25/06/2025
Wahai Para Istri, Pernahkah Kamu Menyelami Samudra Perjuangan Suamimu?
Di balik pintu rumah, di setiap langkah kaki yang menjauh saat pagi menjelang, pernahkah terbayang, wahai para istri, betapa berat badai yang mungkin menerpa suamimu di luar sana? Di setiap hembusan napas lelahnya, ada kisah yang tak terucap, pengorbanan yang tak terlihat.
Tahukah kau, wahai belahan jiwa...
Bahwa punggung kokoh itu mungkin sering dirajam cacian tajam dari atasan yang tak kenal ampun?
Bahwa telinga yang kau bisiki rindu itu, mungkin sering dicerca dan dihina oleh dunia yang kejam di luar sana?
Bahwa jantung yang berdetak di dadanya, mungkin baru saja berdebar kencang mempertaruhkan nyawa demi sebutir nasi untukmu dan buah hati tercinta?
Bahwa perut yang kau jamu dengan hidangan lezat, mungkin sering menahan perih lapar demi bisa pulang membawa selembar rupiah, agar senyum tak pernah pudar di wajahmu?
Sebelum Badai Amarah Menerjang
Sebelum bibirmu melengkung cemberut, sebelum kalimat-kalimat tuntutan meluncur deras, hentikan sejenak. Hitunglah, jika kau mampu, berapa juta tetes keringat asin yang telah ia peras dari tubuhnya yang letih, hanya demi mengukir masa depan yang lebih baik untukmu.
Sebelum amarah menguasai, tataplah lekat-lekat manik matanya. Mungkin, tanpa kau sadari, mata itu telah menumpahkan begitu banyak air mata diam-diam, mengalir deras di tengah malam yang sunyi, hanya demi membayangkan senyum bahagia yang akan terukir di bibirmu esok hari.
Mengapa Ia Belum Bisa Memenuhi Segalanya?
Ketahuilah, jika hingga detik ini ia belum bisa memenuhi setiap impian dan keinginanmu, itu bukan karena ia tak ingin, bukan karena ia tak peduli. Ini hanyalah tentang keadaan. Sebuah benteng tak kasat mata yang terkadang begitu kokoh, menghalangi langkahnya.
Tidak ada satu pun nahkoda keluarga yang ingin melihat bahtera rumah tangganya karam dalam kesedihan. Setiap kepala keluarga, dengan segenap jiwa, mendambakan kebahagiaan terpancar dari wajah orang-orang yang dicintainya.