30/09/2025
Mengapa kalimat BISSMILLAHI tidak BISSMILLAHU padahal sama sama penyebutan nama ALLOH., ada rahasia apa dibalik BISSMILLAH..itu ?
Mari kita urai dari sudut syariat Nahu Shorof atau Simbolik HARAKAT dan Tanjauan Ilmu hakekat.
🌠 Dari sudut Syariat Nahu Shorof
Kalimat بِسْمِ اللهِ (Bismillāhi) terdiri dari:
بِ
(bi) → huruf jar (bermakna "dengan, demi, atas nama").
اسْمِ
(ismi) → isim majrūr (karena dimasuki huruf jar, akhirnya berharakat kasrah).
اللَّهِ
(Allāhi) → mudhāf ilaih, ikut majrūr sehingga berharakat kasrah juga.
Maka bentuk yang benar adalah Allāhi bukan Allāhu, karena huruf jar bi menuntut kemajruran.
➡ Jadi secara nahwu-shorof, kalau berbunyi Bismillāhu (marfū‘), itu salah kaidah, karena mengabaikan pengaruh huruf jar bi.
🌠 Dari sudut Tinjauan Hakikat
Dalam tasawuf, setiap harakat dan posisi kata mengandung rahasia:
Kasrah (i) → melambangkan tawāḍu‘ dan kehambaan, “merendah” di hadapan Allah.
Karena itu, lafadz Allāhi di sini menunjukkan bahwa manusia masuk ke hadirat Allah dengan kerendahan hati, bukan dengan keakuan, karena Allohah yg telah bertaji pada diri manusia dengan kuasanya
Kalau berbunyi Allāhu (marfū‘) → itu melambangkan sifat “yang tinggi, yang berdiri sendiri”. Dalam konteks basmalah, manusia tidak sedang menegakkan diri Allah, sebab Allah sudah Maha Tinggi tanpa perlu ditegakkan. Yang dilakukan hamba adalah menyandarkan diri dan amalnya pada Nama Allah dengan penuh kerendahan.
Rahasia hakikatnya:
Huruf bi = perantaraan (wasilah). Amal apapun tak berdiri sendiri, selalu butuh izin dan kekuatan dari Allah.
Ism = penyingkap hakikat, pintu masuk menuju Dzat.
Allah = asma jami‘ (nama yang mencakup seluruh sifat-Nya).
Harakat kasrah pada Allāhi = jalan masuknya rahmat dan pertolongan Allah ke dalam hati hamba yang tunduk.
🌌 Peta Simbolik Harakat
➡️ Fathah (ــَ / a) → Membuka – Meluas ke Depan
Bahasa: mulut terbuka, suara melebar ke depan.
Makna hakikat: awal penciptaan, pancaran cahaya dari Allah, kun fayakūn.
Simbol: futūḥ (pembukaan), keluarnya perintah, ruh diturunkan ke alam.
➡️. Kasrah (ــِ / i) → Turun – Lembut – Menyebar
Bahasa: lidah turun, suara meluncur lembut.
Makna hakikat: rahmat Allah turun ke bumi, ilmu dan kasih sayang menyebar.
Simbol: tanazzul (turunnya rahmat), keberkahan yang mengalir ke hamba.
➡️. Ḍhammah (ــُ / u) → Naik – Terhimpun – Berkumpul
Bahasa: bibir membulat, suara tertarik dan terhimpun ke atas.
Makna hakikat: ruh kembali dikumpulkan menuju asal, semua kesadaran naik ke Allah.
Simbol: jam‘iyyah (penghimpunan), kembalinya ruh pada Sang Maha Tinggi.
🔄 Siklus Ruhani
Fathah (turun awal – pancaran) → Ruh ditiupkan dari Allah.
Kasrah (turun lembut – rahmat menyebar) → Hamba menerima limpahan kasih sayang dan ilmu.
Ḍhammah (naik – terhimpun) → Ruh kembali ke Allah, semua melebur dalam keesaan.
Dalam Pandangan Spiritual ilmiah Dzikir Nafas bahwa, setiap harakat pada kalimat Alloh bukan hanya bunyi, tapi bahasa semesta yang menggambarkan perjalanan:
Dari Allah (fathah) → bersama Allah (kasrah) → kembali ke Allah (ḍammah).