-tahun, hingga merambati bisnis online tujuh tahun lalu itu, berdiri megah di depan kami berdua. Dijejeri oleh beberapa motor yang merupakan milik para pekerja. Serta satu unit mobil berjenis Range Rover yang bersembunyi di bagasi.
Khusus kendaraan besi yang besar itu, adalah milikku sendiri. Aku sengaja menyimpannya di gudang agar ibu mertua tidak tahu tentang hal ini. Bukannya bersikap pelit, tetapi satu unit mobil berjenis Jazz yang kubawa pulang, lebih sering dipakai ibu mertua dibandingkan olehku sendiri. Digunakannya untuk pamer kesana kemari, jika dirinya telah berhasil mencapai puncak kejayaan dalam hidupnya.
Tidak apa-apa jika aku dianggap pelit sekalipun. Nyatanya, selama dua tahun menikahi Bang Teguh, aku telah menggelontorkan uang dalam jumlah tidak sedikit semenjak mereka tahu aku adalah pebisnis online yang mahsyur.
Omset perbulan dari tiga toko e-commerce yang kumiliki mencapai satu milyar, dan bisa bertambah saat musim-musim tertentu. Namun semua hal ini tidak kudapatkan dengan satu jentikan jari. Melainkan hasil dari memerah keringat hingga sedikit terlambat menikah.
Aku hanyalah gadis desa, tamatan SMP yang saat itu tidak mampu melanjutkan sekolah karena terkendala biaya. Jangankan sekolah, membeli baju, sepatu atau buku, bisa makan setiap hari saja sudah syukur rasanya.
Dilahirkan sebagai anak pertama dengan delapan bersaudara yang dempet-dempet jarak kelahirannya, membuatku terpaksa mundur banyak. Membiarkan cita-citaku sebagai seorang guru terbang bersama angin di musim panas. Tersapu badai di musim hujan.
Perih, sakit semua bercampur aduk saat kulihat teman-teman seumuranku berangkat sekolah bersama-sama dengan baju putih abu-abu yang megah. Mereka memakai sepatu hitam yang bagus, tas punggung yang juga keren. Sedangkan aku, duduk di pi


Bismillah Hutang lunas 2025🤲🥰🥰Sejarah    .dimulai dengan penemuan dua prinsip penting: yang pertama adalah kamera obscur...
10/07/2025

Bismillah Hutang lunas 2025🤲🥰🥰
Sejarah .
dimulai dengan penemuan dua prinsip penting: yang pertama adalah kamera obscura memproyeksikan gambar, yang kedua adalah penemuan bahwa beberapa zat terlihat berubah oleh paparan cahaya. Tidak ada artefak atau deskripsi yang menunjukkan upaya untuk menangkap gambar dengan bahan sensitif cahaya sebelum abad ke-18.
Pemandangan dari jendela di Le Gras 1926 atau 1827, diyakini sebagai foto kamera paling awal yang masih ada. [1] Penambahan reoriented asli (kiri) dan berwarna (kanan).
Sekitar 1717, Johann Henry Schulze menggunakan bubur sensitif cahaya untuk menangkap gambar huruf cut-out pada botol. Namun, ia tidak mengejar membuat hasil ini permanen. Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood membuat yang pertama didokumenkan secara andal, meskipun upaya gagal dalam menangkap gambar kamera dalam bentuk permanen. Eksperimennya memang menghasilkan fotogram terperinci, tetapi Wedgwood dan pasangannya Humphry Davy tidak menemukan cara untuk memperbaiki gambar-gambar ini.
Pada tahun 1826, Nicéphore Niépce pertama kali berhasil memperbaiki gambar yang ditangkap dengan kamera, tetapi setidaknya diperlukan pencahayaan di kamera selama delapan jam atau bahkan beberapa hari dan hasil paling awal sangat kasar. Rekan Niépce Louis Daguerre melanjutkan untuk mengembangkan proses daguerretipe, yang pertama diumumkan secara publik dan proses fotografi yang layak secara komersial. daguerretipe hanya membutuhkan beberapa menit pencahayaan di kamera, dan menghasilkan hasil yang jelas dan terperinci.
Pada tanggal 2 Agustus 1839 Daguerre mendemonstrasikan rincian proses ke Kamar Teman di Paris. Pada tanggal 19 Agustus rincian teknis dipublikasikan dalam pertemuan Akademi Ilmu Pengetahuan dan Akademi Seni Rupa di Istana Lembaga. (Untuk memberikan hak penemuan kepada publik, Daguerre dan Niépce diberikan anuitas yang murah hati seumur hidup. ) [3][4 [5] Ketika proses daguerretipe berbasis logam ditunjukkan secara resmi kepada publik,

Address

Jakarta

Telephone

+628582777432

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Raffii Ahmad Fanss posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Raffii Ahmad Fanss:

Share