Revolusi Jiwa

Revolusi Jiwa DN-Revolusi Jiwa Sebuah Kajian dan Praktik Tarekatullah Tassauf dan Spiritual Ilmiah dan Amaliah Menuju Kesadaran ILAHI. Admin WA di cerita unggulan dibawah 👇

🌌 Dzikir Nafas – Latihlah Dirimu Tanpa Bobot. ( Kajian Spiritual ilmiah dzikir nafas)Belajarlah menjadi penyaksi diri ja...
30/09/2025

🌌 Dzikir Nafas – Latihlah Dirimu Tanpa Bobot. ( Kajian Spiritual ilmiah dzikir nafas)

Belajarlah menjadi penyaksi diri jasmani.
Saat santai atau menjelang tidur, rasakan tubuhmu tanpa beban, ringan, tidak berbobot.

Sadari… beban itu milik tubuh, milik materi.
Sedangkan dirimu bukan materi.
Dirimu adalah kesadaran cahaya Ilahi ✨
Dengan latihan ini , engkau akan bisa mengendalikan pikiranmu dan tindakanmu atau syetan yg ada dalam pikiran.

💨 Dzikir Nafas → DN-Ruh→ Penyaksi → Fana → Cahaya.

Tehnik ini hanya mudah dilakukan setelah selesai dalam Program DN. Kalau belum yah susah juga



Mengapa kalimat BISSMILLAHI tidak BISSMILLAHU padahal sama sama penyebutan nama ALLOH., ada rahasia apa dibalik BISSMILL...
30/09/2025

Mengapa kalimat BISSMILLAHI tidak BISSMILLAHU padahal sama sama penyebutan nama ALLOH., ada rahasia apa dibalik BISSMILLAH..itu ?

Mari kita urai dari sudut syariat Nahu Shorof atau Simbolik HARAKAT dan Tanjauan Ilmu hakekat.

🌠 Dari sudut Syariat Nahu Shorof

Kalimat بِسْمِ اللهِ (Bismillāhi) terdiri dari:
بِ
(bi) → huruf jar (bermakna "dengan, demi, atas nama").
اسْمِ
(ismi) → isim majrūr (karena dimasuki huruf jar, akhirnya berharakat kasrah).
اللَّهِ
(Allāhi) → mudhāf ilaih, ikut majrūr sehingga berharakat kasrah juga.
Maka bentuk yang benar adalah Allāhi bukan Allāhu, karena huruf jar bi menuntut kemajruran.

➡ Jadi secara nahwu-shorof, kalau berbunyi Bismillāhu (marfū‘), itu salah kaidah, karena mengabaikan pengaruh huruf jar bi.

🌠 Dari sudut Tinjauan Hakikat

Dalam tasawuf, setiap harakat dan posisi kata mengandung rahasia:

Kasrah (i) → melambangkan tawāḍu‘ dan kehambaan, “merendah” di hadapan Allah.
Karena itu, lafadz Allāhi di sini menunjukkan bahwa manusia masuk ke hadirat Allah dengan kerendahan hati, bukan dengan keakuan, karena Allohah yg telah bertaji pada diri manusia dengan kuasanya

Kalau berbunyi Allāhu (marfū‘) → itu melambangkan sifat “yang tinggi, yang berdiri sendiri”. Dalam konteks basmalah, manusia tidak sedang menegakkan diri Allah, sebab Allah sudah Maha Tinggi tanpa perlu ditegakkan. Yang dilakukan hamba adalah menyandarkan diri dan amalnya pada Nama Allah dengan penuh kerendahan.

Rahasia hakikatnya:

Huruf bi = perantaraan (wasilah). Amal apapun tak berdiri sendiri, selalu butuh izin dan kekuatan dari Allah.

Ism = penyingkap hakikat, pintu masuk menuju Dzat.

Allah = asma jami‘ (nama yang mencakup seluruh sifat-Nya).

Harakat kasrah pada Allāhi = jalan masuknya rahmat dan pertolongan Allah ke dalam hati hamba yang tunduk.

🌌 Peta Simbolik Harakat

➡️ Fathah (ــَ / a) → Membuka – Meluas ke Depan

Bahasa: mulut terbuka, suara melebar ke depan.

Makna hakikat: awal penciptaan, pancaran cahaya dari Allah, kun fayakūn.

Simbol: futūḥ (pembukaan), keluarnya perintah, ruh diturunkan ke alam.

➡️. Kasrah (ــِ / i) → Turun – Lembut – Menyebar

Bahasa: lidah turun, suara meluncur lembut.

