Dian Dharma Book Club

Dian Dharma Book Club Penerbit buddhis | Diandharma.com | Twitter: | [email protected] |
Telp & Fak Dian Dharma memberikan pelayan bagi para sahabat dalam:

1.

Penerbitan Material Baru. Dengan didukung oleh para donatur, kami menerbitkan material baru baik buku atau non buku dengan seleksi dan editing oleh anggota Sangha.

2. Penerbitan Ulang. Dengan didukung oleh para donatur, kami melakukan penerbitan ulang baik buku atau non buku berdasarkan karena tingginya permintaan.

3. Pelimpahan jasa. Adalah program untuk melakukan kebajikan atas nama seseorang

yang terkasih baik sebagai hadiah atau sebagai rasa Bakti bagi orang yang meninggal dunia. Bisa dilakukan perorangan atau bersama-sama. Janganlah kamu meremehkan bahwa 'Kebajikan tidak akan berakibat sesuatu padaku'. Bahkan tembayan pun akan terisi penuh oleh air yang jatuh menetes. Demikianlah Orang bijak memenuhi dirinya dengan kebajikan yang terkumpul sedikit demi sedikit (Dhammapada 122).

---------------------------------------------
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi kami,
Penerbit Dian Dharma
Jl. Mangga I blok F No. 15,
Duri Kepa - Jakarta Barat 11510
Telp: (021) 5674104
Fax : (021) 5674104
HP : 0852 1519 9777
Web : www.diandharma.com
Email: [email protected]
Twitter :

26/09/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Mendorong Perilaku Etis

Kita semua pernah berbuat salah, namun yang terpenting bukan siapa yang memulainya, melainkan bagaimana kita merespons dan bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri. Menyalahkan orang lain hanya membuat kita menjadi korban tanpa kehendak bebas, sementara penyesalan sejati memungkinkan kita memperbaiki kesalahan melalui permintaan maaf, perilaku baik, dan pemulihan hubungan, tanpa harus menunggu orang lain meminta maaf. Berbeda dengan rasa malu yang membuat kita menjauh dan terjebak dalam konsep keliru, penyesalan bersifat menyembuhkan karena membuka jalan bagi pertobatan, empati, dan purifikasi, misalnya melalui praktik Vajrasattva, yang menegaskan bahwa kesalahan tidak menjadikan kita orang buruk, melainkan kesempatan untuk belajar, membersihkan diri, dan melepaskan beban.

-Venerable Thubten Chodron-

25/09/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Mengidentifikasi Objek Penyangkalan

Mengidentifikasi objek yang harus disangkal dalam meditasi kekosongan sulit karena kecenderungan melihat segala sesuatu, terutama diri sendiri, seolah ada secara inheren hadir hampir sepanjang waktu. Lebih mudah mengenali bentuk kasar dari pikiran egois, namun yang lebih halus sering luput dari perhatian. Saat menghadapi situasi yang mengganggu, alih-alih menyalahkan orang lain, kita bisa berhenti sejenak dan bertanya, “Bagaimana konsep diri saya muncul saat ini? Di mana objek untuk disangkal?” Dengan begitu, bahkan hal sepele, seperti perbedaan cara menaruh serpihan kayu, bisa menjadi kesempatan untuk mengenali kemunculan diri yang keliru.

-Venerable Thubten Chodron-

24/09/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Mengubah Perspektif

Keindahan, ketidaknyamanan, kebahagiaan, atau penderitaan tidak melekat pada objek itu sendiri, melainkan muncul bergantung pada kondisi dan pikiran kita. Sesuatu tampak diinginkan dalam satu situasi, namun bisa menjadi tidak diinginkan ketika keadaan berubah. Hubungan, pengalaman, dan objek selalu bersifat saling bergantungan serta tidak tetap, seperti contoh bunyi mesin konstruksi yang bisa terasa menyenangkan atau mengganggu tergantung konteks dan suasana hati. Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu kosong dari eksistensi sejati dan tidak ada yang muncul dari sisinya sendiri.

-Venerable Thubten Chodron-

23/09/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Makhluk dengan Kebiasaan dan Beradaptasi terhadap Perubahan

Segalanya selalu berubah, namun sebagai makhluk kebiasaan kita sering sulit beradaptasi, terutama saat perubahan yang tidak kita inginkan terjadi. Reaksi kita biasanya ditentukan oleh keinginan dan ekspektasi, sehingga perubahan terasa mengejutkan atau menyakitkan. Dengan melepaskan prasangka serta berlatih meditasi tentang ketidakkekalan dan kematian, kita bisa lebih fleksibel menerima kenyataan apa adanya dan belajar menyesuaikan diri tanpa terlalu terikat pada rencana atau harapan pribadi.

