Dian Dharma Book Club

Dian Dharma Book Club Penerbit buddhis | Diandharma.com | Twitter: | [email protected] |
Telp & Fak Dian Dharma memberikan pelayan bagi para sahabat dalam:

1.

Penerbitan Material Baru. Dengan didukung oleh para donatur, kami menerbitkan material baru baik buku atau non buku dengan seleksi dan editing oleh anggota Sangha.

2. Penerbitan Ulang. Dengan didukung oleh para donatur, kami melakukan penerbitan ulang baik buku atau non buku berdasarkan karena tingginya permintaan.

3. Pelimpahan jasa. Adalah program untuk melakukan kebajikan atas nama seseorang

yang terkasih baik sebagai hadiah atau sebagai rasa Bakti bagi orang yang meninggal dunia. Bisa dilakukan perorangan atau bersama-sama. Janganlah kamu meremehkan bahwa 'Kebajikan tidak akan berakibat sesuatu padaku'. Bahkan tembayan pun akan terisi penuh oleh air yang jatuh menetes. Demikianlah Orang bijak memenuhi dirinya dengan kebajikan yang terkumpul sedikit demi sedikit (Dhammapada 122).

---------------------------------------------
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi kami,
Penerbit Dian Dharma
Jl. Mangga I blok F No. 15,
Duri Kepa - Jakarta Barat 11510
Telp: (021) 5674104
Fax : (021) 5674104
HP : 0852 1519 9777
Web : www.diandharma.com
Email: [email protected]
Twitter :

13/11/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Sadar-Penuh

Sadar-penuh adalah faktor penting dalam praktik menuju pembebasan, karena memungkinkan kita memantau dan mengarahkan tubuh, ucapan, serta pikiran agar selaras dengan tujuan spiritual kita. Dengan sadar-penuh, kita mengenali tindakan, kata, dan pikiran yang bermanfaat maupun yang merugikan, lalu menerapkan kebijaksanaan untuk memperbaikinya. Melatih kesadaran terhadap ucapan sangat penting, karena ucapan memiliki kekuatan besar untuk membawa manfaat atau kerusakan. Dengan menyadari apa, mengapa, dan bagaimana kita berbicara, serta menjaga motivasi agar selalu memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sadar-penuh kita akan tumbuh dan menuntun kita langkah demi langkah menuju kebijaksanaan, kedamaian, dan pencerahan.

-Venerable Thubten Chodron-

12/11/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Menangkal Hal-Hal Negatif

Ketika kita melakukan hal yang kita tahu tidak baik namun sulit berhenti, penting untuk melihat ke dalam diri dengan kebijaksanaan, bukan rasa bersalah. Kita perlu merenungkan dampak jangka panjang dari tindakan itu bagi diri sendiri dan orang lain, serta menilai motivasi di baliknya—apakah benar membawa kedamaian atau justru menambah penderitaan batin. Dengan menyadari bahwa perilaku tersebut tidak sejalan dengan tujuan spiritual kita, kita dapat perlahan melepaskannya tanpa penolakan atau pembenaran, melainkan melalui pemahaman mendalam dan tekad tulus untuk berubah demi kebahagiaan dan pembebasan sejati.

-Venerable Thubten Chodron-

11/11/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Kesalingtergantungan Kita dengan Orang Lain

Kemunculan yang saling bergantung dalam ajaran Buddha menggambarkan bahwa segala sesuatu terus berubah dan saling memengaruhi; tidak ada yang berdiri sendiri. Pikiran, ucapan, dan tindakan kita berdampak pada orang lain, sebagaimana mereka juga memengaruhi kita. Karena itu, penting menumbuhkan cinta kasih dan welas asih agar kontribusi kita pada dunia menjadi positif, tanpa bergantung pada hasil yang berada di luar kendali kita. Dengan motivasi yang baik dan bijaksana, kita dapat hidup lebih damai, berinteraksi dengan penuh kebaikan, serta memberikan manfaat nyata bagi diri sendiri dan makhluk lain.

-Venerable Thubten Chodron-

03/11/2025

yuk kunjungi website diandharma.org untuk memulai journey kamu dalam menemukan kebahagiaan dsn ketenangan lewat ebook Buddhist🤍🙏🏻✨

25/10/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Tiga Ketidakbajikan melalui Tubuh

Tiga ketidakbajikan tubuh adalah membunuh, mencuri, dan perilaku seksual yang tidak bijaksana. Membunuh, termasuk meminta orang lain melakukannya atau bers**acita atas kematian makhluk lain, menimbulkan karma negatif yang berat. Mencuri mencakup mengambil apa pun yang tidak diberikan, seperti menahan pinjaman, menipu, atau menggunakan milik orang lain tanpa izin. Perilaku seksual tidak bijaksana meliputi hubungan dengan pasangan orang lain atau tindakan yang merugikan secara fisik maupun mental. Sebagai gantinya, kita perlu melindungi kehidupan, menghormati hak milik orang lain, dan menggunakan seksualitas dengan welas asih dan tanggung jawab. Dengan merenungkan motif dan akibat dari tindakan kita, kita dapat memahami pikiran yang mendorongnya dan menumbuhkan kebijaksanaan agar tidak mengulanginya.