Makna hakikat: rahmat Allah turun ke bumi, ilmu dan kasih sayang menyebar.

Simbol: tanazzul (turunnya rahmat), keberkahan yang mengalir ke hamba.

➡️. Ḍhammah (ــُ / u) → Naik – Terhimpun – Berkumpul

Bahasa: bibir membulat, suara tertarik dan terhimpun ke atas.

Makna hakikat: ruh kembali dikumpulkan menuju asal, semua kesadaran naik ke Allah.

Simbol: jam‘iyyah (penghimpunan), kembalinya ruh pada Sang Maha Tinggi.

🔄 Siklus Ruhani

Fathah (turun awal – pancaran) → Ruh ditiupkan dari Allah.

Kasrah (turun lembut – rahmat menyebar) → Hamba menerima limpahan kasih sayang dan ilmu.

Ḍhammah (naik – terhimpun) → Ruh kembali ke Allah, semua melebur dalam keesaan.

Dalam Pandangan Spiritual ilmiah Dzikir Nafas bahwa, setiap harakat pada kalimat Alloh bukan hanya bunyi, tapi bahasa semesta yang menggambarkan perjalanan:
Dari Allah (fathah) → bersama Allah (kasrah) → kembali ke Allah (ḍammah).



30/09/2025

Kalau jalan hidupmu terasa sulit, coba ganti nama jalannya jadi : jalan hidupku slalu menyenangkan
😁😂😂

Bagaimana kita Memaknai Dzikir “dari Allah untuk Allah” dalam Makrifat Dan Perfektif Spiritual Ilmiah Dzikir Nafas.Orang...
30/09/2025

Bagaimana kita Memaknai Dzikir “dari Allah untuk Allah” dalam Makrifat Dan Perfektif Spiritual Ilmiah Dzikir Nafas.

Orang yang sudah makrifat menyadari bahwa segala sesuatu bukan berasal dari dirinya, melainkan dari Allah. Bahkan nafas, detak jantung, dan kesadaran itu sendiri adalah emanasi daya Ilahi.

“Dari Allah” → dzikir muncul bukan dari ego atau usaha pikiran, tetapi dari kesadaran bahwa sumber dzikir adalah Allah yang menggerakkan.

“Untuk Allah” → tujuan dzikir bukan lagi pahala, bukan mencari ketenangan pribadi, tetapi semata mengembalikan kesadaran kepada Allah, Sang Pemilik dzikir.

1. Perspektif Spiritual Dzikir Nafas

Dalam Dzikir Nafas, nafas disadari sebagai aliran energi kehidupan (ruh) yang berasal dari Allah. Saat menarik nafas → “minallah” (dari Allah), saat menghembuskan nafas → “ilallah” (kembali kepada Allah).

Inhale (tarik nafas): menyadari quwwah (daya hidup) masuk, itu bukan dari diri, tapi dari Allah.

Exhale (hembus nafas): menyerahkan kembali kepada Allah, seakan semua kembali p**ang.

Dengan pola ini, dzikir tidak lagi “aku yang berdzikir”, tetapi Allah yang mendzikirkan diriku dengan nafas yang Dia beri.

2. Perspektif Ilmiah Energi & Kesadaran

Jika kita bawa ke bahasa ilmiah:

Nafas = gelombang energi → oksigen dan prana/energi halus membawa daya kehidupan ke dalam tubuh. Tubuh biologis hanya perantara.

Kesadaran = medan kuantum → pikiran ego sering mengklaim “aku yang bernafas”, padahal secara ilmiah pernapasan berlangsung otomatis oleh sistem saraf otonom. Dalam makrifat, ini disadari sebagai bukti bahwa Allah yang mengatur.

Maka ketika dzikir nafas dilakukan dengan sadar, seseorang masuk dalam resonansi energi → ego mereda, kesadaran menyatu pada sumber energi kehidupan (Allah).

3. Inti Penjelasan

Orang makrifat berdzikir dari Allah untuk Allah berarti:

Nafas yang masuk → bukan milikku, tapi pemberian Allah.

Nafas yang keluar → aku kembalikan hanya kepada Allah.

Kesadaran yang hadir → bukan aku yang menciptakan, tapi Allah yang menghadirkan diriku dalam dzikir.

Dzikir nafas di level makrifat bukan sekadar mengingat dengan lidah, tapi mengalirnya kesadaran bersama nafas, menyadari bahwa Allah adalah Awal dan Akhir dalam setiap helaan.