-Venerable Thubten Chodron-

22/09/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Meninggalkan Keakuan dan Membantu Masyarakat

Sebagai praktisi Dharma, kita semua berawal dari ajaran yang sama, namun seiring waktu tiap orang tertarik pada praktik berbeda sesuai karma dan bakat masing-masing. Inilah keistimewaan ajaran Buddha, khususnya tradisi Mahayana, yang menekankan manfaat bagi semua makhluk dan memberi ruang bagi beragam jalan praktik, baik melalui pelayanan sosial, medis, maupun dukungan pada wihara. Kehidupan praktisi Buddha pun bisa berkembang dalam berbagai bentuk, baik awam maupun monastik, dan pandangan tiap budaya berbeda, misalnya soal peran politik para biksu. Karena itu, tidak ada satu cara yang cocok untuk semua, melainkan banyak jalan yang sah menuju praktik Dharma.

-Venerable Thubten Chodron-

21/09/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Kebaikan dan Pikiran yang S**a Mengkritik

Kebaikan dihargai di mana pun, namun sering terhalang oleh pikiran yang s**a mengkritik dan menghakimi, yang hanya mengganggu kedamaian batin dan menghalangi kita berbuat baik. Refleksi tentang ketidakkekalan dan kematian membantu meredam kecenderungan itu, karena dari sudut pandang akhir hidup, penilaian dan keluhan tampak tidak berguna. Menyadari cepatnya perubahan membuat kita enggan membuang waktu pada prasangka, sehingga pikiran lebih tenang dan kebaikan hati lebih mudah muncul.

-Venerable Thubten Chodron-

19/09/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Daun Kucing dan Kenikmatan Indra Manusia

Sebuah pengalaman sederhana melihat kucing mengejar titik laser mengajarkan bahwa kenikmatan indra mirip ilusi—tidak memberi kebahagiaan sejati dan tak pernah bisa benar-benar digenggam—namun pikiran kita mudah terpikat dan terus mengejarnya, entah berupa orang, makanan, atau benda lain; kesadaran ini mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam pengejaran sia-sia, melainkan hidup sebagai manusia yang mencari kebahagiaan lebih mendalam dan tahan lama.

-Venerable Thubten Chodron-

17/09/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Menciptakan Kekayaan

Kemiskinan sejati bukan hanya soal kekurangan materi, tetapi juga rasa miskin dalam cinta, perhatian, dan penerimaan; penyebabnya sering berasal dari rasa takut dan sifat pelit. Dharma mengajarkan bahwa kekayaan sejati muncul dari kemurahan hati—dengan memberi, berbagi, dan mendukung guru maupun ajaran, kita menumbuhkan pikiran yang luas dan bebas dari rasa takut. Pengalaman menunjukkan bahwa ketika sikap kita berubah menjadi lebih murah hati, keadaan luar pun ikut berubah, sedangkan sifat pelit justru membawa kesulitan. Karena itu, kemiskinan sejatinya adalah keadaan batin, bukan jumlah barang yang kita miliki.

-Venerable Thubten Chodron-

16/09/2025

365 Mutiara Kebijaksanaan

Hidupkan Hidup Kita

Merenungkan kematian dengan benar bukanlah tenggelam dalam kesedihan atau ketakutan akibat kemelekatan pada hidup dan orang yang kita cintai, melainkan melihatnya dari sudut pandang Dharma: menyadari ketidakkekalan, menghargai singkatnya kesempatan hidup, dan memanfaatkannya untuk mempraktikkan Dharma. Dengan pemahaman ini, kesadaran akan kematian justru membuat hidup lebih bermakna, membebaskan pikiran dari pandangan kekal tentang diri dan orang lain, mengurangi duka, serta memotivasi kita untuk berlatih demi mencapai pembebasan dari samsara.

-Venerable Thubten Chodron-

Address

Jalan Mangga I Blok F No. 15 Duri Kepa, Tanjung Duren Barat
Jakarta
11510

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Dian Dharma Book Club posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Dian Dharma Book Club:

Share

Category