intan

intan Drama pendek đź’Ż
(1)

Seorang WNI bernama Merianti membagikan kisahnya yang memilih merantau ke Australia setelah memutuskan resign dari bank ...
02/07/2025

Seorang WNI bernama Merianti membagikan kisahnya yang memilih merantau ke Australia setelah memutuskan resign dari bank tempatnya bekerja. Lewat unggahannya di akun TikToknya, Merianti mengaku sudah 1,5 tahun berada di Australia untuk mencoba peruntungan dengan mengikuti program WHV (Working Holiday Visa).

Selama di sana, ia sudah mencoba berbagai jenis pekerjaan, dari tukang cuci piring, waitress, bekerja di gudang, pemetik buah, hingga kini jadi penyortir buah di sebuah kebun jeruk. Sebelumnya, wanita lulusan jurusan manajemen di salah satu universitas di Pontianak ini sudah bekerja sebagai customer service di bank selama lima tahun. Merianti kemudian memilih resign dan pindah ke Australia karena dorongan ekonomi.

Selain ingin meningkatkan pendapatan, Merianti juga ingin mencoba hidup di luar zona nyaman dengan mencoba peruntungan hidup di luar negeri. Selama bekerja sebagai penyortir buah, Merianti menerima upah 31,13 dolar Australia (Rp331 ribu). Upah tersebut dibayarkan seminggu atau dua minggu sekali, sehingga semakin banyak jam kerja yang ia lalui maka semakin besar p**a gaji yang diterima.

Kisah yang dibagikan Merianti tersebut menuai banyak respons dari netizen. Banyak yang tergiur dan ingin mencicipi peruntungan yang sama di luar negeri. Meskipun terlihat menggiurkan, namun bukan berarti kehidupan Merianti sebagai pekerja di sana serba enak. Ia membagikan perjuangannya untuk bertahan hidup di Australia.

“Pindah-pindah dari state ke state yang lain demi cari kerja buat perpanjang visa. Pernah nganggur lebih dari dua bulan sampai sempat cidera serius waktu kerja dan nggak bisa kerja berminggu-minggu. Tapi tetap harus bayar tempat tinggal dan groceries. Kebayang nggak sih stresnya? Bahkan saldoku pernah di bawah USD 10,” ungkapnya.

“Kalau ada yang bilang bisa (dapat) Rp1 M pertahun, tahun pertama WHV ku bahkan susah banget buat nabung. Tapi aku percaya tiap orang punya jalan dan keberuntungannya masing-masing,” lanjutnya.

Setelah penemuan tersebut, nelayan melaporkan harta karun itu ke pemerintah. Seluruh artefak kemudian diamankan dan dikl...
02/07/2025

Setelah penemuan tersebut, nelayan melaporkan harta karun itu ke pemerintah. Seluruh artefak kemudian diamankan dan diklaim sebagai milik negara karena termasuk benda arkeologi penting.

Siswa SMK ini Tak Malu Jadi Pemulung Demi Biayai Pendidikannya.Ia bernama Soleh Eko Wibowo, Anak pertama dari tiga bersa...
02/07/2025

Siswa SMK ini Tak Malu Jadi Pemulung Demi Biayai Pendidikannya.

Ia bernama Soleh Eko Wibowo, Anak pertama dari tiga bersaudara, siswa kelas XII jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran, memilih menjadi pemulung demi memenuhi kebutuhan hidup dan membiayai sekolahnya.

Ia perlu mengayuh sepeda sejauh 10 km dari rumah sampai ke sekolah. Sep**ang sekolah Soleh tidak bermain dengan teman-temannya. Ia lebih memilih untuk memulung sampah agar bisa dijual kembali.

Soleh menuju area belakang sekolah untuk mencari barang-barang bekas seperti botol plastik dan gelas minuman ringan.

Dengan sabar, ia memilah sampah satu per satu untuk menemukan barang yang masih bisa dijual. Setelah satu kantong besar penuh, ia mengambil sepeda putih yang merupakan pemberian dari salah satu gurunya, lalu memulai perjalanan p**ang sejauh sekitar 15 kilometer.

Di tengah perjalanan, ia kadang berhenti sejenak untuk memungut gelas plastik yang ditemukannya, kemudian memasukkannya ke dalam wadah yang dibawa.

“Enggak malu, nanti barang-barang bekas ini dikumpulkan di rumah. Kalau sudah banyak, dijual. Biasanya dapat antara Rp15.000 sampai Rp25.000, kadang lebih, kadang kurang,” ujar Soleh.

