27/07/2025
THE FANTASTIC FOUR: FIRST STEPS
The Fantastic Four versi MCU kali ini bukan sekadar tentang keluarga, tapi juga soal rasa familiar. Film ini tidak menampilkan origin story secara eksplisit, karena berasumsi penonton sudah mengenal para karakternya dari versi sebelumnya. Kita langsung diperlihatkan pada versi Fantastic Four yang sudah akrab dengan publik, tanpa penjelasan panjang soal awal mula kekuatan mereka.
Berbeda dari film superhero pada umumnya, elemen superpower bukanlah sorotan utama. Fokusnya lebih kepada peran Fantastic Four sebagai simbol harapan dan panutan bagi masyarakat Earth-828. Pendekatan ini membuat film terasa lebih grounded, dan menantang para pemain utama—Pedro Pascal, Vanessa Kirby, Joseph Quinn, dan Ebon Moss-Bacharach—untuk membangun chemistry yang kuat sebagai keluarga. Pedro Pascal tampil meyakinkan sebagai Reed Richards, membawa aura karismatik dan konflik batin yang dalam.
Ancaman besar hadir lewat sosok Galactus yang divisualisasikan sesuai komik—mengerikan dan intimidatif. Meski tak selalu muncul secara langsung, presensinya terasa mengancam sepanjang film. Ketegangan mencapai puncak saat Galactus mengincar anak dari Reed dan Sue, memicu pengejaran seru yang dipandu oleh Silver Surfer versi Shalla-Bal (Julia Garner). Di sinilah kekompakan keluarga dan teknologi mereka diuji, dengan superpower menjadi alat pendukung, bukan fokus utama.
Memang, skala konfliknya kadang terasa terlalu personal dan ruang ceritanya agak terbatas. Namun sebagai film pembuka, The Fantastic Four: First Steps terasa cukup solid. Desain retro-futuristik karya Kasra Farahani memberi identitas visual yang kuat, dan scoring tematik dari Michael Giacchino membawa nuansa vintage yang khas. Beberapa adegan pun memberi penghormatan pada film bertema luar angkasa seperti Apollo 13, Space Cowboys, hingga Interstellar, menambah lapisan menarik bagi penonton yang jeli.