Pacul365

Pacul365 PACUL365 | Rekomendasi Terbaik 2024 🌏 Web Resmi PAGCOR dan PGsoft
(1)

Senyum Palsu Ibu Kos di Tengah Kesepiannya💋 ☕🍻🏧Perkenalkan nama ku Alex, aku masih dalam jenjang kuliah sebagai mahasisw...
06/10/2024

Senyum Palsu Ibu Kos di Tengah Kesepiannya
💋 ☕🍻🏧
Perkenalkan nama ku Alex, aku masih dalam jenjang kuliah sebagai mahasiswa Kedokteran di kota Bandung tahun 2024. Kejadiannya sendiri akan kuceritakan seadanya dan tidak ku pelintir sedikitpun, akan tetapi identitas tokoh dan lokasi aku ubah untuk menghormati privasi mereka yang terlibat.
Menginjak tahun kedua kuliah, Aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan. Setelah berburu yang cukup melelahkan akhirnya Aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah D**o Utara.
Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam. Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada 2 kamar, yang bagian depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama.
Bapak kosku, Om Bima adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Lisa, Tante g*rang yang cukup menarik meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 160 cm dengan perawakan yang sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
Untuk ukuran seorang Tante g*rang dengan 2 anak, tubuh Tante Lisa cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah, Tante Lisa rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran.
Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om Bima agak jarang di rumah. Tapi Tante Lisa cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang sehingga Aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Lisa akhirnya lebih akrab denganku.
Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat. Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Lisa.
“Alex, kamu masih ada kuliah hari ini?”, tanya Tante Lisa suatu hari.
“Enggak tante”
“Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?”
“Oh, bisa tante”
Tante Lisa tampak s*ksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan Honda Jazz Putih milik Tante Lisa. Di sepanjang jalan Tante Lisa banyak mengeluh tentang Om Bima yang semakin jarang di rumah.
“Om Bima itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-mana”
“Yach, sabar aja tante.. itu semua khan demi tante dan anak-anak juga”, kataku mencoba menghibur.
“Ah..Alex, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma materi, tapi juga yang lain. Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om”.
Tiba-tiba tangan Tante Lisa menyentuh p*ha kiriku dengan lembut.
“Biarpun begini, tante juga seorang Tante g*rang yang butuh belaian seorang laki-laki tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli”.
Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Lisa menatapku dengan tersenyum.
Tante Lisa terus mengelus-elus p*haku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Lisa tersinggung atau disangka kurang ajar. Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Lisa tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih s*ksi.
“Lex, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir kamu bisa tolong pijitin tante khan?” katanya sambil menutup pintu mobil.
“Iya sedikit-sedikit bisa tante”, kataku sambil mengangguk.
Aku mulai merasa Tante Lisa menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan aku tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti.
Setelah sampai di rumah, Tante Lisa langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Lisa langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Lisa sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita.
Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias.
“Alex sayang tolong ambilkan handuk d**g” nada suara Tante Lisa mulai manja.
kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Lisa secara langsung.
Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Lisa sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante Lisa keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari d*d* sampai p*ha.
Baru kali ini aku melihat Tante Lisa dalam keadaan seperti ini, aku mulai ter*ngs*ng dan sedikit bengong. Tante Lisa hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya.
“Nah, sekarang kamu pijitin tante ya ini pakai body-lotion” katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur.
Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal K*tang dan Kanc*tnya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Lisa dan mulai memijit daerah punggungnya.
“Tante, bagian mana yang sakit” tanyaku berlagak polos.
“Semuanya sayang semuanya dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho nanti Alex pijit ya” kata Tante Lisa sambil tersenyum nakal.
Aku terus memijit punggung Tante Lisa, sementara itu aku merasakan K*nt*l ku mulai membesar.
Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Lisa dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan meny*tub*hi seorang Tante g*rang. Meskipun demikian dari film-film B*kep yang pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yang harus kuperbuat dan yang paling penting ikuti saja naluri
“Tante sayang, tali k*tang tante Lisa boleh kubuka?” kataku sambil mengelus pundaknya.
Tante Lisa menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Lisa sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku Ng*nt*t dengan tante Lisa.
Setelah tali pembungkus toket tante g*rang Lisa kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah T*ketnya. Dengan hati-hati kuremas-remas T*ket nya ahh lembut dan empuk. Tante Lisa bereaksi, ia mulai ter*ngs*ng dan pandangan matanya menatapku dengan sayu.
Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam c*lana d*lamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pant*tnya selama beberapa saat. Tante Lisa dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar M*m*knya dengan lembut.
Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya aku menyentuh M*m*k Tante g*rang dewasa Perlahan tapi pasti kupelorotkan c*lana d*lam Tante Lisa. Sekarang tubuh Tante Lisa tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun sungguh suatu pemandangan yang indah.
Aku kagum sekaligus ter*ngs*ng. Ingin rasanya segera menancapkan b*tang K*nt*lku ke dalam lubang m*m*k tante. Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku. Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua p*hanya dan kurasakan j*mb*t m*m*k tante yang cukup lebat.
J*ri teng*hku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante Lisa mulai berat, tampaknya dia makin ter*ngs*ng oleh perbuatanku.
“Mmhh Alex kamu nakal ya” katanya.
“Tapi tante s**a khan?”
“Mmhh.. terusin Lex, terusin tante s**a sekali”.
Jariku terus bergerilya di b*lahan M*m*knya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan kl*torisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan.
Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin ter*ngs*ng, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Lisa. Kuk*cup leher Tante Lisa dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya.
Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang s*ksi. T*ket nya cukup berisi dan tampak kencang dengan put*ngnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Lisa pandai merawat tubuhnya.
Diantara kedua p*hanya tampak bulu-bulu kem*luan yang agak basah, entah baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan M*m*knya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini.
Selanjutnya aku tidak mampu menceritakan lagi, pasti pembaca semua sudah tau dan mampu ikut merasakan kenikmatan yang aku alami. Sejak saat itu kami sering melakukannya jika ada kesempatan. Sungguh pengalaman yang luar biasa yang pernah kualami selama kos dirumah tante Lisa.

