09/09/2025
Di sebuah negeri jauh bernama Mauritania, ada mitos kecantikan yang bikin dunia geleng-geleng kepala. Kalau di banyak negara orang berlomba-lomba kurus biar kayak model catwalk, di Mauritania justru kebalikannya — semakin gendut seorang perempuan, semakin dianggap cantik, memesona, bahkan bikin jantung para lelaki copot-copot!
Bayangkan… seorang gadis muda dianggap “kurang laku” kalau tubuhnya masih ramping kayak ranting pohon. Di sana, perut buncit bak bulan purnama, lengan bergelombang bak ombak Samudera Atlantik, dan p**i tembam bak bakpao isi kacang adalah simbol kemewahan, kecantikan, dan status sosial yang bikin semua orang iri.
Orang tua sampai rela menyekolahkan anak perempuannya di “sekolah khusus makan” alias leblouh, di mana muridnya harus makan susu unta berember-ember, couscous bergunung-gunung, sampai tubuh mereka mekar bagai balon pesta. Kalau muntah? Jangan khawatir—langsung disuapi lagi. Pokoknya makin montok, makin cetar membahana!
Dan ketika gadis gendut Mauritania melenggang di pasar, semua mata langsung tertuju padanya. Langkahnya bergemuruh seperti genderang perang, senyumnya bikin orang lupa utang, dan para lelaki berbisik:
“Astaga… itu dia Dewi Montok Mauritania…”
Para pria di negara ini sangat memuliakan perempuan yang memiliki tubuh gemuk. Hal itu mengacu oleh pepatah yang tertanam di negara tersebut yang menyebut, ''Kemuliaan seorang laki-laki diukur oleh kegemukan wanita,''.
Berbeda di negara lain yang mengagungkan wanita bertubuh kurus, wanita yang memiliki bobot besar di negara ini dianggap indah. Tradisi ini disebut dengan nama Leblouh atau penggemukkan secara paksa. Mereka akan dipaksa makan dan menggemukkan badan demi kecantikan.
Ya, menurut penduduk Mauritania, wanita bertubuh gemuk akan lebih enak dipandang, cantik, kaya, dan mudah diterima secara sosial. Berbeda dengan wanita bertubuh ramping yang dianggap lebih rendah dan membawa malu pada keluarga mereka.
berat