24/03/2025
Kisah Hikmah
Nabi Isa dan Tiga Potong Roti
Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm berjalan bersama dengan seseorang, mereka berbekal tiga potong roti.
Ketika sampai di pinggiran sungai, Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm dan orang tersebut duduk-duduk dan istirahat sejenak kemudian mengisi perut masing-masing dengan sepotong roti. Sehingga roti yang tersisa hanya sepotong saja untuk bekal makan di kemudian waktu.
Lalu, Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm turun ke sungai untuk sedikit minum dan setelah menghilangkan dahaga, Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm kembali menemui temannya untuk mengajaknya melanjutkan perjalanan. Akan tetapi ada hal yang aneh, sepotong roti yang tersisa sudah tiada. Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm pun akhirnya bertanya kepada temannya tersebut;
"Wahai temanku, apakah kamu tahu dimana roti yang tinggal sepotong itu? Roti tersebut adalah bekal untuk kita makan nanti di perjalanan!", kata Nabi Isa Alaihissalaam.
"Saya tidak melihatnya", Jawab sang teman tersebut.
"Baiklah, tidak jadi masalah buat kita. Ayo kita melanjutkan perjalanan." Ajak Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm.
Kemudian di tengah perjalanan Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm dan temannya melihat seekor rusa. Akhirnya diputuskan untuk menangkap rusa tersebut untuk dimakan bersama. Rusa pun tertangkap, kemudian disembelih Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm, lalu dipanggang dan dimakan bersama. Setelah dirasa cukup mengisi perut, Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm berdo'a kepada Allâh Ta'âlâ;
"Dengan kuasa dan atas izin Mu ya Allâh, maka hidupkan dan bangunkanlah rusa ini".
Dengan tulang dan sedikit sisa daging yang ada di badan rusa itu, ia hidup dan bangun kembali. Dan kemudian rusa tersebut ditanya oleh Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm.
"Demi Dzat yang menghidupkan rusa tersebut, wahai temanku, siapakah orang yang mengambil sepotong roti tersebut?", tanya Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm.
"Saya tidak tahu." jawab teman tersebut.
Kemudian Nabi 'Ăsâ pun tidak mempermasalahkan hal ini, walaupun temannya tidak mau mengakui perbuatannya. Kemudian Nabi Isa dan temannya melanjutkan perjalanan, hingga sampailah Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm dan temannya di gurun pasir.
Kemudian, Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm mengambil segenggam pasir dan berdoa kepada Allâh agar pasir yang digenggam tersebut berubah menjadi butiran emas, dan terkabullah do'a Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm, sehingga pasir tersebut berubah menjadi emas, dan akhirnya dibagilah emas tersebut menjadi tiga bagian.
"Ini emas bagian untuk diri saya, satu bagian butiran emas ini untuk dirimu dan yang satu bagian emas terakhir ini untuk yang mencuri roti kita." Kata Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm.
"Wahai Nabiyyullâh 'Ăsâ.... jika demikian pembagiannya, saya-lah yang mencuri dan memakan roti sisa itu. jadi bagian emas ini juga milikku, bukankah begitu wahai Nabi 'Ăsâ?" jawab temannya.
Mendengar pernyataan temannya tadi, 'Ăsâ 'Alaihissalâm tersenyum dan kemudian menjawabnya:
"Baiklah kawanku, jika kamu mau, silahkan ambil semua emas ini. bawa semua butiran emas ini, dan juga bawa bagianku juga, saya rela dan silakan pergi dari sini. biarlah saya melanjutkan perjalanan sendiri." jawab Nabi 'Ăsâ.
Saking senangnya, temannya tadi meraup semua butiran emas tersebut dan pergi berlari tertawa kesenangan. Kemudian di tengah perjalanan, ia bertemu dengan dua penjahat perampok yang melihat emas ditangannya. Dua perampok tersebut mengancam untuk membunuhnya jika ia tidak menyerahkan emas tersebut.
Rundingan berjalan rumit, dan akhirnya terjadilah negosiasi dan kesepakatan dengan para perampok tersebut, yaitu bahwa emas tersebut dibagi tiga. Kemudian mereka merasakan kelaparan sehingga satu dari perampok tersebut mencari makanan di kampung. Lalu muncullah niat jahat si perampok, sehigga makanan yang didapat ini pun diberi racun mematikan agar kedua orang tersebut mati keracunan. Sehingga segenggam butiran emas tersebut menjadi miliknya saja.
Kemudian kembalilah si pencari makanan, namun malang, si pencari makanan dibunuh oleh dua orang tadi yang sudah menunggunya dan sepakat untuk membunuhnya agar emas terbagi menjadi dua bagian saja. ia pun terbunuh dan tewas di tempat.
Kemudian dua orang pembunuh kawannya pun sudah sangat lapar, sehingga makanan yang dibawa temannya dimakan berdua. Maka tewaslah dua orang tersebut karena racun yang sudah dicampurkan dengan makanan itu.
Beberapa waktu kemudian, 'Ăsâ 'Alaihissalâm beserta para hawariyyĂŽn (orang yang masuk Islam yang merupakan para pengikut Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm) melewati jasadmereka bertiga.
"Inilah dunia, ia akan mencelakakan orang yang tamak. Dan dunia ini pasti musnah!" tutur Nabi 'Ăsâ 'Alaihissalâm kepada para HawariyyĂŽn.
Semoga bermanfaat.