Warung Kecil, Cerita Besar tentang Pemiliknya💋 ☕🍻🏧Hari yang sangat gerah,pas banget bila ingin tambah gerah sobat baca c...
04/10/2024

Warung Kecil, Cerita Besar tentang Pemiliknya
💋 ☕🍻🏧
Hari yang sangat gerah,pas banget bila ingin tambah gerah sobat baca cerita pendek ini yang paling seru dan asyik alur ceritanya di jamin mengga*rahkan dechhh heeee, singkat cerita Pada waktu itu aku pulang dari kampus sekitar pukul 20:00 karena ada kuliah malam.

Sesampainya di tempat kost, perutku minta diisi. Aku langsung saja pergi ke warung tempat langgananku di depan rumah. Warung itu milik Ibu Sari, umurnya 30 tahun. Dia seorang janda ditinggal mati suaminya dan belum punya anak.

Orangnya cantik dan bodynya bagus. Aku melihat warungnya masih buka tapi kok kelihatannya sudah sepi. Wah, jangan-jangan makanannya sudah habis, aduh bisa mati kelaparan aku nanti. Lalu aku langsung masuk ke dalam warungnya.

“Eee.. Dik Sony, mau makan ya?”
“Eee.. ayam gorengnya masih ada, Tante?”
“Aduhh.. udah habis tuch, ini tinggal kepalanya doang”.

“Waduhh.. bisa makan nasi tok nich”.. kataku memelas.
“Kalau Dik Sony mau, ayo ke rumah tante. Di rumah tante ada persediaan ayam goreng. Dik Sony mau nggak?”
“Terserah Tante aja dech”..

“Tunggu sebentar ya, biar Tante tutup dulu warungnya?”
“Mari saya bantu Tante”.
Lalu setelah menutup warung itu, saya ikut dengannya pergi ke rumahnya yang tidak jauh dari warung itu. Sesampai di rumahnya..