Tapi jika seseorang sudah aktif Energi Ruhaninya ( Nur Muhammad) dalan dirinya, pastinya akan bisa menyadari ini secara otomatis.




berat

Khalwat (holwat) atau menyepi dalam latihan spiritual bukan hanya perkara teknis menyendiri, tetapi menyangkut kesiapan ...
29/09/2025

Khalwat (holwat) atau menyepi dalam latihan spiritual bukan hanya perkara teknis menyendiri, tetapi menyangkut kesiapan jiwa, mental, dan kebersihan batin.
Secara Umum kholwat khusus harus mendapat bimbingan guru yang paham, bisa menimbulkan dampak negatif, di antaranya:

1. Gangguan Psikis & Mental
➡️Orang yang belum siap jiwanya bisa dilanda kecemasan, ketakutan, bahkan halusinasi.
➡️Pikiran bisa dipenuhi bisikan ego atau bayangan yang dianggap wahyu, padahal hanya permainan nafsu atau syetan.

2. Kesombongan Spiritual (Ujub)
➡️Tanpa guru yang meluruskan, muncul rasa “saya sudah tinggi, saya sudah sampai” padahal baru awal perjalanan.
➡️Bisa terjebak dalam istidraj: diberi pengalaman batin, tapi justru menjauh dari Allah karena merasa diri istimewa.

3. Bahaya Fisik
➡️Khalwat kadang melibatkan kurang makan, kurang tidur, dan aktivitas yang terbatas. Tanpa ditempa dengan keyakinan yg kuat dan sudah aktifnya energi ruhani kadang mudah menyerah.

4. Ilusi Spiritual
➡️Banyak orang dalam khalwat tanpa bimbingan mengalami “penglihatan” atau “pancaran cahaya” lalu dikira tajalli, padahal bisa saja hanya reaksi psikis.
➡️Akhirnya tersesat, menganggap ilusi itu kebenaran mutlak.

5. Terbuka pada Gangguan Ghaib
➡️Khalwat yang tidak disertai doa perlindungan dan tata cara yang benar membuat seseorang rawan dimasuki energi negatif atau makhluk halus, apalagi jiwanya masih labil
➡️Bukannya makin dekat pada Allah, malah diperdaya oleh jin yang menampakkan diri sebagai cahaya atau sosok mulia, yg bisa saja memberikan kelebihan istrijad yg bertentangan syariat

6. Tersesat Jalan
➡️Inti khalwat adalah tafarrugh (pengosongan diri dari selain Allah). Tanpa guru, sulit membedakan mana bisikan nafsu, mana ilham Rabbani.
➡️Akibatnya, seseorang bisa menyimpang dari syariat dan mengaku sudah “sampai” padahal justru tersesat.

🔑 Kesimp**an:
Khalwat adalah jalan sunyi yang dalam, bukan sekadar duduk menyendiri. Ia butuh tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), muraqabah (kesadaran hati), dan tawadhu’. Bahkan kekuatan energi ilahiah yg sudah dibentuk dlm diri, Karena itu, bimbingan guru mursyid sangat penting agar perjalanan tidak salah arah.

Kalau spiritual tingkat tinggi Dzikir Nafas dikatakan sesat...Yah karena mereka belum paham saja, bahwa nafas sesungguhn...
29/09/2025

Kalau spiritual tingkat tinggi Dzikir Nafas dikatakan sesat...Yah karena mereka belum paham saja, bahwa nafas sesungguhnya adalah kendaraan ( Buroq) yang menghubungkan dengan seluruh dimensi kesadaran manusia, bahkan dengan Kesadaran Ilahi .
Abaikan saja orang orang idiot , mereka yg merasa tidak tersesat padahal dlm kesesatan yg akut 😁😂🤣



Memahami QS. Al-Hadid ayat 3 dari sudut spiritual ilmiah Dzikir Nafas Melalui Pendekatan praktik Dzikir Nafas menjadikan...
29/09/2025

Memahami QS. Al-Hadid ayat 3 dari sudut spiritual ilmiah Dzikir Nafas

Melalui Pendekatan praktik Dzikir Nafas menjadikan ayat ini bisa dialami langsung, bukan sekadar dipahami. Karena setiap tarikan dan hembusan nafas adalah pembuktian ilmiah-spiritual bahwa Allah adalah Awal, Akhir, Zhahir, dan Batin.

هُوَ ٱلۡأَوَّلُ وَٱلۡأٓخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلۡبَاطِنُۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

1. Allah sebagai Al-Awwal (Yang Awal)

Dalam Dzikir Nafas, setiap tarikan nafas adalah awal dari kehidupan detik ini. Nafas pertama bayi adalah tanda dimulainya kehidupan di dunia.