Tak hanya di hari sekolah, Soleh juga memanfaatkan waktu liburnya untuk memulung. Meski penghasilan dari kegiatan ini tidak besar, bagi Soleh hasil tersebut cukup untuk membantu.

Hasilnya Soleh gunakan untuk kebutuhan belajar dan membantu orang tua membiayai kebutuhan sang adik.

Soleh mengatakan memiliki cita-cita menjadi seorang konten kreator atau animator. “Teman-teman yang punya harapan atau hobi yang ingin dicapai, jangan merasa malu atau putus asa. Berjuang dan semangat itu adalah kunci kesuksesan,” ungkap Soleh

Semangat dan ketekunan Soleh menjadi bukti bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk terus berjuang demi masa depan yang lebih baik.

Pasti kita pernah menjumpai cerita ini di media sosial, atau bahkan di lingkungan sekitar: orang tua yang bingung mau ku...
02/07/2025

Pasti kita pernah menjumpai cerita ini di media sosial, atau bahkan di lingkungan sekitar: orang tua yang bingung mau kuliahkan anak ke mana, lalu muncul pilihan mengejutkan, kuliah di Malaysia. Negara serumpun yang dulu mendatangkan guru dari Indonesia, kini justru menjadi destinasi pendidikan bergengsi yang lebih terjangkau, lebih kompetitif, dan lebih terbuka pada kolaborasi internasional.
Pada tahun 1960-an, Indonesia masih dianggap sebagai pusat pendidikan di Asia Tenggara. Bahkan tercatat dalam sejarah, Malaysia mengimpor ribuan guru dari Indonesia untuk memperkuat sistem pendidikannya yang masih lemah saat itu.

Tapi kini, arah angin berubah total. Malaysia melalui perencanaan yang sistematis dan konsisten berhasil melesat meninggalkan Indonesia. Kuala Lumpur, misalnya, terpilih sebagai kota pelajar terbaik kedua di Asia Tenggara setelah Singapura menurut QS Best Student Cities. Sementara itu, Jakarta bahkan tidak masuk dalam daftar. Universiti Malaya (UM) juga terus naik peringkat di QS World University Rankings dan kini bertengger di posisi 65 dunia. Sebaliknya, Universitas Indonesia (UI) masih tertahan di sekitar peringkat 200-an.

Keunggulan Malaysia tidak hanya tampak dari peringkat, tetapi juga dari strategi kebijakan. Mereka memiliki visi pendidikan jangka panjang melalui Malaysia Education Blueprint 2013–2025. Pemerintahnya fokus meningkatkan kualitas guru, infrastruktur pendidikan, serta konektivitas global. Bahkan banyak universitas asing membuka kampus cabang di Malaysia, seperti Monash dan Nottingham, sebagai bentuk kepercayaan terhadap ekosistem akademiknya.

Di sisi lain, Indonesia masih berkutat dengan masalah klasik: kurikulum yang sering berganti, guru honorer yang belum sejahtera, dan kebijakan pendidikan yang berubah-ubah tergantung menteri. Padahal menurut Prof. Arief Rachman, kebijakan pendidikan seharusnya tidak boleh terlalu politis dan harus bersifat jangka panjang. Tanpa peta jalan yang konsisten, mustahil kualitas pendidikan akan melonjak signifikan.

Ironisnya lagi, dari segi biaya pendidikan, Malaysia justru menawarkan harga yang lebih bersahabat. Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber resmi seperti DetikEdu dan situs EducationOne, biaya kuliah di universitas negeri ternama Malaysia seperti Universiti Malaya atau UTM untuk jurusan teknik berkisar antara 36 juta hingga 43 juta per semester. Bandingkan dengan jalur mandiri kampus negeri Indonesia seperti UI atau ITB yang bisa mencapa 50 juta per semester ditambah uang pangkal belasan hingga puluhan juta rupiah. Di UGM pun, jurusan yang sama menelan biaya 98 juta dengan uang pangkal sekitar 30 juta. Ini artinya, studi S1 di Malaysia tak hanya lebih murah, tapi juga kualitasnya tidak kalah, bahkan bisa dikatakan unggul.

Banyak orang tua dan siswa Indonesia yang kini melirik Malaysia sebagai solusi. Selain kualitas akademik yang meningkat, biaya hidup di Malaysia juga masih terjangkau, sekitar 3–5 juta per bulan, tergantung kota dan gaya hidup. Sebuah keputusan yang realistis ketika biaya kuliah dan hidup di Jakarta atau kota besar lainnya justru makin tinggi tanpa jaminan mutu yang sepadan.