-Venerable Thubten Chodron-

25/10/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Karma

Karma berarti tindakan dan dampaknya, yaitu dimensi etis dari perbuatan kita yang menentukan hasil bahagia atau menderita. Buddha tidak menciptakan hukum karma, melainkan mengamati bahwa tindakan konstruktif membawa kebahagiaan dan tindakan destruktif membawa penderitaan. Ada empat atribut karma: pertama, hasil positif muncul dari tindakan bajik dan hasil negatif dari tindakan merusak; kedua, sebab kecil dapat menghasilkan akibat besar; ketiga, tanpa menciptakan sebab, kita tidak akan memperoleh hasil; dan keempat, setiap karma pasti berbuah kecuali dibersihkan melalui purifikasi. Memahami prinsip ini membantu kita berhati-hati dalam bertindak, tekun berbuat baik, serta menjaga pikiran agar tidak merusak buah karma positif dengan kemarahan atau pandangan salah.

-Venerable Thubten Chodron-

24/10/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Tempat yang Tenang

Kadang kita baru menyadari betapa bisingnya pikiran ketika tiba-tiba keheningan di sekitar membuat obrolan batin terasa kontras. Semua percakapan mental itu—“saya s**a ini, tidak s**a itu, kenapa dia begitu”—adalah konseptualisasi negatif yang membuat pikiran stres dan membuang waktu. Dengan belajar menyadari dan menghentikan obrolan batin itu, lalu kembali ke ruang hening di dalam diri, kita menjadi lebih damai, fokus, dan memungkinkan Dharma tumbuh di hati, sehingga hidup pun berjalan lebih tenang dan tidak mudah terusik.

-Venerable Thubten Chodron-

23/10/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Proliferasi

Di Thailand, penulis menemukan istilah *proliferasi* yang menggambarkan dengan tepat cara pikiran bekerja seperti gelembung sabun yang terus berkembang tanpa henti. Satu komentar atau pandangan kecil dari orang lain dapat memicu pikiran untuk menciptakan berbagai cerita, harapan, dan ketakutan yang saling menumpuk hingga membentuk realitas semu yang menjerat diri sendiri. Dengan menyadari bahwa pikiran sedang “berproliferasi”, kita dapat menekan tombol berhenti dan menghentikan arus pikiran berlebihan itu, menyadari bahwa semua itu hanyalah ciptaan pikiran sendiri yang tidak perlu diikuti.

-Venerable Thubten Chodron-

22/10/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Upaya Konsisten

Praktik Dharma adalah jalan sejati menuju kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain, namun memerlukan kesabaran dan upaya yang konsisten karena pikiran kita telah lama dipenuhi kekotoran batin. Dengan sikap jangka panjang, kita berusaha menciptakan sebab-sebab kebahagiaan dan menyingkirkan sebab-sebab penderitaan. Penting untuk memelihara semangat gembira dalam latihan dengan mengingat manfaat pencerahan dan penderitaan samsara, sehingga kita tetap bertekad menapaki jalan ini meski memerlukan waktu lama, karena sadar bahwa ini adalah perjalanan paling berharga bagi diri sendiri dan semua makhluk.

-Venerable Thubten Chodron-

21/10/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Tak Ada yang “Nyata”

Kita sering melihat dunia dan diri sendiri seolah semuanya nyata dan konkret, padahal semua itu hanya ada karena pelabelan pikiran. Pikiranlah yang membentuk konsep, memberi makna, dan bereaksi terhadap makna yang diciptakannya. Segala sesuatu memang tampak ada secara nominal, namun bukan sebagai entitas objektif di luar diri. Ketika kita menyadari bahwa tidak ada hal nyata yang perlu dipertahankan atau diperangi, pikiran menjadi lebih tenang, dan kita pun dapat melangkah maju di jalan spiritual serta memberi manfaat lebih besar bagi makhluk lain.

-Venerable Thubten Chodron-

20/10/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Sama

Setiap pagi kita duduk di meja sarapan dengan situasi luar yang sama, namun suasana hati kita berubah-ubah—kadang bahagia, kesal, bersemangat, atau sedih. Perubahan ini menunjukkan bahwa pengalaman hidup kita tidak ditentukan oleh keadaan luar, melainkan oleh pikiran dan cara kita menafsirkan peristiwa. Seperti yang dikatakan Lama Zopa, “Realitas ada di ujung pikiran,” karena apa yang kita pikirkan membentuk emosi dan reaksi kita. Maka, suasana hati adalah tanggung jawab kita sendiri—tergantung pada apakah kita melihat sesuatu dari sudut pandang ego dan keinginan sesaat, atau dari pandangan Dharma yang luas untuk memberi manfaat bagi diri dan orang lain.

-Venerable Thubten Chodron-

19/10/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Egoisme

Sebagian besar hidup kita dihabiskan dengan memikirkan diri sendiri—apakah kita diterima, dihargai, atau diakui oleh orang lain—sehingga kita terus bersaing, sombong, dan cemburu. Semua kekacauan batin ini berakar pada konsep palsu tentang “saya” yang kita anggap sebagai pusat alam semesta. Untuk keluar dari jerat itu, kita perlu menyadari bahwa “saya” yang kita lindungi sebenarnya tidak benar-benar ada, dan rasa berharga tidak datang dari pengakuan orang lain, melainkan dari keyakinan pada sifat dasar Buddha dalam diri kita—potensi bawaan untuk tercerahkan sepenuhnya. Dengan memahami hal ini, kita dapat berhenti terobsesi pada diri sendiri, membuka hati, peduli pada orang lain, dan menemukan kedamaian sejati dalam pikiran.

-Venerable Thubten Chodron-

Address

Jalan Mangga I Blok F No. 15 Duri Kepa, Tanjung Duren Barat
Jakarta
11510

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Dian Dharma Book Club posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Dian Dharma Book Club:

Share

Category