22/04/2025
S**a Duka Menjadi Perawat
Penumpukan antrean kendaraan pengangkut hewan ternak yang hendak dikirim ke wilayah Jabodetabek lewat Pelabuhan Gili Mas kembali terulang. Bakan, akibat antrean panjang itu, belasan sapi peternak mati lemas.
Belasan ekor sapi ini dilaporkan mati akibat kelelahan setelah berhari-hari terjebak dalam antrean panjang truk pengangkut. Ratusan sapi lainnya kini dalam kondisi kritis, membuat para peternak yang berasal dari Bima dan Dompu putus asa. Padahal, waktu menuju hari raya Iduladha sudah semakin dekat.
Sampai akhir pekan kemarin, terhitung lebih dari 200 truk pengangkut sapi masih tertahan di pelabuhan dan menunggu kepastian keberangkatan. Pasalnya, penyebrangan hanya mengandalkan satu unit kapal besar dengan kapasitas terbatas, yang hanya mampu menampung sekitar 50 truk. Sedangkan jadwal keberangkatan masih tidak menentu, bahkan kadang tiga hari sekali lantaran harus melalui rute panjang. Di sisi lain, kapal-kapal kecil dengan kapasitas 17 truk pun tak mampu mengurai kepadatan antrean logistik ternak ini.
Ketua Gabungan Kelompok Petani dan Nelayan Hibrida Indonesia (Gapehani) Kabupaten Bima, Muziburrahman dengan nada pilu mengungkapkan betapa berartinya sapi-sapi tersebut bagi mereka. "Sapi-sapi ini bukan sekadar hewan bagi kami, ini harapan hidup. Kami rawat dengan susah payah, kadang lebih pentingkan beli pakan daripada makan sendiri. Sekarang, semua seperti sia-sia," lirihnya, Minggu (20/04/2025).
Hal ini pun dikhawatirkan bisa menyebabkan kerugian hingga ratusan juta bagi para peternak. "Bayangkan, banyak dari kami punya cicilan bank. Sapi-sapi ini lah harapan untuk bayar hutang, belikan beras, seragam sekolah anak-anak. Sekarang kami hanya bisa menatap sapi-sapi yang lemas, dan sebagian sudah mati," tuturnya