Secara ilmiah, awal berarti sumber energi pertama. Dalam fisika kuantum, semua materi bermula dari energi. Dalam spiritual, energi itu adalah Nafas Ruh Ilahi yang meniupkan kehidupan.

Maka, Allah sebagai Awal berarti setiap tarikan nafas kita hakikatnya berasal dari-Nya.

2. Allah sebagai Al-Akhir (Yang Akhir)

Ketika kita menghembuskan nafas, itu adalah akhir dari satu siklus hidup kecil.

Secara ilmiah, akhir adalah kembali ke titik asal energi. Dalam biologi, oksigen yang kita hembus membawa karbon dioksida, kembali ke siklus alam.

Dalam spiritual, setiap hembusan nafas adalah penyerahan kembali kepada Allah. Maka Allah adalah tujuan akhir dari setiap denyut kehidupan.

3. Allah sebagai Az-Zhahir (Yang Nyata/Terlihat)

Dalam Dzikir Nafas, kita bisa menyadari bahwa Allah nyata dalam tanda-tanda fisik: nafas, detak jantung, getaran tubuh, cahaya matahari, hukum-hukum alam.

Secara ilmiah, ini disebut manifestasi energi dalam bentuk materi.

Nafas yang kita hirup adalah bukti nyata keberadaan Allah yang menghidupkan.

4. Allah sebagai Al-Batin (Yang Tersembunyi)

Di balik nafas yang tampak, ada energi tak terlihat: ruh, kesadaran, gelombang energi halus.

Sains menyebutnya subatomic field atau gelombang kuantum yang tak kasat mata.

Dalam Dzikir Nafas, saat kita menyelami kesadaran terdalam, kita merasakan Allah hadir dalam keheningan batin, lebih dekat dari urat leher.

5. Kesimp**an Spiritual-Ilmiah

Ayat ini bukan hanya deskripsi teologis, tapi juga peta kesadaran:

Awal = Nafas masuk → asal kehidupan

Akhir = Nafas keluar → kembali kepada-Nya

Zhahir = Alam nyata, tubuh, oksigen, detak jantung

Batin = Kesadaran, ruh, energi tak kasat mata



Nafas Yang Sudah Sadar Alloh, Terhubung Dengan Seluruh Dimensi Kesadaran Dirimu, Maka Kelola Nafas mu Dengan Baik.Pikira...
29/09/2025

Nafas Yang Sudah Sadar Alloh, Terhubung Dengan Seluruh Dimensi Kesadaran Dirimu, Maka Kelola Nafas mu Dengan Baik.

Pikiran bawah sadar hanya mengenal dirimu dan tidak mengenal siapa pun selain dirimu sendiri. !!!
Itulah sebabnya, ketika kita mengkritik dengan celaan pada orang lain atau mencari-cari kesalahan, sesungguhnya pikiran kita sedang berbicara tentang diri kita sendiri.

Dalam dzikir nafas, kita diajak untuk sadar bahwa setiap tarikan dan hembusan adalah cermin getaran hati juga tentang kesadaran dirimu saat itu. Kata-kata, pikiran, dan perasaan yang keluar dari diri kita sebenarnya sedang kembali menancap ke dalam diri. Apa yang kita ucapkan ke luar, sesungguhnya sedang membentuk pola energi di dalam batin.

Ini penting sekali untuk memahami ini, menjaga kesadaran. Jangan biarkan lisan dan hati kita menebar kritik berbau fitnah, tanpa dasar ilmu yg valid, celaan atau kemarahan yang melukai. Sebab semua itu akan kembali dan mengacaukan hidup kita sendiri.

Sebaliknya, ketika kita berdzikir dengan nafas, menyebut Nama-Nya dalam kesadaran, maka setiap tarikan nafas adalah doa, setiap hembusan adalah penyucian. Pikiran dan kata-kata kita menjadi benih cahaya, yang menanam harmoni dan ketenangan dalam jiwa.

Apa yang kita pikirkan dan ucapkan, itulah yang sedang mengukir diri kita. Maka berhati-hatilah, sebab nafasmu adalah doa yang hidup.

Ketika keyakinan dapat dibuktikan, maka ia layak disebut sebagai ilmu yang bersifat ilmiah.( Kajian spiritual ilmiah dzi...
28/09/2025

Ketika keyakinan dapat dibuktikan, maka ia layak disebut sebagai ilmu yang bersifat ilmiah.( Kajian spiritual ilmiah dzikir nafas)

Demikian p**a dalam tasawuf, ketika Allah berfirman bahwa Dia lebih dekat daripada urat leher manusia, maka pernyataan ini bukan sekadar doktrin dogmatis, melainkan bisa diuji dan dipahami dengan pendekatan ilmiah.