Jika kita telisik lebih dalam, akar masalahnya bukan hanya pada anggaran. Secara nominal, 20% APBN Indonesia memang dialokasikan untuk pendidikan. Tapi pertanyaannya, ke mana dana itu mengalir? Banyak laporan menyebutkan bahwa dana lebih banyak tersedot ke belanja birokrasi dan administrasi, bukan langsung ke gaji guru, pelatihan pengajar, atau riset dan inovasi pembelajaran. Malaysia justru mendistribusikan anggaran mereka lebih strategis, mengembangkan riset, memfasilitasi guru, dan memperkuat institusi pendidikan vokasi.

Malaysia juga telah lama mengadopsi pendekatan pendidikan vokasional dengan serius. Melalui program Technical and Vocational Education and Training (TVET), mereka membangun generasi muda yang siap kerja, siap bersaing, dan memiliki skill praktikal. Program ini didorong secara nasional dan dijalankan dengan dukungan sektor industri. Indonesia masih kalah jauh dalam hal ini. Pendidikan vokasi di tanah air masih dipandang sebelah mata, padahal bisa jadi kunci pengurangan pengangguran pemuda.

Di tengah semua perbandingan itu, fakta paling mencolok justru datang dari hasil Global Talent Competitiveness Index tahun 2023. Malaysia berada di peringkat 33 dunia, jauh di atas Indonesia yang berada di posisi 77. Ini bukan hanya soal angka, ini soal kesiapan sumber daya manusia, soal kualitas masa depan bangsa.
Kita tidak sedang membandingkan untuk menjatuhkan. Sebaliknya, ini adalah cermin. Cermin yang memperlihatkan betapa tertinggalnya kita dari negara yang dulu kita bantu bangun. Ini bukan tentang siapa lebih hebat, tapi siapa yang lebih serius membangun bangsanya lewat pendidikan.

Solusinya? Sudah saatnya Indonesia berhenti hanya bangga dengan masa lalu. Perlu tindakan nyata untuk mengejar ketertinggalan. Kurikulum harus distabilkan, tidak boleh jadi ajang coba-coba tiap ganti pemimpin. Guru harus diberi gaji dan pelatihan layak agar semangat dan kualitas mereka meningkat. Dana pendidikan harus benar-benar digunakan untuk belajar, bukan sekadar belanja birokrasi. Selain itu, kampus Indonesia harus membuka diri terhadap dunia luar, menjalin kerja sama global, dan menjadikan riset sebagai nadi kehidupan akademik.

Lebih dari itu, pemerintah harus mendorong pendidikan vokasi agar tak lagi dianggap kelas dua. Kita butuh lebih banyak teknisi, ahli manufaktur, programmer, dan pekerja terampil lainnya—bukan hanya lulusan sarjana tanpa keahlian praktikal.
Ini bukan mimpi yang mustahil. Kita bisa. Tapi kita butuh keberanian untuk berubah. Butuh pemimpin yang berani memprioritaskan masa depan bangsa daripada sekadar pencitraan jangka pendek. Butuh rakyat yang sadar bahwa pendidikan bukan hanya soal ijazah, tapi soal martabat dan keberdayaan.

Kita sudah terlalu lama bangga menjadi negara besar. Kini waktunya kita membuktikan bahwa kita juga bisa menjadi negara pintar. Jika Malaysia bisa, kenapa kita tidak? Bukan karena kita kurang cerdas, tapi karena kita terlalu sering lalai, dan terlalu lama menunda kemajuan.

Sekarang, mari kita ambil sikap. Kita jangan lagi mengeluh soal mahalnya kuliah di negeri sendiri sambil mengabaikan kualitas. Saatnya menuntut perubahan yang konkret. Ayo kita kawal pendidikan, kita kritik bila perlu, dan kita dukung jika baik. Jangan wariskan pendidikan yang carut-marut ini ke generasi berikutnya. Mari benahi bersama. Demi masa depan yang tidak hanya merdeka secara politik, tapi juga cerdas dan berdaya secara pendidikan.
---


Disclaimer:
Tulisan ini merupakan ulasan sederhana terkait fenomena bisnis atau industri untuk digunakan masyarakat umum sebagai bahan pelajaran atau renungan. Walaupun menggunakan berbagai referensi yang dapat dipercaya, tulisan ini bukan naskah akademik maupun karya jurnalistik.