“Dik Sony, tunggu sebentar ya. Oh ya, kalau mau nonton TV nyalakan aja.. ya jangan malu-malu. Tante mau ganti pakaian dulu”..
“Ya Tante”.. jawabku.

Lalu Tante Sari masuk ke kamarnya, terus beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar dengan hanya mengenakan kaos dan celana pendek warna putih. Wow keren, bodynya yang s*xy terpampang di mataku, put*ng s*s*nya yang menyembul dari balik kaosnya itu, betapa besar dan menantang s*s*nya itu.

Kakinya yang panjang dan jenjang, putih dan mulus serta ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia menuju ke dapur, lalu aku meneruskan nonton TV-nya. Setelah beberapa saat.
“Dik.. Dik Sony.. coba kemari sebentar?”

“Ya Tante.. sebentar”.. kataku sambil berlari menuju dapur.
Setelah sampai di pintu dapur.
“Ada apa Tante?” tanyaku.

“E.. Tante cuman mau tanya, Dik Sony s**a bagian mana.. d*d*, sayap atau p*ha?”
“Eee.. bagian p*ha aja, Tante. kataku sambil memandang tubuh Tante Sari yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Tubuhnya begitu indah.

“Dik Sony s**a p*ha ya.. eehhmm”.. katanya sambil menggoreng ayam.
“Ya Tante, soalnya bagian p*ha sangat enak dan gurih”. kataku.
“Aduhh Dik.. tolong Dik.. p*ha Tante gatel.. aduhh.. mungkin ada semut nakal.. aduhh”..

Aku kaget sekaligus bingung, kuperiksa p*ha Tante. Tidak ada apa-apa.
“Nggak ada semutnya kok Tante”.. kataku sambil memandang p*ha putih mulus plus bulu-bulu halus yang membuat pen*sku naik 10%.
“Masak sih, coba kamu gosok-gosok pakai tangan biar gatelnya hilang”. pintanya.

“Baik Tante”.. lalu kugosok-gosok p*hanya dengan tanganku.
Wow, begitu halus, selembut kain sutera dari China.
“Bagaimana Tante, sudah hilang gatelnya?”

“Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Sony pintar dech”.. katanya membuatku jadi tersanjung.
“Sama-sama Tante”.. kataku.
“Oke, ayamnya sudah siap.. sekarang Dik Sony makan dulu. Sementara Tante mau mandi dulu ya”. katanya.
“Baik Tante, terima kasih?” kataku sambil memakan ayam goreng yang lezat itu.

Disaat makan, terlintas di pikiranku tubuh Tante Sari yang tel*nj*ng. Oh, betapa bahagianya mandi berdua dengannya. Aku tidak bisa konsentrasi dengan makanku. Pikiran kotor itu menyergap lagi, dan tak kuasa aku menolaknya. Tante Sari tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi.

Ketika pintu kamar mandi telah tertutup, aku membayangkan bagaimana tangan Tante Sari mengusap lembut seluruh tubuhnya dengan sabun yang wangi, mulai dari wajahnya yang cantik, lalu pipinya yang mulus, bib*rnya yang sensual, lehernya yang jenjang, s*s*nya yang montok, perut dan pusarnya, terus v*ginanya, bok*ngnya yang montok, p*hanya yang putih dan mulus itu.

Aku lalu langsung saja mengambil sebuah kursi agar bisa mengintip lewat kaca di atas pintu itu. Di situ tampak jelas sekali. Tante Sari tampak mulai mengangkat ujung kaosnya ke atas hingga melampaui kepalanya. Tubuhnya tinggal terbalut celana pendek dan B*, itu pun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya.

Dia melepaskan celana pendek yang dikenakannya, dan dia tidak memakai C*. Kemudian dia melepaskan B*-nya dan meloncatlah s*s*nya yang besar itu. Lalu, dengan diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun LUX, lalu tangannya meremas kedua s*s*nya dan berputar-putar di ujungnya.