Dalam ranah keilmuan, sesuatu disebut ilmiah apabila ia memenuhi metodologi yang jelas, dapat diuji, diamalkan, dan menghasilkan bukti nyata. Begitu p**a pemahaman spiritual—ia bukan hanya keyakinan abstrak, tetapi bisa dijelaskan, diuji, dan dialami.

Sebagai contoh, Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah adalah Awal dan Akhir, Yang Zhahir dan Yang Batin (QS. Al-Hadid: 3). Pernyataan ini dapat dipahami bukan hanya secara teologis, tetapi juga bisa dianalisis dalam kerangka sains modern tentang dimensi ruang-waktu, energi, dan kesadaran.

Namun, jika kita ingin menjelaskan kebenaran ini secara ilmiah, kita juga harus siap menghadapi penolakan dengan argumen yang sama-sama rasional dan berbasis bukti. Sebab, perdebatan kosong tanpa dasar metodologi hanya akan melahirkan cerita-cerita imajiner yang jauh dari pencerahan hakiki.

Mari kita dukung Tassauf berbasis Kajian Spiritual

Info bisnis :Jika anda ingin bergabung dengan Komunitas bisnis Rokok Herbal LIONG KRETEK, modal minimum yang maksimumUnt...
28/09/2025

Info bisnis :
Jika anda ingin bergabung dengan Komunitas bisnis Rokok Herbal LIONG KRETEK, modal minimum yang maksimum
Untuk membangun jaringan silaturahmi Usaha, Silahkan gabung dengan Grup DN-BISNIS,
WA : 0881-0124-09102


berat

Pengertian Rabbithah( DN-Revolusi Jiwa )Secara bahasa, rabbithah (رابطة) berarti ikatan, hubungan, atau keterkaitan.Dala...
28/09/2025

Pengertian Rabbithah
( DN-Revolusi Jiwa )

Secara bahasa, rabbithah (رابطة) berarti ikatan, hubungan, atau keterkaitan.
Dalam dunia tasawuf, rabbithah adalah menghubungkan hati murid dengan gurunya sebagai wasilah (perantara) untuk mengingat Allah.

Rabbithah bukan tentang membayangkan wajah Guru saat dzikir tapi lebih kongkritnya , menjalankan semua amalan Talkin dzikir atau praktik Murokobah / MEDITASI yang telah diajarkan

Dan tentunya seorang murid harus menjaga adab baik perkataan dan prasangka hati yang baik pada gurunya, agar mendapatkan sambungan / getaran Ruhani dengan sang Guru terutama Dzikir Dzikir Khusus.

Penting Dicatat

Rabbithah bukan penyembahan guru.

Ia hanya wasilah, agar hati lebih mudah connect ke Allah.

Guru hanyalah “penerus cahaya”, tujuan akhir tetap Allah semata.

🕊️ Jadi singkatnya: Rabbithah adalah ikatan hati murid kepada guru untuk menghidupkan dzikir, agar qalbu terhubung lebih kuat kepada Allah.



🌀 Spiritual Ilmiah Dzikir Nafas: Konsep WAKTUWaktu bukanlah garis lurus yang memisahkan masa lalu, kini, dan masa depan....
28/09/2025

🌀 Spiritual Ilmiah Dzikir Nafas: Konsep WAKTU

Waktu bukanlah garis lurus yang memisahkan masa lalu, kini, dan masa depan.
Dalam kesadaran dzikir nafas, kita memahami bahwa:

✨ Saat ini mempengaruhi masa lalu, karena setiap pemahaman baru yang kita temukan sekarang, akan mengubah cara kita memaknai dan membaca peristiwa yang pernah terjadi.

✨ Masa lalu menentukan masa depan, sebab pengalaman dan jejak energi dari masa lalu menjadi fondasi pijakan arah yang akan kita tuju.

✨ Masa depan itu SAAT INI, tidak ada yang benar-benar jauh. Masa depan hanyalah potensi yang sudah ada dalam diri, menunggu diwujudkan lewat kesadaran kita di detik ini.

Maka, dzikir nafas membawa kita kembali ke pusat waktu: SAAT INI,
dimana semua dimensi — masa lalu, kini, dan masa depan — melebur dalam satu tarikan dan hembusan nafas bersama Allah.

Address

Jakarta

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Revolusi Jiwa posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share