Huda adalah Seorang petani muda asal Sleman, Yogyakarta, berhasil kembangkan kebun pisang Cavendish seluas 2 hektar deng...
02/07/2025

Huda adalah Seorang petani muda asal Sleman, Yogyakarta, berhasil kembangkan kebun pisang Cavendish seluas 2 hektar dengan strategi unik: sedekah panen pertama.

Keputusan Huda untuk menyumbangkan satu ton pisang ke masjid, panti asuhan, dan tetangga sekitar ternyata membawa berkah luar biasa.
Penjualannya meningkat pesat, bahkan menarik minat pedagang besar yang kini menjadi mitra bisnisnya.

Huda menekankan pentingnya niat yang baik, kesabaran, serta kolaborasi dalam membangun usaha.

Ia aktif menjalin silaturahmi dengan petani lain, belajar teknik pertanian baru, dan terus berinovasi untuk mengatasi tantangan seperti gulma dan hama.

Kisah Huda menjadi inspirasi bagi petani muda lain untuk tetap fokus dan tekun dalam mengembangkan usaha mereka, serta membuktikan bahwa keberhasilan tidak hanya soal kerja keras, tetapi juga keberkahan dari niat yang tulus.

Ketika ratu lebah mati, koloni tak panik. Mereka tak menunggu penyelamat dari luar.Dengan naluri kolektif yang menakjubk...
02/07/2025

Ketika ratu lebah mati, koloni tak panik. Mereka tak menunggu penyelamat dari luar.
Dengan naluri kolektif yang menakjubkan, para lebah pekerja memilih larva biasa, bukan karena gen yang istimewa, tapi karena keputusan bersama.

Larva ini diberi royal jelly: makanan eksklusif penuh protein dan zat aktif. Dalam hitungan hari, tubuhnya berubah. Ovarium aktif. Ukuran membesar. Umur dipanjangkan hingga 20 kali lipat.

Ia tak akan bekerja. Ia akan memberi kehidupan.
Dan semua ini bukan karena ia dilahirkan berbeda, tapi karena ia dipilih dan diberi perhatian penuh.

Di sarang lebah, takdir bukan soal garis keturunan, sang ratu dilahirkan dari krisis, solidaritas, dan harapan.

Kalimantan Barat ternyata menyimpan potensi energi luar biasa yang belum banyak diketahui publik. Berdasarkan dokumen re...
02/07/2025

Kalimantan Barat ternyata menyimpan potensi energi luar biasa yang belum banyak diketahui publik. Berdasarkan dokumen resmi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, wilayah ini memiliki beragam sumber energi seperti tenaga air, biomassa, biogas, batubara, hingga energi nuklir. Ya, Kalbar masuk radar energi nuklir nasional karena adanya kandungan uranium dan thorium yang bisa digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Cadangan uranium ini terletak di Kabupaten Melawi, dengan jumlah yang mencengangkan: 24.112 ton. Angka ini membuka peluang besar bagi Kalbar menjadi pusat energi masa depan Indonesia, tak hanya mengandalkan sumber fosil, tapi juga energi baru dan terbarukan. Pemerintah pusat kini didorong untuk mengkaji lebih lanjut pemanfaatan potensi energi Kalbar demi ketahanan listrik nasional jangka panjang.

Naskah dan Desain : Asep Suherman

tlpln

Sejumlah pengguna jasa Bandara Internasional Lombok mengeluhkan sistem pembayaran parkir yang dinilai janggal dan merugi...
02/07/2025

Sejumlah pengguna jasa Bandara Internasional Lombok mengeluhkan sistem pembayaran parkir yang dinilai janggal dan merugikan. Salah satunya dialami oleh Ahmad Yani, warga Kota Mataram, yang mengaku harus membayar parkir sebesar Rp360 ribu meskipun hanya memarkir mobil kurang dari satu jam.

Yani menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada malam Sabtu (28/6/2025) saat ia dijemput keluarganya di area kedatangan Bandara Lombok. Ia memilih membayar parkir menggunakan sistem QRIS, namun terkejut saat mendapati nominal yang harus dibayar mencapai ratusan ribu.

"Pas saya cek kembali, harusnya saya hanya bayar Rp7.500. Tapi sistem menampilkan tagihan Rp360 ribu. Petugas loketnya juga bingung, katanya ini karena sistem. Saya tanya apakah uang kelebihan bisa dikembalikan, jawabannya harus buat laporan dulu," kata papar Yani.