Kej*nt*nanku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar sekitar 50%. Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Tante Sari meneruskan gosokannya di daerah sel*ngk*ngan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging. Beberapa saat kemudian..

“Ayo, Dik Sony.. masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya nggak dikunci kok!”
Tiba-tiba terdengar suara dari Tante Sari dari dalam. Seruan itu hampir saja membuatku pingsan dan amat sangat mengejutkan.

“Maaf yah Tante. Sony tidak sengaja lho,” sambil pelan-pelan membuka pintu kamar mandi yang memang tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, aku seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan. Tante Sari tersenyum manis sekali dan..

“Ayo sini d**g temani Tante mandi ya, jangan seperti patung gicu?”
“Baik Tante”.. kataku sambil menutup pintu.
“Dik Sony.. bur*ngnya bangun ya?”

“Iya Tante.. ah jadi malu saya.. abis Sony liat Tante tel*nj*ng gini mana harum lagi, jadi n*fsu saya, Tante”..
“Ah nggak pa-pa kok Dik Sony, itu wajar”..
“Dik Sony pernah nges*x belum?”

“Eee.. belum Tante”..
“Jadi, Dik Sony masih perjaka ya, wow ngetop d**g”..
“Akhh.. Tante jadi malu, Sony”.

Waktu itu bentuk celanaku sudah berubah 70%, agak kembung, rupanya Tante Sari juga memperhatikan.
“Dik Sony, burungnya masih bangun ya?”
Aku cuman mengangguk saja, dan diluar dugaanku tiba-tiba Tante Sari mendekat dengan tubuh tel*nj*ngnya mer*ba pen*sku.

“Wow besar juga bur*ngmu, Dik Sony”.. sambil terus dir*ba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan.
“Dik Sony.. boleh d**g Tante liat bur*ngnya?” belum sempat aku menjawab, Tante Sari sudah menarik ke bawah celana pendekku, praktis tinggal C*-ku yang tertinggal plus kaos T-shirtku.

“Oh.. besar sekali dan sampe keluar gini, Dik Sony”. kata Tante sambil mengoc*k pen*sku, nikmat sekali dikoc*k Tante Sari dengan tangannya yang halus mulus dan putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, pen*sku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah d*d*nya yang montok dan besar itu.

“Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough”.. desahku sambil bersandar di dinding. Setelah itu, Tante Sari memasukkan pen*sku ke bib*rnya, dengan buasnya dia mengeluar-masukkan pen*sku di mulutnya sambil sekali-kali menyed*t, kadang-kadang juga dia menj*lat dan menyed*t habis 2 telur kembarku.

Aku kaget, tiba-tiba Tante Sari menghentikan kegiatannya. Dia pegangi pen*sku sambil berjalan ke arah bak mandi, lalu Tante Sari nungg*ng membelakangiku, sebongkah pant*t terpampang jelas di depanku.
“Dik Sony.. berbuatlah ses**amu.. kerjain Tante ya?!”

Aku melihat pemandangan yang begitu indah, v*gina dengan bulu halus yang tidak terlalu lebat. Lalu langsung saja kusosor v*ginanya yang harum dan ada lend*r asin yang begitu banyak keluar dari v*ginanya. Kulahap dengan rakus v*gina Tante Sari, aku mainkan li*dahku di kl*torisnya, sesekali kumasukkan l*dahku ke lubang v*ginanya.

“Ough Sonn.. ough.. desah Tante Sari sambil meremas-remas s*s*nya”. “Terus Son.. Sonn..”
Aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu kumasukkan l*dahku ke dalam v*ginanya ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.

Kemudian Tante Sari tidur terlentang di lantai dengan kedua p*ha ditekuk ke atas.
“Ayo Dik Sony.. Tante udah nggak tahan.. mana bur*ngmu Son?”
“Tante udah nggak tahan ya?” kataku sambil melihat pemandangan demikian menantang,

v*ginanya dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung menanc*pkan pen*sku di bib*r v*ginanya.
“Aoghh”.. teriak Tante Sari.
“Kenapa Tante..?” tanyaku kaget.

