10/10/2025
Nabi Syith AS adalah putra Nabi Adam AS yang lahir setelah terbunuhnya Habil. Namanya berarti “karunia” karena ia dihadiahkan Allah sebagai pengganti anak yang saleh. Dalam kitab-kitab tafsir dan sejarah Islam seperti karya Ibnu Katsir disebutkan bahwa Syith adalah penerus ajaran tauhid ayahandanya, dan Allah menurunkan kepadanya 50 lembar shuhuf (lembaran wahyu) sebagaimana disebut dalam hadis sahih riwayat Ibnu Hibban: “Telah diturunkan kepada Syith lima puluh shuhuf.” Walau Al-Qur’an tidak secara eksplisit menyebut nama Syith, para ulama sepakat bahwa beliau termasuk di antara nabi-nabi yang mendapat wahyu untuk membimbing keturunan Adam agar tidak menyimpang dari jalan Allah SWT.
Nabi Syith hidup dalam ketaatan dan kesalehan hingga akhir hayatnya. Menurut riwayat sebagian ulama, beliau wafat di usia 912 tahun dan dimakamkan di dekat bukit Qasyun di wilayah Damaskus, Suriah. Keteladanan Nabi Syith bagi umat Islam adalah menjaga kemurnian tauhid dan meneruskan ajaran kebaikan meski dunia penuh fitnah. Ia mengajarkan bahwa setiap generasi beriman memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga amanah wahyu dan menegakkan nilai-nilai keadilan, kejujuran, serta ibadah yang tulus kepada Allah SWT.
Follow Minute of TRUTH