Yang membuatnya lebih curiga, bukti transaksi QRIS menunjukkan pembayaran dilakukan ke nama merchant "Parkee", yang tidak mencerminkan entitas resmi pengelola parkir di bandara. Alamatnya juga Jakarta Barat. “Ini kok seperti bukan lembaga resmi? Bagaimana kalau yang mengalami ini wisatawan asing?” ujarnya kecewa.

Kondisi itu diperparah oleh antrean kendaraan yang mengular di gerbang keluar parkir, lantaran banyak pengendara gagal transaksi akibat saldo kartu yang dianggap tidak cukup oleh mesin, padahal saldo mencukupi. "Karena itu saya akhirnya pakai QRIS. Tapi ternyata malah begini jadinya,” tambahnya.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Nasruddin, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB. Ia mengaku pernah mengalami tagihan ratusan ribu meski waktu parkir sangat singkat. Setelah peristiwa itu, Nasruddin mengaku enggan lagi menggunakan QRIS untuk membayar parkir di bandara.

"Saya pernah bayar ratusan ribu, padahal hanya parkir sebentar. Karena itu saya sekarang tobat pakai QRIS di sana, saya lebih pilih bayar tunai saja,” ujar Nasruddin, Minggu (29/6/2025). Ia juga mempertanyakan keamanan sistem pembayaran nontunai di area bandara yang seharusnya menerapkan standar ketat. "Nomor QRIS itu bisa saja ditiru kalau tidak dikontrol ketat," katanya.

Kisah guru honorer di Banten yang tinggal di toilet sekolah, gaji sebulan Rp 350 ribu.Nining Suryani (44), guru honorer ...
02/07/2025

Kisah guru honorer di Banten yang tinggal di toilet sekolah, gaji sebulan Rp 350 ribu.

Nining Suryani (44), guru honorer di Pandeglang, Banten, diketahui sudah tinggal di toilet sekolah selama dua tahun terakhir.

Nining yang bekerja sebagai guru honorer di SDN Karyabuana 3 memutuskan tinggal di toilet sekolah bersama suami dan anaknya karena rumah miliknya roboh akibat lapuk.

Ia dan sang suami, Ebi Suhaebi (46), memodifikasi sebagian toilet sekolah hingga akhirnya bisa dijadikan tempat tinggal.

bahkan pihak kepala sekolah juga membantunya membelikan kayu untuk renovasi.

setelah kisahnya viral banyak orang yang turut membantu bu nining dan pak ebi.

Pihak penyelenggara Miss Indonesia langsung mengambil tindakan tegas dengan memulangkan Merince....Jadii kek gini rupany...
01/07/2025

Pihak penyelenggara Miss Indonesia langsung mengambil tindakan tegas dengan memulangkan Merince....
Jadii kek gini rupanya si pendukung rewellll

PT Pertamina (Persero) resmi mengupdate daftar harga BBM terbaru per 1 Juli 2025.Dalam laman resminya, Pertamina resmi m...
01/07/2025

PT Pertamina (Persero) resmi mengupdate daftar harga BBM terbaru per 1 Juli 2025.

Dalam laman resminya, Pertamina resmi menaikkan sejumlah jenis BBM non subsidi di berbagai tempat.

Sementara BBM jenis Pertalite tidak mengalami kenaikan, yakni tetap Rp10.000 per liter.

Sementara Pertamax di mayoritas daerah mengalami kenaikan sebesar Rp400 per liter.

Lalu ada Pertamax Turbo yang naik Rp450 per liter, Dexlite naik Rp590 per liter, dan Pertamax Dex naik Rp450 per liter.

Harga BBM Pertamina per 1 Juli 2025 ini berlaku selama bulan Juli di seluruh SPBU Indonesia.

Berikut daftar harga BBM Pertamina per 1 Juli 2025 di Jakarta:
- Pertamax: Rp12.500 per liter, dari sebelumnya Rp12.100 liter
- Pertamax Turbo: Rp13.500 per liter, dari sebelumnya Rp13.050 per liter
- Pertamax Green: Rp13.250 per liter, dari sebelumnya Rp12.800 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.320 per liter, dari sebelumnya Rp12.740 per liter
- Dexlite: 13.650 per liter, dari sebelumnya Rp13.200 per liter
- Pertamax di Pertashop: Rp12.400 per liter.

Sementara harga Pertalite dan solar subsidi tidak ada perubahan.

Sumber: tribunnews

Address

Jakarta

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when intan posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Category