“Nggak.. Nggak apa-apa kok Son.. teruskan.. teruskan”..
Aku masukkan kepala pen*sku di v*ginanya.
“Sempit sekali Tante.. sempit sekali Tante?”
“Nggak pa-pa Son.. terus aja.. soalnya udah lama sich Tante nggak ginian.. ntar juga enak kok”..

Yah, aku paksa sedikit demi sedikit, baru setengah dari pen*sku amblas. Tante Sari sudah seperti cacing kepanasan menggelepar kesana kemari.
“Ough.. Son.. ouh.. Son.. enak Son.. terus Son.. oughh”.. d*sah Tante Sari,
Begitu juga aku walaupun pen*sku masuk ke v*ginanya cuman setengah tapi kemp*tannya sungguh luar biasa, nikmat sekali.

Semakin lama gerakanku semakin cepat, kali ini pen*sku sudah amblas dimakan v*gina Tante Sari. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Sari. Tiba-tiba Tante Sari terduduk sambil memelukku dan mencakarku.
“Oughh Son.. ough.. luar biasa.. oughh.. Sonn”.. katanya sambil merem melek.

“Kayaknya aku mau orgasme.. ough”.. pen*sku tetap menancap di v*gina Tante Sari.
“Dik Sony udah mau keluar ya?”
Aku menggeleng, kemudian Tante Sari terlentang kembali.

Aku seperti kes*tanan menggerakkan badanku maju mundur, aku melirik s*s*nya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk, kuc*um put*ngnya yang coklat kemerahan. Tante Sari semakin mendesah, “Ough.. Sonn”.. tiba-tiba Tante Sari memelukku sedikit agak mencakar punggungku. “Oughh.. Sonn.. aku keluar lagi”..

V*ginanya kurasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin kerasa. Aku dibuat terbang rasanya. Ah, rasanya aku sudah mau keluar. Sambil terus goyang, kutanya Tante Sari.
“Tante.. aku keluarin di mana Tante..? Di dalam boleh nggak..?”
“Terseraahh.. Soonn”.. d*sah Tante Sari.

Kupercepat gerakanku, bur*ngku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh pen*sku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya kumuntahkan laharku dalam v*gina Tante Sari, masih kugerakkan badanku dan rupanya Tante Sari org*sme kembali lalu dia g*git d*d*ku,

“Oughh.. Dik Sony.. Sonn.. kamu memang hebat”..
Aku kembali mangenakann C*-ku serta celana pendekku. Sementara Tante Sari masih tetap tel*nj*ng, terlentang di lantai.

“Dik Sony.. kalo mau beli makan malam, lagi yah.. jam-jam sekian aja ya”.. kata Tante Sari menggodaku sambil memainkan put*ng dan kl*torisnya yang masih nampak bengkak.
“Tante ingin Dik Sony sering makan di rumah Tante ya”.. kata Tante Sari sambil tersenyum genit.

Kemudian aku pulang, aku jadi tertawa sendiri karena kejadian tadi. Ya gimana tidak ketawa cuma gara-gara Ayam Goreng aku bisa menikmati indahnya berc*nta dengan Tante Sari. Dunia ini memang indah.

23/06/2024
23/06/2024
💎 WEB RESMI DARI PAGCOR DAN PGSOFT 💎🔍 Cari Di Google : PACUL365 🔍⚡️ Akun VIP Anti Boncos⚡️💎 Min Dpo Cuma 10k 💎💯 MENANG B...
06/03/2024

💎 WEB RESMI DARI PAGCOR DAN PGSOFT 💎
🔍 Cari Di Google : PACUL365 🔍
⚡️ Akun VIP Anti Boncos⚡️
💎 Min Dpo Cuma 10k 💎
💯 MENANG BERAPAPUN DI BAYAR LUNAS 💯

Address

Jakarta

Telephone

+6282113504993

Website

https://heylink.me/AkunSaktiPacul365/

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pacul365 posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Pacul365:

Share